Oleh :
Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi hafidzohulloh.
Assalamu'alaikum
Wr, Wb.
Rumah adalah tempat berteduh dari teriknya panas dan hujan, tempat
beraktifitas, tempat bercengkrama dg istri dan anak.
Semua orang
berusaha untuk membangunnya dengan banting tulang dan memeras keringat, bahkan
walau dengan modal nekat hutang sana sini, demi impian memiliki sebuah rumah. Tapi
banyak orang lupa bahwa semegah dan semewah apapun Rumah kita di dunia,
yakinlah bahwa itu hanyalah Rumah sementara. Suatu saat bila wafat kita akan
meninggalkannya.
Oleh
karenanya, marilah berjuang untuk menabung dan mencicil pembangunan Rumah kita
yang kekal dan abadi yaitu di surga nanti. Sehingga Rasulullaah SAW memberikan
referensi kepada umatnya bagaimana mencari pembiayaan untuk membangun rumah
yang megah di surga nanti.
Berikut ini
beberapa amalan untuk mencicil bangun Rumah di surga:
1. Melaksanakan
shalat sunnah sebanyak 12 rakaat dalam sehari dan semalam.
Rasulullah
shallallahu alahi wa sallam bersabda:
مَنْ
صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ
بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa
mengerjakan shalat sunnah dalam sehari semalam sebanyak 12 raka’at, maka karena
sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim,
no. 728).
Bersemangatlah
wahai saudaraku untuk mengamalkan amal ibadah Sunnah, baik shalat dhuha dan
tahajjud setelah melakukan ibadah yang wajib tentunya.
2. Membangun
Masjid/Mushollah.
Masjid dan mushollah adalah Rumah Allah, tempat untuk bermunajat kepadaNya dengan sholat, dzikir, ilmu dan sebagainya. Maka siapapun yang memiliki rezeki lebih dan punya andil membangunnya, Allah akan membalasnya dengan membangunkan Rumah di surga untuknya. Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda:
Masjid dan mushollah adalah Rumah Allah, tempat untuk bermunajat kepadaNya dengan sholat, dzikir, ilmu dan sebagainya. Maka siapapun yang memiliki rezeki lebih dan punya andil membangunnya, Allah akan membalasnya dengan membangunkan Rumah di surga untuknya. Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda:
«مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ، أَوْ
أَصْغَرَ، بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ»
"Barang
siapa yang membangunkan sebuah masjid karena Allah, walaupun sekecil tempat
bertelurnya burung Dara pasir, atau yang lebih kecil, niscaya Allah akan
membangunkan untuknya rumah di surga". (HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh
Albani, Shahih Jami' no: 6128).
3. Membaca
surat Al-Ikhlas sebanyak 10 kali.
Surat ini mungkin sangat pendek tapi makna yang terkandung di dalamnya tentang masalah tauhid yang begitu agung. Tak diragukan bahwa Nabi shallallahu alahi wa sallam mengatakan bahwa surat Al-Ikhlas setara dengan 1/3 Al- Quran.
Surat ini mungkin sangat pendek tapi makna yang terkandung di dalamnya tentang masalah tauhid yang begitu agung. Tak diragukan bahwa Nabi shallallahu alahi wa sallam mengatakan bahwa surat Al-Ikhlas setara dengan 1/3 Al- Quran.
Rasulullah
shallallahu alahi wa sallam bersabda:
«مَنْ قَرَأَ { قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ } عَشَرَ مَرَّاتٍ
بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِيْ الجَنَّةِ» .
"Barang
siapa yg membaca surat (Qul Quwallahu Ahad) sebanyak sepuluh kali, niscaya
Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga". (HR Ahmad, dishahikan
Albani, Sohihil Jami' no: 6472).
Nomor 4, 5,
6: Meninggalkan perdebatan, Meninggalkan dusta, Berakhlak mulia.
Dari Abu
Umamah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda:
أَنَا
زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ
مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ
مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku
memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan
perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di
tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk
candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang
bagus akhlaknya.” (HR. Abu Daud, no. 4800, dihasankan Albani, Shohihul Jami'
no: 1463).
Oleh karena
itu mari kita tinggalkan perdebatan yang tidak ada manfaatnya seperti yang
banyak terjadi di media sosial atau provokasi-provokasi yang tidak perlu
ditanggapi. Orang Jawa bilang: seng waras ngalah wae.
7. Sabar dan
memuji Allah ketika musibah wafatnya anak.
Dari Abu
Musa Al-Asy’ari radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
مَاتَ وَلَدُ الْعَبْدِ قَالَ اللَّهُ لِمَلاَئِكَتِهِ قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِى.
فَيَقُولُونَ نَعَمْ. فَيَقُولُ قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ. فَيَقُولُونَ
نَعَمْ. فَيَقُولُ مَاذَا قَالَ عَبْدِى فَيَقُولُونَ حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ.
فَيَقُولُ اللَّهُ ابْنُوا لِعَبْدِى بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بَيْتَ
الْحَمْدِ
“Apabila
anak seorang hamba meninggal dunia, Allah berfirman kepada malaikatNya, “Kalian
telah mencabut nyawa anak hambaKu..?” Mereka berkata, “Benar.” Allah berfirman,
“Kalian telah mencabut nyawa buah hatinya..?” Mereka menjawab, “Benar.” Allah
berfirman, “Apa yang diucapkan oleh hambaKu saat itu..?” Mereka berkata, “Ia
memujimu dan mengucapkan istirja (innaa lilaahi wa innaa ilaihi raaji’uun).”
Allah berfirman, “Bangunkan untuk hambaKu di surga, dan namai ia dengan nama
baitul hamdi (rumah pujian).” (HR. Tirmidzi, no. 1021; Ahmad, 4: 415. Syaikh
Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Hidup ini
tak selalu sesuai keinginan kita. Maka marilah kita cerdas menghadapinya dengan
rasa syukur dan sabar sebagai senjata utama dalam menjalani kehidupan, niscaya
kita akan bahagia.
Semoga
Bermanfaat
Wassalam.
Wassalam.
0 komentar:
Posting Komentar