Permisi dewan admin dan warga IKS semua, mohon ijin berbagi amaliyyah barangkali ada yang berminat ingin mengamalkannya maka saya persilahkan, kali ini saya ingin menshare sebuah amaliyyah mengenai tawasul, ada pun amaliyyah tawasul khusus ini maharnya ada 3 tingkat yaitu :
1.Sholat Tahajjud
2.Sholat Tahajjud dan sedekah
3.Sholat Tahajjud dan memelihara 2 anak yatim
Sebelum mengarah ke amaliyahnya baiknya saya cantumkan terlebih dahulu penjelasan mengenai Al wasilah.
AL-WASILAH
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ
وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
carilah WASILAH yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalanNya,
supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al Maa-idah 35).
Para sahabat bertanya
kepada Rasulullah SAW, “Apakah
WASILAH itu..?”
Rasulullah menjawab : “Derajat tertinggi di surga,
yang siapa pun tidak akan memperolehnya, kecuali satu orang saja dan aku
berharap akulah yang memperolehnya.” (HR Ahmad dan Abu Hurairah).
Rasulullah SAW
bersabda : “WASILAH
adalah satu derajat di sisi Allah yang tak ada derajat lagi di atasnya. Maka,
mohonlah kepada Allah agar aku dapat meraih wasilah tersebut.” (HR Muslim).
Ibnu Katsir berkata : “Posisi tertinggi di surga
bernama WASILAH, di sanalah posisi Rasulullah saw.”
Al Qashtalani
meriwayatkan bahwa Imam Malik ketika ditanya kemana menghadap saat berdo’a, ke
kiblat atau ke kubur Rasulullah SAW..?
Maka Imam Malik menjawab:
وَلِمَ
تَصْرِفْ وَجْهَك عَنْهُ وَهُوَ وَسِيلَتُك وَوَسِيلَةُ أَبِيك آدَمَ عَلَيْهِ
السَّلَامُ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَل يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ بَل اسْتَقْبِلْهُ
وَاسْتَشْفِعْ بِهِ فَيُشَفِّعُهُ اللَّهُ
Mengapa
(harus) engkau palingkan wajahmu darinya, sedangkan dia adalah wasilahmu dan
wasilah Adam bapakmu kepada Allah SWT pada hari kiamat..?
Akan
tetapi menghadaplah kepadanya (kubur Nabi), dan mintalah dengannya ( yakni
wasilah kecintaan kepada nabi SAW) maka Allah akan menolong engkau.
Dari Anas Ra bahwasanya Rasulullah bersabda : “Semua para nabi adalah hidup didalam kubur
dan mereka melakukan shalat." (HR. Imam Baihaqi).
Dari Abu Hurairah R.a bahwasanya
Rasulullah bersabda :
مَا
مِنْ اَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إلاَّ رَدَّ اللهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أرُدَّ
عَلَيْهِ السَّلاَمُ
“Setiap
salam yang disampaikan kepadaku oleh seseorang, Allah akan menyampaikan kepada
ruhku agar aku menjawab salam itu”. (HR.Imam
Ahmad bin Hambal dan Abu Dawud).
Dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
لَا
تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قُبُورًا ، وَلَا تَجْعَلُوا قَبْرِي عِيدًا ، وَصَلُّوا
عَلَيَّ ، فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ
“Jangan jadikan rumah kalian sebagai kuburan,
dan jangan jadikan kuburanku sebagai Id, bershalawatlah kepadaku karena
shalawat kalian akan sampai kepadaku dimanapun engkau berada” (Abu Daud, Ahmad, Ath Thabrani).
Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya di antara hari-hari kalian yang
paling utama adalah hari Jum’at. Maka,
perbanyaklah shalawat kepadaku, karena sesungguhnya shalawat kalian disampaikan
kepadaku.”
Para sahabat bertanya : “Bagaimana shalawat kami disampaikan kepadamu
sedang engkau sudah menjadi tulang belulang..?”
Beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi bumi
memakan jasad para nabi.” “sesungguhnya
siapa yang bershalawat kepadaku dengan satu shalawat, maka Allah akan
bershalawat kepada orang itu sepuluh kali, kemudian mintakanlah al-wasilah
untukku kepada Allah, karena sesungguhnya al-wasilah itu adalah satu kedudukan
di surga yang tidak layak dimiliki kecuali untuk salah seorang dari hamba-hamba
Allah, dan aku berharap akulah orang itu, maka barangsiapa yang memintakan
al-wasilah untukku, maka halal lah syafaatku untuknya." (HR. Muslim).
Berikut tata cara amaliyyah bertawasul khusus kepada
Rasulullah, Sholat tahajjud lah terlebih dahulu dan
setelah sholat kemudian baca aurad dibawah ini :
å
Berniat : Nawaitu
taqoruban ilallah ala hadzihin niyyah lillahi ta'ala
å
Membaca sholawat wasilah:
Attahiyyatul mubarokatush sholawatuth thoyyibatulillah, Assalamu alayka ya
ayyuhan nabiyyuw wa rohmatullahi wa barokatuh, Assalamu 'alayna wa ala ibadillahish
sholihin, Asyhadu alaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Allahuhumma
sholli alaa sayyidina Muhammad wa alaa aalii sayyidina Muhammad wa atihil
wasilata wal fadhilah wab'a(st)hu maqomam mahmudal ladzii wa'adtah innaka laa
tukhliful miy'ad. (100 kali).
å
Lalu baca doa tawasulnya:
Allahumma
inni atawajjahu wa atawassalu ilayka bi nabiyyiKa Muhammad nabiyyir Rohmah, Ya
Rasulullah inni tawajjahtu bika ila Robbi fa taqdhi li hajatii (.......), Allahumma
inni as-aluka bi imanii bihi wa bimahabbatihi
fasyaffi'hu fiyya wa syafi'nii fiyhi.
Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku menghadap dan berwasilah kepada-Mu
dengan nabiMu nabi Muhammad, Nabi pembawa Rahmat. Wahai Rasulullah, aku
menghadapkan wajahku kepadamu untuk memohon kepada Tuhanku Maka penuhilah
hajatku......, Ya Allah, Sesungguhnya aku memohon kepadaMu dengan beriman dan
rasa mahabbahku kepadanya maka jadilakan lah beliau yg mensyafa'ati diriku dan
disyafa'ati oleh beliau.
Ketika membaca aurad tawasulnya visualkan makam
Rasulullah atau punya poster makam Rasulullah. Salah
satu manfaat amaliyyah ini bila didawamkan selain mendapat syafaatnya
Rasulullah juga sebagai booster keilmuan lain.
Mahar tingkat
1.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ
نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Dan pada sebagian malam
hari, shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah nawafil bagimu; mudah-mudahan
Tuhanmu mengangkat kamu ke maqom mahmuda (QS. Al-isra : 79).
Sholat tahajud dikatakan
merupakan sebuah amalan nawafil, adapun kaitan mengenai nawafil diberitakan
disebuah hadist qudsi, Dari Abu Hurairah Ra, ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman:
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman:
مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ
آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ
مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ
بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي
يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا
وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ
اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
"Siapa yang memusuhi waliKu maka
sesungguhnya Aku telah menyatakan perang terhadapnya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu ibadah yang
lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan
senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan nawafil
hingga Aku mencintainya. Jika Aku
mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar,
penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia
gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan
jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia
memohon perlindungan kepadaKu pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Al-Bukhari).
Mahar Tingkat 2.
"Hai orang-orang beriman,
apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul. hendaklah kamu
mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang
demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih. Jika kamu tidak memperoleh
(yang akan disedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan
sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul..?" (QS. Al-Mujadilah : 12-13).
Mahar Tingkat 3.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ ضَمَّ يَتِيْمًا بَيْنَ
أَبَوَيْنِ مُسْلِمَيْنِ فِيْ طَعَامِهِ وَ شَرَابِهِ حَتَّى يَسْتَغْنِيَ عَنْهُ
وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
“Barang siapa yang mengikut sertakan seorang
anak yatim diantara dua orang tua yang muslim dalam makan dan minumnya sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” (HR. Abu
Ya’la dan Thabrani).
Rasulullah SAW bersabda:
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِيْ
الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى وَ فَرَجَ بَيْنَهُمَا
شَيْئًا
“Aku dan orang-orang
yang mengasuh anak yatim di Surga seperti ini”, Kemudian beliau memberi isyarat
dengan jari telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya. (HR.
Bukhori).
Di Riwayatkan
dari Abu Darda R.a:
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَجُلٌ يَشْكُوْ قَسْوَةَ قَلْبِهِ, قَالَ : أَتُحِبُّ أَنْ
يَلِيْنَ قَلْبُكَ, وَ تُدْرَكَ حَاجَتُكَ ؟ اِرْحَمِ الْيَتِيْمَ, وَامْسَحْ
رَأْسَهُ, وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ, يَلِنْ قَلْبُكَ, وَتُدْرَكْ حَاجَتُكَ
رَأْسَهُ, وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ, يَلِنْ قَلْبُكَ, وَتُدْرَكْ حَاجَتُكَ
“Ada seorang laki-laki yang datang kepada
nabi SAW mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabi pun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu
terpenuhi..?, Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari
makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR
Thabrani).
Mungkin diantara kita pernah berguru yang
dimana tipikal guru tersebut ketika mengijazahkan sebuah amalan tidak
menjelaskan mengenai kajinya, hanya memerintahkan untuk diamalkan saja
serta memerintahkan agar senantiasa selalu istiqomah dalam mengamalkannya, kita sebagai pemula yang sedang belajar istiqomah bila
tidak mengetahui kaji amalan tersebut pasti akan berat menjalankan sebuah
keistiqomahan atau bila sudah coba mendawamkan sebuah amalan menuju ke
arah keistiqomahan, tapi bila tidak merasakan sebuah sensasi dan
mengalami sebuah fenomena dari amalan yang sedang didawamkannya biasanya
seiring dengan berjalannya waktu maka amalan yang sedang didawamkannya itu akan
terhenti sendiri karena belum merasakan hasilnya, nah amaliyyah tawassul
ini adalah salah satu obatnya utk semua hal itu.
Apakah kita ingin mengetahui tuah khasiat dan
bagaimana kajinya dari sebuah amalan yang sedang dijalaninya, nah
amaliyyah tawassul ini adalah salah satu obatnya untuk semua hal itu.
Dari amaliyyah tawassul ini saya pernah ditemui khodam malaikat dan khodam jin
ayat kamain.
Semoga Bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar