Kamis, 28 April 2016

INILAH JAWABAN MENGAPA ALLAH SWT MENYEBUT DIRINYA “KAMI” DIDALAM AL-QUR’AN

Assalamu’alaikum Wr,Wb.
Allah-swt
Di dalam Al-Qur’an sering kita melihat terjemahan kata yang menunjuk kepada ALLAH, namun menggunakan kata “KAMI”, Sehingga banyak umat muslim yang awam menjadi kebingungan akan ke-Esaan Allah SWT dan dengan mudahnya dihasut oleh kaum lain yang terus berusaha memberikan doktrin bahwa Tuhan itu banyak.

Ketahuilah bahwa Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa arab sehingga secara kaidah pun tidak boleh dipahami dengan cara bahasa kita, karena hal ini tentu akan menimbulkan pemaknaan yang berbeda.

Sebagai contoh kata “FITNAH” secara bahasa indonesia memiliki arti “DUSTA”, sementara arti kata “FITNAH” menurut bahasa dalam Al-Qur’an adalah bentuk ujian yang mampu menggoyahkan keimanan. Sehingga sangat salah jika seseorang yang hendak membantah tuduhan dusta dengan mengutip ayat, “FITNAH LEBIH KEJAM DARI PEMBUNUHAN” (QS. Al-Baqarah:191).

Penggunaan dalil tersebut tidak pada tempatnya, karena para ulama sepakat bahwa ayat tersebut menunjukan kekufuran dan tidak ada kaitannya sedikitpun dengan fitnah dalam arti dusta.

Dalam bahasa arab, kata “KAMI” tidak selalu menunjukan kata ganti orang pertama dalam bentuk jamak atau banyak. Kata “KAMI” bisa juga digunakan sebagai kata untuk mengagungkan (ta’dzim) orang yang tengah berbicara.

Menurut Syaikhul Islam, Allah SWT menyebut dirinya dengan makna tunggal, baik dengan kata ganti tunggal ataupun langsung menyebutkan namanya. Namun terkadang juga menyebutnya dalam bentuk jamak dan tetap bermakna tunggal seperti dalam ayat berikut:

“Sesungguhnya KAMI akan memberikan kemenangan yang nyata bagimu” (QS. Al-Fath:1).

Ayat tersebut tidak menunjukan makna jamak, melainkan mengandung makna pengAgungan atau ta’dzim. Sementara jika menunjukan makna ganda, maka akan menunjukan suatu bilangan tertentu dan Allah SWT Maha Suci dari sangkaan makhluknya akan pembatasan bilangan tersebut.

Jika anda masih merasa bingung dengan penjelasan saya, coba anda simak makna “KAMI” dalam sebuah pidata bentuk bahasa indonesia.

“Kami selaku RT”, “Kami selaku ketua dewan Masjid”, dan “Kami selaku Lurah”, tidak menunjukkan bahwa RT, Ketua dewan masjid ataupun Lurah itu banyak, karena posisi tersebut hanya ditempati oleh satu orang saja.

Penggunaan kata “Kami” justru menjadi salah satu bentuk kerendahan hati dan  tidak menonjolkan diri sendiri. Sehingga akan lebih enak ketika menyebutnya, “Kami selaku Lurah”, daripada “Aku selaku Lurah”.

Lantas bagaimana memaknai kata “Kami” yang ditujukan kepada Allah SWT..??
Bagi kita yang awam supaya memperkuat keimanan, akan lebih baik jika menafsirkan kata “Kami” dengan kata “ALLAH” saja, sehingga akal pikiran kita tidak mengaitkannya dengan pemaknaan secara bahasa indonesia yang menunjukan arti banyak/jamak.

Wallahu A’lam
Semoga Bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar