Shalawat merupakan
Jamak dari kata shalat, dengan arti doa, rahmat dari tuhan, memberi berkah, dan
juga merupakan ibadah. Bershalawat
mempunyai pengertian: Apabila dari Allah berarti memberi rahmat, dari malaikat
berarti memohonkan ampunan dan kalau dari kita (orang mukmin) berarti doa supaya diberi rahmat. Shalawat memegang
kunci, sebab merupakan realisasi dari kecintaan umat kepada Sang Pembawa
Penerang (Nabi Muhammad SAW) dengan shalawat kita bisa mendapatkan segala karuniaNya. Mengenai shalawat
jelas-jelas Allah memerintahkannya, hal ini Allah SWT kemukakan dalam
firmannya:
“Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (Q.S. Al-Ahzab : 56).
Para ahli
tafsir mengatakan pada kata Nabi disini adalah Nabi Muhammad SAW. karena beliau
selalu dipanggil bukan dengan namanya tetapi dengan julukan panggilan kemuliaan
seperti Rasul atau Nabi tidak seperti Nabi-nabi yang lain, di ayat ini ulama
mengatakan bahwa pada ayat tersebut Allah dan para Malaikatnya selalu
bershalawat kepada Rasulullah sampai saat ini dan terus sedang dikerjakan,
karena di ayat tersebut (yusholuuna) menggunakan kata kerja fi’il mudhori yaitu
kalimat kata kerja yang sedang dilakukan dan terus menerus.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ
بُنْدَارٌ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدٍ ابْنُ عَثْمَةَ حَدَّثَنِي مُوسَى
بْنُ يَعْقُوبَ الزَّمْعِيُّ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ كَيْسَانَ أَنَّ
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ شَدَّادٍ أَخْبَرَهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَوْلَى النَّاسِ
بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ
حَسَنٌ غَرِيبٌ وَرُوِي عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ قَالَ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا
وَكَتَبَ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar yaitu Bundar telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Khalid Ibnu Atsmah telah menceritakan kepadaku Musa
bin Ya’qub Az Zam’i telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Kaisan bahwa
Abdullah bin Syaddad telah mengabarkan kepadanya dari Abdullah bin Mas’ud bahwa
Rasulullaah Shallaahu alaihi wasallam bersabda: “Orang yang paling dekat denganku pada hari Qiyamat adalah yang paling
banyak bershalawat kepadaku.” Abu Isa berkata, ini adalah hadits hasan
gharib, telah diriwayatkan dari Nabi Shallaahu alaihi wasallam bahwa beliau
bersabda: “Barangsiapa yang bershalawat
satu kali kepadaku, maka Allah akan memberikan shalawat sepuluh kali kepadanya
dan dicatat baginya sepuluh kebaikan.” (HR. At Tirmidzi No.446, 447, An Nasa’i dan Ibnu Hibban).
Mengenai
banyaknya shalawat Rasulullah SAW. bersabda:
حَدَّثَنَا
هَنَّادٌ حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ
بْنِ عَقِيلٍ عَنْ الطُّفَيْلِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَهَبَ ثُلُثَا
اللَّيْلِ قَامَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا اللَّهَ اذْكُرُوا
اللَّهَ جَاءَتْ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا
فِيهِ جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ قَالَ أُبَيٌّ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي فَقَالَ
مَا شِئْتَ قَالَ قُلْتُ الرُّبُعَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ
لَكَ قُلْتُ النِّصْفَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ
قُلْتُ فَالثُّلُثَيْنِ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ
أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا قَالَ إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ
ذَنْبُكَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Telah
menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Qabishah dari
Sufyan dari Abdullah bin Muhammad bin Uqail dari Ath Thufail bin Ubai bin Ka’ab
dari ayahnya berkata: Bila dua pertiga
malam berlalu, Rasulullah Shallallaahu alahi wasalam bangun lalu bersabda: “Wahai sekalian manusia, ingatlah Allah,
ingatlah Allah, tiupan pertama datang dan diiringi oleh tiupan kedua, kematian
datang dengan yang ada padanya, kematian datang dengan membawa segala
kelanjutannya, kematian datang dengan membawa segala kelanjutannya.” Berkata
Ubai: “Wahai Rasulullah, aku sering
membaca shalawat untuk baginda, lalu seberapa banyak aku bershalawat untuk
baginda..?” Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam menjawab: “Terserah.” Aku bertanya: Seperempat..? Rasulullah Shallallahu
alahi wasalam menjawab: “Terserah, jika
kau tambahi itu lebih baik bagimu.” Aku bertanya: Setengah..? Beliau menjawab: “Terserah,
jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.” Aku bertanya: Dua pertiga..? ”Terserah,
jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.” Aku berkata: “Aku akan menjadikan seluruh doaku untuk baginda”. Beliau bersabda:
“Kalau begitu, kau dicukupkan dari dukamu
dan dosamu diampuni.” Berkata Abu Isa: Hadits
ini hasan shahih. (HR. At Tirmidzi
No.2381, Ahmad dan Al Hakim).
Pentingnya
bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. terdapat dalam hadis Rasulullaah dan kisah para ulama zuhud di antaranya:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا حَدَّثَنَا
أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ
غَزِيَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ
أَبِي طَالِبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَنْ
عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الْبَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ
Telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Musa serta Ziyad bin Ayyub mereka berkata;
telah menceritakan kepada kami Abu Amir Al-Aqadi dari Sulaiman bin Bilal dari
Umarah bin Ghaziyyah dari Abdullah bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib
dari ayahnya dari Husain bin Ali bin Abu Thalib dari Ali bin Abu Thalib ia
berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Orang yang bakhil adalah orang yang apabila aku disebutkan di
hadapannya maka ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih
gharib. (HR. At Tirmidzi No.3469,
3498 dan Ahmad No.7139).
أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ
قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ أَبِي
إِسْحَقَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ قَالَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى
عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ
عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
Telah
mengabarkan kepada kami Ishaq bin Manshur dia berkata; telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Yusuf dia berkata; telah menceritakan kepada kami
Yunus bin Abu Ishaq dari Buraid bin Abu Maryam dia berkata; telah menceritakan
kepada kami Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah Shalallaah alaihi wasallam
bersabda: “Barangsiapa bershalawat
kepadaku satu kali, maka Allah akan mengucapkan shalawat kepadanya sepuluh
kali, dihapuskan darinya sepuluh kesalahan, dan ia diangkat sepuluh derajat
untuknya.” (HR. An Nasa’i No.1280,
Ahmad No.13257 dan Al Hakim).
Dari Anas
ra. ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda: “Barangsiapa
disebutkan namaku disisinya, maka hendaklah ia mengucapkan shalawat kepadaku,
karena barang siapa bershalawat kepadaku sekali, Allah Azza wa Jalla bershalawat
(memberi rahmat) kepadanya sepuluh kali”. (HR. Ibnu Sunni dengan isnad jayyid).
Telah
menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad telah menceritakan kepada kami
Syarik dari Laits dari Ka’ab dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu alaihi
wasallam, beliau bersabda: “Bershalawatlah
untukku, karena itu adalah zakat bagi kalian, dan mintalah kepada Allah wasilah
untukku, karena itu adalah derajat di surga yang paling tinggi yang tidak akan
bisa didapat kecuali oleh satu orang saja, dan aku berharap bahwa orang itu
adalah aku.” (HR. Ahmad No.8415).
Telah
mengabarkan kepada kami Ishaq bin Manshur Al Kausaj dia berkata; telah
memberitakan kepada kami Affan dia berkata; telah menceritakan kepada kami
Hammad dia berkata; telah menceritakan kepada kami Tsabit dia berkata; datang
kepada kami Sulaiman mantan budak Al Hasan bin ‘Ali pada masa Al Hajjaj, maka
dia menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Abu Thalhah dari Bapaknya bahwa
pada suatu hari Rasulullah Shalallaah alaihi wasallam datang dengan wajah yang
berseri-seri, maka kami berkata kepadanya, “Kami
melihat wajahmu berseri-seri”. Kemudian beliau bersabda: “Malaikat datang
kepadaku, ia berkata kepadaku; ‘Wahai Muhammad, Rabbmu berfirman, “Tidaklah
Allah menjadikanmu ridha kalau ada seseorang yang bershalawat kepadamu kecuali
Aku juga bershalawat kepadanya sepuluh kali”. Tidak ada seorangpun yang
menyampaikan salam kepadamu kecuali Aku juga menyampaikan salam kepadanya
sepuluh kali.” (HR. An Nasa’i
No.1266 dan Ibnu Hibba, dengan sanad yang baik).
Telah menceritakan kepada kami
Jubarah bin Al Mughallas berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin
Zaid dari Amru bin Dinar dari Jabir bin Zaid dari Ibnu Abbas ia berkata;
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa lupa bershalawat kepadaku, maka ia akan keliru menempuh
jalan ke surga. ” (HR. Ibnumajah
No.898).
Telah
menceritakan kepada kami Abdullah bin Yazid, dia berkata; telah menceritakan
kepada kami Haiwah, dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Shakhr
bahwa Yazid bin Abdullah bin Qusaid menceritakan kepadanya dari Abu Hurairah
dari Nabi shallallaahu alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidaklah seseorang memberi salam kepadaku melainkan Allah azza wajalla
akan mengembalikan ruhku hingga aku menjawab salamnya.” (HR. Ahmad No.10935, Abudaud).
At-Taimi
meriwayatkan, bahwa Nabi saww. bersabda : “Bacalah
shalawat untukku, maka bacaan shalawatmu untukku itu menjadi penebus dosamu,
dan kesucian untuk dirimu, maka barangsiapa membaca shalawat untukku satu kali,
maka Allah bershalawat padanya sepuluh kali (yakni rahmat Allah akan turun
padanya sepuluh kali lipat). (di
dalam Kitab Irsyadul Ibad Ilasabilirrosyad).
Nabi
Muhammad Saw. bersabda : “Barangsiapa
yang membaca shalawat untukku satu kali, maka Allah bershalawat untuknya
sepuluh kali, dan barangsiapa bershalawat untukku sepuluh kali, maka Allah
bershalawat untuknya seratus kali, dan barangsiapa bershalawat untukku seratus
kali, maka Allah menulis diantara kedua matanya kebebasan dari nifak, dan
kebebasan dari neraka dan ditempatkan pada hari kiamat bersama orang-orang yang
mati syahid.” (HR. At Thabarani, di
dalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrosyad).
Nabi
Muhammad Saww. bersabda: “Perbanyaklah
membaca shalawat untukku, karena shalawatmu padaku itu menyebabkan pengampunan
dosa-dosamu, dan mintalah pada Allah untukku derajat wasilah, maka sesungguhnya
wasilahku dihadapan Tuhan itu akan berupa syafa’at bagi kamu.” (HR. Ibnu As Sakir, di dalam Kitab Irsyadul
Ibad Ilasabilirrosyad).
Abubakar
ra. Berkata : “Membaca shalawat pada
Rasulullah Saw. lebih kuat untuk menghapus dosa dari pada air terhadap api, dan
mengucap salam kepada Rasulullah Saw. lebih afdhol dari memerdekakan budak, dan
cinta kepada Rasulullah Saww. itu lebih afdhol daripada mengorbankan jiwa dan
daripada memukul dengan pedang fisabilillah.” (HR. An Numairi dan Ibn Basykual, di dalam Kitab Irsyadul ‘Ibad
Ilasabilirrosyad).
Nabi
Muhammad Saw. bersabda : “Tiga macam
orang yang akan mendapat naungan Allah Azza Wajalla, pada hari yang tiada
naungan kecuali naungan Allah. Maka ditanya : siapakah mereka itu ya
Rasulullah..? Jawab Nabi Muhammad Saw: Siapa yang meringankan kesukaran orang
dari umatku, dan siapa yang menghidupkan sunnahku, dan siapa yang banyak
membaca shalawat kepadaku (untukku).” (di
dalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrosyad).
Telah
menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih, aku membacakan kepada Abdullah bin
Nafi’, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Abu Dzi`bin dari Sa’id Al Maqburi, dari
Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullaah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Bershalawatlah kepadaku, sesungguhnya
shalawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian berada.” (HR. Abudaud No.1746, Ahmad No.8449).
Allah
menurunkan wahyu kepada Musa as.: “Hai
Musa, kalau engkau ingin Aku lebih dekat denganmu daripada pembicaraan dengan
lidahmu, daripada bisikan hati dengan hatimu, daripada nyawa dengan badanmu,
daripada sinar penglihatan dengan matamu dan daripada pendengaran dengan
telingamu, perbanyaklah membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw”.
Sabda
Rasulullah Saw.: “Sesungguhnya Allah SWT.
telah menciptakan malaikat yang memiliki sebuah sayap di dunia timur dan sebuah
sayap lagi di dunia barat, kepalanya di bawah arasy dan kedua kakinya dibawah
bumi yang ketujuh, padanya ada bulu sebanyak bilangan makhluk Allah SWT, lalu apa
bila ada seseorang laki-laki atau perempuan dari umatku membaca shalawat
kepadaku, memerintahlah Allah SWT kepada malaikat itu untuk menyelam dalam laut
dari cahaya di bawah Arasy. Malaikat itu menyelam di dalamnya kemudian keluar
dan mengibaskan sayapnya. Meneteslah sebuah tetesan dari setiap bulu dan dan
Allah SWT menjadikan dari setiap tetesan itu malaikat yang memintakan ampun
padanya sampai hari kiamat”.
Datang
seorang perempuan kepada Hasan Al-Bashri ra, berkatalah dia: “Sesungguhnnya anak perempuanku yang masih
sangat muda telah mati dan aku ingin untuk melihatnya di dalam tidur. Maka aku
dating kepadamu agar kau ajarkan kepadaku apa yang dapat aku buat perantara
untuk melihatnya”. Diajarkannya oleh Hasan Al-Bashri perempuan itu, dan ia
dapat bermimpi melihat anaknya yang pada anaknya itu ada pakaian dari aspal,
pada lehernya terdapat rantai dan kakinya terikat. Diceritakanlah hal itu pada
Hasan dan bersedihlah hatinya Hasan Al-Bashri. Berselang beberapa waktu Hasan
bermimpi melihatnnya didalam surga dan pada kepalanya terdapat mahkota, lalu ia
berkata : “Hai Hasan, tidakkah engkau
mengenalku..? Aku adalah anak puteri dari perempuan yang datang padamu dahulu
dan mengatakan begini kepadamu”. Berkatalah Hasan kepadanya: “Apa yang menjadikanmu dalam keadaan yang
aku lihat ini..?” Dia menjawab: “Ada
seorang laki-laki lewat pada kami, dia membaca shalawat kepada Nabi Muhammad
Saw. sekali sedang dalam kuburan itu ada lima ratus lima puluh orang dalam
siksa. Lalu dipanggillah: “Hilangkanlah siksa dari mereka berkat bacaan
shalawat laki-laki ini”.
Disebutkan
bahwa sesungguhnya seseorang laki-laki melihat perwujudan yang sangat buruk di
hutan. Dia bertanya : “Siapakah engkau
ini..?” Bentuk yang buruk itu menjawab: “Aku
adalah amalmu yang jahat”. Bertanya lagi laki-laki itu : “Bagaimana bisa selamat darimu..?” Dia
menjawab : “Membaca shalawat kepada Nabi
Muhammad Saw.” Sebagaimana Nabi Muhammad Saw. telah bersabda : “Membaca shalawat kepadaku dalam hari Jum’at
delapan puluh kali, Allah akan mengampuni dosa selama delapan puluh tahun
baginya”.
(Hikayah)
Sesungguhnya seseorang laki-laki lupa dari membaca shalawat kepada tuan kita
Nabi Muhammad Saw. Pada suatu malam dia mimpi melihat Nabi Muhammad Saw. tidak
mau menoleh padanya, dia bertanya: “Ya
Rasulallah, apakah engkau marah padaku..?” Beliau menjawab: “Tidak”. Dia
bertanya lagi: “Lalu sebab apakah engkau tidak memandang kepadaku..?” Beliau
menjawab: “Karena aku tidak mengenalmu”. Laki-laki itu bertanya: “Bagaimana
engkau tidak mengenalku sedang aku adalah seorang dari umatmu. Para ulama
meriwayatkan bahwa sesungguhnya engkau lebih mengenal umatmu dari pada
seseorang ibu mengenali anaknnya”. Beliau bersabda: “Mereka benar tetapi engkau
tidak pernah mengingat aku dengan bacaan shalawat. Padahal kenalku dengan
umatku adalah menurut kadar bacaan shalawat mereka padaku”. Terbangunlah
laki-laki itu dan mengharuskan dirinya untuk membaca shalawat kepada Nabi
Muhammad Saw. setiap hari seratus kali. Dia selalu melakukan itu, lalu dia
melihat beliau dalam tidur dan beliau bersabda : “Aku mengenalmu sekarang dan
akan memberi syafaat padamu”. Yakni karena dia telah menjadi orang yang cinta
kepada Rasulullah Saw”.
Dari Anas Bin Malik ra, dia berkata:
“Bersabda Rasulullah Saw: “Barangsiapa
yang membaca shalawat atas aku sekali, Allah akan menciptakan dari diri orang
yang membaca shalawat itu sebuah awan putih. Kemudian Allah memerintahkan awan
itu mengambil dari lautan rahmat. Dia mengambil dan Allah memerintahkannya
menurunkan hujan. Ketika dia telah menurunkan hujan, maka setiap tetes yang
manapun menetes di atas bumi Allah menciptakan emas darinya, dan setiap tetes
yang menetes di atas gunung Allah menciptakan darinya perak, dan setiap tetes
yang menetes pada orang kafir Allah menganugrahkan pada orang kafir itu
keimanan”.
Diriwayatkan
dari Muhammad Bin Munkadir, Sesungguhnya dia berkata: “Aku mendengar ayahku berkata: “Ketika Sufyan Ats-Tsauri sedang tawaf,
tiba-tiba dia melihat seorang laki-laki yang tidak akan mengangkat telapak kaki
dan tidak pula meletakkan telapak kaki itu, kecuali dia mesti membaca shalawat
kepada Nabi Muhammad Saw.” berkata Ats-Tsauri: “Aku berkata kepadanya: “Hai
orang ini, sesungguhnya engkau telah meninggalkan tasbih dan tahlil serta
menghadapi shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Adakah di sampingmu sesuatu
mengenai ini?” Dia berkata: “Siapa engkau..? Semoga Allah mengampunimu”. Aku
menjawab: “Aku Sufyan Ats-Tsauri”. Dia berkata: “Seandainya engkau bukanlah
orang yang zuhud ahli zamannya, tentu tidak akan aku ceritakan padamu dan tidak
aku perlihatkan rahasiaku”. Kemudian dia berkata kepadaku: “Aku pernah keluar
dengan ayahku beribadah haji ke Baitullah Al-Haram, sehingga pada sementara
tempat ayahku jatuh sakit, Aku mengurus perkaranya sehingga pada akhirnya ia
meninggal dan menjadi hitamlah wajahnya. Aku berkata : “Inna lillahi wa inna
ilaihi raji’un” dan aku menutup wajahnya. Tertidurlah aku karena sangat
mengantuk dengan perasaan amat sedih. Aku bermimpi bertemu seorang laki-laki
yang tidak pernah aku lihat lebih tampan dari dia, yang lebih bersih pakaiannya
dan lebih harum darinya. Dia mengangkat kaki dan melakkan yang lain, sehingga
dekatlah dengan ayahku. Kemudian dia membuka kain dari wajah ayahku itu dan
mengusapkan tangannya pada wajah ayah, dan menjadi bersinarlah wajah itu.
Laki-laki itu mengundurkan diri pulang dan aku berpegang pada pakainnya lalu
bertanya: “Hai hamba Allah, siapakah engkau ini yang Allah telah memberi
anugrah kepada ayahku sebab engkau di bumi asing ini?” Dia berkata : “Tidaklah
engkau mengenalku..? Aku adalah Muhammad Bin Abdullah pemilik Al-Qur’an. Ingat,
ayahmu adalah orang yang berlebihan pada dirinya tetapi dia memperbanyak
shalawat atas aku. Ketika dia mengalami apa yang sedang dialaminya, dia minta
pertolongan padaku sedang aku adalah orang yang banyak menolong kepada orang
yang memperbanyak bacaan shalawat atasku”. Lalu terbangunlah aku dan tiba-tiba
wajah ayahku benar telah menjadi terang”.
Datang dalam sebuah hadist,
sesungguhnya Jibril as datang pada suatu hari kepada Nabi Muhammad Saw. dan
berkata : “Ya Rasulallah, aku telah
melihat seorang malaikat di langit berada diatas singgasana. Di sekitarnya
terdapat tuju puluh ribu malaikat berbaris melayaninnya. Setiap nafas yang
dihembuskan malaikat itu, Allah menciptakan darinnya seorang malaikat. Dan
sekarang ini aku lihat malaikat itu ada diatas gunung Qaf dengan patah
sayapnya, dan dia sedang menangis. Ketika dia melihat aku, dia berkata: “Adakah
engkau mau menolong aku?” Aku berkata: “Apa salahmu..?” Dia berkata: “Ketika
aku berada diatas singgasana pada malam mi’raj, lewatlah padaku Muhammad Saw.
Lalu aku tidak berdiri menyambutnya dan Allah menghukumku dengan hukuman ini,
serta menjadikan aku berada di tempat ini seperti apa yang kau lihat”. Jibril
berkata: “Merendakan dirilah aku kepada Allah dan memberikan pertolongan
padanya. Maka Allah berfirman : “Hai Jibril, katakanlah agar ia membaca
shalawat atas Nabi Muhammad Saw”. Membaca shalawatlah malaikat itu pada engkau
dan Allah mengampuninya serta menumbuhkan kedua sayapnya”.
Telah
menceritakan kepada kami Ya’qub bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada
kami Ibnu Ulayyah dari Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas dari Nabi shallallahu
alaihi wasallam Dan telah menceritakan pula kepada kami Adam berkata, telah
menceritakan kepada kami Syu’bah dari Qotadah dari Anas berkata, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga
aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia
seluruhnya”. (HR. Bukhori No.14,
Muslim No.63, An Nasa’I No.4928, Ibnu Majah No.66 dan Ahmad No.12349).
Dari Abi
Hurairah dan Amar bin Yasir Ra. Dari Nabi Saw, bahwa beliau bersabda: “Sungguh Allah ta’alaa telah menciptakan
satu malaikat dan memberikan kepadanya pendengaran makhluk semuannya, dan dia
berdiri di atas kuburku sampai qiyamat. Maka tidak seorangpun dari umatku yang
membacakan shalawat untuk saya sekali, kecuali dia Malaikat menyebutkan namanya
dan nama ayahnya serta berkata: ”Hai Muhammad Saw, sungguh fulan bin fulan
telah bershalawat kepadamu. Mereka para sahabat berkata: ”Hai Rasulullah apakah
engkau tidak tahu firman Allah: “Sungguh Allah dan para Malaikatnya bershalawat
kepada Nabi”. Maka beliau Nabi Saw. bersabda: ”Ini adalah dari ilmu yang
terjaga, dan kalau sekiranya kamu sekalian tidak bertanya, tentu tidak saya
beritahu kepadamu. Sabda Nabi Saw.: ”Sungguh Allah Swt. telah
mewakilkan/menyerahkan dua malaikat untuk saya, maka tidaklah aku disebutkan
dihadapan seseorang muslim kemudian membaca shalawat untuk saya, kecuali dua
Malaikat itu berkata: ”Mudah-mudahan Allah Swt. mengampuni engkau”, dan para
Malaikat pun berkata sebagai jawaban kepada keduanya: ”Aamiin” (”Semoga Allah
mengabulkan”). Dan tidaklah aku disebutkan dihadapan seorang muslim, kemudian
dia tidak membaca shalawat untuk saya kecuali dua Malaikat itu berkata: ”Semoga
Allah tidak mengampuni engkau”, dan para Malaikat berkata sebagai jawaban
kepada keduanya: ”Aamiin” (”Semoga Allah mengabulkan”). (Abus Su’ud Ra).
