Tidaklah
bijak apabila benda bertuah dengan serta merta diartikan sebagai benda yang
dihuni makhluk halus. Sebagian masyarakat kita memang memiliki pemahaman
demikian. Hal yang perlu dliuruskan dengan menjawab pertanyaan, ”dari manakah
asal muasal kekuatan yang ada di balik benda bertuah..?", Secara awam kita bisa
saja menjawab sumber kekuatan itu dari tuhan. Namun jawaban demikian tentunya
sangat klise apalagi bagi siapapun yang selalu menjunjung tinggi tradisi
ilmiah. Wajarlah kiranya, karena kita memilikii otak dengan kapasitas lebih
besar agar dapat berguna untuk berfikir ilmiah dan bijaksana.
ASAL
KEKUATAN BENDA BERTUAH
Benda
bertuah khususnya ragam kayu bertuah, biasanya kuantitasnya sangat terbatas.
Sesuai dengan hukum keseimbangan alam, semakin tinggi kualitas makhluk,
sebaliknha kuantitasnya semakin kecil. Seperti halnya binatang buas semakin
buas jenis binatang, semakin kecil pula kuantitasnya. Walau tampak
kontradiktif, hal itu sebenarnya merupakan mekanisme untuk mempertahankan
kelangsungan hidup kayu atau binatang itu sendiri maupun kayu dan binatang
lainnya. Misalnya jika jumlah harimau melebihi jumlah hewan yang menjadi
pakannya, maka lama-kelamaan akan banyak harimau yang mati kelaparan dan bisa
mengakibatkan kepunahan. Demikian pula misalnya pohon beringin, semakin banyak
pohon beringin tumbuh di suatu tempat justru akan membuat kepunahan pepohonan
lainnya karena pakan dan energinya mendominasi tumbuhan lainnya. Kepunahannya
bisa diakibatkan oleh evolusi alam maupun ulah manusia. Namun lebih sering ulah
manusia lah yang menyebabkan jenis-jenis tumbuhan dan binatang menjadi punah.
Oleh sebab itu pemanfaatan kayu yang sulit di budidaya atau rentan tejadi
kepunahan harus patuh kepada hukum keseimbangan alam. Pada bagian akhir akan
saya jelaskan mengenai hal ini.
Setiap jenis
kayu memiliki karakter serat dan sel kayu yang berbeda-beda. Membuat sifat
masing-masing jenis kayu juga berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi pula oleh
karakter iklim dan geologi di mana jenis kayu tersebut dapat tumbuh dengan
kualitas paling baik. Sehingga setiap jenis kayu memiliki kegunaan, khasiat,
kelebihan, maupun terdapat kekurangan yang berbeda-beda pula. Sedikit telah
saya singgung di atas soal faktor yang mempengaruhi dayaguna, sifat, karakter
dan kekurangan setiap jenis kayu. Namun semua itu masih dalam dimensi fisik.
Selanjutnya dalam dimensi metafisik atau sesuatu yang ada di balik benda fisik,
yakni dari mana asal-muasal adanya tuah atau daya kekuatan dari berbagai jenis
kayu..? Berikut faktor-faktor yang dapat saya identifikasikan, paling tidak
berguna untuk memberikan penjelasan dari sudut pandang ilmiah.
Faktor Usia
: Berpulang pada rumus bumi bahwa energi bersifat abadi (selama bumi masih
eksis), kehilangan energi hanyalah karena adanya perpindahan materi energi ke
obyek dan mungkin dimensi lainnya saja. Sebaliknya segala macam benda fisik
tidak bersifat abadi, melainkan mengalami kerusakan dan kehancuran.
Ada jenis
benda yang cepat rusak dan ada pula yang berusia sangat lama hingga memakan
waktu jutaan bahkan milyaran tahun. Benda-benda seperti kaca butuh waktu antara
100 hingga 1000 tahun lebih untuk membusuk hingga dikatakan tidak bisa
membusuk. Demikian pula makhluk hidup ada yang berumur sangat pendek hingga
berumur ribuan tahun, termasuk di dalamnya ragam jenis tetumbuhan.
Apapun benda
dan tumbuhan yang ada di planet bumi ini, bersifat menyerap dan memancarkan
energi. Penyerapan energi sebagai in-put dan pemancaran energi sebagai out-put.
Antara in-put dan out-put menjadi mekanisme yang selaras dan seimbang. Terkurasnya
energi hingga terasa lemah dan lemas merupakan peristiwa ketidakseimbangan
antara in-put dengan out-put energi ke dalam tubuh atau tumbuhan.
Hal ini
disebabkan oleh banyak faktor di antaranya penyakit yang menimbulkan gangguan
metabolisme dan gangguan asupan makanan sebagai sumber energi. Secara umum
suatu benda hidup selalu surplus dalam mekanisme in-put dan out-put energi.
Pada tumbuhan, kelebihan energi akan disimpan dan menyatu dengan batang
terutama pada inti batang (Jawa: galih) pohon yang biasanya berwarna lebih tua
dan terletak di lingkaran paling dalam batang pohon.
Bagian luar
kayu terlebih bagian kulit terdiri dari sel-sel muda, sementara itu bagian
dalam merupakan pemadatan dari sel-sel yang lebih tua. Semakin tua umur pohon,
semakin besar lingkaran galih pohon. Semakin besar pula mengakumulasi energi
alam. Akumulasi energi inilah yang mempengaruhi besar-kecilnya tuah suatu
pohon.
Faktor
Karakter Sel. Selain faktor usia, kayu bertuah disebabkan oleh unsur yang
terkandung dalam zat serta sifat-sifat sel pohon. Spesifikasi unsur zat dan
sifat suatu pohon akan menentukan dari mana asal unsur energi yang diserapnya.
Misalnya pohon yang banyak menyerap energi tanah, akan menjadikan pohon
tersebut dapat berfungsi sebagai ground atau bermanfaat sebagai penetralisir
daya listrik positif. Peristiwa ini terjadi misalnya pada pohon Nagasari. Hal
yang sama terjadi pada ragam jenis bebatuan alam. Sehingga kita dapat memahami
bagaimana batu akik dapat memiliki energi yang spesifik dan mempunyai khasiat
yang khusus pula.
Faktor
Lokasi. Pada jenis pohon yang sama, tetapi tumbuh di lokasi yang berbeda akan
dapat menentukan pula perbedaan serapan energi. Hal itu menentukan besar
kecilnya khasiat atau daya kekuatan kayu walaupun ia masih dalam satu jenis.
Bereda lokasi alam tentu berbeda pula pusaran energinya. Lokasi alam yang lebih
besar memancarkan energi memungkinkan untuk menambah besarnya energi yang
terserap pohon yang tumbuh di tempat itu.
Faktor
Spesifik. Faktor ini lebih sulit diidentifikasi karena untuk pembuktian juga
jauh lebih sulit. Yakni karakter pohon yang banyak menyerap energi alam dan
mampu mengikat energi itu dalam waktu yang tidak diketahui batas waktunya atau
relatif permanen. Bahkan pohon yang sudah ditebang pun kayunya masih mampu
menyerap energi alam. Karakternya hampir menyerupai batu alam hanya bedanya
benda ini pernah tumbuh dan hidup dalam waktu yang panjang.
Dapat
disimpulkan bahwa kayu yang memenuhi keempat faktor di atas, yakni berasal dari
pohon yang banyak menyerap energi alam, yang tumbuh di lokasi alam berenergi
besar dan berusia sangat tua, tetapi mampu mengikat energi relatif permanen.
Akan menjadikannya kayu yang berkhasiat super istimewa atau kayu sangat
bertuah, powerfull. Bagi seseorang yang kurang memahami hakekat alam, bisa saja
dengan gegabah menyimpulkan kayu tersebut dihuni oleh jin atau makhluk halus.
Ini pendapat yang konyil sekali. Biasanya pendapat demikian dari orang yang
justru tidak ada kemampuan melihat dan mendeteksi secara metafisis sebuah kayu.
Yang lebih parah pendapat gegabah tersebut diikuti oleh seseroang yang kemudian
dijadikannya sebagai sarana propaganda agama untuk mendiskreditkan orang lain.
Dari berbagai uraian di atas adalah berbagai ragam jenis kayu bertuah yang
berasal dari tanah Nusantara ini. Di antaranya berikut ini :
1.
Kayu Setigi Darat/Kastigi
~Efek
kerejekian
~Keselamatan
~Ketenteraman
Kayu Setigi Darat/Kastigi |
2.
Kayu Setigi Laut/Mentigi/Drini
~Kewibawaan
~Kekuatan
~Anti daya
negatif
3.
Kayu Mentawa/tawa
~Penetral
daya atau getaran negatif
~Penawar
racun gaib
~Sangat bagus
untuk warangka atau sarung keris, tumbak dan lain sebagainya.
Kayu Mentawa |
4.
Kayu Lotrok
~Menyembuhkan
penyakit akibat daya negatif seperti ; santet, tenung, jengges, guna-guna,
pelet, dan lain sebagainya..
~Mempermudah
atau memperlancar bagi wanita yang kesulitan melahirkan anak.
Kayu Lotrok |
5.
Kayu Tengsek
~Kewibawaan
dan kekuatan
~Ditakuti
bangsa lelembut dan binatang buas.
Kayu Tengsek |
6.
Kayu Telasih
~Spesial
pengasihan secara universal
7.
Kayu Kebek/Kebak
~Spesial
membuka jalan dan melancarkan rejeki.
Kayu Kebek/Kebak |
8.
Kayu Pronokuning
~Menjaga
kesehatan
~Obat
penyakit kencing manis
~Anti
sariawan untuk anak kecil.
~Ketentraman
Kayu Pronokuning |
9.
Kayu Boga
~Spesial
untuk memancarkan aura dalam usaha dagang menjadi laris.
10.
Galih Kelor
~Efek
menolak daya atau kekuatan negatif.
11.
Kayu Galih Asem
~Keluhuran
atau kemuliaan
~Ketentraman
~Menajamkan
indera batin.
Galih Pohon Asem Jawa |
12.
Kayu Kalimasada
~Efek
menetralkan segala getaran energi baik positif maupun negatif
~Menambah
kewibawaan dan keselamatan
~Penyedot
dan penetralisir daya kekuatan musuh.
Kayu Kalimosodo |
13.
Kayu Wanyu
~Efek
mendorong ke derajat tinggi.
14.
Kayu Kalampis Hitam
~Spesial
untuk keselamatan secara universal.
15.
Kayu Songgolangit
~Efek
menambah kekuatan jiwa dan raga, lahir dan batin
~Efek
positif mendorong pada kemuliaan.
16.
Kayu Walikukun
~Efek
keselamatan universal.
17.
Kayu Srigading
~Efek
menarik rejeki dan kederajatan.
18.
Kayu Nogosari
~Anti petir
~Meningkatkan
kekuatan lahir dan batin
~Efek
kewibawaan
~Meningkatkan
ketajaman indera batin.
Kayu Nagasari |
19.
Kayu Wide
~Sama dengan
efek kayu tengsek.
20.
Kayu Dewandaru
~Anti daya
negatif
~Keluhuran
dan kemuliaan
~Kederajatan
dan kewibawaan.
Kayu Dewandaru |
21.
Kayu Kengkeng
~Kekuatan
lahir dan batin.
22.
Kayu Santan Brahma
~Sama dengan
kayu pronokuning
~Untuk
menurunkan darah tinggi.
23.
Kayu Gaharu
~Ketentraman
dan kedamaian
~Mengasapi
pusaka
~Merangsang
pamor atau kekuatan benda bertuah
~Pengharum
ruangan dan menabah kerejekian
~Membantu
proses meditasi, samadi, atau tafakur.
24.
Kayu Paku Wojo
~Sama dengan
kayu.
25.
Kayu Galih Johar
~Efek
ketentraman dan keluhuran.
26.
Kayu Munglen/wunglen
~Ketentraman
dan keluhuran.
27.
Kayu Lingga Manik
~Menambah
kekuatan batin
~Menajamkan
indera batin.
28.
Kayu Tayuman
~Mempermudah
terwujudnya suatu harapan.
29.
Kayu Cendana
~Efek
penguat tuah kayu lainnya
~Ketentraman
lahir batin.
30.
Kayu Wigig
~Menambah
kecerdasan pikir
~Kebijaksanaan
dan keteguhan hati.
31.Kayu Liwung
~Keselamatan
tanpa kompromi
~Kemuliaan.
Kayu Liwung |
32.
Kayu Menging
~Efek
kewibawaan
~Anti hama.
33.
Kayu Jati Luwih
~Efek
kederajatan dan aura ketentraman.
34.
Kayu Sisir
~Efek
sebagai penguat tuah kayu lainnya.
35.
Kayu Rampung
~Mempercepat
terwujudnya suatu cita-cita dan harapan.
36.
Kayu Rukun
~Sama dengan
kayu kebak.
37.
Kayu Rau
~Spesial
anti daya negatif.
38.
Kayu Sulastri
~Pengasihan
~Keharmonisan
rumah tangga
~Kehangatan
~Kesetiaan
~Kebahagiaan.
39.
Kayu Songo Wojo
~Spesial
untuk keteguhan dan keselamatan.
40.
Kayu Walik Angin
~Untuk
mengendalikan gerak angin
~Memindahkan
lokasi mendung atau hujan
~Meredakan
angin besar seperti topan dan lesus.
CATATAN
PENTING
Kiranya
perlu untuk saya sampaikan cara pemanfaat berbagai ragam kayu bertuah seperti
di atas bukan dengan cara menebang pohonnya, kecuali roboh oleh peristiwa alam
dan alamiah misalnya usianya sudah terlalu tua atau mengambil dahan yang patah
terkena angin, hujan atau akibat force major. Hindari pemanfaatan kayu yang
diambil dengan cara sengaja menebangnya.
Pemanfaatan
kayu dengan cara menebang pohonnya atau sekedar memotong dahannya biasanya akan
sangat mengurangi atau bahkan menghilangkan samasekali keampuhan khasiat
kayu-kayu tersebut. Bahkan untuk beberapa di antaranya kayu seperti kayu
Nagasari daya kekuatan dan khasiatnya akan pudar kemudian hilang dengan
sendirinya. Hal itu dapat dijelaskan dengan metode keselarasan dan harmonika
antara manusia dengan alam. Manusia tidak bolek merusak alam dengan alasan apapun.
Apalagi
terhadap kayu-kayu bertuah yang biasanya sangat terbatas jumlahnya. Demikian
apa yang dapat saya share kepada sedulur dan seluruh pembaca yang budiman.
Dengan harapan ada sedikit manfaat, menambah khasanah ilmu dan spiritual
khususnya yang ada di Nusantara.
0 komentar:
Posting Komentar