
Silsilah Prabu Siliwangi
Prabu Siliwangi seorang raja besar dari Pakuan Pajajaran
seorang Muslim juga seorang Wali Allah . Putra dari Prabu Anggalarang kerajaan
Gajah dari dinasti Galuh yang berkuasa di Surawisesa atau Kraton Galuh. Pada
masa mudanya dikenal dengan nama Raden Pamanah Rasa. Diasuh oleh Ki Gedeng
Sindangkasih, seorang juru pelabuhan Muara Jati.
Silsilah Prabu Siliwangi sebagai keturunan
ke-12 dari Maharaja Adimulia.
MAHA RAJA ADI MULYA / RATU GALUH
AJAR SUKARESI menikah dengan Dewi Naganingrum / Nyai Ujung Sekarjingga Berputra
:
PRABU CIUNG WANARA Berputra:
SRI RATU PURBA SARI Berputra:
PRABU LINGGA HIANG Berputra:
PRABU LINGGA WESI a Puputra :
PRABU SUSUK TUNGGAL Berputra:
PRABU BANYAK LARANG Berputra:
PRABU BANYAK WANGI Berputra:
PRABU MUNDING KAWATI / PRABU LINGGA
BUANA Berputra:
PRABU WASTU KENCANA ( PRABU NISKALA
WASTU KANCANA ) Berputra:
PRABU ANGGALARANG ( PRABU DEWATA
NISKALA ) menikah dengan Dewi Siti Samboja / Dewi Rengganis Berputra:
SRI BADUGA MAHA RAJA (WALIYULLOH
JAYA DEWATA RADEN PAMANAH RASA) (1459-1521M)
( GELAR : PRABU SILIWANGI )
GADUH ASISTEN MAUNG BODAS TI
BANGSA JIN NGARANA SI TABLO / PRABU GILING WESI SAKTI DI CURUG SAWER TALAGA
MAJALENGKA MAQOM PRABU SILIWANGI DI RANCAMAYA – BOGOR ngaosna ka Syekh Quro
Karawang ( Syekh Hasanuddin bin Yusuf Al-Husainy madzhab Hambaliy,
GURU PRABU SILIWANGI
1. Syekh Quro Karawang ( Syekh
Hasanuddin bin Yusuf bani Al-Husain cucu Nabi SAW. ) dan
2. Syekh Datuk Kahfi Cirebon
yang juga dari bani Al-Husain cucu Nabi Muhammad SAW.
SEKILAS SIROH / RIWAYAT HIDUP
PANGERAN PAMANAH RASA ( PRABU SILIWANGI ) :
Pangeran Pamanah Rasa Menjadi Raja
Di Kerajaan Gajah
Semenjak
abad empat belas setelah Pangeran Anggalarang mengajarkan kembali keilmuannya
untuk mejadi seorang raja, agar bisa memimpin kerajaan dan rakyat-rakyatnya,
dari situ Pangeran Pamanah Rasa di angkat oleh ayahnya pangeran Anggalarang
menjadi raja ke dua dari kerajaan Gajah, yang disebut-sebut kerajaan Gajah itu
simbol atau tanda lambang kerajaan yang di bawa dari adat atau budaya, karena
jika punya kerajaan harus tahu nama kerajaannya.
Pangeran Pamanah
Rasa berkelana, dan mempunyai Macan Putih ( dari bangsa Jin )
Pangeran
Pamanah Rasa ingin mencoba keluar meninggalkan saudara-saudaranya ( yakni Prabu
Rangga Pupukan dan Prabu Jaya Pupukan ) dan rakyat gajah, untuk keluar dari
kerajaan gajah guna mencari ilmu dan mengunjungi kerajaan-kerajaan yang
lain sambil beliau memperkenalkan diri bahwa beliau yang memegang kerajaan
Gajah, Beliau pergi sendiri tidak di kawal oleh satu orang pun padahal
prajurit-prajuritnya banyak yang menawarkan diri agar di kawal, tetapi beliau
tetap pergi sendiri.
Setelah
beliau keluar dari hutan, beliau merasa haus lalu mencari air untuk minum.
Akhirnya Pangeran Pamanah Rasa menemukan air terjun yang besar (air terjun ini
bernama curug sawer di Majalengka). Setelah beliau mendatangi air terjun
tersebut Pangeran Pamanah Rasa kaget karena di sekelilingnya banyak harimau
putih nan besar.
Harimau
Putih tersebut menghampiri Pangeran Pamanah Rasa, sudah hampir sampai tinggal
beberapa langkah lagi Harimau Putih itu mau menerkam Pangeran Pamanah Rasa.
Pangeran Pamanah Rasa memakai keilmuannya membuat gulungan angin besar, dan angin tersebut di bentuk dan dipadukan dengan air terjun yang mengalir menggunakan tenaga dalam ilmu kanuragan, di bentuklah menjadi gulungan angin dan air yang dijadikan senjata untuk melawan Harimau Putih itu ternyata tak ada pengaruhnya bagi harimau putih itu, karena harimau putih itu jelmaan dari jin ifrit, sehingga harimau putih itu menerkam Pangeran Pamanah Rasa dan Pangeran Pamanah Rasa pun menangkisnya dengan gelang timah yang ada di tangannya, sehingga Harimau putih itu pun menjerit kesakitan, dari situlah Pangeran Pamanah Rasa mengetahui kelemahan Harimau putih itu yakni dengan gelang yang terbuat dari Timah.
Pangeran Pamanah Rasa memakai keilmuannya membuat gulungan angin besar, dan angin tersebut di bentuk dan dipadukan dengan air terjun yang mengalir menggunakan tenaga dalam ilmu kanuragan, di bentuklah menjadi gulungan angin dan air yang dijadikan senjata untuk melawan Harimau Putih itu ternyata tak ada pengaruhnya bagi harimau putih itu, karena harimau putih itu jelmaan dari jin ifrit, sehingga harimau putih itu menerkam Pangeran Pamanah Rasa dan Pangeran Pamanah Rasa pun menangkisnya dengan gelang timah yang ada di tangannya, sehingga Harimau putih itu pun menjerit kesakitan, dari situlah Pangeran Pamanah Rasa mengetahui kelemahan Harimau putih itu yakni dengan gelang yang terbuat dari Timah.
Maka
dibukalah 2 gelang timah itu dari kedua tangannya, ketika harimau putih itu mau
menerkam dengan gesitnya Pangeran Pamanah Rasa memasukan gelang dari timah itu
ke kedua tangan Harimau putih itu dan satu gelang lagi ke kedua kaki Harimau
putih itu sehingga dari situlah Harimau Putih pun kalah tak berdaya, menjerit meminta
ampun kepada Pangeran Pamanah Rasa. Dari kejadian itulah Pangeran Pamanah Rasa
mengetahuinya bahwa harimau putih itu bukan harimau biasa karena harimau itu
bisa berbicara seperti manusia, maka Harimau Putih jadi-jadian yang mau
mencelakakan Pangeran Pamanah Rasa itu bertobat, dan ia akan mempertanggung
jawabkan semua perbuatannya yang sudah di lakukan padanya, Sebelum Pangeran
Pamanah Rasa berangkat Harimau Putih jadi-jadian itu memberi pakaian, Karena
pakaian pangeran sobek bekas pertarungan tadi. Pangeran Pamanah Rasa di kasih
pakaian dari kulit harimau oleh Harimau Putih jelmaan dari Jin itu. Harimau
Putih jelmaan dari jin itu merasa kurang cukup apabila hanya memberi pakaian
saja, jadi dia memutuskan untuk mengabdi kepada Pangeran Pamanah Rasa dengan
mendampingi beliau.
Pangeran Pamanah
Rasa kembali ke kerajaan Dengan Mongol Pati
Pangeran
Pamanah Rasa perasaannya tidak tenang, beliau takut ada apa-apa sesuatu yang
buruk menimpa pada kerajaannya.Pangeran Pamanah Rasa menempuh perjalanan dalam
waktu tiga hari untuk sampai ke kerajaan.
Eyang
Jaya Perkasa yang disuruh dan yang dititipi memegang kerajaan mendapatkan surat
dari kerajaan Mongol Pati untuk masalah wilayah, surat dari kerajaan Mongol
Pati, yang isi suratnya mengajak berperang. Eyang Jaya Perkasa menggantikan
Pangeran Pamanah Rasa dikarenakan tiga hari lagi dari kerajaan Mongol Pati mau
nyerang ke kerajaan Gajah. Secara terus menerus berlangsung dengan hebatnya,
saling hantam senjata tajam dan sebagainya. Tidak lama kemudian Harimau Putih jelmaan
dari jin itu mendadak keluar berhamburan entah dari mana datangnya, ada
beberapa Harimau Putih muncul , menyerang prajurit Mongol Pati, tak lama
kemudian prajurit kerajaan Mongol Pati mundur kocar kacir di amuk Harimau
Putih, sebagian lagi mati oleh Harimau Putih.
Siang
itu juga perang selesai, Harimau Putih berjejer menghadap Panglima Eyang Jaya
Perkasa dan prajuritnya. Tak lama kemudian dihadapan Harimau Putih yang
berbaris, Pangeran Pamanah Rasa mendadak ada disamping Harimau Putih yang lebih
besar, dari sana prajurit-prajurit tertunduk nyembah kepada beliau, seketika
Harimau Putih yang berbaris lenyap menghilang, tinggal satu lagi yang disamping
Pangeran Pamanah Rasa.
Mengganti Nama
Kerajaaan Gajah menjadi PAKUAN PEJAJARAN Dan Membuat Simbol Senjata Kujang Yang
Pertama
Pangeran
Pamanah Rasa sudah menghitung nama apa yang baik untuk mengganti nama kerajaan
yang sekarang. Terus beliau mempertimbangkan bersama panglimanya, kata Pangeran
Pamanah Rasa.
Negara
kita Negara sunda, maka kita bisa disebut orang sunda, kemudian sekarang
jamannya sudah agak beda bukan jaman purba lagi, memang sejak dulu kerajaan
Gajah terkenal, berkat Ramahanda saya, yang masih termasuk jaman purba, dengan
simbol Gajah, disatukan jadi simbol kerajaan, datang dari petunjuk yang jadi
kekuatan berdirinya kerajaan Gajah. juga sama.
Negara
ini juga ada nama, yaitu Negara yang kita diami adalah tataran sunda yang
termasuk dari simbolnya yaitu binatang yang paling buas yaitu Harimau sunda
tersebut harus benar-benar dipegang oleh saya, jadi harus dipercepat membuat
barang-barang yang membentuk pisau untuk ciri dari kerajaan sunda sebagai
simbol yang bisa menyimpan kekuatan, buatkan pisau berbentuk Harimau sebanyak
tiga buah.
Pada
waktu itu juga Pangeran Pamanah Rasa menyuruh ke Eyang Jaya Perkasa untuk
membuat senjata, yaitu harus menyimbolkan tataran sunda, senjata sunda yaitu
pisau yang berbentuk Harimau, sebagai awal mula sejarah dibuatnya tiga senjata
yang berbentuk Harimau tiga warna, yaitu kuning, hitam, putih senjata-senjata tersebut
diminta untuk langsung dibuatkan.
Senjata
pertama yang berwarna hitam, dibuat dari batu yang jatuh dari langit yang
sering disebut meteor, yang dibakar oleh Pangeran Pamanah Rasa sendiri,
dibentuk besi yang diperuntukkan untuk membuat senjata tersebut.
Senjata
Kedua dibuat dari air api yang dingin, yang warnanya kuning dibekukan menjadi
besi kuning.
Senjata
ketiga dari besi biasa yang direndam dalam air hujan menjadi putih berkilau.
Barang sudah jadi tinggal namanya, semalam penuh Pangeran Pamanah Rasa memikirkan nama untuk barang itu, tepat ayam berkokok tepat ditemukan nama untuk ketiga barang tersebut, yaitu dengan bahasa sandi, bahasa itu sangat tepat untuk barang senjata yang sudah jadi, yaitu namanya KUJANG, dikarenakan barangnya ada tiga, beda beda warna tapi bentuknya sama disebut jadi KUJANG TIGA SERANGKAI, YANG ARTINYA BEDA-BEDA TAPI TETAP SAMA atau nama yang beda warna tapi berkaitan, dikarenakan bentuknya sama, Pangeran Pamanah Rasa bicara lagi,
Barang sudah jadi tinggal namanya, semalam penuh Pangeran Pamanah Rasa memikirkan nama untuk barang itu, tepat ayam berkokok tepat ditemukan nama untuk ketiga barang tersebut, yaitu dengan bahasa sandi, bahasa itu sangat tepat untuk barang senjata yang sudah jadi, yaitu namanya KUJANG, dikarenakan barangnya ada tiga, beda beda warna tapi bentuknya sama disebut jadi KUJANG TIGA SERANGKAI, YANG ARTINYA BEDA-BEDA TAPI TETAP SAMA atau nama yang beda warna tapi berkaitan, dikarenakan bentuknya sama, Pangeran Pamanah Rasa bicara lagi,
Nah
saya ini ada petunjuk yaitu jika dari barang sudah selesai sekarang masalah
nama kerajaan, dikarenakan saya ada yang membantu yaitu bangsa jin atau Harimau
Harimau ghaib, jadi saya membawa nama kerajaan dari Negara Gajah dengan
kerajaan Harimau, bila disatukan maka namanya disebut PAKUAN PAJAJARAN
disatukan lagi oleh barang yang tiga itu yang namanya KUJANG jadi tepat sudah,
nah ditatar sunda ini lahir Kerajaan Pajajaran.
Eyang
saat mengganti kerajaan ini namanya bukan untuk saya sendiri tapi untuk rakyat
semua supaya ada perubahan untuk semuanya, oleh karena itu kita semua harus
mengikuti jaman, sekarang sudah agak maju jamannya dikarenakan harus di iringi
oleh ilmu ekonomi, hal itu dari melihat kerajaan yang lain, hal itu juga untuk
merebut kerajaaan Galuh yang membayar Mongol Pati untuk menyerang kerajaan
kita, jadi kita juga sama kita serang kerajaan Galuh dengan tenaga baru,
prajurit Gajah dan prajurit Harimau kita satukan memakai Bahasa sandi, jadi
nama ini Pajajaran. Nah begitu barangkali rencana saya.
Pangeran
Pamanah Rasa bicara begitu ke panglimanya dikarenakan ingin didukung oleh
panglimanya, jawab Eyang Jaya Perkasa.
Iya
Pangeran, saya mengikuti, dikarenakan itu petunjuknya, laksanakan saja jangan
takut dibantu oleh saya Insya Allah, nah itu jawaban Eyang Jaya Perkasa dengan
menyebut Insya Allah dikarenakan Eyangnya seorang yang beragama islam beda
dengan Pangerannya.
Pangeran Pamanah
Sari Masuk Islam Oleh Syekh Quro
Pangeran
Pamanah Rasa berganti nama menjadi Pangeran Pamanah Sari untuk menaklukan Syekh
Quro (yakni Syekh Hasanuddin bin Yusuf dari bani Husain cucu Nabi Saw. )
atas perintah ayahandanya Prabu Anggalarang, namun waktu mau menyerang ke
pesantren Quro yang berada di karawang milik Syekh Quro, Pangeran Pamanah
Sari mendengar Alunan Bacaan Al-Qur’an yang merdu sekali, sehingga
penyeranganpun dibatalkan akhirnya Pangeran Pamanah Sari menyelidiki siapakah
gerangan yang telah membaca Al-qur’an itu..? ternyata setelah diselidiki yang
membaca Al-Qur’an itu seorang Gadis yang Cantik Jelita, sehingga Pangeran
Pamanah Sari terpikat oleh kecantikannya, kemudian Pangeran Pamanah Sari
mendatangi Syekh Quro untuk melamar Gadis Cantik Jelita itu, yang tadinya
bertujuan menyerang jadi berbalik haluan menjadi bentuk pelamaran, namun Syekh
Quro menyarankan agar mendatangi ayah aslinya yang bernama ki Gedeng Tapa, beberapa
hari kemudian Pangeran Pamanah Sari meminta kepada ki Gendeng Tapa membawa
putrinya untuk dinikahi oleh Pangeran Pamanah Sari, penawaran itu sudah
diserahkan semuanya kepada Syekh Quro sebab Nyi Subang Larang sudah menjadi putri
angkatnya Syekh Quro.
Pangeran
Pamanah Sari datang lagi ke Syekh Quro. Setelah sampai ditempatnya Syekh Quro,
Pangeran Pamanah Sari berbicara hanya pokok masalah penting saja, yaitu tentang
mau menikahi Nyimas Subang Larang, Syekh Quro menerima lamaran Pangeran Pamanah
Sari namun dalam masalah itu Syekh Quro meminta syarat yang harus di penuhi dan
dilakukan yaitu ada 3 syarat.
Yang
pertama harus masuk islam, yang kedua harus belajar ngaji, yang ketiga harus
berangkat dulu ke haji, itulah 3 syarat yang diberikan oleh Syekh Quro kepada
Pangeran Pamanah Sari.
Pangeran
Pamanah Sari Kebingungan dengan persyaratan tersebut karena terlalu berat buat
beliau karena beliau dari agama Hindu, tetapi karena ada yang ingin dicapai
oleh Pangeran Pamanah Sari maka Pangeran Pamanah Sari memutuskan untuk menerima
3 syarat tersebut dan Syekh Quro berjanji menentukan waktu untuk mengislamkan
Pangeran Pamanah Sari yaitu satu hari setelah Pangeran Pamanah Sari
menyanggupinya, tidak terlalu lama waktu yang ditunggu telah tiba.
Pangeran Pamanah Sari siap untuk di Islamkan, beliau datang kepada Syekh Quro untuk di Islamkan ketika sampai ke tempatnya Syekh Quro. Semua orang dikumpulkan ke dalam ruangan, ki Gendeng Tapa menyaksikan Pangeran Pamanah Sari di Islamkan, tidak terlalu lama Pengeran Pamanah Sari diberikan janji oleh Syekh Quro sambil memegang tangannya dengan mengucapkan dua kalimah Syahadat ( Syahadatain ) setelah selesai membaca Syahadat kemudian dicukur Rambut kekufurannya dan mandi masuk Islam kemudian disunat dan Pangeran Pamanah Sari dianggap sah menjadi muslim, seminggu kemudian Pangeran Pamanah Sari langsung menjalankan syarat yang kedua yaitu belajar ngaji.
Pangeran Pamanah Sari siap untuk di Islamkan, beliau datang kepada Syekh Quro untuk di Islamkan ketika sampai ke tempatnya Syekh Quro. Semua orang dikumpulkan ke dalam ruangan, ki Gendeng Tapa menyaksikan Pangeran Pamanah Sari di Islamkan, tidak terlalu lama Pengeran Pamanah Sari diberikan janji oleh Syekh Quro sambil memegang tangannya dengan mengucapkan dua kalimah Syahadat ( Syahadatain ) setelah selesai membaca Syahadat kemudian dicukur Rambut kekufurannya dan mandi masuk Islam kemudian disunat dan Pangeran Pamanah Sari dianggap sah menjadi muslim, seminggu kemudian Pangeran Pamanah Sari langsung menjalankan syarat yang kedua yaitu belajar ngaji.
Syekh
Quro langsung mengajarkan, siang malam Pangeran Pamanah Sari belajar ngaji
dengan Syekh Quro, karena ingin bisa serta ingin cepat mengejar pada syarat
yang ketiga, tidak lama kemudian setelah 5 bulan Pangeran Pamanah Sari bisa
ngaji seperti membaca huruf arab, sholat, dan pemikiran Islam seperti apa
artinya Islam, semua ilmu agama islam telah diserapnya.
Syekh Quro bingung dan heran Pangeran Pamanah Sari bisa belajar dengan cepat, padalah sampai tingkatan semua itu, bisa butuh waktu sekitar dua atau tiga tahun. Pangeran Pamanah Sari langsung meminta syarat yang ketiga yaitu naik haji, Syekh Quro langsung menyiapkan Pangeran Pamanah Sari sebab Pangeran Pamanah Sari mau dibawa ke Arab yaitu ke Mekah tampat orang naik Haji, beliau dikasih tahu dulu oleh Syekh Quro harus itikaf, berdiam diri di Mekah selama empat puluh hari.
Syekh Quro bingung dan heran Pangeran Pamanah Sari bisa belajar dengan cepat, padalah sampai tingkatan semua itu, bisa butuh waktu sekitar dua atau tiga tahun. Pangeran Pamanah Sari langsung meminta syarat yang ketiga yaitu naik haji, Syekh Quro langsung menyiapkan Pangeran Pamanah Sari sebab Pangeran Pamanah Sari mau dibawa ke Arab yaitu ke Mekah tampat orang naik Haji, beliau dikasih tahu dulu oleh Syekh Quro harus itikaf, berdiam diri di Mekah selama empat puluh hari.
