Semua aliran mazhab dalam Islam menyarankan untuk melakukan wirid. Bahkan praktisi Ruqyah Syar’iyah dari Wahabi Salafi juga hobi wiridan. Ya, tentu saja dengan tata cara yang mereka anggap paling sahih. dan Klaim seperti itu sih sah-sah saja Yang jelas, faktanya mereka juga hobi wiridan.
Keajaiban Ilmu
Wirid adalah, dia tidak memandang apakah anda mengerti artinya atau tidak,
khusyu’ atau tidak, yang penting ISTIQOMAH Maka WARID atau Power dari yang di
wirid akan keluar.
Pengulangan adalah kekuatan yang dahsyat untuk mencapai keunggulan. Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang. Menurut filsuf Aristoteles, keunggulan adalah sebuah kebiasaan. Kebiasaan terbangun dari kedisiplinan diri yang secara konsisten dan terus- menerus melakukan sesuatu tindakan yang membawa pada puncak prestasi seseorang.
Kebiasaan kita
akan menentukan masa depan kita. Untuk membangun kebiasaan tersebut, diperlukan
disiplin diri yang kokoh. Sedangkan kedisiplinan adalah bagaimana kita
mengalahkan diri kita dan mengendalikannya untuk mencapai impian dan hal-hal
terbaik dalam kehidupan ini.
PONDASI WIRID
- Wiridan yang murni untuk eling lan waspodo, eling marang pangerane, Ingat kepada Tuhan ZIKRULLAH.
- Zikrullah adalah Jeda terbaik untuk melupakan semua kegagalan tekhnik dan juga kegagalan dalam hidup anda.
- Zikrullah adalah cara terbaik untuk memulihakan kekuatan anda, mengakses sumber daya tanpa batas yang ada di sisi-Nya.
- Dengan Zikrullah, ajaibnya semua tekhnik anda akan kembali menjadi tajam dan efektif. Dan entah kenapa tanpa alasan yang jelas, semua doa anda maujud dan menjelma menjadi realita yang nyata dengan sendirinya Asal saat berzikir, anda sudah ikhlas dan pasrah sepenuhnya padaNya. Menyerahkan semuanya padaNya. Dan sudah lupa dan tidak perduli lagi, apakah doanya dikabulkan atau tidak. Terjadi atau Wis Pokoke terserah Dia yang di sana.
- Dan sekarang nikmati saja Zikrullah-nya.. Larutkan diri dalam lautan zikrullah.
- Anda memasuki Zona Hauqolah, Zona kepasrahan mutlak padaNya. Laa Haula walaa Quwwata illaa Billaah, Yang secara bahasa berarti; “Tiada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan (pertolongan) Allah”.
- ANDA memasuki kesadaran Ilahi, dan berada di dalam Mode ilahi, yang mana semua gerak dan laku anda sudah sepenuhNya berada di dalam tuntunan dan bimbinganNya. Kekuatan Allah SWT bekerja melalui anda.
RAHASIA WIRID DAN WARID
- Secara sederhana dapat didefiniskan bahwa Pengkondisian dan Persiapan hati itu dinamakan wirid dan kurniaan Allah s.w.t dinamakan warid. Warid adalah pengalaman rohani (Pengalaman Spiritual) yang dikurniakan Allah s.w.t kepada hati murid yang mengekali wirid. Selain dinamakan warid, ia juga dipanggil dengan nama-nama lain seperti hal, pengalaman hakikat, waridah, Nur Ilahi, Sirr dan lain-lain, menurut istilah tasawuf.
- Dengan adanya Warid ini, maka Keyakinan yang ada di hati akan meningkat derajadnya menjadi ‘Ainul Yaqin hingga ke derajad Haqqul Yakin. Karena dia sudah membuktikan dengan pengalamannya sendiri mengenai dahsyatnya wirid tersebut.
- Beraneka macamnya jenis amal supaya terjadi beraneka macamnya jenis warid yang masuk (dalam hati), maka beberapa amal adalah yang membentuk keadaan dan ruhnya adalah adanya ikhlas yang dirahasiakan dalam amal.
WARID ADALAH
BUAH WIRID
Disebutkan dalam Syarah Al-Hikam mengenai Warid dan Wirid, Jika wirid ibarat menanam pohon, maka warid adalah buah yang bisa dipetik dari pohon tersebut. Seperti orang menanam mangga misalnya, orang tersebut tidak mungkin dapat menuai buah nanas atau buah yang lainnya. Bahkan dengan jenis bibit mangga tertentu, sampai kapanpun orang tersebut akan menuai buah mangga sejenisnya, tidak bisa menuai jenis mangga yang berbeda. Kalau ada rasa yang berbeda, itu semata karena beda jenis tanah dan musimnya, tapi jenis buahnya tetap sama. Jika sifat menanam bibit di tanah bumi seperti itu keadaannya, maka menanam bibit di tanah hati seorang salik juga demikian.
Dengan wirid
jenis amal tertentu, salik akan mendapatkan jenis warid tertentu Kalau ada hasil warid yang beda kuwalitas,
itu disebabkan karena beda kuwalitas hati dan niat pelakunya. Orang wirid
manaqib misalnya, dia akan mendapatkan warid dari SIRRnya manaqib, orang wirid
maulid akan mendapatkan warid dari SIRRnya maulid, masing-masing salik akan
mendapatkan jenis warid sesuai dengan jenis wirid yang dilakukan, kalau ada
beda kuwalitas warid padahal orang melakukan wirid yang sama, itu karena beda
kuwalitas manusia dan hatinya.
Allah adalah
Dzat Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Meskipun demikian, jalan masuk
menuju terbukanya pintu wijhah dalam hati seorang hamba untuk mendapatkan
ma’rifatullah banyak pilihan. Melalui sembilan puluh sembilan nama-nama-Nya, seorang salik mampu mempergunakannya sebagai
landasan wirid guna mendapatkan warid dari-Nya. Dengan landasan Nama-Nama
tersebut, akan menimbulkan nuansa dan rasa yang khusus di dalam hati
pengendaranya. Dengan wirid Ar-Rohman misalnya salik bisa mendapatkan warid
rasa welas kepada manusia dan dengan Al-Jabbar, salik bisa mendapatkan warid
perkasa dalam hatinya.
Hati manusia
hanya satu, berada di dalam rongga yang satu, secara khusus juga hanya mampu
menerima warid yang satu. Namun demikian, yang satu itu boleh dimasuki dengan
jenis wirid dengan banyak pilihan, namun akhirnya warid yang masuk secara
khusus hanya satu, yaitu yang menyatu dengan Yang Satu.
Adapun pilihan
amal, bagaikan pilihan kendaraan yang akan dinaiki hati menuju Yang Satu.
Tinggal hati memilih amal mana yang dapat bersesuaian dengan kondisi hatinya.
Oleh karena itu, shalat, zakat, puasa dan haji adalah bagaikan kendaraan yang
dikendarai hati untuk menuju keharibaan-Nya. Memasuki istana-Nya, mendengarkan
musik-Nya, makan buah- buahan-Nya, minum arak dan air susu-Nya.
Masing-masing
kendaraan dengan kondisi yang serasi akan menghantarkan hati merasakan
kenikmatan hakiki, manakala perjalanan salik benar-benar sampai (wushul) kepada
Yang Satu secara hakiki. Itulah kenikmatan berinteraksi dan berkomunikasi
secara pribadi dengan Kekasih yang dirindui.
Seorang hamba
boleh memilih diantara kendaraan yang tersedia tersebut, mencicipi secara
bergantian untuk menentukan mana yang paling cocok bagi keadaan hati, asal
harus sadar, masing-masing kendaraan, untuk dapat mengantarkan perjalanan
sampai kepada tujuan, haruslah hanya dengan berlandasan satu, yaitu rahasia
keikhlasan hati dalam beramal, karena kekhususan amal akan membentuk kekhususan
warid sedangkan rahasia keikhlasan hati, adalah ruh yang menghidupkan amal.
Jadi, memilih
jalan mengabdi kepada Allah itu boleh dengan berbagai pilihan, boleh dengan
shalat, puasa, haji, shadaqah, dzikir dan perjuangan serta pengabdian. Jika
semua itu dilaksanakan dengan landasan hati ikhlas, masing-masing kendaraan
akan menumbuhkan keyakinan, meski jenis keyakinan itu bisa berbeda. Keyakinan
hati itu menurut istilah sufi dinamakan khususiyah. Oleh karenanya, setiap
hamba yang sholeh atau para waliyullah pasti mempunyai khususiah yang berbeda
dengan yang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar