Sabtu, 06 April 2019

Masjid Al-Alam Marunda

Masjid yang kami kunjungi pertama adalah masjid Al A’lam yang berada di daerah Marunda. Ada yang pernah ke sana..? Napak Tilas berkunjung kesana sekaligus menimba ilmu kepada pengurus masjid, Bapak H. M Sambo Ishak.
Bpk. H. M. Sambo Ishak berusia 70 tahun. Beliau orang tanah abang asli dan pindah ke Marunda sebagai pengurus masjid Al a’lam sejak tahun 1966. Haji Sambo, begitu beliau biasa disapa, bertemu jodoh kemudian menikah dan menetap di Marunda hingga saat ini. Beliau ikhlas sebagai pengurus masjid walau tanpa bayaran. “Cukuplah Allah yang akan membayar saya dan itu lebih besar dari apapun.” ujar Bapak H. M Sambo ishak. MasyaAllah, semoga kita dapat mencontoh keikhlasan Haji Sambo.
Sejarah Masjid Al A’lam
Masjid Al A’lam atau sering disebut dengan masjid si pitung didirikan pada tahun 1640 oleh para walisanga (sembilan wali) dalam waktu sehari semalam. Masjid Al A’lam diresmikan oleh pemerintahan pada tahun 1978. Sebenarnya masjid Al A’lam ini tidak ada kaitannya dengan si pitung. Bahkan pengurus masjid menyampaikan “kalau antum datang kesini hanya untuk mengetahui sejarah si pitung, saya stop dan tidak saya lanjutkan karena itu cerita jaman dahulu sebelum saya lahir. Itu pun cerita dari sesepuh saya yang sifatnya belum jelas kebenarannya, tapi kalau kehadiran antum untuk mengetahui sejarah masjid saya siap.”.
Kenapa masjid Al A’lam disebut masjid si pitung? Konon, pada masa penjajahan Belanda, Si Pitung pernah bersembunyi di masjid ini.  Si pitung adalah jawara dari batavia yang dijajah oleh negeri lain selama 358 tahun. Keberadaan masjid Al A’lam ada ditengah hutan dan laut sehingga cocok sebagai tempat persembunyian. Ada lubang di tembok masjid sebelah kiri yang digunakan si pitung untuk mengintip kedatangan para penjajah.
Masjid Al A’lam sering dikunjungi oleh wisatawan, baik dari wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Sejarah yang berkembang di masyarakat mengenai si pitung menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Di halaman sekitar masjid, terdapat makam wali Allah diantaranya makam alm. KH Jami’in bin Abdullah, al habib Abdul halim hay, saripah jenap, saripah maryam dan makam warga sekitar yang usianya sudah puluhan tahun.
Persis di samping masjid ada sumur kerek yang rasa airnya payau (tidak asin juga tidak tawar), padahal posisi masjid Al A’lam ini berada ditengah laut. Menurut informasi dari pengurus masjid, air sumur itu dipercaya bisa menyembuhkan penyakit. Tentunya dengan membaca basmallah dan sholawat. Air sumur hanya sebagai washilah saja.

Semoga Bermanfaat

0 komentar:

Posting Komentar