Dari Anas
bin Malik Ra. dari Nabi Saw.: “Tidak satu doa pun kecuali antara doa itu
dan langit terdapat suatu hijab/aling-aling, sehingga dibacakan shalawat kepada
Nabi Saw. Kalau dibacakan shalawat kepada Nabi Saw. maka terkoyaklah hijab itu
dan masuklah doa itu. Dan bila tidak dibacakan shalawat, maka kembalilah
doanya”.
Diceritakan bahwa ada seseorang laki-laki
yang shalih telah duduk bertasyahud dan dia terlupa membaca shalawat untuk Nabi
Saw. Maka dia bermimpi melihat Rasulullah Saw. dan berkata kepadanya: ”Mengapa engkau lupa membaca shalawat untuk
saya”. Kata orang laki-laki itu: ”Wahai
Rasulullah Saw, karena saya disibukkan dengan menyanjung kepada Allah serta
ibadah kepadanya, maka saya lupa”. Maka Nabi Saw bersabda: ”Apakah engkau tidak mendengar sabdaku:
”Semua amal itu terhenti dan semua do’a itu tertahan, sehingga dibacakan
shalawat untuk saya”. Selanjutnya beliau bersabda: ”Kalau sekiranya pada hari qiyamat ada seorang hamba datang dengan
membawa kebagusan seluruh penghuni dunia dan tidak terdapat shalawat untuk
saya, niscaya kebagusan itu ditolak dan tidak diterima”. (Zubdatul Waa’izdiina).
Dari
Abdurrahman bin Aufin Dari Nabi Saw.: “Telah
datang kepada saya Malaikat Jibrail dan berkata: ”Hai Muhammad Saw, tidak
seorangpun membaca shalawat untukmu kecuali dibacakan shalawat oleh tujuh puluh
ribu Malaikat, dan barangsiapa dibacakan shalawat oleh para Malaikat, maka dia
tergolong keluarga surga”.
Diriwayatkan
oleh Hasan Al-Bashari Ra. bahwa dia berkata: ”Saya melihat Abu Ishmah dalam mimpi, maka saya berkata kepadanya: ”Hai
Abu Ishmah, apakah yang dilakukan oleh Allah Swt. Kepadamu..?” Dia menjawab:
”Dia Allah Swt. telah mengampuni saya”. Kata
saya: ”Dengan sebab apa..?” Kata dia:
”Saya tidak menuturkan sebuah hadits
kecuali saya membaca shalawat untuk Nabi Saw.”. (Zubdatul Waa’Izdiina).
Dari Nabi
Saw., bahwa beliau bersabda: “Telah
datang kepada saya Malaikat Jibrail, Mikail, Israfil dan Izrail As. Berkata
Jibrail As. : “Hai Rasulullah Saw, barang
siapa membaca shalawat untukmu pada tiap-tiap hari sepuluh kali, maka akan saya
bimbing tangannya dan saya lewatkan dia diatas jembatan seperti halilintar yang
menyambar”. Berkata Mikail As.: ”Saya
akan memberi minum kepadanya dari telagamu”. Berkata Israfil As.: ”Saya akan sujud kepada Allah Swt. serta
tidak saya angkat kepala saya sehingga Allah Swt. Mengampuninya”. Berkata
Izrail As: ”Saya akan mencabut ruhnya
sebagaimana saya mencabut ruh para Nabi As.
Diriwayatkan
dari Abdullah bahwa dia berkata: ”Kami
mempunyai seorang pembantu yang melayani Sultan/raja, sedang dia bersifat
fasiq. Maka pada suatu malam dia saya jumpai sedang tangannya pada/memegang tangan
Nabi Saww. (bergandengan). Maka kata saya kepadanya (Nabi Saw): ”Hai Nabi Saw.
Allah, orang ini adalah termasuk hamba yang fasiq, maka bagaimana dia boleh
meletakkan tangannya diatas tangan engkau..?
Sabda Nabi Saw.: ”Sungguh dia
telah diampuni, dan saya telah memberikan syafaat kepadanya dari Allah Swt.”.
Berkata
saya: ”Wahai Nabi Saw. Allah, dengan
sebab apa dia memperoleh kedudukan itu..? Berkata Nabi Saw: ”Dengan sebab banyaknya membaca shalawat
untuk saya. Sungguh dia pada tiap-tiap malam akan tidur diranjangnya, dia
membaca shalawat untuk saya seribu kali”. (Tuhfatul Muluuki).
Dari Ka’ab Ra. bahwa dia berkata: ”Bila telah datang hari qiyamat, maka Nabi
Adam As. melihat salah seorang dari umat Muhammad Saw. yang digiring/di halau
ke neraka; dan dia Nabi Adam As. memanggil: ”Hai Muhammad”. Jawab Nabi
Muhammad Saw. : ”Yaa, hai Abul
basyar/ayah para manusia”. Berkata Adam: ”Sungguh ada seorang dari umatmu yang dihalau keneraka”. Berkata
Nabi Saw. meloncat dibelakangnya sehingga mendapatkan orang itu dan berkata: ”Hai para Malaikat Tuhanku, berhentilah
dahulu!”. Mereka para Malaikat Berkata: ”Hai
Muhammad tidakkah engkau baca firman Allah Swt: “Laa ya’shuuna maa amarahum wa
yaf’aluuna maa yu-maruun” Mereka itu tidak mendurhakai kepada Allah terhadap
apa-apa yang diperintahkan dan mereka mengerjakan apa-apa yang mereka
diperintah”. Maka mereka mendengar seruanNya (Allah) : “Hai para Malaikat; taatlah kamu sekalian kepada Muhammad Saw.”. Kata
Nabi Saw.: ”Kembalikan dia ketempat
timbangan!”. Maka amalnya pun di timbang dan menjadi lebih beratlah
kejahatannya daripada kebaikannya. Lalu Nabi Saw. mengeluarkan kertas/catatan
dari sakunya yang didalam catatan itu terdapat tulisan shalawat yang dibacakan
sewaktu didunia, kemudian diletakkan sebagai tambahan kebaikan sehingga menjadi
lebih berat. Orang laki-laki itupun gembira dan berkata: ”Demi ayahku dan ibuku, siapakah engkau ini..? Rasulullaah Saw.
Bersabda: ”Saya adalah Muhammad”.
Kemudian laki-laki itu mencium kaki Nabi Saw. seraya berkata: ”Wahai Rasulullah, Apakah kertas/catatan
itu..?” Kata Nabi Saw.:”Dia adalah
shalawat yang engkau baca untuk saya sewaktu didunia saya simpan untuk kamu”.
Kata seorang hamba: ”Duh menyesal sekali
aku terhadap apa-apa yang telah aku lengahkan (tidak bershalawat) disisi Allah
Swt.”. (Kanzul Akhbaari).
Diriwayatkan
dari Nabi Saw. bahwa beliau bersabda: ”Sesungguhnya
Allah ta’aala telah menciptakan para Malaikat yang di tangannya terdapat
beberapa pena dari emas dan beberapa kertas dari perak, yang mereka itu tidak
mencatat sesuatupun melainkan shalawat untuk saya dan keluarga rumah saya.”
Telah
diceritakan bahwa ada seorang Yahudi yang menuduh orang muslim mencuri untanya.
Maka ia datangkan empat orang saksi palsu dari golongan manafiq. Nabi Saw.
memutuskan hukum unta itu milik orang Yahudi dan memotong tangan orang muslim,
sehingga orang muslim itu kebingungan. Maka dia mengangkat kepalanya menengadah
ke langit seraya berkata: “Tuhanku, dan
Baginda Tuanku, Engkau Maha Mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak mencuri
unta ini”. Kemudian dia berkata pula: ”Wahai
Rasulullah, sungguh keputusan hukum engkau itu betul, akan tetapi mintalah
keterangan kepada unta ini”. Berkata Nabi Saw.: ”Hai unta milik siapakah engkau..?” Unta itu menjawab dengan
kata-kata yang fasih terang : “Wahai
Rasulullah, saya adalah milik orang muslim ini dan sesungguhnya mereka para
saksi itu semua dusta”. Berkata Nabi Saw. : “Hai muslim, beritahukan kepadaku, apakah yang engkau perbuat, sehingga
Allah Swt. menjadikan unta ini bisa mengatakan milikmu..? Wahai Rasulullah,
saya tidak tidur diwaktu malam sehingga lebih dulu membaca shalawat untuk
engkau 10 kali”. Berkata Nabi Saw.: ”Engkau
telah selamat dari hukum dipotong tanganmu di dunia ini, dan selamat juga dari
siksa di akhirat nantinya dengan sebab berkahnya engkau membaca shalawat untuk
saya”. (Durratul Waa’izdiina).
