Setiap manusia tentunya memiliki jiwa, karena jiwa salah satu bagian dari hati setiap insan, sudahkah kita menerima segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah SWT dengan jiwa yang ikhlas....? Tentu kita semua harus mempunyai sifat tersebut, karena Allah mengatur segala sesuatunya, baik rezeki, musibah, bencana, jodoh dan kematian yang sudah merupakan rahasia Allah Tuhan semesta alam, kali ini bersama-sama kita mengupas apa yang dimaksud dengan hidup dengan jiwa yang ikhlas.
Allah SWT berfirman:
وَمَا
أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء
وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ
الْقَيِّمَةِ
Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus , dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. dan yang demikian itulah
agama yang lurus (QS.Al-Bayyinah: 5)
Rasulullaah SAW bersabda:
عن
أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى
الله عليه وسلم يقول ” إنما الأعمال بالنيات , وإنما لكل امرئ ما نوى ,
فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله , ومن كانت هجرته
إلى دنيا يصيبها و امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه ” متفق عليه
Dari
Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya
mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya.
Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena
seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang
ditujunya”. (HR.Bukhari dan Muslim)
Semoga
Allah SWT mengkaruniakan kepada kita semua hati yang ikhlas, karena betapapun kita
melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh keringat, habis tenaga dan upaya serta terkuras pikiran anda, kalau anda tidak ikhlas dalam melakukannya, tidak akan ada
nilainya di hadapan Allah SWT. Bertempur melawan musuh, tapi anda kalau hanya
ingin disebut sebagai Pahlawan, maka ia tidak akan memiliki nilai apapun dihadapan Allah.
Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut sebagai orang yang Dermawan, maka ia
pun tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan adzan disetiap
masuk waktu shalat fadrhu, tapi selama adzan bukan Allah SWT yang dituju, hanya sekedar
ingin memamerkan keindahan suaranya supaya menjadi juara adzan atau
menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak
akan bernilai di hadapan Allah, Tidak Bernilai!
IKHLAS, terletak pada niat hati. Sangat dahsyat sekali pentingnya Niat ini, karena Niat adalah pengikat suatu amal perbuatan.
Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan Niat yang ada di dalam
hatinya, maka bersiap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, dan harta dengan
tiada artinya. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan
akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna tentunya.
Lalu apakah ikhlas itu..?
Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan
pribadi atau imbalan duniawi dari ia telah lakukan. Konsentrasi
orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya
diterima oleh Allah SWT dan menjadi pahala di akhirat kelak. Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam
kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi
pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang di nafkahkan itu diterima
di sisi Allah.
Apapun
yang dilakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah SWT, itulah
ikhlas. seperti contoh: "Memberikan suatu infaq ke masjid, namun nama anda harus di catat dan di umumkan setiap shalat jumat", Saudaraku bukankah Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Melihat, buanglah sifat tersebut dari hati kita. Seperti yang dikatakan Imam Ali R.a bahwa orang yang ikhlas adalah
orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh
Allah SWT. Seorang pembicara yang tulus tidak perlu merekayasa kata-kata
agar penuh pesona, tapi ia akan mengupayakan setiap kata yang di ucapkan
benar-benar menjadi kata yang disukai oleh Allah SWT. Bisa
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Bisa dipertanggung jawabkan artinya.
Selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata
kita, Allah-lah yang Maha Kuasa menghujamkannya kepada setiap hati manusia.
Oleh
karena itu, jangan terjebak dengan rekayasa-rekayasa. Allah SWT sama sekali
tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Maha Tahu segala
lintasan hati, Maha Tahu segalanya! Makin bening, makin bersih, semuanya
semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah yang akan menolong
segalanya.
Buah
apa yang didapat dari seorang hamba yang ikhlas itu...?
Seorang hamba yang
ikhlas akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa tidak?
Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian,
penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal
yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga
menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita
lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan kecewa.
Tapi
bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan
apapun dari siapapun, karena kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan,
tapi dari apa yang bisa dipersembahkan. Jadi kalau saudara mengepel
lantai dan di dalam hati mengharap pujian, tidak usah heran jikalau
nanti yang datang justru malah cibiran.
