DI BALIK KESULITAN ADA KEMUDAHAN
Tidak ada satupun di antara manusia yang hidup terbebas dari ujian, musibah, cobaan buruk, maupun cobaan baik. Kalau cobaan baik tentu semua kita dengan senang hati menerimanya.
Namun siapa di antara kita yg ikhlas menerima cobaan tidak baik, musibah, atau apapun yang menggelisahkan pikiran ini..?
Sangat sedikit di antara kita yang sanggup menerima cobaan yang kita anggap tidak baik secara ikhlas. Terkadang pikiran kita selalu mengarah ke suasana penderitaan setiap mendapatkan cobaan tidak baik. Bahkan tidak jarang kita menyalahkan keadaan, menyalahkan suami/istri, menyalahkan rekan kerja, menyalahkan anak, meyalahkan bawahan, bahkan (na’udzubillah) menyalahkan Tuhan yang seolah tidak adil kepada diri kita.
“Mengapa Aku yang mengalaminya Tuhan..?, Apa salahku..?”
Dan berbagai ungkapan kekecewaan lain pada Tuhan yang sebenarnya tidak layak kita ungkapkan. Terkadang Tuhan hendak memberi rezeki besar kepada kita dengan pembukaan melalui jalan kesulitan, tapi kita buru-buru menolaknya dengan menyalahkannya.
Kita sering membaca atau mendengar sebuah kalimat : “Sesudah kesulitan ada jalan kemudahan”.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)
Disamping itu, Tuhan juga menjanjikan kabar gembira kepada kita yg sabar menghadapi cobaan kesulitan. Sabar mencari jalan keluar dan terus berikhtiar mencari jalan keluar dari problematika hidup.
Kita sekolah sampai jenjang pendidikan tinggi, tapi kita tidak sanggup mencerna maksud baik Tuhan memberi cobaan.
Padahal kita tahu bahwa semakin tinggi sekolah, semakin berat pelajarannya. Semakin berat pelajarannya, semakin besar penghargaan manusia berupa ijazah, pangkat, jabatan dunia yang naik posisi, hingga penghargaan masyarakat terhadap keilmuan Kita.
Lalu kenapa kita begitu bodoh tidak mau menerima ujian Tuhan agar diberi nikmat rezeki/penghargaan yang jauh lebih besar dari penghargaan manusia.
Jika cobaan pelajaran sekolah/kampus saja bisa membuat kita naik pangkat di mata manusia, maka sejatinya ujian hidup yang Tuhan izinkan akan berdampak pada pemberian rezeki yang tak terhingga nilainya.
“Berpikir mencari hikmah dari setiap cobaan Tuhan adalah langkah cerdas yg melunakkan hati kita untuk mau menerima cobaan Tuhan. Bersujud meminta ampun kepada Tuhan dan memohon diturunkan jalan keluar adalah tanda kita semakin dekat dengan Tuhan”.
“Jika sudah dekat dengan TUHAN, apa saja bisa Dia kabulkan untuk memenuhi hajat kita. Kita baru berpikir mau sesuatu, tapi Allah sudah memberikannya jauh lebih besar dari yang kita pikirkan. Disitulah REZEKI BESAR baru akan terlihat. Rezeki diantarkan Allah lewat jalan yang tidak pernah kita duga sebelumnya”.
Kita memang manusia bodoh yang tidak tahu hikmah di balik setiap cobaan. Yang kita tahu adalah rezeki fisik yang tampak di mata, terutama UANG dan HARTA yang kita kejar-kejar setiap hari.
Mengapa kita tidak pernah mengucapkan syukur padahal Allah masih memberi makan setiap hari, anak-anak masih diberi kesehatan dan bisa sekolah, anggota tubuh kita yang masih lengkap dan tidak cacat, kasih sayang yang masih terjalin antar anggota keluarga, dan masih banyak nikmat lain yang tidak pernah kita syukuri meski ada di depan mata..??
Sudahkah kita "TERIMA KASIH" kepada Tuhan.
- TERIMA : Menerima segala karunia rezeki yg telah Allah curahkan.
- KASIH : Memberi dan berbagi kepada sesama atas penerimaan rezeki yang kita peroleh dari Allah Swt.
Dua kalimat tersebut sering kita ucapkan setiap menerima suatu pemberian, baik uang, gaji yang besar dan lain sebagainya. Lalu sudahkah kita melengkapi KASIH-Nya yaitu bersedekah dan berbagi kepada sesama.
Bila belum berarti sama saja kita seperti seorang pengemis yg selalu mengharapkan pemberian Tuhan tapi tidak mau berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
Sadarilah, Kita selalu dikalahkan oleh Syaitan dalam menghadapi setiap masalah dan kesulitan. Kita juga tertutup melihat kesenangan yang tampak biasa sehingga tidak terlihat sebagai nikmat. Kita merasa bangga mendapat kesuksesan karena menggangap diri kita pantas menerimanya karena kerja keras sendiri.
Salah satu cara setan menggoda manusia adalah selalu menakut-nakuti dengan kemiskinan. Setan membuat manusia merasa selalu kekurangan padahal karunia Allah itu sangat banyak. Allah SWT berfirman:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) ; sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah/2: 268)
Kita mengabaikan peran “Tuhan” yang telah memberi berjuta rezeki yang tidak bakal sanggup kita hitung. Syaitan kembali berhasil menutup pandangan kita bahwa itu semua adalah nikmat Allah yang wajib disyukuri tiap detik dan tiap menit.
Semoga kita semua termasuk orang yang selalu ber-TERIMA dan KASIH atas karunia rezeki yang telah Allah curahkan. Aamiin yaa robbal aalamiin
0 komentar:
Posting Komentar