Selasa, 09 Agustus 2016

TIPS DAGANG ALA MBAH KUWU CAKRA BUANA

Pada tahun 1389M, Mbah Kuwu Cakra Buana, yang punya nama asli Prabu Wisesa Walangsungsang bin Prabu Siliwangi, telah mengkhatamkan thorekotnya di gunung Ceremai bersama Mursyidnya Syeikh Dzatul Kahfi. Lalu atas anjuran sang guru, Mbah Kuwu disuruh pindah ke daerah Lemah Wungkuk, dan mendirikan tempat tinggal tetap.

Pada waktu itu Lemah Wungkuk dipegang oleh Mbah Kuwu Ahmad, tokoh masyarakat yang belum menganut ajaran islam. Tahun berganti musim, Mbah Kuwu Cakra Buana,
dengan kecerdasannya mulai membangkitkan jati dirinya sebagai nelayan pesisir, beliau kerja siang malam demi membangun tempat peribadatan dan sekaligus menanamkan syiar kepada masyarakat sekitar. Disini Mbah Kuwu mulai di lirik oleh masyarakat sewaktu menjadi pencetus makanan CAIREBON (Air Rebon).

Singkat cerita, Cai rebon hasil olahan Mbah Kuwu Cakra Buana, laris manis terjual, bahkan para Raja Jawa, seperti Prabu Tepak, Arya Tubajil dan Prabu Siliwangi sendiri, terkesima dan ketagihan dengan rasa Cai Rebon yang di bikin oleh Mbah Kuwu Cakra Buana.

BAGAIMANAKAH CARANYA MBAH KUWU BERDAGANG...??
Cara Mbah Kuwu berdagang, beliau mengeluarkan modal 4 tail ringgit (di umpamakan sekarang 100 ribu rupiah), Nah saat dagangan sudah jadi, beliau mengambil 2 sampai 3% dari dagangan tadi untuk dibagikan terlebih dahulu, (Misalnya 100 bungkus, diambil 2 sampai 3 bungkus, untuk di shodaqohkan dahulu). Lalu pada saat jualan habis, beliau mengambil uang modal 100 ribu, dan sisa untung dibagi menjadi 3 tahapan, 30% untuk di tabung, guna ingin membangun Masjid kala itu. 30% untuk fakir miskin yang membutuhkan. Dan 40% lebihnya untuk makan dan kesenangan pribadi (entah buat beli baju untuk sholat dan lainnya sebagainya).

Nah dengan cara semacam ini Mbah Kuwu akhirnya bisa membangun Masjid Agung Lama, Keraton Istana, dan 9 rumah mewah. Silahkan ditiru dan dicoba, semoga berkah untuk kita semua yang gemar bershodaqoh.

Semoga Bermanfaat.

1 komentar: