RUH ORANG TUA MENUNGGU KIRIMAN DOA ANAK
Setelah meninggal dunia, orang tua kita tidak hilang begitu saja. Mereka menunggu kiriman doa, bacaan Al-Fatihah, dan sedekah dari anak-anaknya.
SHALAWAT SULTHON MAHMUD AL-GHOZNAWI
Sekali Baca = 300.000 Shalawat! Shalawat Sulthon Mahmud Al-Ghoznawi | Dahsyatnya Keutamaan!
THORIQOH SAMMANIYAH ABAH GURU SEKUMPUL
Dzikir Paling LANGKA Dalam 100 Tahun | Hanya Diberikan Kepada 1 Orang
DOA ABU DZAR AL-GHIFARI
Doa Abu Dzar Al-Ghifari yang Dikenal Para Malaikat di Langit-Menyentuh Hati
DZIKIR PEMBUKA SESUATU YANG TERTUTUP
awamkanlah membaca sebuah kalimat dibawah ini sebanyak 10 kali pada Pagi (subuh) dan Sore (ashar).
KEUTAMAAN DAN BERKAH MANDI DI WAKTU FAJAR
keistimewaan mandi fajar yaitu mandi pada pagi hari sebelum adzan subuh yang sebagian orang tidak mengetahuinya.
HAJAT TERKABUL DENGAN ISTIQOMAH SHALAT TASBIH
Memohon hajat yang sulit agar terkabul dengan barokah melaksanakan shalat tasbih
24 Juli 2016
POSISI TIDUR TENGKURAP DI MURKAI ALLAH
By Jakaswara 03.26
jangan tidur tengkurap, posisi tidur tengkurap di laknat allah, tidur yang dimurkai Allah No comments
Rasulullah SAW
menganjurkan umatnya agar selalu menghadap ke kanan ketika akan tidur. Posisi
tidur seperti ini tidak hanya sekedar sunnah, namun ternyata memiliki khasiat
jika dikaji secara medis.
Selain posisi tidur
yang dianjurkan, ada pula posisi tidur yang sangat dimurkai Allah SWT.
Bahkan disebut-sebut bahwa posisi ini merupakan ciri penghuni neraka.
Seperti apa posisi yang dimaksud? Berikut ulasannya.
Ternyata posisi yang
dilarang dan dimurkai ini adalah posisi tengkurap. Hal ini dijelaskan
Rasulullah SAW dalam hadistnya ketika Beliau mendatangi sebuah masjid. Ia
melihat seorang yang tinggal di masjid Nabawi sedang tidur tengkurap. Kisah
yang diriwayatkan oleh Thakhfah Al-Ghifari RA salah seorang yang tinggal di
masjid Nabawi berkata,
“Aku tidur di masjid
pada akhir malam, kemudian ada orang yang mendatangiku sedangkan aku tidur
dengan posisi tengkurap. Lalu berkata:
“Bangunlah dari
tengkurapmu, karena tidur yang demikian adalah tidurnya orang-orang yang
dimurkai Allah.” Kemudian aku angkat kepalaku, maka ketika kulihat ia adalah
Rasulullah SAW, maka akupun kemudian bangkit.” (HR. Bukhari).
Dalam riwayat lain
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa posisi tidur tengkurap adalah posisi tidurnya para
penghuni neraka. Abu Dzar Ra menuturkan: “Suatu ketika Nabi SA melewati saya,
saat itu saya sedang berbaring tengkurap. Lalu Nabi SAW membangunkanku dengan
kakinya sambil bersabda: “Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya
berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka”
(HR. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-AlBani).
Allah SWT dan
Rasulnya tentu tidak akan melarang sesuatu hal jika hal tersebut berbahaya bagi
manusia. Secara medis, tidur dengan posisi tengkurap berbahaya bagi tubuh
sehingga Allah SWT melarang, bahkan memurkai posisi ini.
“Tidaklah Allah
memerintahkan sesuatu kecuali padanya terdapat berbagai mashlahat yang tidak
bisa diketahui secara menyeluruh” (Risaalah fiil
Qowaaidil fiqhiyah hal. 41, Maktabah Adwa’us salaf).
Ternyata Ilmu
kedokteran modern membuktikan bahwa memang tidur tengkurap memang berbahaya.
Tidur ini dapat mengganggu pernafasan karena otot dada dan organ
pernafasan tidak dapat bekerja maksimal karena tehimpit. Dengan posisi tersebut
dada akan menjadi tertekan dan membuat nafas menjadi sesak.
Selain bagian
pernafasan, tidur dengan posisi ini juga dapat menghimpit jantung. Dalam jangka
waktu lama posisi seperti ini dapat membahayakan kesehatan jantung.
Fungsi otak juga bisa terganggu dengan posisi ini. Pasalnya aliran darah
yang membawa oksigen ke seluruh tubuh begitu pula ke otak menjadi terganggu
karena terhimpitnya jantung tadi.
Untuk itu, ikutilah
jauhilah semua hal yang dilarang Allah. Karena sejatinya, Dia tidak akan
melarang sesuatu hal yang baik, namun larangan tersebut semata-mata hanya untuk
kebaikan hamba-Nya. Allah pemilik alam semesta dan semua ilmu pengetahuan,
tentu Dia lah yang lebih tahu. Wallahu alam.
RAHASIA DIBALIK WUDHU SEBELUM TIDUR
LUAR BIASA! Ini Rahasia di Balik Berwudhu Sebelum Tidur yang Jarang Diketahui Orang, Memang ini kedengarannya hal sepele. Tapi jangan anggap enteng soal ini, pasalnya Rasulullah SAW senantiasa berwudhu sebelum tidur.
Berwudhu, di samping
bernilai ibadah juga bermanfaat besar bagi kesehatan dan memiliki Rahasia
Tersembunyi. Secara tidak sadar, kita selalu menyepelekan hal berwudhu. Karena
sesungguhnya berwudhu tidak sekedar membasahkan muka dari air saja. Simak lebih
lanjut kutipan dibawah ini.
Peneliti dari
Universitas Alexsandria, dr musthafa syahatah, yang sekaligus menjabat sebagai
Dekan Fakultas THT, menyebutkan bahwa jumlah kuman pada orang yang berwudhu
lebih sedikit dibanding orang yang tidak berwudhu.
Dengan ber-istisnaq
(menghirup air dalam hidung) misalnya kita dapat mencegah timbulnya penyakit
dalam hidung. Dengan mencuci kedua tangan, kita dapat menjaga kebersihan
tangan. Kita juga bisa menjaga kebersihan kulit wajah bila kita rajin berwudhu.
Selain itu, kita juga bisa menjaga kebersihan daun telinga dan telapak kaki
kita, artinya dengan sering berwudhu kita dapat menjaga kesehatan tubuh kita.
Lalu, bagaimana jika
berwudhu dilakukan sebelum tidur? Nah, para pakar kesehatan di dunia senantiasa
menganjurkan agar kita mencuci kaki mulut dan muka sebelum tidur. Bahkan,
sejumlah pakar kecantikan memproduki alat kecantikan agar dapat menjaga
kesehatan kulit muka.
Di samping itu
tentunya anjuran untuk berwudhu juga mengandung nilai ibadah yang tinggi. Sebab
ketika seseorang dalam keadaan suci. Jika seseorang berada dalam keadaan suci,
berarti ai dekat dengan Allah. Karena Allah akan dekat dan cinta kepada
orang-orang yang berada dalam keadaan suci.
Rasulullah SAW
bersabda: “Barangsiapa tidur dimalam hari dalam keadaan suci (berwudhu) maka
Malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan
berucap “Ya Allah ampunilah hambamu si fulan, karena ia tidur di malam hari
dalam keadaan selalu suci”. (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a.)
Hal ini juga ditulis
dalam kitab tanqih al-Qand al-Hatsis karangan syekh muhamad bin umar an-nawawi
al-mantany. Dari umar bin harits bahwa nabi bersabda: “Barangsiapa tidur dalam
keadaan berwudhu, maka apabila mati disaat tidur maka matinya dalam keadaan
syahid disisi Allah. Maksudnya orang yang berwudhu sebelum tidur akan
memperoleh posisi yang tinggi disisi Allah.
Dengan begitu dapat
disimpulkan bahwa berwudhu sebelu tidur merupakan anjuran nabi yang harus
dikerjakan bila seseorang ingin memperoleh kemuliaan disisi Allah.
Manfaat Berwudhu
Sebelum Tidur
Pertama, merilekskan
otot-otot sebelum beristirahat. Mungkin tidak terlalu banyak penjelasan. Bisa
dibuktikan dalam ilmu kedokteran bahwa percikan air yang dikarenakan umat muslim
melakukan wudhu itu merupakan suatu metode atau cara mengendorkan otot-otot
yang kaku karena lelahnya dalam beraktifitas. Sangat diambil dampak positifnya
bahwa jika seseorang itu telah melakukan wudhu, maka pikiran kita akan terasa
rileks. Badan tidak akan terasa capek.
Kedua, mencerahkan
kulit wajah. Wudhu dapat mencerahkan kulit wajah karena kinerja wudhu ini
menghilangkan noda yang membandel dalam kulit. Kotoran-kotoran yang menempel
pada kulit wajah kita akan senantiasa hilang dan tentunya wajah kita menjadi
cerah dan bersih.
Ketiga, didoakan
malaikat. Dalam sabda Beliau yang disinggung pada bagian atas, malaikat akan
senantiasa memberikan doa perlindungan kepada umat muslim yang senantiasa
wudhu sebelum tidur. Padahal malaikat adalah makhluk yang senantiasa berdzikir
kepada Allah. niscaya do’anya akan senantiasa dikabulkan pula oleh Allah. Oleh
karena itu, senantiasa berwudhu itu adalah hal yang wajib kita lakukan.
Sumber:
tausiah-islamiah.blogspot.co.id
RAHASIA KABAH ADA DI SIDIK JARI MANUSIA
SUBHANALLAH Menakjubkan! Ternyata Dibalik Ka'bah dan Sidik Jari Tersimpan Makna Yang Begitu Mendalam.
Subhanallah, maha
kuasanya Allah yang menjadikan sesuatu hal dengan semua maknanya. Dia yang maha
kuasa sudah membuat segala sesuatu makhluknya yang tidak pernah sia-sia, serta
Dia juga yang sudah membuat makhluknya dengan semua manfaat serta faedah.
Lihat saja pandangan
dari atas ke Ka'bah nyatanya tampak berupa Sidik Jari yang berbentuk
pengelilingan yang memutarinya.
Apabila dikaitkan
dengan Sidik jari (fingerprint) sebagai hasil reproduksi tapak jari dengan
rotasi yang membentuk satu susunan. Jadi demikian halnya Ka'bah dengan rotasi
beragam jutaan manusia yang mengelilinginya juga bermakna sebagai satu susunan
pusat didunia (bumi) ini.
Apabila dengan Sidik Jari sebagai langkah untuk
mengidentifikasi dan menganalisa tubuh, logika serta otak seorang oleh pakar di
bidangnya berdasar pada titik-titik sebagai acuan. Jadi dengan Ka'bah sebagai
pusat penyusunan dunia serta pengindentifikasinya oleh Sang Pencipta Dunia.
Sungguh Maha Benar Allah atas segala firmanNya.
KISAH NABI YUSYA MENAHAN MATAHARI
Di antara sejarah yang sudah dilupakan oleh kalangan
sejarawan dunia, kisah seorang nabi yang sholih, yaitu Nabi Yusya bin Nun alaih
sallam.
Disebutkan sejarahnya oleh Nabi Muhammad Shallallahu
alaihi wa sallam sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Al-Bukhoriy dalam kitab Shohihnya dan Imam Muslim juga dalam kitab Shohihnya
bahwa ketika Nabi Yusya as hendak melakukan jihad melawan kaum kafir yang
menguasai Baitul Maqdis, maka ia memberikan nasihat kepada semua pasukannya.
Kemudian beliau pun melakukan perjalanan dalam memerangi kaum kafir. Ketika
beliau melihat perang belum usai sedang matahari hampir tenggelam, maka ia pun
memohon kepada Allah agar matahari ditahan. Akhirnya, Allah Azza wa Jalla menahan
matahari sampai Nabi Yusya menyelesaikan perang dan mengalahkan kaum kafir.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ الشَّمْسَ لَمْ تُحْبَسْ لِبَشَرٍ إِلَّا
لِيُوشَعَ لَيَالِيَ سَارَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ
“Sesungguhnya matahari tak pernah ditahan untuk
seorang manusia pun, selain untuk Nabi Yusya di hari beliau melakukan perjalanan
menuju Baitul Maqdis”. (HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/325) dari Abu Hurairah.
Hadits ini di shohihkan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no. 202)).
Ahli Hadits Negeri Yordania, Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al-baniy rahimahullah berkata: “Di dalam hadits ini terdapat
keterangan bahwa matahari tak pernah ditahan (oleh Allah), selain untuk Yusya alaihis
salam. Di dalam hadits ini terdapat isyarat tentang lemahnya sesuatu yang
diriwayatkan bahwa hal itu juga (terjadi) bagi selain beliau”. (Lihat As-Silsilah
Ash-Shohihah (no. 202))
Kisah Nabi Yusya bin Nun ini merupakan bukti kuat
bahwa banyak di antara sejarah dunia yang berserakan dan sudah dilupakan oleh
manusia. Kisah-kisah yang menjelaskan kekuasaan Allah sebagai satu-satunya
sembahan manusia yang haq. Akan tetapi karena kebanyakan sejarawan dunia dari
kalangan orang jahil dan atheis, maka mereka pun tidak atau enggan menyebutkan
kisah-kisah seperti ini.
Sejarah yang
luar biasa, matahari ditahan oleh Allah Sang Maha Pencipta segala sesuatu.
Makhluk yang demikian besar tunduk kepada ketentuan Allah.
Merupakan sunnatullah bahwa seluruh makhluk yang ada
di dunia ini, wajib tunduk dan menghambakan diri secara kauni kepada Rabbul alamin.
Sebesar apapun makhluk tersebut dalam pandangan manusia, tetap saja makhluk
yang wajib tunduk kepada kebesaran dan keagungan Allah Subhanahu wa ta’aala.
Matahari adalah salah satu makhluk Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang jamad (benda mati) dan yang sangat besar baik materinya maupun
manfaatnya bagi manusia. Sekalipun demikian, dia tidaklah congkak dan kufur
terhadap perintah Allah. Jjika demikian keadaannya, maka bagaimana dengan manusia
yang kecil.
Layak manusia baginya untuk kufur dan membangkang
terhadap perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala?! Kita simak kisah berikut dan
beberapa mutiara kisah yang telah banyak digali oleh para ulama kita. Semoga
bisa menjadi ibrah (pelajaran) bagi orang-prang yang memiliki akal dan mau
memikirkan kekuasaan dan keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allahul Muwaffiq.
Kisah Matahari Berhenti Beredar Taat Kepada Allah
Sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Ada seorang Nabi dari
nabi-nabi terdahulu pergi berperang, dia berkata kepada kaumnya, “Janganlah
ikut bersamaku untuk berperang seseorang yang telah menikahi wanita (beristri),
bercita-cita membangun mahligai indahnya rumah tangga namun mereka belum
merangkul tujuan mulia tersebut. Demikian pula seorang yang telah menancapkan
tiang pondasi rumah, sedang dia belum menaikkan atapnya. Serta seorang yang
telah membeli kambing atau unta yang bunting, sedang dia tengah menunggu
kelahiran anak untanya.”
Maka nabi tersebut pun berangkat berperang. Tatkala
telah mendekat ke sebuah qoryah, desa yang dituju, waktu ashar pun menjelang.
kemudian nabi tersebut berkata kepada matahari. “Wahai matahari, sesungguhnya
engkau diperintah dan aku pun diperintah. Ya Allah, tahankanlah dia untuk
perjuangan kami.” Sesuatu yang keajaiban pun terjadi, matahari tertahan, sampai
Allah memenangkan peperangan tersebut atasnya. Ini bukanlah sebuah siklus yang
runut, seperti yang dialami halley, encke, west, atau komet-komet, rasi bintang
dan benda langit lainnya yang memiliki siklus rutinan. Setelah itu sang nabi
mengumpulkan harta ghanimah-nya, agar datang api dari langit untuk membakar
tumpukan harta tersebut.
Suatu ketetapan dari Allah bagi umat terdahulu,
rampasan perang bukanlah sesuatu yang layak dibagikan dan dimanfaatkan. Terjadi
lagi keajaiban lainnya, api tidak menjalankan tugasnya sebagaimana biasa, ia
tidak mau membakarnya. Sontak sang nabi berujar, “Sesungguhnya (pasti) di
antara kalian ada yang berbuat ghulul (korupsi dengan menyembunyikan harta
rampasan), maka hendaklah berbaiat kepadaku dari setiap kabilah yang diwakilkan
oleh satu orang.” Maka terekatlah tangan seorang laki-laki pada tangannya,
kemudian dia mengatakan: “Pasti kalianlah yang telah berbuat ghulul, maka
hendaklah kabilahmu berbaiat kepadaku.” Pada saat baiat dilakukan,
tangan-tangan mereka bertautan.
Hingga tangan dua orang atau tiga orang laki-laki dari
kabilah yang diminta ini merekat pada tangannya. Seseorang yang diberi wahyu
ini mengatakan, “Kalianlah yang telah berbuat ghulul.” Kemudian mereka datang
membawa emas sebesar kepal lembu dan meletakkannya pada ghonimah yang lainnya.
Setelah itu datanglah api dari langit membakar harta-harta ghonimah tersebut,
dan tidaklah halal ghonimah itu pada umat-umat sebelum kita, kemudian tatkala
Allah melihat kekurangan dan kelemahan kita, maka Allah menghalalkannya untuk
kita.” Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitabu Fardhi Khumus,
no.3124, dan Imam Muslim dalam Kitabul Jihad Wassair, no.1747. Namun bahasa
kisah diadaptasi oleh tim kisah muslim.
Sumber: siramanislam.com
