Pangeran Pamanah
Sari Berangkat ke Haji
Setelah
Syekh Quro menjelaskan, Pangeran Pamanah Sari mengerti dan menyanggupi, pada
malam itu juga Syekh Quro membawa Pangeran Pamanah Sari ke Mekah. Pangeran
Pamanah Sari berangkat ke Mekah di bawa terbang oleh Syekh Quro sampai ke Mekah
membutuhkan waktu satu malam, berangkat malam sampai subuh tiba di Mekah
langsung sholat shubuh, setelah sholat subuh Syekh Quro dengan Pangeran Pamanah
Sari istirahat dulu, setelah istirahat langsung melaksanakan ibadah haji sejak
pertama melaksanakan sholat berjamaah sampai amalan-amalan yang diajarkan oleh
Syekh Quro diamalkan, sehari penuh berkeliling Kabah.
Pangeran
Pamanah Sari kebingungan kenapa dirinya jadi begini, sudah beberapa hari
Pangeran Pamanah Sari ada perubahan dalam dirinya sedikit-sedikit dosa dan
kajadian-kajadian oleh beliau yang dialami seperti nyata kelihatan nampak
seperti mimpi buruk atau jelek.
Pangeran
Pamanah Sari sampai menangis habis-habisan di depan Ka’bah. Semenjak itu
Pangeran Pamanah Sari percaya Islam dan percaya adanya Allah, empat puluh hari
tidak terasa sudah berlalu Pangeran Pamanah Sari dibawa pulang oleh Syekh Quro
setelah sampai kembali ke tempat, banyak yang berkumpul menunggu yang pulang
dari haji..
Malam
itu juga Syekh Quro dengan Pangeran Pamanah Sari sudah sampai ditempat, pulang
dari haji. Karena malam itu sudah pada lelah tidak terlalu lama setelah
mengobrol lalu istirahat.
Ayam
sudah bekokok yang artinya waktu sholat subuh, Pangeran Pamanah Sari yang biasanya
bangun pagi setelah matahari bersinar, tetapi sekarang masih gelap juga sudah
bangun untuk sholat subuh dengan Syekh Quro, setelah sholat subuh Pangeran
Pamanah Sari melanjutkan Wirid dan dzikir sampai matahari terbit.
Setelah
selesai wirid dan Dzikir , Pangeran Pamanah Sari ditanya oleh Syekh Quro dalam
masalah pernikahannya dengan Nyai Subang Larang, dari situ Pangeran Pamanah
Sari ingin bicara dulu kepada semuanya, karena sebelumnya beliau ada niat hati
yang jelek, setelah belajar dengan Syekh Quro, Pangeran Pamanah Sari mengalami
banyak perubahan dalam dirinya dan tahu mana ajaran yang benar dan mana ajaran
yang salah, oleh karena itu Pangeran Pamanah Sari menjelaskan yang sebenarnya
bahwa dia yang sebenarnya adalah Raja di Kerajaan Pajajaran,, setelah di
jelaskan ada yang terkejut, ada yang langsung menyembah dan sebagainya, tetapi
Syekh Quro biasa saja karena sudah tahu dari awalnya juga, tidak ada yang
membuat marah satupun malahan senang Pangeran Pamanah Sari berterus terang.
Pamanah Sari
Menikah dengan Nyimas Subang Larang
Dikarenakan
Syekh Quro sudah berjanji kepada Pangeran Pamanah Sari dalam syarat yang ketiga
yaitu menikahkan Nyimas Subang Larang dengan Pangeran Pamanah Sari. Pangeran
Pamanah Sari langsung gembira mendengar perkataan Syekh Quro, semua yang ada
disitu terus memastikan atau menentukan hari-harinya untuk pernikahan yang
baik, Itu semua diserahkan kepada Syekh Quro yang lebih mengetahui waktu yang
baik. Tidak lama waktu sudah ditentukan oleh Syekh Quro, ada waktu tiga hari
untuk mempersiapkannya. Waktu tiga hari terasa cepat tidak disangka-sangka
Pangeran Pamanah Sari menikah juga dengan Nyimas Subang Larang, pada hari itu
pesta besar dilaksanakan, namun hanya dipenuhi oleh para santri Syekh Quro saja
dari pertama sampai akhir ( yakni tanpa memberitahukan ayahandanya dan
rakyat pajajaran.).
Pangeran Pamanah
Sari Menjadi Penguasa di Cirebon dan Bergelar Prabu Siliwangi
Kemudian
Pangeran Pamanah Sari Menikah dengan Nyimas Ambet Kasih putri kandung
Raja Sindang kasih (Majalengka) yakni putri Ki Gedeng Sindangkasih.
Pangeran
Pamanah Sari dengan Nyimas Ambet Kasih sudah resmi menjadi suami istri.
Pangeran Pamanah Sari berkumpul dengan istri-istrinya menjadi hidup
bersama-sama. Tidak lama kemudian Ki Gedeng Sindangkasih menyerahkan sebagian
tanah Cirebon karena yang sebagian lagi kepunyaan Ki Gendeng Tapa Raja
singapura, lantas Pangeran Pamanah Sari menerima pemberian mertuanya itu, tidak
lama kemudian Ki Gendeng Tapa sudah tua dan berusia lanjut akhirnya yang
sebagiannya lagi diberikan juga kepada Pangeran Pamanah Sari, jadi tanah
Cirebon di pegang oleh Pangeran Pamanah Sari semuanya, tidak lama kemudian para
sesepuh berkumpul dengan Pangeran Pamanah Sari, Ki Gedeng Tapa, Ki Gedeng
Sindangkasih, Ki Dampu Awang dan Ki Susuk tunggal, beserta istri-istrinya
Pangeran Pamanah Sari yakni ada 4 : Nyimas Ambet Kasih putri kandung Ki
Gedeng Sindangkasih, Nyimas Subang Larang, Nyimas Aciputih Putri dan Nyimas
Ratna Mayang Sunda/ Nyimas Kentring Manik.
Istri
yang pertama Nyimas Aciputih Putri dari Ki Dampu Awang, istri yang kedua yaitu
Nyimas Subang Larang putri Ki Gedeng Tapa yang ketiga yaitu Nyimas Ambet
Kasih putri kandung Ki Gedeng Sindangkasih yang ke empat yaitu Nyimas Ratna
Mayang Sunda / Nyimas Kentring Manik putri Ki Susuk Tunggal. Semuanya pada
kumpul sebab Pangeran Pamanah Sari sakti mandraguna dan pintar, terkenal
dimana-mana yang menguasai kerajaan Pajajaran.
Pangeran
Pamanah Sari oleh sesepuh diberi julukan SANG PRABU SILIWANGI yang artinya raja
kerajaan Pajajaran yang harum dimana-mana terkenal dimana-mana, Pangeran
Pamanah Rasa atau Pangeran Pamanah Sari menjadi terkenal dengan gelar Sang
Prabu Siliwangi.
Prabu Siliwangi hidup jaya sampai dengan beliau mempunyai putra dari istri yang pertama
Prabu Siliwangi hidup jaya sampai dengan beliau mempunyai putra dari istri yang pertama
Yakni dari Nyimas Aciputih
Putri dari Ki Dampu Awang berputra :
1. Mundingsari
Ageung / Raden Arya Seta
2. Munding Kelemu Wilamantri /
Mantri Kasurudan Tapa / Mantri Kasurutapa
3. Munding Dalem
4. Dalem Manggu Larang
5. Balik Layaran alias Sunan
Kebo Warna
Dan dari istri yang kedua:
Yakni dari Nyimas Subang Larang
mempunyai 2 orang putra dan 1 orang putri :
1. Pangeran Cakrabuana /
Walangsungsang ( H. Abdullah Iman bergelar Sunan Caruban),
2. Syarifah Muda’im/ Nyimas Lara
Santang dan
3. Raja Sangara/prabu kiansantang (H.
Mansur bergelar Sunan Rohmat Suci Godog garut). Ketiga-tiganya masuk Islam.seperti
kata pepatah orang sunda “uyahmah tara tees ka luhur “ artinya
Sifat orang tua turun ke anak, mana mungkin ayahnya hindu anaknya Islam, karena
keumuman orang sunda menganut Islam tabi’in yakni islam turunan, karena ayahnya
Islam maka anaknya juga Islam.
Dan dari istri yang ketiga,
Yakni dari Nyimas Ambet Kasih
mempunyai 2 putra yakni :
1. Prabu Liman Sanjaya, dan
2. Raden Sake alias Prabu Wastu
Dewata/ prabu basudewa
Dan dari istri yang keempat,
Yakni dari Nyimas Ratna Mayang Sunda
/ Nyimas Kentring Manik berputra :
1. Prabu Surawisesa /
Raden Jaka mangundra Prabu Guru Gantangan / Munding Laya Dikusuma/ Jaka Puspa /
2. Raden Gantangan Wangi
Mangkurat Mangkunagara
3. Raden Gantang Nagara
4. Raden Gantang Pakuan / Raden
Ne-Eukeun
5. Raden Meumeut raden Ameut /
Raden Ceumeut
Prabu Siliwangi
Menghilangkan Kerajaan Pajajaran Pindah ke Alam Jin (Alam Ghaib).
Prabu
Siliwangi dari keempat istrinya beliau mempunyai keturunan sampai beliau lupa
terlalu lama tinggal di Cirebon. Tidak lama kemudian datanglah perajurit
Pajajaran yang di utus oleh panglimanya untuk menjemput Prabu Siliwangi kembali
pulang ke kerajaan, karena Kerajaan Pajajaran membutuhkan seorang Raja.
Prabu
Siliwangi bingung karena sudah berbeda agama. Prabu Siliwangi sudah muslim sedangkan
di kerjaan Pajajaran masih beragama Hindu. Akhirnya prabu Siliwangi Mengambil
jalan pintas untuk menyelesaikan masalah itu.
Sebelum
Pergi Prabu Siliwangi berpesan kepada seluruh istrinya agar tanah Cirebon dan
ajarannya harus turun-temurun sampai pada anak cucu mereka. Lalu Prabu Siliwangi
berangkat kembali ke kerajaan Pajajaran bersama para prajurit dan ditemani oleh
macan putih dari bangsa jin yang telah diangkat menjadi panglima oleh Prabu
Siliwangi.
Waktu
Yang dibutuhkan untuk kembali ke kerajaaan pajajaran sekitar 3 hari, tetapi
karena Prabu Siliwangi telah mempunyai Ilmu Saefi Angin maka tak
disangka-sangka mereka bisa sampai tujuan hanya dalam waktu setengah hari.
Seluruh
rakyat Kerajaan dan segenap keluarga Menyambut kedatangan Prabu Siliwangi, mereka
menyembah Prabu sepanjang jalan menuju Kerajaan, lalu Prabu disambut dengan
suka cita oleh kakeknya Panglima Eyang Jaya Karsa, Prabu Siliwangi masuk ke
dalam kerajaan tak ada yang berubah satu pun di kerajaan masih seperti waktu di
tinggalkan dulu.

Akhirnya
Malam kedua di bulan Purnama waktu yang telah ditentukan oleh Prabu Siliwangi
datang Juga, Beliau bersama Macan Putih menyirep agar semua rakyatnya tidak ada
yang mengetahui satu juga pindahnya karajaan Pajajaran dari alam nyata ke alam
ghaib. Prabu Siliwangi langsung memindahkan kerajaan tersebut dengan
orang-orangnya, memakai ilmu dengan dibantu oleh Macan Putih menghilang. Nah
semua negara kerajaan Pajajaran pindah dari alam nyata ke alam ghaib.
Begitulah
kurang lebih babad cerita mengenai sejarah dari Prabu Siliwangi dan kerajaan
Pajajaran yang telah dipindahkan ke alam ghaib. Semoga hal ini bisa menambah
wawasan sejarah yang tidak boleh dilupakan oleh kita, bahwa nusantara indonesia
ini mempunyai kultur budaya yang sangat beraneka ragam dan mistis yang kuat
pada zaman dahulu. Semoga para pembaca bisa menambah keimanan dan ketaqwaan
kepada Alloh SWT. Amiin.
0 comments:
Posting Komentar