Oleh:
Ustad Faisal Al-Fikri
Assaalamu’alaikum Wr Wb.
Berikut
kisah Dzun Nun atau Nabi Yunus AS didalam Al-Qur’an :
Bismillahirrohmaanirrohim
وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ
وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ
“Sesungguhnya
Yunus benar-benar salah seorang rasul” (QS. Asshaafat : 139).
إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ
“(ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan”, (QS. Ash-shaafat : 140).
فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ
“kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian”. (QS. Ash-shaafat : 141).
فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ
“Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela”. (QS. Ash-shaafat : 142).
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ
Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, (QS. Ash-shaafat : 143)
لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit”. (QS. Ash-shaafat : 144)
۞ فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ
“Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit”. (QS. Ash-shaafat : 145)
وَأَنبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّن يَقْطِينٍ
“Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu”. (QS. Ash-shaafat : 146)
وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَىٰ مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ
“Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih”. (QS. Ash-shaafat : 147)
فَآمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ
“Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu”. (QS. Ash-shaafat : 148)
فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا
إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ
“Dan
mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu
bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu),
beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan
dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang
tertentu.” (QS. Yunus : 98).
وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan
(ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia
menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau.
Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”.
(QS. Al-Anbiya : 87).
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ
وَكَذَٰلِكَ نُنجِي الْمُؤْمِنِينَ
“Maka
Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan
demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Anbiya : 88).
Shadaqallahul
azhiim
Dari kesimpulan ayat-ayat Al-Qur’an diatas ialah dahulu ada seorang Nabi yang bernama yunus atau dzun nun seorang hamba Allah yang diutus kepada kaumnya yang kafir, namun sedemikian usaha nabi, tidaklah sangat berbuah hasil melainkan hanya sedikit saja yang mau ikut beriman. Dimana suatu ketika Nabi Yunus as berinisiatif sendiri dalam keadaan emosi tanpa turun wahyu dari Allah SWT sang nabi mengambil keputusan bahwa kaumnya sudah pasti celaka terkena azab Allah SWT karena mereka tidak juga mau beriman, maka Sang Nabi pergi dari mereka tanpa perintah dari Allah SWT, disinilah perbuatan seorang Nabi Yunus dari kesalahannya sehingga Allah SWT memberi cobaanNya kepada sang Nabi dengan masuk kedalam perut ikan paus, didalam cerita Al-Qur’an sang Nabi pergi meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah karena watak kaumnya cukup keras untuk diajak beriman, sampailah ke pelabuhan dan hendak mengarungi kapal, didalam kapal belayar ditengah lautan, maka siasat Allah SWT berjalanlah untuk memberi cobaan kepada sang Nabi yang memiliki kesalahan, akan tetapi sang nabi sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya salah (meninggalkan kaumnya sebelum perintah Allah SWT).
Dari kesimpulan ayat-ayat Al-Qur’an diatas ialah dahulu ada seorang Nabi yang bernama yunus atau dzun nun seorang hamba Allah yang diutus kepada kaumnya yang kafir, namun sedemikian usaha nabi, tidaklah sangat berbuah hasil melainkan hanya sedikit saja yang mau ikut beriman. Dimana suatu ketika Nabi Yunus as berinisiatif sendiri dalam keadaan emosi tanpa turun wahyu dari Allah SWT sang nabi mengambil keputusan bahwa kaumnya sudah pasti celaka terkena azab Allah SWT karena mereka tidak juga mau beriman, maka Sang Nabi pergi dari mereka tanpa perintah dari Allah SWT, disinilah perbuatan seorang Nabi Yunus dari kesalahannya sehingga Allah SWT memberi cobaanNya kepada sang Nabi dengan masuk kedalam perut ikan paus, didalam cerita Al-Qur’an sang Nabi pergi meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah karena watak kaumnya cukup keras untuk diajak beriman, sampailah ke pelabuhan dan hendak mengarungi kapal, didalam kapal belayar ditengah lautan, maka siasat Allah SWT berjalanlah untuk memberi cobaan kepada sang Nabi yang memiliki kesalahan, akan tetapi sang nabi sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya salah (meninggalkan kaumnya sebelum perintah Allah SWT).
Maka
sampailah dirinya tertelan didalam perut ikan, yang sangat gelap dan sesak yang
penuh kedukaan dan kerisauan, beliau tersadar bahwa Allah SWT sedang memberikan
ujian dan cobaan.
Dengan
harapan dan memohon ampunan dari kesalahannya dan sambil berdzikir sambil
menangis beliau mendzikirkan “Laa ilaha ila anta subhanaka inni kuntu minazh-zholimin:
yang artinya: “Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, Sesungguhnya aku
adalah termasuk orang yang zalim”.
Amalan
dzikir sang Nabi sebenarnya ialah Laa ilaha ilallaah dengan Subhanallah, yang
artinya Tiada Tuhan Selain Allah dan Maha Suci Allah.
