Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid Tanggul adalah seorang ulama yang menghabiskan masa dakwahnya di Tanggul, Jember, Jawa Timur. Ia dipercaya sebagai keturunan ke-39 Rasulullah dari Hadramaut, Yaman, yang hijrah ke tanah Jawa pada sekitar 1920-an, dan menetap di Jember hingga akhir hayatnya. Habib Sholeh Tanggul dikenal sebagai ulama yang dermawan dan memiliki banyak karomah, atau anugerah di luar akal dan kemampuan manusia yang biasanya terjadi pada seseorang wali.
Awal kehidupan
Habib Sholeh Tanggul lahir di Yaman pada 1895 dengan nama asli Sholeh bin Muhsin al-Hamid. Ayahnya merupakan seorang ulama bernama Muhsin bin Ahmad al-Hamid, yang dijuluki oleh masyarakat sekitar sebagai al-Bakri al-Hamid. Sementara ibunya bernama Aisyah, berasal dari keluar al-'Abud Ba 'Umar. Sedari kecil, Habib Sholeh menghabiskan waktunya untuk menuntut ilmu agama. Ia belajar tentang ilmu fikih dan tasawuf dari sang ayah. Selain itu, ia juga belajar Al Quran dari Syekh Said Ba Mudhij, ulama kenamaan Wadi 'Amd.
Di Jember, Habib Sholeh melaksanakan khalwat atau menyepi untuk beribadah selama lebih dari 3 tahun. Habib Sholeh berhenti khalwat atas perintah Habib Abu Bakar bin Muhammad as-Segaf, yang memintanya datang ke Gresik. Sesampainya di Gresik, Habib Sholeh diberi mandat untuk segera menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Sepulangnya dari berhaji, Habib Sholeh mulai berdakwah dan mendirikan mushala di kediamannya. Beberapa tahun kemudian, ia mendapat hadiah berupa sebidang tanah dari pengusaha setempat bernama Haji Abdur Rasyid. Habib Sholeh membangun masjid di atas tanah tersebut yang dinamai Masjid Riyadus Shalihin, yang kemudian diwakafkan.
Karomah Habib Sholeh Tanggul
Habib Sholeh merupakan ulama dari kalangan
alawiyyin atau keturunan Nabi Muhammad yang dianugerahi karomah oleh Allah SWT.
Bahkan karomahnya tidak terhitung. Salah satunya adalah, Habib Sholeh pernah
menyingkirkan wabah mematikan di sebuah desa. Konon, wabah tersebut hilang
setelah orang-orang desa meminum air danau yang telah dicelupkan sebuah kertas
yang berisi tulisan Habib. Habib Sholeh Tanggul juga memiliki sumur keramat di
Lumajang yang dipercaya dapat menyembuhkan segala penyakit. Selain itu, ada
pula riwayat yang menyatakan bahwa Habib Sholeh pernah bertemu dengan Nabi
Khidir dalam wujud seorang pengemis. Sejak itu, kediaman Habib Sholeh tidak
pernah sepi dikunjungi oleh orang yang ingin bersilaturahmi dan meminta doa, Bahkan
banyak tokoh di Indonesia dan dari beberapa negara yang tercatat pernah
mengunjunginya.
Suatu kisah cerita ini pernah diutarakan oleh
Al-Habib Muhammad bin Sholeh Al-Hamid Tanggul, putra dari Habib Sholeh.
Dahulu, ada seorang pecinta Habib
Sholeh di daerah Ampel Surabaya yang sedang membutuhkan biaya besar untuk
kebutuhan keluarganya. Di rumah terpajang foto Habib Sholeh Tanggul. Setiap ia
melihat foto tersebut selalu bermohon kepada Allah dengan berkah Habib Sholeh,
semoga ia mendapatkan uang yang ia butuhkan, hal itu dia katakan berkali-kali.
Singkat cerita, suatu hari Habib
Sholeh didatangi oleh beberapa pejabat pemerintah Adam Malik. Mereka datang
membawa hadiah untuk Habib berbentuk sejumlah uang yang banyak.
Waktu itu, Habib Sholeh menyatakan kepada pejabat yang hadir dirumahnya.
"Coba ambil uang yang kalian
bawa sejumlah sekian juta, dan serahkan uang itu kepada fulan yang tinggal di
daerah Ampel Surabaya. Bilang, ini dari Habib Sholeh Tanggul atas karunia yang
Allah berikan, hanya itu saja, selebihnya kalian bawa kembali."
Habib Sholeh kemudian meminta
kepada putranya, yaitu Habib Muhammad bin Sholeh Al-Hamid, untuk menulis
alamatnya, dan surat kepada si penerima uangnya.
Tidak lama berselang, utusan
pejabat itu sampai di rumah orang yang dimaksud Habib Sholeh. Lalu menyerahkan
uang tersebut sesuai dengan arahan Habib Sholeh.
Melihat hal itu, pecinta Habib Sholeh jatuh tersungkur sambil
berucap “Alhamdulillah..”, barokah cucu
Rasulullah.
Lalu, ia pun membuka surat dari Habib Sholeh yang isinya: "Uang ini yang kau inginkan dalam situasi permintaanmu kepada Allah, di saat memandang gambarku.”, Wallahu A'lam
Itulah salah satu keberkahan
memajang foto Habib Sholeh Tanggul. Cerita ini memberikan motivasi kepada kita
bahwa betapa berkahnya kecintaan kita terhadap para habaib yang alim. Bukan
habaib yang hanya bisa mencaci, tetapi habaib yang mencerminkan cahaya akhlak
Rasulullah SAW.
Kisah ini merupakan cuplikan ceramah dalam
rauhah “Haul Ke-43 Al-Imam Al-Quthb Al-Habib Sholeh Bin Muhsin Al-HamidTanggul” yang disampaikan Al-Habib Abubakar bin Abdul Qadir Mauladdawilah
Malang.
0 komentar:
Posting Komentar