Pintu masuk Masjid zaman dahulu |
Daerah Luar Batang artinya daerah di luar batang besar (groote boom) yang menutup pelabuhan pada malam hari, merupakan tanah endapan dan ukuran yang semakin menjorok keutara. Pada peta-peta Batavia lama. daerah disebelah utara tembok kota dan kali yang menghubungkan kali besar dan Muara Baru, terbentuk perlahan-lahan antara taun 1650 dan 1700. Sejak awal tahun 1730-an daerah ini sangat tidak sehat, karena nyamuk yang berkembang biak dalam tambak ikan di pantai utara, menyebarkan malaria.
Sejarah Masjid Luar Batang belum dapat disusun dengan jelas karena sumber-sumber historis yang tersedia bertentangan dengan pandangan umum sekarang ini, dan kurang lengkap. Berita tertua berasal dari seorang turis Tionghoa, yang menulis bahwa pada tahun 1736 ia meninggalkan Batavia dari sheng mu gang, artinya 'pelabuhan makam keramat', yaitu dari pelabuhan Sunda Kelapa sekarang, makapada tahun 1736 sudah terdapat suatu makam yang dianggap keramat di daerah pelabuhan Batavia, walupun Habib Hussein belum meninggal dunia. Itu keramat siapa ?
Pada tahun 1916 telah dicatat diatas pintu masjid, bahwa gedung ini selesai dibangun pada 20 Muharam 1152 H yang sama dengan 29 April 1739 Qiblat masjid ini kurang tepat dan ditentukan lebih persis oleh Muh. Arshad al-Banjari (w. 1812) waktu singgah perjalanan pulang dari Hejaz ke Banjar pada tahun 1827. Masjid ini kurang berkiblat, sama seperti Masjid Kebon Sirih dan Cikini. Oleh karena itu, ada penulis (mis. Abubakar Atjeh) yang beanggapan, bahwa semula ruang masjid ini adalah bekas rumah kediaman orang, yang kemudian digunakan sebagai mushola atau masjid.
Sumur keramat peninggalan Al-Habib Husein bin Abu Bakar Al-Alaydrus |
Alm. Haji Abdul Kadir, warga betawi setempat yang membantu menyembunyikan Habib Luar Batang dari penjajah |
Masjid Keramat Luar Batang Penjaringan |
Pada sebuah batu dalam Masjid Luar Batang ditulis, bahwa Al-Habib
Husein bin Abu bakar Bin Abdillah Al-Alaydrus yang telah wafat pada
hari kamis 27 Puasa 1169 berkebetulan 24 Juni 1756. Batu ini dibuat antara
tahun 1886 dan 1916. sebab, L.W.C, Van Berg dalam buku yang termasyur tentang
orang Hadhramaut, menyebut, bahwa Habib Husein baru wafat 1798 (!). sedangkan
Ronkel sudah menyebut batu peringatan tersebut dalam karangannya yang
diterbitkan pada tahun 1916.
Koran
Bataviaasche Caurant, tanggal 12 Mei 1827, memuat suatu karangan tentang Masjid
Luar Batang. Dicatat dalam tulisan ini, bahwa Habib Husein meninggal pada tahun
1796, setelah lama berkhotbah diantara surabaya dan Batavia. Pada tahun 1812
makamnya dikijing dengan batu dan masih terletak di luar gedung masjid sampai
tahun 1827. Pada waktu ini rupanya derma tidak lagi diterima oleh
komandan(semacam lurah) daerah Luar Batang, tetapi dinikmati oleh(pengurus)
masjid sehingga gedung bisa diperluas. Di lain pihak suatu masjid (!) bukan
surau telah dicatat pada peta yang dibuat C.F.Reimer pada tahun 1788.
Dengan
merangkumkan segala data yang tersedia, dapat dikatan bahwa suatu makam yang
dianggap keramat sudah terdapat di Luar Batang pada tahun 1736 Mushola atau
masjid didirikan 1739, Habib Husein tinggal diadaerah itu dan meninggal tidak
sebelum 1756 (mungkin baru pada tahun 1796 atau 1798), makam keramat Habib
Huseinlah yang menarik banyak peziarah, sehingga Masjid Luar Batang menjadi
Masjid terkenal di Batavia lama. Walaupun data-data ini (agak) pasti, masih
timbul beberapa pertanyyan yang mengyangkut sejarah masjid ini. Sebelum
diusahakan suatu jawaban, maka disajikan beberapa kutipan dari pengarang lain.
Dan
Masjid ini banyak dikunjungi oleh para pejabat-pejabat Negara baik kalangan
dalam negeri mapun Luar negeri, Masjid ini sekarang in sudah banyak direnovasi
dan penanggung jawab langsung adalah Bapak Gubenur DKI Jakarta ( Bpk. Fauzi
Bowo).
0 komentar:
Posting Komentar