Tidak
usah heran pula kalau kita tidak ikhlas, akan banyak kekecewaan dalam hidup
ini. Orang yang tidak ikhlas akan banyak tersinggung dan terkecewakan
karena ia memang terlalu banyak berharap dari apa yang dilakukanNya. Karenanya biasakanlah kalau
sudah berbuat sesuatu, kita lupakan perbuatan itu. Kita titipkan saja di
sisi Allah yang pasti aman. Jangan pula disebut-sebut, di ingat-ingat,
nanti malahan berkurang nilai pahalanya.
Lalu,
dimanakah letak kekuatan hamba-hamba Allah yang ikhlas...?
Seorang hamba
yang ikhlas akan memiliki kekuatan ruhiyah yang besar dalam dirinya, ia seakan-akan
menjadi pancaran energi yang melimpah. Keikhlasan seorang hamba Allah
dapat dilihat pula dari raut wajahnya yang tenang, tutur kata yang baik, serta gerak-gerik
perilakunya yang santun. Kita akan merasa aman bergaul dengan orang yang ikhlas tersebut.
Kita tidak curiga akan ditipunya olehnya, kita tidak curiga akan dikecoh olehnya.
Dia benar-benar bening dari berbuat rekayasa. Setiap tumpahan kata-kata
dan perilakunya tidak ada yang tersembunyi dan terbesit sedikitpun untuk berbuat jahat. Semua itu ia lakukan ikhlas tanpa
mengharap apapun dari orang yang dihadapinya, yang ia harapkan hanyalah
memberikan yang terbaik untuk siapapun.
Sungguh nikmat bila anda bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas tersebut. Setiap
kata-katanya tidak akan seperti pisau yang akan mengiris hati. Perilakunya
pun tidak akan menyudutkan dan menyempitkan diri. Tidak usah heran
jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah dan daya kharisma dalam dirinya yang begitu
dahsyat langsung dari Allah SWT.
Sebagai contoh, banyak sebagian orang yang membuat kata-kata kurang baik dan malah menyudutkan, karena perkataan yang terlontar bisa menyakitkan perasaan seseorang orang tersebut, misal: "TERGANTUNG AMAL DAN PERBUATAN" apakah kita sudah merasa yakin amal dan perbuatan yang telah kita lakukan diterima Allah SWT, baik shalat, puasa dan lain sebagainya, tentu kita sendiri harus lebih bijaksana dalam mengintrospeksi diri kita dihadapan Allah.
“Setiap JIWA adalah jiwa kecintaan Tuhan yang diturunkan ke alam kehidupan raga manusia yang bertugas mewujudkan kemuliaan dari jiwanya untuk mengindahkan kehidupan sesamanya bagi keindahan hidupnya di surga kelak".
"Dan JIWA yang mampu memimpin dirinya sendiri untuk keluar dari kekhawatiran, ketidak-tegasan,
penundaan, dan kemalasan, memiliki semua potensi untuk memindahkan gunung sekalipun".
"Karena sesungguhnya, kekuatan setiap JIWA dijamin oleh Sang Pencipta yaitu Allah SWT".
"Maka marilah kita mengingat kembali pesan yang disampaikan pada hari kelahiran kita semua"
"Hiduplah sebagai JIWA yang ikhlas"
"Sesungguhnya, Keikhlasan
adalah gerbang keemasan yang memisahkan kehidupan yang bebannya harus
kita pikul sendiri dan kehidupan yang bebannya di pikul bersama Tuhan Yang Maha Esa".
Dengannya, inilah jawaban bagi mereka yang bertanya:
Apakah ikhlas itu..?
Ikhlas adalah seutuhnya menerima Tuhan dengan semua kebenaranNya.
Bagaimana caranya untuk ikhlas?
Terimalah Tuhan dengan seutuhnya, bersama semua kebenaranNya.
Tetapi mengapa ikhlas itu sulit...?
Karena
engkau memilih mempertahankan kebiasaan dan kesenanganmu yang tidak akan
memperkuat dan memuliakanmu, daripada memilih pikiran, sikap, dan
perilaku yang ditetapkan oleh Tuhan sebagai jalan lurus menuju kedamaian
dan kesejahteraanmu.
Apakah jaminannya bahwa hidup saya akan baik, jika saya ikhlas...?
Tidak ada jaminan untuk keikhlasan, karena jaminan itu tidak diperlukan.Yang ada adalah hanyalah bukti, bahwa kurangnya keikhlasanmu telah melemahkan hidupmu.
Apakah kegelisahan hatimu tidak cukup menjadi bukti bahwa tidak ada kedamaian di luar keikhlasan..?
Engkau Tuhanku.
Aku berTuhan.
Aku berterima kasih karena engkau izinkan aku mengatakan, bahwa Aku memiliki Tuhan.
Engkaulah yang memiliki semua, maka sesungguhnya aku tidak mengharapkan apapun.
Aku hanya mengharapkanMu. Karena, jika aku memilikiMu, aku memiliki semua.
Tuhanku, amat dalam kecintaanku kepadaMu. Aku memohon dalam kerinduanku untuk kelembutan kasih sayangMu,kasihilah aku.
Damaikanlah hatiku, indahkanlah wajahku, merdukanlah suaraku, indahkanlah cara-caraku, baikkanlah hati sesamaku kepadaku, kuatkanlah aku, mudahkanlah urusanku, baikkanlah rezekiku, dan bahagiakanlah keluargaku. Aamiin
Kemudian tangan ini terus bergerak mencari. Adakah kiat-kiat ikhlas yang lain...?
Dan inilah kiat-kiat ampuh dalam menemukan keikhlasan itu:
- Pendalaman terhadap tauhid dan pengenalan terhadap Allah SWT.
- Berdoa kepada Allah SWT, memohon diberikan keikhlasan dalam jiwa.
- Ikhlas tidak akan bergabung dengan dua sifat yaitu:
1. Cinta atau senang dipuji dan disanjung,
Cara untuk menghilangkannya:
dengan meyakini tak ada satupun pujian manusia yang memberikan manfaat dan
celaan manusia hanyalah memberikan madharat kepada kita kecuali Allah SWT.
2. Selalu mengharapkan balasan dari manusia,
Cara untuk menghilangkannya:
dengan meyakini apapun yang ada di dalam diri manusia, maka yang ada hanyalah Allah SWT yang
lebih sempurna bahkan yang ada di manusia tidak akan kita dapatkan kecuali
atas izin Allah SWT.
- Cara mendapatkan ikhlas adalah dengan mujahadah, bersungguh-sungguh berlatih dan mendapatkannya. Menundukkan hawa nafsu untuk mengikuti ketaatan kepada Allah. Memaksakan dan membiasakan diri untuk selalu ikhlas. semua sifat baik dalam agama harus dilatih untuk mendapatkannya.
- Melatih terbiasa melakukan amalan yang tidak sesuai dengan keinginan hawa nafsu kita. Misalnya, kita disakiti seseorang tapi kita berbuat baik kepadanya/ menolongnya. Biasanya jika seseorang baik kepada kita maka kita mudah menolong, bila tidak baik maka susah/ berat hati kita berbuat baik padanya, ini karena nafsu mempengaruhi tindakan kita. Ini menunjukkan kita berbuat baik itu karena keinginan diri semata. Cinta sejati karena Allah maka cinta tersebut tidak bertambah karena kebaikan atau keburukan di dunia semata-mata.
- Awal seseorang menempuh jalan Allah, karena nafsunya belum ditundukkan maka seseorang itu perlu berjuang, setelah Allah SWT tahu kesungguhannya, maka barulah Allah SWT akan beri hidayah padanya sesuai kesungguhannya. Maka yang paling sempurna hidayahnya adalah orang yang paling besar perjuangannya/ bersungguh-sungguh dalam usahanya untuk mendapatkan hidayah itu.
Para Sahabat pembaca Blog Satria Larangan.
Orang yang ikhlas adalah orang yang punya kekuatan, ia tidak akan kalah
oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu akan pujian dan penghargaan. Semoga Bermanfaat.
Wallahua’lam bishshowwab
Tergugah hatiku
BalasHapusAamiin, semoga berkah fiddunya wal aakhiroh
BalasHapus