Kamis, 02 Juli 2015

MAKAM KERAMAT MBAH PRIOK



Pembangunan Tol Tanjung Priok tepatnya di lokasi E2, di Jempea, Jakarta Utara, depan RSUD Koja membuat perjalanan menuju makam keramat Tanjung Priok menjadi agak membingungkan.

Belokan yang biasa dilalui guna menuju makam wali, Hasan al Hadad di Priok yaitu di depan RSUD Koja dimajukan 5m. Hanya terdapat tulisan dari triplek yang bertuliskan makam Habib Priok lalu tanda panah.

Ketika bulan Ramadhan tahun 2013, gerbang ke tiga ( yaitu menuju gubah komplek utama makam keramat Priok) ditutup karena ada pembangunan. Pembangunan dilakukan sendiri oleh para santri dan dengan kumpulan sumbangan para peziarah.

Makam keramat Mbah Priok yang terletak di bersebelahan dengan Pelabuhan peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Makam tersebut merupakan komplek makam yang salah satunya menjadi tempat peristirahatan terakhir waliyullah, Habib Hasan al Haddad.
Bangunan Joglo Makam Mbah Priok Sebelum di Renovasi
Bangunan Joglo Makam Mbah Priok Sebelum di Renovasi

Makam Mbah Priok Sebelum di Renovasi
Makam Mbah Priok Sebelum di Renovasi
Sejarah mengenai Habib Hasan Al Haddad, wali Allah yang sering diziarahi dituturkan oleh Habib Ali Al-Idrus 38 tahun pengurus makam di website tempo. Habib Hasan al Hadad lahir di Ulu Palembang, Sumatera Selatan pada tahun 1727. Menjelang dewasa, ia belajar agama Islam di Yaman Selatan. Setelah beberapa tahun, Habib Hasan kembali ke Palembang.

Pada tahun 1756, Habib Hasan Al-Haddad pergi ke Jawa bersama Habib Ali Al-Haddad dan 3 orang lainnya. Tujuan mereka untuk menyebarkan agama Islam dan mengunjungi makam pelopor Islam, seperti Habib Husein Alaydrus di Mesjid Luar Batang, Penjaringan Jakarta Utara, Sunan Gunung Jati di Cirebon dan Sunan Ampel di Surabaya.

Ditahun yang sama, Habib Hasan al Hadad meninggal dunia di usia 29 tahun dalam perjalanannya karena dihantam badai di Pantai Utara Batavia. Sebelumnya kapal beliau di tengah laut oleh tentara Belanda berupaya diberhentikan dan ditembaki. Namun tidak ada satu peluru pun yang kena.

Dua puluh tiga tahun setelah pemakaman Habib Hasan, pemerintah Belanda membangun Pelabuhan Tanjung Priok dan ingin merelokasi makam beliau. Atas izin adik Habib Hasan al Hadad, yaitu Habib Zen yang tinggal di Ulu Palembang, Belanda merelokasi makam abangnya ke Jalan Dobo, Koja.

Pemerintah Belanda menyediakan lahan seluas 7 hektare dan ghubah (bangunan kompleks makam) seluas 16x16 meter. Bangunan dengan atap berbentuk joglo dan berdinding putih ini masih berdiri tegak hingga kini. Tetapi sejak ramadhan 2013, bangunan berbentuk joglo itu telah berubah modern berbentuk mediterania.
 

Pintu Masuk menuju Makam Mbah Priok
Pintu Masuk menuju Makam Mbah Priok

Gubah Al-Haddad
Gubah Al-Haddad
Makam Mbah Priok Setelah di Renovasi
Makam Mbah Priok Setelah di Renovasi
Alhamdulillah, sekarang telah rampung. Meriah dengan hiasan bendera warna kuning dan hijau tua membuat kita terlupa bahwa kita sedang berada di kawasan pelabuhan peti kemas Tanjung Priok.
Nama daerah Tanjung Priuk/ Tanjung Priok terkenal sebagai daerah pelabuhan dan terminal peti kemas yang ramai. Bagi saya merupakan daerah yang asing karena selain jaraknya jauh dari tempat tinggal saya, bayangan akan truk tronton dan kontainer membuat saya tidak akan berkunjung ke daerah Tanjung Priuk/ Tanjung Priok bila tidak penting sekali.

Tetapi semua itu berubah sejak dua tahun lalu, ketika saya mengunjungi Komplek makam Mbah Priuk di Jalan Raya Timur, Kola, Jakarta Utara. Tanjung Priuk/ Tanjung Priok khususnya komplek makam Mbah Priok adalah tempat luar biasa tenang dan menenangkan untuk kita dapat beribadah disana.

0 komentar:

Posting Komentar