Setiap orang akan meninggalkan dunia ini tanpa
terkecuali. Umat Islam sebagai umat Nabi Muhammad SAW diberi keistimewaan tersendiri
dari umat-umat yang lain, karena barakah dari Nabi Muhammad SAW. Kebanyakan,
manusia meninggalkan dunia dengan membawa dosa yang lebih besar jumlahnya dari
pahala yang ia himpun selama hidup di dunia. Sesuai dengan keadilan Allah orang
yang meninggal dengan membawa dosa yang lebih besar dari jumlah pahalanya,
sangat berhak untuk bertempat tinggal di neraka. Akan tetapi bagi umat Islam,
meskipun ia masuk ke liang lahat dengan dosa yang melimpah, ia akan keluar dari
alam kubur dengan membawa maghfirah dari Allah SWT, di mana dengan maghfirah
inilah ia berhak untuk menikmati segala bentuk keindahan dan kenikmatan surga.
Apa yang menjadi penyebab semua ini..?
Rasulullah SAW bersabda:
حَيَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ
وَمَمَاتِيْ خَيْرٌ لَكُمْ
"Hidupku baik untuk kalian dan matiku (juga) baik untuk kalian".
"Hidupku baik untuk kalian dan matiku (juga) baik untuk kalian".
Sisi baik kehidupan Rasulullah SAW bagi umatnya sudah
barang tentu sangat dipahami oleh semua orang. Beliaulah pemberi lentera terang
benderang dalam kegelapan hidup. Beliaulah pembawa syariah universal, rahmat
bagi seluruh penghuni alam. Dengan kehidupan beliaulah manusia mengerti akan
hakikat hidup yang sebenarnya. Pada saat kehidupan Rasulullah, hubungan antara
manusia dan Tuhannya terjalin, menjadikan kehidupan pada saat itu penuh dengan
rahmat Allah, dan tidak keluar jadi jalur-jalur yang semestinya. Hingga kurun
dimana Rasulullah SAW, disebut sebagai kurun terbaik, semenjaka dunia ini
diciptakan hingga ia dihancurkan.
Sisi baik yang diperoleh umat beliau setelah beliau
wafat adalah diperlihatkannya segala amal perbuatan umat Islam di hadapan
beliau. Dengan inilah Rasulullah mengontrol amal umat. Jika umat beliau berbuat
baik, Rasulullah memuji kepada Allah. Namun jika umat beliau berbuat jelek,
Rasulullah memohonkan ampunan bagi umat kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ
حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ
لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ
لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan
malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka
beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya
mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala
sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti
jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
menyala-nyala". (QS. Ghafir: 7).
Inilah keistimewaan Umat Islam yang kedua.
Keisimewaan yang ketiga ialah adanya kemauan umat
Islam yang masih hidup, untuk berdoa memohonkan ampunan bagi saudara-saudara
mereka yang telah mendahului. Allah berfirman:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ
يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا
بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا
إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin
dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan
Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman;
Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."
(QS. Al-Hasyr: 10).
Sumber: Mauidzah Hasanah KH. Maimun Zubair pada
Haul XVII KH. Jauhari Zawawi, 27 Januari 2011
0 komentar:
Posting Komentar