Oleh: Ustad Faisal
Al-Fikri
Assalamu’alaikum Wr,
Wb.
Allaahumma
sholi ala sayyidinaa Muhammad wa alaa aali sayyidina Muhammad.
Kali
ini saya ingin mentausyiahkan pengalaman demi pengalaman dari mengambil
pelajaran dari kesalahan dan kekhilafan yang kita lakukan.
Beberapa
tahun yang lalu saya sebagai pencari asma, terutama kali meriyadhohkan asma Alif
Lam Miim selama tujuh malam, adapun pelajaran yang didapat ialah ketika
dititipkan sebuah karomah namun otomatis sikap menjadi ujub dan sombong
walaupun kesombongan itu menunjukan nilai ibadah kita maka secara tak sengaja
telah membuat saya kufur terhadapNya, namun dengan kesalahan tersebut kita
terutama kali saya dapat mengambil pelajaran bahwa Allah SWT benar benar
membenci orang yang bersikap sombong.
Ketika
didalam riyadhoh asma Alif Lam Mim, setiap bekas saya duduk berdzikir lantainya
itu panas sekali, dan sudah tak lazim bahwa seluruh tubuh merasakan suhu panas atau
energi yang panas, sebelum mencapai hitungan akhir dzikirnya saya tunda dulu,
disertai beristighfar dan bershalawat nabi, ketika energi panas hilang dan
keadaan sudah adem baru saya lanjutkan kembali dzikir asma Alif Laam Miim-nya.
Ada
pun karomah yang saya dapati di dari pengalaman itu secara tidak sengaja saya dapat
berkomunikasi dengan khodam-khodam ayat, namun hal itu tidak menjadikan saya
terfokus pada komunikasi khodam ayat, saya tetap tawadu dengan niat
menyelesaikan riyadhohnya.
Sampai
pada akhirnya saya terkejut dengan suatu hal, yaitu ketika saya selesai
berdzikir, lalu tiba-tiba ketika hendak tidur banyak sekali nyamuk berterbangan
dan sekali-kali menggigit saya ketika tidur, hal itu benar-benar mengganggu
saya ketika tidur, dan ketika saya ingin menyelesaikan masalah nyamuk, lalu
mendadak seperti ada arahan, untuk menangkap nyamuk, dengan cara menyedotnya ke
telapak tangan, walaupun nyamuk jauh diatas langit-langit rumah, saya praktekan
dengan mencengkram tangan kanan sambil mengucap “Laa haula walaa quwwata ilaa billah”,
lalu saya niatkan nyamuk kesedot ke tangan saya sambil menahan nafas, Subhanallah
nyamuk tersebut benar-benar ketarik/ kesedot ketelapak tangan saya sehingga
nempel di telapak tangan saya, langsung saya genggam nyamuk tersebut.
Hal
itu saya rasa kebetulan, lalu saya coba lagi pada nyamuk lain yang berterbangan
dan ternyata hal itu bukan kebetulan, seolah-olah tangan saya bisa menyedot
nyamuk sampai beberapa kali saya lakukan semua nyamuk bisa saya sedot dengan telapak
tangan dari jarak jauh, namun tiba-tiba istri saya berkata : “kenapa bisa
begitu..?? Coba sekali lagi”.
Lalu
saya jawab: “ini karena sering dzikir" (dengan rasa bangga akan ibadah dzikir
tadi) lalu saya coba kembali, namun nyamuk tersebut seolah-olah dapat melawan walaupun
agak ketarik sedikit. Lalu saya coba lagi dan hal itu tidak dapat terjadi lagi,
seolah-olah hal itu tidak bisa saya lakukan. Disaat itulah saya terpukul bahwa
sikap saya dalam menjawab tadi penuh dengan kesombongan. Dan Allah menarik
kembali karomah yang telah diberikannya dalam waktu sekejap saja.
Maka
dari itu saya terangkan bahwa jauhilah diri kita kepada sikap ujub dan kesombongan,
sebab Allah SWT benar-benar tidak menyukai orang orang yang sombong.
Barokallah
Fik, Semoga Bermanfaat.
Wassalamu’alaikum
Wr, Wb.
0 komentar:
Posting Komentar