Adab Janazah: Doa Mayyit Waktu Dimasukkan Ke Lubang Lahad (Kajian Kitab Bulugh al-Maram)
وَعَنِ
ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا, عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ: إِذَا وَضَعْتُمْ مَوْتَاكُمْ فِي الْقُبُورِ, فَقُولُوا: بِسْمِ اللَّهِ,
وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم . (أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ,
وَأَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ, وَأَعَلَّهُ
الدَّارَقُطْنِيُّ بِالْوَقْف)
Diriwayatkan
dari ibnu Umar semoga Allah memberikan keridhaannya kepada keduanya dari Nabi
Muhammad shallallahu Alaihi Wa sallam bersabda: "Apabila kalian
meletakkan mayyit kalian di dalam kubur, maka ucapkanlah: Bismillah wa Ala
Millati Rasulillah shallallahu alaihi wa sallam. (hadis ini di takhrij oleh
Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Nasa'i. imam Ibnu Hibban mengatakan hadis ini
shahih. Imam Daraqutniy menyatakan hadis ini hadis mauquf."
Penjelasan:
Hadis ini
mengajarkan salah satu adab yang kita lakukan kepada janazah, yakni disunnahkan
ketika mayyit dimasukkan ke dalam kubur bahwa orang yang memasukkannya
disunnahkan untuk membaca doa "Bismillah Wa Ala Millati Rasulillah Shallallahu
Alaihi Wa sallam"
بِسْمِ
اللَّهِ، وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah dan atas nama ajaran
utusan Allah Nabi Muhammad shallallah Alaihi Wa Sallam.
Syekh Husain
Muhammad al-Maghribiy dalam kitab Badrut Tamam lebih tegas lagi menyebutkan
riwayat Imam Hakim dalam kitab al-Mustadrak bahwa doa tersebut dibaca saat
memasukkan mayyit ke lobang lahad.
Sayyid
Alawiy Bin Abbas al-Malikiy berkata; "Kesunnahan membaca doa tersebut
dibaca ketika memasukkan mayyit ke dalam kuburnya merupakan perintah Rasulullah
Nabi yang mulia, dengan harapan semoga dengan disebutnya nama Allah Taala dan
atas nama pengamalan Ajaran Rasulullah hal itu akan menjadi benteng dan bekal
yang menyelamatkan si mayyit dari fitnah dan huru hara di alam kubur."
Keutamaan
membaca doa tersebut sangat besar manfaatnya buat mayyit. Sayyid Muhammad
Abdullah al-Jurdaniy dalam kitab Fathul Allam mengatakan: "Mayyit yang
dibacakan doa itu ketika dimasukkan ke dalam kuburnya, dengan izin Allah Taala
akan mendapat perlindungan azab kubur selama empat puluh tahun."
Syekh
Muhammad as-Shan'aniy dalam kitab Subulus Salam mengatakan: bahwa hadis di atas
kemauqufannya didukung oleh hadis yang diriwayatkan oleh Imam Hakim dan Imam
al-Baihaqiy dengan sanad yang lemah disebutkan bahwa: ketika telah selesai
jasad puri Rasulullah yang bernama Ummu kulstum diletakkan di dalam kuburnya,
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam membaca surat Thaha ayat: 55:
(مِنْهَا
خَلَقْنَاكُمْ، وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ، وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى)
Kemudian
beliau melanjutkan dengan membaca doa:
بسم الله وفي سبيل الله وعلى مِلَّة رسول الله
.
Artinya: Dengan
menyebut Nama Allah, dalam menempuh jalan Allah dan atas nama ajaran utusan
Allah.
Sayyid
Muhammad Abdullah al-Jurdani mengatakan dianjurkan bagi orang memasukkan mayyit
ke dalam kubur setelah selesai bahwa ia mengamalkan seperti apa yang dilakukan
oleh Rasulullah yakni dengan menaburkan (menuangkan) tanah dengan tangannya
sebanyak 3 kali.
Taburan
pertama sambil membaca :
(مِنْهَا خَلَقْنَاكُم) اللهم لقنه عند المسألة حجته
Ya Allah,
mantapkanlah argumenya ketika ia ditanya malaikat Munkar dan Nakir
Taburan
kedua membaca:
(وَفِيهَا
نُعِيدُكُمْ) اللهم افتح أبواب السماء لروحه
Ya Allah,
bukalah pintu langit (surge) buat ruhnya
Taburan
ketiga membaca:
(وَمِنْهَا
نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى) اللهم جاف الأرض عن جنبيه
Ya Allah,
Jauhkan bumi menghimpit kedua lambungnya.
Dianjurkan
pula bagi orang yang hadir saat penguburan mayyit bahwa ia mengambil tanah
kuburannya dan tanah tersebut dibacakan surat al-Qadr (inna anzalna) sebanyak 7
kali kemudian ia letakkan tanah tersebut pada bagian luar kain kapannya atau di
kuburannya. Ada riwayat yang menyatakan siapa yang melakukan hal demikian, maka
dengan izin Allah si mayyit mendapat perlindungan azab kubur."
Keutamaanya sangat
besar mengamalkan ajaran Rasulullah, sangat rugi kalau ditinggalkan. ingat
jangan maen pendem aja itu mayyit.
Khadimul
Janabin Nabawiy
H. Rizqi
Zulqornain al-Batawiy
0 komentar:
Posting Komentar