Oleh: H. Rizqi Dzulqornain Al-Batawiy
Setiap pedagang pasti semuanya bercita-cita meraih untung dari dagangannya di samping itu mereka juga tidak kepengen rugi. Banyak pedagang yang gulung tikar, atau boro-boro dapet untung, balik modalpun tidak. Bahkan banyak punya utang, kontrakan nga kebayar, gaji karyawan duitnya kaga gablek, rumah jadi tandonan (jaminan) utang di bank, lantaran omset turun akibat pembeli/ pelanggan pindah ke toko lain atau juga gaya hidup yang berlebihan kaga sembabad (sesuai) dengan pemasukan.
Syekh Muhammad Said Bin Muhammad Salim Babashil (wafat 1330 Hijriyah) rahimahullah seorang ulama besar yang menjadi ahli fatwa di Makkah menyebutkan: Di antara amalan para pedagang untuk Jalbul Rizqi (menarik rizqi) yang diajarkan para ulama dalam kitab-kitab mujarrobat yang telah teruji kemanjurannya adalah menulis surat al-A'raf ayat: 10
Walaqod makkanaakum fii ardhi ja-alalnaa lakum fiihaa ma-aa yisya qoliila maa tasykuruun.
"Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur".
Ditulis di kertas setelah mengerjakan shalat Jum'at tentunya dalam keadaan berwudhu, menghadap qiblat dan tidak berbicara dengan niat melariskan dagangan. Setelah itu kertas yang sudah dituliskan ayat tersebut disimpan di toko atau di rumah yang dijadikan tempat usaha, maka demhan izin Allah Taala rizqi bakal datang dari berbagai penjuru barang dagangan laris dengan untung besar.
Adapun sanad Muttashil (bersambung) kepada imam Muhammad Said Bin Muhammad Salim Bababshil rahimahullah sebagai berikut:
Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 126.






Qobiltu
BalasHapussemoga berkah dan manfaat selalu untuk kita semua