Pagi
dan petang beliau selalu berdzikir dalam mengingat Allah SWT, Sehingga sampai
beliau berada didalam perut ikan, terhamparlah amalan dzikirnya menjadi berdoa
yang dengan penuh makrifat.
Karena
sadar atas kesalahannya sang Nabi sangat malu kepada Allah SWT, sampai sampai
rasa malu itu, malu untuk menyebut asma Nya, namun disisi lain rasa malu pun
juga tidak dapat menolong dirinya, hanya bertaubatlah yang dapat menyelamatkannya,
dengan rasa malu dan penuh penyesalan maka terhamparlah amalan yang telah
berisi didalam dadanya.
Laa
ilaha ila Anta : “Tiada Tuhan Selain Engkau” (Allah SWT)
Subhanaka : “Maha suci Engkau” ( Allah SWT )
Inni kuntu minazh-zholimin : “Sesungguhnya aku adalah termasuk orang yang dzolim”.
Subhanaka : “Maha suci Engkau” ( Allah SWT )
Inni kuntu minazh-zholimin : “Sesungguhnya aku adalah termasuk orang yang dzolim”.
Kalimah
itu keluar dari lubuk hatinya yang terucap di mulut sebagai bentuk rasa yang
tidak di buat-buat, Lalu sang Nabi diberikan ampunan kepada Allah SWT, karena
beliau ialah termasuk orang yang banyak mengingat Allah SWT seperi firmanNya
didalam surah asshaafat berikut :
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ
الْمُسَبِّحِينَ
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang
yang banyak mengingat Allah”. (QS. Ash-shaafat : 143).
DOA DZUN NUN
Laa ilaha illa anta, Subhanaka, inni kuntu minazh-zholimin
Adapun cerita didalam Al-Qur’an ialah sebagai pelajaran bagi ulil albab (orang yang berakal). Maka mari kita pegang Al-Qur’an yaitu dengan mempelajari isinya yaitu bagi kita yang di landa musibah, hidup sulit, sedang menghadapi masalah, di zholimi orang, telah melakukan kesalahan sehingga ingin taubat kita diterimaNya maupun dalam hajat-hajat yang lain, mari kita gunakan serta bermakrifat didalamNya.
Tata
cara riyadhohnya :
1.
Ambillah waktu yang senggang dari kesibukan, lebih afdhol waktu sepi yaitu
tengah malam.
2. Ambillah
situasi tersebut didalam gelap (ruang gelap) sebagaimana syariatnya pada cerita
Nabi Yunus as yang berada didalam perut ikan yang gelap dan penuh pengharapan.
3.
Lalu Sholat Hajad 2 rakaat, dan duduk tenanglah sambil berdzikir doa dzun nun
diatas.
4.
Sebelum berdzikir berdoalah dengan khusyuk, Doa didalam permasalahan anda.
“Yaa
Allah, keluarkanlah hamba dari permasalahan ini, dan ampunilah hamba
sebagaimana engkau mengeluarkan dan mengampuni nabiMu yang berada didalam perut
ikan”.
DOA
INGIN MELIHAT ALAM JIN (Alamul Ghuyub).
“Yaa
Allah, tampakanlah kepada hamba apa yang tidak hamba lihat, akan tetapi mereka
( Jin ) dapat melihat, karena hamba masih bodoh dalam hal ini, dan kabulkanlah
doa hamba sebagaimana Engkau mengabulkan nabiMu yang sedang berada didalam
perut ikan”.
DOA
INGIN KELUAR DARI KEBODOHAN ATAU KESEMPETIAN HATI DAN SEBAGAINYA.
“Yaa
Allah , keluarkanlah hamba dari kebodohan, sehingga hamba memahami apa yang
telah Engkau beri petunjuk, sebagaimana Engkau mengeluarkan dan memberi
petunjuk kepada nabiMu yang berada didalam perut ikan”.
5.
Selepas berdoa, langsung tujukan hati kepada makna kalimah-kalimahNya yaitu
“Tiada tuhan selain Engkau, Maha suci Engkau, SesungguhNya aku adalah termasuk orang orang yang zholim”.
“Tiada tuhan selain Engkau, Maha suci Engkau, SesungguhNya aku adalah termasuk orang orang yang zholim”.
Sedangkan
mulut mengucap kalimahNya yaitu : Laa ilahailla anta, Subhanaka, Inni kuntu
minnazh-zholimin.
Usahakan
ucapan dimulut dan di hati bersatu, walaupun dimulut atau lisan berbahasa arab
dan di hati makna dari bahasa arab tersebut, Dzikirkan sebanyak-banyaknya tanpa
terpikir hitungan, terpikir pikiran apapun. Cukup hanya kalimah-kalimah Allah
tersebut yang perlu di fokuskan, insya Allah Qobul.
Barokallah
Fik, Semoga Bermanfaat.
Wassalamu’alaikum
Wr, Wb.
0 komentar:
Posting Komentar