Kamis, 28 April 2016

ALLAH SWT MENEGUR SEMUA HAMBANYA YANG BERDOSA DAN MELAMPAUI BATAS PERKATAAN BAIK DAN HALUS

cara-allah-menegur-hambanya-yang-melampaui-batas
Assalamu’alaikum Wr,Wb
Saudaraku yang di rahmati Allah SWT, begitu luasnya kasih sayang dan cinta Allah kepada seluruh hambanya, sudah sepatutnya rasa kasih sayangnya kita kuatkan dengan keimanan dan ketaqwaan kepadanya. Segala apa yang menjadi perintahnya wajib dijalankan dengan rasa senang dan ikhlas semata-mata mengharap keridhaannya.

Walaupun manusia itu melakukan suatu perbuatan dosa-dosa besar yang sudah dilarang oleh agama, dengan kasih sayangnya DIA tidak berkata kasar kepada hambanya, Namun sebaliknya Allah SWT menegur seluruh hambanya yang telah melakukan kesalahan dan perbuatan dosa dengan perkataan yang halus dan lembut agar seluruh hambanya kembali ke jalan yang benar dan di ridhoinya, sebagaimana dalam Al-Qur’an berikut:

“Katakanlah: “Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53) (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari kutipan ayat tersebut Allah menyeru kepada seluruh hambanya yang telah melakukan perbuatan dosa, kufur dan kesyirikan dengan perkataan yang sangat halus seperti “Wahai hamba-hambaku yang melampaui batas”, bukan sebaliknya dengan dengan perkataan kasar seperti “Wahai hamba-hambaku yang kafir dan durjana”, “Wahai para penzina”, “Wahai orang-orang yang syirik”. Dari kalimat itu ialah salah satu kasih sayangnya yang diserukan agar seluruh hambanya itu bertaubat kepadanya dengan mengerjakan amal kebaikan dengan seruan yang halus. Kurang baik apakah Allah kepada kita semua..??

Sebab turunnya ayat di atas menunjukkan bahwa dosa-dosa besar yang telah mereka lakukan (kesyirikan, pembunuhan, dan perzinaan) akan terhapus dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan tersebut, bertaubat, beriman setelah sebelumnya berada di atas kekufuran dan kesyirikan, kemudian mengiringinya dengan amal shalih. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam ayat setelahnya (artinya):

“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih, maka kejahatan mereka diganti oleh Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Furqan: 70).

Dengan demikian, terjawablah pertanyaan mereka tersebut. Jadi, sebesar apapun dosa yang dilakukan, jangan berputus asa untuk meraih ampunanNya. Tentang ayat 53 dalam surat Az-Zumar ini, Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Ayat ini merupakan seruan kepada semua pelaku maksiat, baik dari kalangan orang-orang kafir maupun selain mereka, untuk bertaubat dan kembali kepada Allah. Ayat tersebut menunjukkan betapa luasnya kasih sayang Allah. Sebesar apapun dosa manusia, jika dia mau jujur untuk mengakui kesalahannya, kemudian bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat, maka ampunan dan rahmatNya pasti akan diberikan kepada sang hamba.

Ayat ini juga mengabarkan bahwa Allah akan mengampuni semua dosa bagi orang yang mau bertaubat dan meninggalkan perbuatan dosa tersebut. Tidaklah ada seorang manusia kecuali pasti pernah terjatuh dalam perbuatan dosa dan kesalahan. Namun demikian, tidak sepatutnya bagi keturunan Nabi Adam putus harapan dan enggan memohon ampunan kepada Sang Khalik. Karena Dia pasti akan memberikan ampunan, walaupun dosa-dosa manusia itu sebanyak buih di lautan. Siang dan malam ampunanNya senantiasa terbentang, untuk hambaNya yang memohon ampun dengan ketulusan. Itulah kemurahan Ar-Rahman, kepada hambaNya yang beriman.


ALLAH SWT MENEGUR HAMBANYA YANG MELAMPAUI BATAS
Begitu indahnya kasih sayang Allah SWT kepada kita semua hambanya agar senantiasa menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepadanya, siapapun  manusia yang taat dan patuh terhadap perintah Allah dan menjauhi segala apa yang telah dilarangnya, pastilah ia manusia yang beriman  kepada Allah dan kitab-kitabnya, sebagaimana dalam firmannya Allah SWT mengatakan didalam Al-Qur’an.

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS. Yuunus: 12).

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Al-Maidah: 87).

 “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Al-A'raaf:55).

“Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkanNya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Al-An'aam:119).

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al-A'raaf :31).

“Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hambaNya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendakiNya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hambaNya lagi Maha Melihat”. (QS. Asy-Syuura:27).

“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih”. (QS. Asy-Syuura : 42).

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Baqarah: 73).

“Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaanKu, maka sesungguhnya binasalah ia”. (QS. Thaahaa : 81).

Kesimpulan dari mentadabburi makna jangan melampaui batas, adalah manusia jangan lalai terhadap sesuatu hal apapun, jangan pula manusia berhenti menuntut ilmu hingga akhir hayat tiba dan kerap selalu berdoa memohon petunjuk kepada Allah SWT agar diberikan hikmah, hidayah, dan diberikan hati yang bercahaya yang peka terhadap sinyal dan sunnatullah yang telah Allah tentukan dan syariatkan dala kehidupan dunia yang sementara ini.

Semoga kita semua termasuk hamba yang beruntung serta taat, peka terhadap perintah dan larangan Allah yang berlaku dari seluruh unsur kehidupan baik dalam pola ibadah, pola bekerja, pola konsumsi maupun pola melakukan,menyikapi segala sesuatu berdasarkan ketentuan Allah dan sunnatullah, sunnah rasul, Insya Alloh.
Semoga Bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar