Sabtu, 30 Maret 2019

MERAIH 50 PAHALA KETIKA MINUM

Rasulullah SAW bukan saja menyampaikan risalah dan ajaran Islam semata-mata bahkan Baginda sendiri menunjukkan contoh bagaimana yang dikehendaki oleh Islam. Segala tingkah laku, percakapan dan sikap Baginda SAW mencerminkan keperibadian Islam yang dituntut dan dikehendaki oleh Allah SWT untuk dicontohi oleh umat manusia.

Di antaranya Baginda SAW telah mengajarkan kepada umatnya adab-adab minum dan betapa mudahnya meraih pahala dari Allah SWT.

Cara minum sunnah dan bisa mendapat 50 pahala tersebut adalah:
1). Membaca Basmallah.
2). Minum dengan menggunakan tangan kanan.
3). Minum secara duduk.
4). Minum dengan kadar 3 tegukan.
5). Mengucap Alhamdulillah setelah selesai minum.
 5 Pahala di atas di artikan dengan setiap perbuatan kebajikan, Allah SWT akan berikan 10 pahala bonus, Maka mendapat ganjaran 50 pahala tersebut.

Mengapa Rasulullah SAW Melarang Minum Berdiri....?
Rasulullah SAW menekankan adab makan dan minum, Dalam hadits disebutkan “Janganlah kamu minum sambil berdiri”. Dari segi kesehatan, Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfinger. Sfinger adalah suatu struktur muskuler (berotot) yang membuka (sehingga air kencing tersebut keluar) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada “pos-pos” penyaringan yang berada di ginjal.

Minum Sambil Duduk
Dalam keadaan duduk, apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan melalui dinding usus dengan kadar perlahan dan lambat. Adapun makan minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan makanan dengan laju ke dasar usus dan melanggarnya dengan cepat. Jika ini terjadi berulang-ulang dalam waktu yang lama, maka akan menyebabkan membesar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan kegagalan pencernaan.

Adapun Rasulullah SAW pernah sekali minum sambil berdiri, maka itu disebabkan ada sesuatu yang menghalangi Baginda Nabi Muhammad SAW untuk duduk, seperti situasi di tempat-tempat suci penuh sesak dengan manusia, ia bukan merupakan atau menjadi kebiasaan Nabi Muhammad SAW.

Minum Sambil Berdiri

Jika kita minum sambil berdiri. Air yang kita minum otomatis masuk tanpa ditapis lagi akan terus menuju ke kantung air kencing. Ketika menuju kandungan air kencing itu terjadi pengendapan di saluran sepanjang perjalanan (ureter). Karena banyak sisa-sisa yang melekat di ureter inilah awal mula munculnya bencana.

Penyakit kristal ginjal atau batu karang adalah salah satu penyakit ginjal yang amat berbahaya. Ia akan mengakibatkan susah kencing, jelas perkara ini bersangkutan dengan saluran yang sedikit demi sedikit tersumbat.

Dari Anas R.a. dari Rasulullah SAW: “Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri.” Qatadah berkata, “Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa hal itu lebih buruk.”

Manusia ketika berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat syaraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum.

Ketenangan ini hanya bisa dihasilkan pada saat duduk, di mana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima asupan makanan dan minum dengan cara cepat.

Makan Dan Minum
Makanan dan minuman yang dimakan ketika berdiri, bisa memberi kesan pada refleksi syaraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus.

Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, boleh menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detik mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.

Begitu juga makan dan minum berdiri secara terus-menerus sangat membahayakan dinding usus dan mengakibatkan terjadinya luka pada perut. Para dokter melihat bahwa luka pada perut 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berlaku perlanggaran makanan atau minuman yang masuk.

Sebagaimana keadaan keseimbangan semasa berdiri disertai pengecutan otot pada kerongkongan yang menghalang jalur makanan ke usus secara mudah dan kadang-kala menyebabkan rasa sakit dan mengganggu fungsi pencernaan serta mengakibatkan seseorang bisa kehilangan rasa selera sewaktu makan dan minum.

Diriwayatkan ketika Rasulullah SAW berada di rumah, Aisyah R.a. sedang makan daging yang dikeringkan di atas talam sambil duduk bertumpukan lutut, tiba-tiba masuk seorang perempuan yang bermulut jahat melihat Rasulullah SAW duduk sedemikian itu lalu berkata: “Lihatlah orang itu duduk seperti budak.”

Maka dijawab oleh Rasulullah SAW: “Saya seorang hamba, maka duduk seperti duduk budak dan makan seperti makan budak.” Lalu Rasulullah SAW mempersilahkan wanita itu untuk makan.
Adapun duduk “bertelekan” (bersandar atau berbaring) telah dilarang oleh Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya, “Sesungguhnya Aku tidak makan secara bertelekan.” (Hadits Riwayat Bukhari).

SEMOGA BERMANFAAT
Subscribe

0 komentar:

Posting Komentar