Dari Abi
Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda : “Bershalawatlah atas para Nabi Allah dan utusan-Nya sebagaimana kamu
semua bershalawat kepadaku, sebab mereka itu sama diutus sebagaimana aku di
utus”. (HR. Ahmad dan Al-Khathib).
Nabi
Muhammad Saw. bersabda : “Perbanyaklah
membaca shalawat untukku pada hari Jum’at dan malam Jum’at, maka barangsiapa
yang berbuat itu, maka aku akan menjadi saksi dan member syafa’at padanya
dihari kiamat.” (HR. Al Baihaqi, di
dalam Kitab Irsyadul Ibad Ilasabilirrosyad).
Rasulullah
Saw. Bersabda : “Siapa bershalawat
kepadaku dihari Jum’at seratus kali maka ia datang dihari kiamat dengan cahaya,
andaikata dibagi antara makhluk semuanya maka cahaya itu akan memenuhinya”.
(HR. Abu Nu’aim, di dalam Kitab Irsyadul
Ibad Ilasabilirrosyad dan didalam Al-Hilyah).
Nabi
Muhammad Saw. bersabda : “Sesungguhnya
hari-hari yang utama bagi kamu yaitu hari Jum’at maka perbanyaklah membaca
shalawat kepadaku, karena bacaan shalawatmu itu langsung disampaikan kepadaku
(yaitu pada hari Jum’at itu).” (HR.
Abudaud dan An Nasa’i, di dalam Kitab Irsyadul Ibad Ilasabilirrosyad).
Dari Abi
Hurairah ra, Rasulullah Saw, Bersabda : “Siapa
bershalawat kepadaku disisi kuburku maka saya mendengarnya, siapa bershalawat
kepadaku dari jauh maka shalawat itu diserahkan oleh seorang malaikat yang
menyampaikan kepadaku, dan ia dicukupi urusan keduniaan dan keakhiratannya, dan
aku sebagai saksi dan pembela baginya”. (HR. Al-Baihaqy dan Al-Khatib).
وَقاَلَ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَمْ
إنَ فِي الأَرْضِ مَلَائِكَةِ سياحين يبلغوني عَنِ أُمَتِي السَلَامَ
Nabi
Muhammad Saw. bersabda : “Sesungguhnya
diatas bumi ini ada malaikat yang berkelana dan menyampaikan salam dari umatku
kepadaku”. (Di dalam kitab Ihya
Ulumiddin).
Kata
Syaikh Al-Muzdhir: ”Sungguh kebiasaan
para raja dan para orang-orang yang terhormat itu memuliakan kepada orang-orang
yang mau menghormati para kekasihnya dan mau memuliakan para sahabat karibnya.
Maka sesungguhnya Allah Swt. itu raja dari sekalian raja dan Dzat yang paling
mulia, sehingga Dia Allah Swt. lebih berhak terhadap kebiasaan yang mulia itu.
Sungguh orang yang memuliakan kekasihNya serta NabiNya Saw. dengan membaca
shalawat untuk beliau, maka akan dia dapatkan rahmat dari Allah Swt, terhapus
semua dosanya dan ditinggikan derajatnya”.
Kata Ibnu
Syaikh Rahimahullaah ta’aalaa : “Yaitu
Wajib membaca shalawat setiap disebutkan asma Nabi Saw, dan meskipun dalam satu
majlis disebutkan seribu kali”. (Durratun
Nasihin).
وروى التيمي عن زين العابدين أنه قال:
علامة أهل السنة كثرة الصلاة على رسول الله
At-Taimi
meriwayatkan dari Zainal Abidin berkata : “Tanda
bahwa orang itu termasuk ahlussunnah, bila ia banyak membaca shalawat terhadap
Rasulullaah Saw.” (di dalam kitab
irsyadul Ibad Ilasabilir-rosyad).
مَنْ قَالَ جَزَى الله عَنّا مُحَمَّداً
بِمَا هُوَ أَهْلُهُ أَتْعَبَ سَبْعِينَ مَلَكاً ألْفَ صَبَاحٍ: والطبراني
At-Thabarani
berkata: “Barangsiapa yang membaca
Jazallaahu annaa Muhammadan bimaa huwa ahluhu, maka akan melelahkan (mencatat
pahalanya) tujuh puluh Malaikat seribu hari.” (di dalam kitab irsyadul ibad ilasabilir-rosyad). Wallaahu a’lam
bishawab.
Jadi
banyak-banyaklah kita bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw, terutama pada malam
Jum’at dan hari Jum’at dan mengikuti Sunahnya Rasulullaah Saw, agar kita di
ridhai oleh Allah Swt. dan mendapat syafaat dari Rasulullaah Saw, serta tidak
menjadi orang yang merugi diakhirat nanti karena mengetahui ganjaran dari
shalawat kepada Nabi Saw. karena “siapa
yang cinta pada sesuatu hal maka ia akan sering menyebut-nyebutnya”.
Semoga Bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar