Kamis, 30 Juli 2015

Menggapai Anugerah Allah Dalam Pernikahan



 وَسَارِعُوْا إِلَى نَيْلِ مِنَّةِ الله
BERSEGERALAH MENCAPAI ANUGERAH ALLAH !

perkawinan
Halo para pembaca setia blog Napak Tilas, kali ini saya coba posting dengan judul menggapai anugerah Allah dalam perkawinan, pasti kalian sudah menikah bukan..? kalau belum segeralah mencari pasangan hidup anda dan dilanjutkan dengan menikah, karena pernikahan merupakan salah satu ajaran dalam islam yang harus kita tunaikan seperti di jelaskan dalam surat Ar-ruum, Setiap insan manusia pastinya menginginkan suatu kenikmatan hidup, dan tentunya kenikmatan yang Allah SWT tentukan pasti melalui pertemuan antara laki-laki dan perempuan. Meskipun sudah mencapai pangkat dan kekayaan, tetapi segalanya belum merasa senang dan merasa puas kecuali dengan anugerah dalam pernikahan. Oleh karena itu ada suatu ungkapan :
اِمْتِنَانُ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ بِالزُّوَاجِ  
"Anugerah Allah pada hamba dengan pernikahan."
Pernikahan itu merupakan suatu keinginan manusia yang sangat mulia, kalau ada orang merasa kurang senang dalam pernikahan berarti kurang kesempurnaan dalam jiwanya. Maka dari itu seorang pemuda yang wajib mempunyai niat dengan segera untuk mendapatkan anugerah Allah ini.

Pernikahan merupakan anugerah Allah dilihat dari beberapa faktor :
1). Semua jiwa menginginkan ketenangan. Hal ini tidak bisa tercapai kecuali dengan pernikahan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
أزْوَاجًا لِتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا
"(Dan termasuk tanda kekuasaan Allah, Allah membuat) pasangan istri-istri yang kalian merasa tenang dengannya."
Sampai-sampai Nabi Adam AS. yang berada di tempat kenikmatan (Surga) masih belum tenang sebelum diberi pasangan hidup yaitu Siti Hawa. Wahai para pemuda meskipun kalian hidup di dunia bersegeralah meraih kenikmatan Allah ini, kalau tidak menikah pasti nafsu busuk dan setan yang terlaknat akan menguasai diri kalian tentunya.

2). Pernikahan merupakan pengikat kecintaan serta rasa kasih sayang.
Sebagaimana Allah SWT befirman dalam Al-Quran :
وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
"Dan Allah menjadikan antara kalian (suami istri) rasa cinta yang membara serta kasih sayang."
Maka seorang pemuda untuk segera mencapai hal yang mulia ini, kalau tidak pasti kalian akan mengambil rasa cinta yang keliru dan penyebab laknat, yang tidak ada jalan penutup bahaya ini kecuali dengan pernikahan, sehingga barisan setan susah dan gelisah kalau ada lelaki perempuan mengadakan pernikahan dengan baik, karena jalan penyesatan sudah tertutup.

3). Pernikahan lahan besar di akhirat.
Sebagaimana didalam sebuah hadits bahwa orang yang menikah meningkat pahala sholatnya menjadi 82 kali rokaat : "Dua rokaat orang yang sudah nikah lebih baik 82 kali rokaat dari orang bujangan." Wahai pemuda yang menginginkan pangkat akhirat ambillah pangkat yang mulia dengan cara menikah.

4).Macam-macam perintah ibadah dan larangan banyak sekali mulai Bab ibadah, Bab muamalah serta Bab munakahah Dan lain sebagainya.
Alhamdulillah begitu banyak perintah agama, bisa sempurna setengahnya itu dengan cara nikah, hal itu menunjukkan bahwa nikah sebagai pembuka ibadah dan penutup bahaya.  Seperti dalam hadits Nabi SAW:
"Jika seorang lelaki nikah maka sempurnalah setengah agamanya."
Wahai pemuda yang ahli ibadah jika kalian ingin beban agama sempurna setengahnya maka hendaklah segera menikah, sehingga tinggal setengah lainnya.

5).Orang yang tidak nikah karena takut fakir dialah orang yang menghilangkan anugerah Allah, sebagaimana wejangan Nabi Muhammad SAW yang ahli bijaksana yaitu hadistnya:
"Barang siapa  tidak nikah karena takut fakir maka bukan golongan kami, dan Allah menyerahkan dua malaikat yang menulis diantara dua matanya : orang yang tidak nikah ini adalah orang yang menyia-nyiakan anugerah Allah."

Wahai saudaraku jangan sampai punya pikiran untuk meremehkan anugerah Allah ini dengan cara tidak menikah karena takut fakir. Bahkan di ucapkan kepada orang yang belum nikah: “Silahkan pilih rizki yang sedikit”.  Ingatlah Allah akan memudahkan jalan rizki, dan jangan sampai  menduga yang jelek.

6). Pernikahan sebagai jalan meraih sebaik-baik kenikmatan dunia yaitu dengan cara menikahi perempuan sholihah. 
Sebagaimana dalam hadits  :"Dunia itu sesuatu yang di nikmati dan sebaik-baiknya hal yang dinikmati adalah perempuan sholihah (yaitu perempuan yang membantu suami untuk akhiratnya).

Wahai pemuda segeralah meraih kenikmatan dunia yaitu dengan cara menikah dengan perempuan sholihah. Ini semua perlu kepada manusia yang di idolakan, padahal sebaik-baik  dan seutama-utama manusia pilihan Allah adalah para Nabi terlebih lagi Nabi Muhammad SAW. Dan semua Nabi itu mengadakan pernikahan serta diberi keturunan.
Sebagaimana firman Allah SWT :

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلاً مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً 
 "Dan sungguh kami telah mengutus para Rosul sebelum engkau (Nabi Muhammad) mereka punya beberapa istri dan keturunan".

Bahkan disebutkan dalam hadits shohih yang artinya :"Empat perkara termasuk sunah (kelakuan para Rosul) :   
1. Jiwa malu                      
2. Pakai minyak wangi  
3. Menggunakan siwak    
4. Mengadakan pernikahan.

Bahkan para sahabat Rasulullaah SAW, tabi'in, ulama dan auliya mereka senang melakukan pernikahan, sampai Sahabat Abdullah bin Abbas RA mengatakan yang atinya :"Nikahlah kalian karena sungguh sehari bersama pernikahan lebih baik dari ibadah 1000 tahun."
Bahkan Sahabat Abdullah bin Mas'ud RA beliau terkena wabah penyakit, sekalipun demikian beliau mengatakan: “Nikahkan saya karena saya tak senang bertemu Allah dalam keadaan bujangan”. Ada lagi ungkapan bahwa orang tidak nikah itu dituduh bahwa dia adalah orang yang terkena penyakit atau terkena kefasikan. Maka saudaraku sebelum kamu terkena penyakit bersegeralah untuk menikah supaya tidak menjadi orang fasik, dan lain sebagainya.


Pernikahan itu punya beberapa faedah diantaranya :
-Pertama  :
إِبْقَاءُ النَّسْلِ   (Mengabadikan Keturunan).
Ini merupakan tujuan yang termulia dari pernikahan bahkan merupakan niat tujuan para Nabi.
Ulama dan para Wali melakukan pernikahan yaitu untuk mendapatkan keturunan. Hal ini ditunjukkan oleh ayat Al-Quran :
وَالَّذِيْنَ يُقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
"Dan orang-orang yang selalu mengatakan Ya Allah Tuhan Kami anugerahi kami istri-istri dan anak keturunan yang sebagai penenang mata serta jadikan kami pimpinan orang yang taqwa."
Maka inilah hikmah Allah membuat syahwat agar digunakan meraih hadiah  mahal yaitu seorang anak yang bisa terus menerus sampai hari kiamat dan pahalanya juga diberikan kepada orang tuanya. Oleh karena itu sayang seribu sayang orang yang  kurang mau meraih anak sholeh yang akan mendoakan orang tuanya.

 -Kedua :  
 التَّحَصُّنُ (Nikah sebagai benteng godaan setan)
Disebabkan jika syahwat sudah memuncak maka akal, ilmu, begitu juga agama tidak mampu untuk mengatasinya kecuali hanya dengan pernikahan. Bahkan melihat perempuan serta syahwat juga merupakan senjata iblis yang digunakan untuk memburu seorang laki-laki dan perempuan yang belum menikah. Maka layaklah laki-laki dan perempuan jangan sampai menjadi alat pemburu setan, hingga Nabi Muhammad SAW bersabda didalam hadits :
"Saya tidak meninggalkan setelahku fitnah yang paling berbahaya buat orang laki-laki dari fitnah perempuan." (HR. Imam Muslim)

Maka hendaklah  laki-laki dan perempuan takut dengan penjelasan Rasulullaah SAW tentang fitnah yang paling berbahaya. Karena itu benarlah kehancuran anak muda (pelajar) sebab bahayanya setan. Maka seorang laki-laki dan perempuan yang belum menikah menjauhi fitnah ini dikarenakan kalau bensin bertemu api pasti terbakar, begitu juga antara laki-laki bercampur dengan  perempuan pasti akan hancur.  Wahai saudara-saudari berhati-hatilah terhadap perzinaan yang bisa menyebabkan kehancuran  pelakunya, membuat hina orang tua kita, anak keturunannya, serta di akhirat sengsara selamanya hanya disebababkan kelakuan yang dilakukan beberapa menit saja. Hal itu disebabkan:
1.Karena musuh kita adalah setan, yang tidak bisa kita melihatnya,  mereka berusaha mati-matian siang dan malam untuk menghancurkan kemulyaan laki-laki dan perempuan dengan cara berzina.
2.Karena pendidikan yang tidak membantu keselamatan apalagi bebas bercampur antara laki-laki dan perempuan.
3.Kurangnya rasa malu, rasa takut serta kurangnya rasa ingin selamat dan kebahagiaan.

Allah SWT melarang zina dengan menggunakan kata jangan mendekati perzinaan kata-kata yang sangat mantab, kalau Allah melarang dengan jangan mendekati berarti begitu beratnya, karena Allah lebih tahu bahayanya, jika orang dekat maka pasti akan melakukannya. Maka puncak nasehat: Wahai orang yang mulia kalau anda mau melakukan nasihat Allah maka tinggalkanlah, tetapi jika sabar menghadapi kehinaan dan kehancuran dunia akhirat terserah pilihan anda.  Sehingga Rasulullaah SAW memberi wejangan kepada orang yang ingin selamat, arti haditsnya :
 "Memandang perempuan itu adalah panah dari panah-panah iblis, barang siapa tidak melihat karena takut kepadaKu (Allah), maka Aku ganti dengan keimanan yang dia dapati kemanisannya di dalam hati."

Oleh karena itu sepatutnya laki-laki yang sudah menikah disaat melihat perempuan lain kemudian syahwat segera mendatangi istrinya untuk menghilangkan syahwatnya yang membara. Begitu juga istri hendaknya membantu suami yang timbul syahwatnya biarpun dia ditengah kesibukan.

-Ketiga  :  تَرْوِيْحُ النَّفْسِ     (Menyenangkan Nafsu dengan yang halal) .
Diantaranya adalah bersenang-senang dengan istri, duduk bersama, bercanda, melihat, menggembirakan hati, memperkokoh hati untuk taat ibadah dan lain sebagainya.

-Keempat تَفْرِيْغُ الْقَلْبِ مِنْ شُؤُوْنِ تَدْبِيْرِ الْمَنْزِلِ : (Mengosongkan Hati Dari Pengatur Rumah) .
Disebabkan laki-laki kalau sudah menikah banyak beribadah maka mendapat bantuan istri, mulai dari memasak, mengatur rumah, mencuci pakaian dirinya dan lain-lain.

-Kelima  :  مُجَاهَدَةُ النَّفْس  (Melawan Nafsu).
Karena berhadapan dengan watak istri yang kurang sabar maka disitulah usaha suami untuk memperbaikinya serta mendidik ahlaknya dan sabar atas kekurangannya, sehingga kejadian apa saja yang menimpa suami istri itu adalah pangkat, adakalanya sabar dan terkadang syukur,hadapilah dan selesaikan dengan jiwa tenang dan penuh kesabaran.


 HIKAYAT DAN NASIHAT
1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7 pintu, pintu yang paling berat kesusahannya, panasnya, kesulitannya, dan paling tidak enak baunya diperuntukkan para pezina yang dia tahu akan hukumannya. Dan masih banyak lagi bahaya perzinaan yang tidak ada bandingannya dengan kenikmatan dunia. Maka dari itu sepatutnya menjauhi dari bahaya yang menakutkan tersebut di akhirat kelak.

2. Diriwayatkan ada orang yang ahli ibadah sikapnya bagus terhadap istrinya sampai istrinya meninggal, kemudian ditawari menikah lagi dia tak mau, katanya sendiri lebih lebih enak hatinya, lantas setelah Jumat dari kewafatan istrinya dia melihat dalam tidurnya bahwa pintu langit terbuka maka turun malaikat dan berjalan di hawa bergantian, setiap lewat satu mengatakan pada orang yang tidak mau menikah lagi: Ini orang yang sial begitu seterusnya, kepada malaikat yang terakhir dia bertanya: Siapa yang sial..?  

Di jawab: Ya engkau ini orang yang sial. Mengapa saya sial
Para Malikat mengatakan : Kita ini para malaikat, di masa engkau punya istri kami mengangkat amalmu dikelompok orang-orang yang mujahidin di jalan Allah, akan tetapi semenjak Jumat sejak istrimu meninggal kami disuruh meletakkan amalmu beserta orang-orang ketinggalan yang tidak ada perjuangan. 
Maka setelah bangun yang asalnya tidak mau menikah kemudian langsung menikah lagi, karena melihat pangkatnya orang yang menikah. Begitulah pangkat orang yang melakukan sunnah Rasulullaah SAW baik payah atau enaknya merupakan pangkat di alam dunia, alam malaikat dan alam akhirat. Ini untuk orang yang sudah menikah dianjurkan untuk menikah apalagi pemuda-pemudi yang belum menikah. Mudah-mudahan kita diberi keselamatan oelh Allah SWT. Lebih-lebih untuk para petugas pernikahan mudah-mudahan mendapat pahala yang besar dengan cara memudahkan proses pernikahan demi selamatnya putra-putri Indonesia. Sehingga bisa segera menampakkan sunnah Nabi SAW. Amin Ya Robbal Alamin. 

Diambil dari kitab Azzawajul Islami Almubakir,  Qurrotul Uyun dan kitab Al-Kabaair.

0 komentar:

Posting Komentar