Pembangunan Tol Tanjung Priok tepatnya di lokasi
E2, di Jempea, Jakarta Utara, depan RSUD Koja membuat perjalanan menuju makam
keramat Tanjung Priok menjadi agak membingungkan.
Belokan yang biasa dilalui guna menuju makam
wali, Hasan al Hadad di Priok yaitu di depan RSUD Koja dimajukan 5m. Hanya
terdapat tulisan dari triplek yang bertuliskan makam Habib Priok lalu tanda
panah.
Ketika bulan Ramadhan tahun 2013, gerbang ke
tiga ( yaitu menuju gubah komplek utama makam keramat Priok) ditutup karena ada
pembangunan. Pembangunan dilakukan sendiri oleh para santri dan dengan kumpulan
sumbangan para peziarah.
Makam keramat Mbah Priok yang terletak di
bersebelahan dengan Pelabuhan peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Makam
tersebut merupakan komplek makam yang salah satunya menjadi tempat
peristirahatan terakhir waliyullah, Habib Hasan al Haddad.
Bangunan Joglo Makam Mbah Priok Sebelum di Renovasi |
Makam Mbah Priok Sebelum di Renovasi |
Sejarah mengenai Habib Hasan Al Haddad, wali Allah
yang sering diziarahi dituturkan oleh Habib Ali Al-Idrus 38 tahun pengurus
makam di website tempo. Habib Hasan al Hadad lahir di Ulu Palembang, Sumatera
Selatan pada tahun 1727. Menjelang dewasa, ia belajar agama Islam di Yaman
Selatan. Setelah beberapa tahun, Habib Hasan kembali ke Palembang.
Pada tahun 1756, Habib Hasan Al-Haddad pergi ke
Jawa bersama Habib Ali Al-Haddad dan 3 orang lainnya. Tujuan mereka untuk
menyebarkan agama Islam dan mengunjungi makam pelopor Islam, seperti Habib
Husein Alaydrus di Mesjid Luar Batang, Penjaringan Jakarta Utara, Sunan Gunung
Jati di Cirebon dan Sunan Ampel di Surabaya.
Ditahun yang sama, Habib Hasan al Hadad
meninggal dunia di usia 29 tahun dalam perjalanannya karena dihantam badai di
Pantai Utara Batavia. Sebelumnya kapal beliau di tengah laut oleh tentara
Belanda berupaya diberhentikan dan ditembaki. Namun tidak ada satu peluru pun
yang kena.
Dua puluh tiga tahun setelah pemakaman Habib
Hasan, pemerintah Belanda membangun Pelabuhan Tanjung Priok dan ingin merelokasi
makam beliau. Atas izin adik Habib Hasan al Hadad, yaitu Habib Zen yang tinggal
di Ulu Palembang, Belanda merelokasi makam abangnya ke Jalan Dobo, Koja.
Pemerintah Belanda menyediakan lahan seluas 7
hektare dan ghubah (bangunan kompleks makam) seluas 16x16 meter. Bangunan
dengan atap berbentuk joglo dan berdinding putih ini masih berdiri tegak hingga
kini. Tetapi sejak ramadhan 2013, bangunan berbentuk joglo itu telah berubah
modern berbentuk mediterania.
Pintu Masuk menuju Makam Mbah Priok |
Gubah Al-Haddad |
Makam Mbah Priok Setelah di Renovasi |
Nama daerah Tanjung Priuk/ Tanjung Priok
terkenal sebagai daerah pelabuhan dan terminal peti kemas yang ramai. Bagi
saya merupakan daerah yang asing karena selain jaraknya jauh dari tempat
tinggal saya, bayangan akan truk tronton dan kontainer membuat saya tidak akan
berkunjung ke daerah Tanjung Priuk/ Tanjung Priok bila tidak penting
sekali.
Tetapi semua itu berubah sejak dua tahun lalu,
ketika saya mengunjungi Komplek makam Mbah Priuk di Jalan Raya Timur, Kola,
Jakarta Utara. Tanjung Priuk/ Tanjung Priok khususnya komplek makam Mbah
Priok adalah tempat luar biasa tenang dan menenangkan untuk kita dapat beribadah
disana.
0 komentar:
Posting Komentar