Oleh: Anjen Elwintoro
Dalam Islam sejatinya
sakit itu adalah tanda kasih sayang Allah. Sakit, sebagaimana juga setiap
ujian, bukan menguji ketangguhan dan kemampuan, Sebab sakit Allah beri sudah sesuai
dengan takaran dan daya tahannya. Ia sejatinya menguji kemauan untuk
memberi makna. Tetap berharap pada Allah atau menerima jalan pintas iblis
laknatullah.
Maka bagi dia yang
mampu memberi makna terbaik bagi sakit, insya Allah kemuliaannya diangkat dan
membuat malaikat yang selalu sehat takjub.
=>Sakit itu
dzikrulloh.
Mereka yang menderitanya akan lebih sering dan syahdu menyebut Asma Allah dibanding ketika dalam sehatnya.
Mereka yang menderitanya akan lebih sering dan syahdu menyebut Asma Allah dibanding ketika dalam sehatnya.
=>Sakit itu
istighfar.
Dosa-dosa akan mudah teringat, jika datang sakit. Sehingga lisan terbimbing untuk mohon ampun.
Dosa-dosa akan mudah teringat, jika datang sakit. Sehingga lisan terbimbing untuk mohon ampun.
=>Sakit itu
tauhid.
Bukankah saat sedang hebat rasa sakit, kalimat thoyyibat yang akan terus digetar..?
Bukankah saat sedang hebat rasa sakit, kalimat thoyyibat yang akan terus digetar..?
=>Sakit itu
muhasabah.
Dia yang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri dalam sepi,
menghitung-hitung bekal kembali.
=>Sakit itu jihad.
Dia yang sakit tak boleh menyerah kalah, diwajibkan terus berikhtiar, berjuang demi kesembuhannya di jalan Allah.
Dia yang sakit tak boleh menyerah kalah, diwajibkan terus berikhtiar, berjuang demi kesembuhannya di jalan Allah.
=>Sakit itu ilmu.
Bukankah ketika sakit, dia akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya merawat diri untuk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit.
Bukankah ketika sakit, dia akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya merawat diri untuk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit.
=>Sakit itu
nasihat.
Yang sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri. Yang sehat hibur si sakit agar mau bersabar. Allah cinta dan sayang keduanya.
Yang sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri. Yang sehat hibur si sakit agar mau bersabar. Allah cinta dan sayang keduanya.
=>Sakit itu
silaturrahim.
Saat jenguk, bukankah keluarga, atasan, teman bahkan ikhwah fillah yang jarang datang akhirnya datang membesuk, penuh doa, senyum dan rindu mesra..? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah Islamiyah.
Saat jenguk, bukankah keluarga, atasan, teman bahkan ikhwah fillah yang jarang datang akhirnya datang membesuk, penuh doa, senyum dan rindu mesra..? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah Islamiyah.
=>Sakit itu gugur
dosa.
Barang haram tercelup di tubuh dilarutkan di dunia, anggota badan yang sakit di nyerikan dan dicuciNya.
Barang haram tercelup di tubuh dilarutkan di dunia, anggota badan yang sakit di nyerikan dan dicuciNya.
=>Sakit itu
mustajab doa.
Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh yang sakit.
Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh yang sakit.
=>Sakit itu salah
satu keadaan yang menyulitkan syaitan, di ajak maksiat tak mampu-tak mau,
membiasakan diri menahan hawa nafsu, dosa yang lalu disesali kemudian Insya
Allah di ampuni Allah.
=>Sakit itu
membuat sedikit tertawa dan banyak menangis.
Ini satu sikap keinsyafan yang disukai Nabi dan para makhluk langit.
Ini satu sikap keinsyafan yang disukai Nabi dan para makhluk langit.
=>Sakit
meningkatkan kualitas ibadah.
rukuk-sujud lebih khusyuk, tasbih, istighfar lebih sering, tahiyyat doa jadi lebih lama.
rukuk-sujud lebih khusyuk, tasbih, istighfar lebih sering, tahiyyat doa jadi lebih lama.
=>Sakit itu memperbaiki
akhlak.
Kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu.
Kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu.
Akhirnya sakit
membawa kita untuk selalu ingat mati. Mengingat mati dan bersiap amal untuk
menyambut datangnya kematian yang bisa kapan saja, adalah pendongkrak derajat
ketaqwaan.
Semoga Bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar