Assalamu’alaikum
Wr,Wb.
Sabar memiliki kedudukan tinggi yang mulia dalam agama Islam. Oleh karena
itu, Al Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa sabar setengah dari keimanan dan
setengahnya lagi adalah syukur. Sesungguhnya ujian
dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla. Tidak satu pun diantara kita yang
mampu menghalau ketentuan tersebut.
Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah sangat kita butuhkan dalam menghadapi badai cobaan yang menerpa. Sehingga tidak menjadikan diri kita berburuk sangka kepada Allah SWT terhadap segala KetentuanNya.
Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah sangat kita butuhkan dalam menghadapi badai cobaan yang menerpa. Sehingga tidak menjadikan diri kita berburuk sangka kepada Allah SWT terhadap segala KetentuanNya.
Oleh karena itu, dalam keadaan apapun, kita sebagai hamba
yang beriman kepada Allah SWT harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dan
haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan
sebagai ujian atas keimanan yang kita miliki. Allah sebagaimana tertulisa dalam
firmanNya : “Apakah kalian mengira bahwa
kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian..? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah
Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah..? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al-Baqarah : 214).
Ketahuilah, ujian dan cobaan di dunia
merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan,
itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan
tanda kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT.
Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat
dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian atau cobaan yang dialaminya.
Sebagaimana dalam firman-Nya : “…Allah mencintai
orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Imran : 146).
Ibnul Qoyyim mengatakan dalam Madarijus Salikin : “Sabar adalah menahan
jiwa dari keluh kesah dan marah, menahan lisan dari mengeluh serta menahan
anggota badan dari berbuat tasywisy (tidak lurus). Sabar ada tiga macam, yaitu
sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah, sabar dari maksiat, dan sabar dari
cobaan Allah.”
Hikayat Sayyidinaa Ali bin Abi Thalib
R.a:
Suatu hari persedian
makanan dirumah Ali bin Abi Thalib habis. Tidak ada gandum atau roti atau kurma
yang dapat mereka makan, kecuali hanya air minum saja. Sementara Ali r.a sedang
keluar dalam waktu yang cukup lama untuk suatu keperluan. Fatimah Az Zahra
sedih karena tidak ada yang bisa ia suguhkan untuk menyambut kedatangan
suaminya. Tiba Ali r.a datang dan mengucapkan salam dan menanyakan,
“Wahai
istriku apakah ada sesuatu yang bisa kita makan hari ini ?”. Fatimah r.a
menjawab, “tidak ada sesuatupun yang dapat kita makan kecuali air minum saja
yang tersedia”.
Ali r.a segera keluar
rumah dan menuju masjid. Kemudian wudhu dan melakukan sholat sunnat, setelah
salam berdoa sejenak dan pulang ke rumah.
Dan bertanya kepada Fatimah Az Zahra,
“Wahai istriku apakah ada sesuatu yang bisa kita makan hari ini ?”.
Fatimah r.a
menjawab, “tidak ada sesuatu pun yang dapat kita makan kecuali air minum saja
yang tersedia”.
Setelah itu Ali
keluar rumah dan menuju masjid lagi. Kembali menyempurnakan wudhunya dan sholat
sunnah, setelah salam berdoa sejenak dan pulang ke rumah.
Dan bertanya kepada
Fatimah Az Zahra, “Wahai istriku apakah ada sesuatu yang bisa kita makan hari
ini ?”. Fatimah r.a menjawab, “tidak ada sesuatupun yang dapat kita makan
kecuali air minum saja yang tersedia”.
Mendengar jawaban itu
Ali r.a kembali keluar rumah dan menuju ke masjid. Kembali ia menyempurnakan
wudhunya dan sholat sunnah, setelah salam berdoa sejenak dan pulang ke rumah.
Dan bertanya kepada Fatimah Az Zahra, “Wahai istriku apakah ada sesuatu yang
bisa kita makan hari ini ?”. Fatimah r.a menjawab, “Sesungguhnya gilingan
gandum yang telah lama tidak terpakai itu telah berputar dan menghasilkan
tepung yang bisa kita buat roti, bersyukurlah wahai suamiku karena Allah telah
membuka khazanahnya didepan mata kita.”
Kemudian mereka
menunggu gilingan gandum itu berputar dan terus menerus menghasilkan tepung.
Semakin lama semakin banyak dan tempat menyimpan tepung sudah tidak mencukupi.
Maka Ali r.a membuka penutup gilingan gandum itu, sejenak kemudian gilingan
gandum itu berhenti berputar. Mereka lalu membuat roti untuk selanjutnya
dimakan sebagai kebutuhan sehari hari mereka.
Hal ini disampaikan
kepada Rasulullah SAW dan bersabda : “Wahai Ali andaikan kamu tidak membuka
penutup gilingan gandum itu, gilingan itu akan mengeluarkan tepung sampai hari
kiamat”.
Ketika Ali ra belum
mendapatkan makanan. Ali ra menyalahkan dirinya sendiri. Yang salah ini shalat
saya mungkin wudhu’ kurang sempurna. Bukan menyalahkan shalatnya. Kalau kita
hari ini shalat belum bisa mendapat pertolongan Allah SWT. Yang salah itu
shalat kita, perbaiki lagi dan lagi.
Kalau kita punya
mobil dan tiba-tiba mogok sedangkan tujuan kita masih jauh. Mobilnya saya
tinggalkan saja, saya naik kendaraan lain saja. Maka yang SENANG INI PENCURI
“Cocoklah ditinggalkan” katanya dalam hati. Periksa dulu mungkin bensinnya
habis atau ada kabelnya yang longgar.
Kalau kita shalat
belum bisa mendapat pertolongan Allah SWT kemudian kita tinggalkan. Maka yang
SENANG INI SYETAN “Cocoklah kamu tak shalat”. Periksa lagi shalat kita, mungkin
wudhu’nya kurang bagus atau bacaannya.
Untuk mendapat gelar
Sarjana S1 kita berkorban 6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA dan 4 tahun
kuliah. 16 tahun belajar mengorbankan uang puluhan juta dan menghabiskan waktu
yang panjang. Adakah jaminan misalnya dari presiden kalau kamu sarjana dapat
uang RP. 10 juta perbulan. Atau jaminan dari yang lain. Kan tidak ada tapi ada
keyakinan dalam diri kita kalau saya sarjana akan mudah bekerja.
Untuk mendapatkan
shalat yang dapat menarik pertolongan Allah SWT juga perlu latihan bukan 16
tahun dan menghabiskan uang yang banyak. Cukup hanya 4 bulan saja dan biayanya
sekitar Rp. 1 juta. Paling minimal kita bisa menjaga shalat kita dan ada
keyakinan shalat mendatangkan pertolongan Allah SWT.
“Untuk menyelesaikan
masalah dunia saja tidak bisa bagaimana shalat kita bisa menyelesaikan masalah
akhirat…?”
Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al Baqarah 153).
Allah SWT berfirman :
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'”. (QS. Al Baqarah 45).
Inilah salah satu jaminan yang di janjikan Allah SWT.
Baginda Rasulullah saw. bersabda:
“Barangsiapa bersabar maka Allah akan memberinya kesabaran, dan tidaklah Allah
memberikan rezeki yang lebih baik dan lebih luas bagi seorang hamba daripada
sifat sabar.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Benarkah sabar itu mendatangkan rizki..???
Kita lihat saja apa yang dilakukan oleh orang-orang sukses. Thomas Alfa Edison adalah salah satunya. Ia
melakukan banyak percobaan dengan listrik, yaitu membuat bola lampu listrik (Bolham). Ia berhasil membuat bolham tidak
begitu saja, melainkan telah mengalami berbagai kegagalan.
Akan tetapi
ia tidak pernah kapok, tidak pernah berhenti untuk mencoba. Jika gagal, maka
berpikir lagi dan mencoba lagi. Begitu seterusnya yang akhirnya Allah yang Maha
Perkasa memberi ilham, atau ilmu sehingga dia berhasil menemukan bola lampu
listrik yang pertama.
Diceritakan
bahwa Edison telah melakukan percobaan sebanyak 9.998 kali. Baru pada percobaan
yang ke 9.999 kali ia berhasil menemukan bola lampu pijar. Pada saat
keberhasilan dicapainya, dia sempat ditanya: Apa kunci kesuksesannya.
Thomas Alfa
Edison menjawab, “Saya sukses, karena saya telah kehabisan apa yang disebut
kegagalan”. Pada tahun 1928 ia menerima penghargaan berupa sebuah medali khusus
dari Kongres Amerika Serikat. Ian mengatakan: “Jenius adalah 1% inspirasi dan
99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras”.
Berkat
jasanya kita bisa hidup enak dengan cahaya yang terang benderang, berkat lampu
listrik yang ditemukannya.
Semoga ALLAH
SWT Menjauhkan kita semua dari perbuatan maksiat, melimpahkan kita rizki yang
halal Dan Berkah untuk kita dan keluarga kita. Aamiin.
Semoga
Bermanfaat.
Wassalamu’alaikum
Wr,Wb.
0 komentar:
Posting Komentar