Minggu, 10 Maret 2019

API DI DUNIA SEPERCIK API DI NERAKA

berlindung dari api nerakaDikutip dari Kisah Al-Habib Ubaidillah bin Idrus Al-Habsyi Surabaya (Alumnus Ribath Darul Musthofa Yaman)

Ketika Nabi Adam AS diturunkan ke Bumi, beliau tidak lagi memperoleh makanan secara mudah seperti di Syurga dahulu, beliau harus bekerja keras untuk memperoleh buah-buahan atau daging untuk di makan.

Ketika beliau memperoleh binatang buruan dan menyembelihNya, ternyata tidak bisa langsung di makan begitu saja, karena masih mentah dan tentunya tidak enak. Karena itu beliau berdoa kepada Allah SWT agar diturunkan api untuk memasak.

Maka Allah SWT mengutus malaikat Jibril AS meminta sedikit api kepada malaikat Malik AS di Neraka untuk keperluan Nabi Adam AS tersebut.

Malaikat Malik berkata: "Wahai Jibril, berapa banyak engkau menginginkan Api..?

Malaikat Jibril berkata: "Aku menginginkan Api Neraka itu seukuran buah kurma".

Malaikat Malik berkata lagi: "Jika aku memberikan Api Neraka itu seukuran buah kurma, maka tujuh langit dan seluruh bumi akan hancur meleleh karena panasNya".

Malaikat Jibril berkata: "Kalau begitu berikan saja kepadaKu separuh buah kurma saja".

Malaikat Malik berkata lagi: "Jika aku memberikan seperti apa yang engkau inginkan, maka langit tidak akan menurunkan hujan setetes pun, dan semua air di bumi akan mengering sehingga tidak aka satu pun tumbuhan yang hidup".

Malaikat Jibril AS jadi kebingungan, sebanyak apa Api Neraka yang aman untuk kehidupan di Bumi. Karena itu dia berdoa: "Ya Allah, sebanyak apa Api Neraka yang harus aku ambil untuk keperluan di Bumi...?".

ALLAH SWT berfirman: "Ambilkan Api dari Neraka sebesar ZARAH (satuan terkecil, Atom)".

Maka Malaikat Jibril AS meminta Api Neraka kepada Malaikat Malik sebesar ZARAH dan membawaNya ke Bumi. Akan tetapi setibanya di bumi, Malaikat Jibril merasakan Api yang sebesar ZARAH itu masih terlalu panas, maka beliau mencelupkan (membasuhnya) sebanyak 70 kali kedalam 70 sungai yang berbeda, baru setelah itu beliau membawanya kepada Nabi Adam AS dan meletakkanNya diatas Gunung yang tinggi.

Tetapi begitu Api tersebut diletakkan, gunung tersebut hancur berantakan. Tanah, Batuan, Besi dan semuaNya yang ada disekitar Api itu menjadi bara yang sangat panas, dan mengeluarkan asap.

Bahkan Api yang sebesar ZARAH itu terus masuk menembusi Bumi, dan hal itu membuat Malaikat Jibril khawatir. Karena itu ia segera mengambil Api tersebut dan membawanya kembali ke Neraka.

Bara terbakar yang ditinggalkan itulah yang sampai sekarang ini menjadi sumber Api di dunia, termasuk yang menjadi Magma-Magma di semua Gunung berapi di muka bumi ini. Tidak bisa dibayangkan bagaimana panasNya Api Neraka tersebut, kalau Bara Api di dunia itu umumNya berwarna merah, maka Bara Api Neraka itu berwarna hitam kelam, seperti hitamNya gelap malam.

Nabi Muhammad SAW pernah menanyakan tentang keadaan Api Neraka itu. Maka Malaikat Jibril AS berkata: "SesungguhNya ALLAH SWT menciptakan Neraka, lalu menyalakan Api Neraka itu selama 1000 tahun sehingga (Baranya) berwarna merah. Kemudian Allah menyalakan (menambah panasnya) selama 1000 tahun lagi sehingga (baranya) berwarna putih, dan (DIA) MenyalakanNya (menambah panasnya) selama 1000 tahun lagi sehingga (Baranya) berwarna hitam. Maka Neraka itu hitam kelam seperti hitamNya malam yang sangat gelap pekat, tidak pernah tenang kobaran Apinya dan tidak pernah padam (berkurang) bara apinya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ ناراً وقودها النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عليها مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدادٌ لاَّ يَعْصُونَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim [66]:6)

Semoga kisah diatas bisa menjadi wawasan kita untuk bisa menjaga anak dan keluarga kita agar terhindar dari Api Neraka. Aamiin
Semoga Bermanfaat
Subscribe

0 komentar:

Posting Komentar