Rabu, 01 Maret 2023

Kematian setiap manusia sesuai hidupnya

setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal
SETIAP HAMBA AKAN DIBANGKITKAN SESUAI DENGAN KEADAANNYA KETIKA MENINGGAL

Sahabat perisai mukmin sejati, kita semua tahu bahwasanya kematian bisa datang tiba-tiba, tidak peduli dengan kondisi seorang hamba tersebut, Apakah dalam keadaan ketaatan kepada Allah yakni ketika sujud dalam shalat atau dalam keadaan sedang bermaksiat apakah dalam keadaan sakit ataupun dalam keadaan sehat, semuanya terjadi secara tiba-tiba tanpa kita ketahui ajal setiap manusia.

Dalam sebuah hadist dari kitab Qutuful Falihin menjelaskan, bahwa Rasulullaah SAW bersabda:

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.” (HR. Muslim)

Hadits tersebut adalah hadits yang ke-19 dari kitab Qutuful Falihin yang dirangkum oleh Al-Habib Umar Bin Salim Bin Hafizh. Yaitu suatu hadits yang menerangkan bahwa keadaan hamba yang dibangkitkan oleh Allah SWT itu tergantung dari bagaimana keadaannya pada saat dia meninggal dunia, 

- Jika meninggal dunianya dalam keadaan beribadah.
- Meninggal dunianya dalam keadaan taat.
- Meninggal dunianya dalam keadaan sujud.
- Meninggal dunianya dalam keadaan membaca Al-Qur’an.
- Meninggal dalam keadaan shalat tahajjud.
- Meninggal dalam keadaan mendapat Ridho daripada ibunya maka meninggalnya dia dalam keadaan Khusnul Khotimah, Kelak ia dibangkitkan dalam keadaan tersebut. 
Akan tetapi jika dia meninggalnya dalam keadaan bermaksiat, seperti;
- dicabut nyawanya dia sedang mabuk.
- dicabut nyawanya sedang meninggalkan sholat.
- dicabut nyawanya dalam keadaan berzina.
- dicabut nyawanya dalam keadaan ibunya murka kepadanya, maka meninggalnya dalam Su’ul Khotimah, maka nanti dibangkitkan dalam keadaan yang penuh dengan penderitaan (Naudzubillahi min dzalik).

Sehingga Rasulullah SAW bersabda dalam hadits ini:

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.” (HR. Muslim).

Dibangkitkan nanti bagi setiap ab’din, baik orang itu orang merdeka atau hamba sahaya, baik dia yang meninggal itu laki-laki atau perempuan dia dibangkitkan dalam keadaan matinya.

Sahabat Perisai Mukmin Sejati, didalam bahasa arab kematian adalah Al-Maut hanya beberapa huruf, dalam bahasa indonesia diambil dari kalimat bahasa arab tersebut kematian atau Al-Maut, kalimatnya singkat pendek tidak banyak tetapi sangat berpengaruh terhadap manusia, orang sakit apa saja masih bisa disembuhkan masih ada obatnya, kecuali kematian. 

Penyakit yang namanya kematian itu tidak ada obatnya. Sehebat-hebatnya kita melupakan kematian tetap saja kematian itu tidak akan melupakan kita, sehebat-hebat kita lari dari kematian tetap kematian itu akan mengejar kita ke tempat yang paling jauh kita bersembunyi.

Dimana Allah SWT telah berfirman:

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ
“Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu” (QS. Al-Jumu’ah)

Seandainya kalian lari dari kematian, kalian tetap akan berjumpa dengan kematian tersebut, Oleh karena itu sampai Allah SWT dalam Al-Qur’an mengatakan dalam wahyunya;

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh” (QS An-Nisa Ayat 78)

Walaupun kalian lari bersembunyi di lubang yang paling kecil tetap akan ketemu dengan kematian.

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ اْلمـَوْتِ
"Setiap yang berjiwa akan merasakan mati". (QS. Ali Imran: 185, Al-Anbiya: 35 dan Al-Ankabut: 57).

Setiap orang yang hidup pasti akan menemui dengan yang namanya kematian. 
- Seorang Nabi (Mati), 
- Seorang Rasul (Mati), 
- Orang sakti (Mati), 
- Ibu kita bapak kita (Mati),
- Orang yang paling kekar/orang yang paling kuat (Mati),
- Orang yang bisa terbang (Mati), 
- Orang yang luar biasa terkenalnya (Mati),
- Orang lemah (Mati), 
- Malaikat (Mati), sampai malaikat yang meniup terompet sangkakala pun akan Mati tidak ada yang hidup.

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ اْلمـَوْتِ
"Setiap yang berjiwa akan merasakan mati". (QS. Ali Imran: 185, Al-Anbiya: 35 dan Al-Ankabut: 57).

Semuanya pasti akan menjumpai dengan kematian, jadi matinya kita semua yang hidup, baik saya/anda/orang tua kita/Nabi/Rasul semuanya sama pasti akan Mati, yang membedakannya adalah:

- Ada orang yang kematiannya membawa amal,
- Ada orang yang matinya membawa bangkai,
- Ada orang yang kematiannya dalam Khusnul Khotimah, 
- Ada orang yang mati dalam Su’ul Khotimah.

Sehingga kata Rasulullaah SAW dalam hadits ini disebutkan ia dibangkitkan tergantung kematiannya, kita dianjurkan melalui hadits ini oleh Baginda Rasulullaah SAW untuk memperbaiki amal, kalau ngaji yang betul, kalau sholat yang betul, kalau zakat/puasa/haji itu yang betul, karena yang diterima oleh Allah SWT adalah ibadah kita yang betul-betul atau yang sungguh-sungguh dan yang serius, karena yang serius itu yang di terima oleh Allah SWT.

Kalau kalian berdoa maka berdoalah kalian dengan yakin kalau doa itu diterima oleh Allah SWT, kalau kalian sholat maka khusyu-lah sampai kalian cari khusyunya. Sampai Nabi SAW pernah bersabda: “sholatlah kalian sholat perpisahan”. 

SahabatKu perisai mukmin, kalau kita tahu tentang kematian datang setelah kita sholat Isya dikasih kabar: “Anda setelah mengucapkan Assalaamu'alaikum dalam sholat Isya, Inna lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun” bagaimana..??. Masihkah garuk-garuk dalam sholat kita..??, 

Kalau sudah dikasih tahu: “Nanti habis sholat Subuh sebelum makan nasi uduk dijemput sama malaikat izroil”, bagaimana setelah sholat subuh tidur lagi atau ambil Qur’an..??, Tidur lagi atau Taubat..??

Maka Nabi SAW selalu berpesan: “Sholatlah, seperti sholat itu sholat yang terakhir”. Kalau ada orang yang mau dipotong “Anda akan saya potong”.

Apa yang anda inginkan..?? Kasih saya waktu 5 menit, untuk apa..?? Saya mau sholat. Kira kira sholat kita bercanda atau Khusyu..?, Habis Assalaamu'alaikum kemudian dipotong. Ini perintah Rasulullaah SAW kalau anda sholat yakini seakan-akan itu sholat yang terakhir, jikalau anda puasa rasakan kalau itu Ramadhan terakhir, kalau anda berhari raya rasakan kalau hari raya itu terakhir, kalau anda mengaji rasakan seakan-akan ngaji itu terakhir. Oleh karenanya sempurnakan ibadah kita dengan penuh kesempurnaan yaitu dengan menghidupkan sunnahnya Nabi SAW, menjaga akhlaknya, menjaga adabnya.

Kalau minta sama Allah “Yaa Allah mudah-mudahan saya meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah”. Karena meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah itu hakekatnya bukan kemauan kita tetapi kemauan Allah SWT.

“Kalau Allah SWT sayang dengan seorang hamba, maka dipergunakan hamba tersebut dikasih tugas, sahabat bertanya: “Tugas apa yaa Rasulullah SAW..?” yaitu diberi Taufiq untuk beramal sholeh sebelum ia meninggal dunia”

Sebelum meninggal dunia dibikin itu orang menjadi ahli tahajjud. Untuk mati dalam keadaan khusnul khotimah maka kita jadi orang sholeh dulu (mudah-mudahan kita semua menjadi orang-orang yang sholeh, Aamiin yaa Robbal alamiin).

Karena Rasulullaah SAW bersabda :

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.” (HR. Muslim)

Kesehariannya ngapain dia..?, Kesehariannya baca Al-Qur’an maka dicabut nyawanya dalam keadaan membaca Al-Qur’an.

- Sayyidina Utsman bin Affan kesehariannya membaca Al-Qur’an, maka ketika Sayyidina Utsman di tombak beliau sedang membaca Al-Qur’an.
- Sayyidina Umar bin Khatab lagi menjadi imam di tusuk.
- Ada orang yang ahli Tahajjud, maka selagi Tahajjud dicabut nyawanya.
- Ada orang yang istiqomah di masjid maka dicabut nyawanya ketika dia berada dimasjid.
- Ada orang yang ahli sujud, maka dicabut nyawanya dalam keadaan sujud, tergantung kesehariannya. 

Ketika ajal menjemput kita maka kita bermunajat kepada Allah “Mudah-mudahan kita dicabut dalam keadaan beribadah kepada Allah SWT, Aamiin yaa robbal aalamiin”. 

Ini semua permohonan kita kepada Allah SWT sang pemilik ruh dan jiwa, kita ini lemah tidak ada daya dan upaya, sangat beruntung kalau ada orang rajin mengemis kepada Allah SWT minta dicabut nyawanya dalam keadaan baik atau dalam keadaan Khusnul Khotimah. Karena yang menjadi patokan bukan kehidupan tetapi yang menjadi patokan ialah keadaan akhir ketika nyawanya dicabut oleh Allah SWT.

“Target yang dicatat malaikat yang dipinta oleh Allah SWT itu tergantung penghabisannya”.

Kita lihat ada orang balapan naik kuda, ada 3 ekor kuda, yakni kuda A, B, C didalam perlombaan, kuda yang B dan C ada di nomor 1, akan tetapi garis finish yang pertama adalah kuda A, maka yang dapat piala juara 1 adalah kuda A. Saudara kita seumur hidupnya bagus dalam beribadah, akan tetapi diakhir amalnya bermaksiat, sampai ketika dicabut nyawaNya dalam keadaan maksiat. Naudzubillahi min dzalik dalam keadaan bermaksiat, maka ketutup itu semua amal ibadah yang lain dicabut dalam keadaan Su’ul Khotimah.

Bisa jadi pesan Nabi SAW “Amalnya Bagus, amalan-amalan surgawi, ibadah pagi siang malam, lalu ada kesempatan ia bermaksiat, maka dalam keadaan maksiat nyawaNya di cabut maka tempatnya neraka”, kata Rasulullah SAW. 

Oleh karenanya kita tidak boleh menghinakan orang yang berbuat dosa, kita doakan, kita nasehati. Ini motivasi dari Rasulullaah SAW supaya terus menambahkan amal sholeh dan bisa istiqomah. 

Tanda-tanda kematian sudah ada di dalam diri kita, kulit kita yang halus dan kencang sudah menjadi keriput, rambut kita ubanan, tubuh kita yang segar mulai batuk-batuk, ini utusan kematian.

Tidak ada yang mengtahui kapan ajal kematian datang menghampiri kita, hikmah dari Allah SWT adalah rahmat buat kita, kalau kita bisa mengtahui kapan ajal kematian datang kepada kita, contoh: fulan akan mati pada umur 52 tahun, tanggal sekian, jam 8 pagi lebih 5 menit, maka 50 tahun kita akan bermaksiat kepada Allah SWT, Kenapa..??, Karena masih ada sisa 2 tahun untuk bertaubat kepada Allah SWT. 

Ini menjadi sesuatu bola api atau malapetaka untuk orang tersebut, oleh karena itu sangat dirahasiakan agar kita selalu mencari dan mencari amal sholeh istiqomah sehingga kita meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah. 

Sama seperti halnya malam Lailatul Qodar disembunyikan, karena jika diberitahu oleh Rasulullaah SAW Lailatul Qodar datangnya hari sekian, jam sekian, dikhawatirkan jika ada orang yang tahu malam Lailatul Qodar tersebut ada orang yang tidak sholat tetapi bermaksiat kepada Allah SWT, maka bisa menjadi dosa yang begitu besar akan berlipat-lipat ganda dan murkanya Allah SWT untuk orang tersebut.

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ، وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا، فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima taubat". (QS. An-Nashr: 1-3).

Itulah surat An-Nashr, memang kita dianjurkan untuk bertahmid dan beristighfar, tapi bukan itu maksudnya, maksud surat itu arahnya ialah ajalnya Nabi SAW sudah dekat, jikalau Allah SWT sudah memberikan kemenangan kesuksesan lalu datang orang masuk islam berbondong-bondong cepat-cepat baca tahmid ungkapan terima kasih kepada Allah dan istighfar minta ampun kepada Allah SWT berarti tugasnya Nabi SAW sebentar lagi sudah selesai, nampaknya sebentar lagi Nabi akan meninggal dunia. 

Ini utusan kematian untuk baginda Nabi kita Muhammad SAW sehingga Sayyidina Aisyah R.A mengatakan: “Nabi Itu tidak pernah melaksanakan sholat wajib setelat turun surat An-Nashr pasti Nabi SAW setelah Sholat mengucapkan Subhanaaka Robbanaa wabihamdika Allahumaghfirli (Maha Suci Engkau Yaa Allah maka ampunilah dosaku) setelah itu ayat turun setiap selesai Sholat Nabi tidak pernah meninggalkan Tahmid dan Istighfar kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, tidak ada yang lebih indah bagi kita setelah mendengar dari hadist ini yang pertama yaitu berburu-buru taubat, khawatir kalau ajal menjemput kita sedangkan kita belum bertaubat kepada Allah SWT. Kalau orang meninggal punya dosa belum taubat maka meninggalnya Su’ul Khotimah (Naudzubillahi min dzalik). 

Semangat beribadah kepada Allah SWT, cari dunia tapi jangan sampai terlenakan dengan dunia berbaik sangka kepada Allah SWT kalau Allah SWT akan menerima taubat kita, 3 hari kata Imam Jabir, 3 hari sebelum Nabi SAW meninggal dunia Nabi SAW pernah berpesan:

“Jangan sekali-kali ajal menjemput kalian/meninggal dunia melainkan kalian harus berbaik sangka kepada Allah SWT, Allah SWT sayang kepada kalian, Allah SWT akan ampuni dosa-dosa kalian, Allah SWT akan cabut nyawa kita dalam keadaan Khusnul Khotimah (Aamiin yaa robbal alamiin). Ini perintah dari Nabi kita Muhammad SAW, tinggal kita ini meletakkan sesuatu pada realnya, kalau kita ingin dicabut keadaan kita dalam keadaan khusnul Khotimah maka rajin-rajin kita beribadah, rajin-rajin kita beramal sholeh”.

“Kalau anda mencari jalan selamat maka lewat jalannya, karena perahu tidak akan berjalan diatas gunung, perahu tidak akan bisa berjalan diatas daratan, perahu itu jalannya diatas air.

Kalau kita ingin meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah maka jalani jalan itu sampai kepada Khusnul Khotimah”. Menangis minta ampun sama Allah SWT. 

Rasulullaah SAW pernah bersabda: “tanda orang yang matinya Su’ul Khotimah yang matanya kering”.

Matanya kering tidak pernah menangis mau dalam keadaan sendiri/depan orang/diatas sajadah tidak pernah menangis, senang terus bergembira, padahal Rasulullah SAW bilang “Banyak-banyak mengingat kematian”, ini orang yang tidak pernah menangis itu tanda orang yang meninggalnya Su’ul Khotimah (Yaa Allah), 

Yang ke-2 yaitu yang hatinya beku/keras dengar suara adzan tidak terpanggil, dengar nasihat tidak dia tengok, dengar suara himbauan beramal sholeh tidak dia hiraukan, diajak ngaji/sholat/beramal sholeh tidak mau itu tanda orang yang matinya Su’ul Khotimah. 

Yang ke-3 yaitu orang yang Cinta kepada Dunia sampai tidak beribadah maka matinya Su’ul Khotimah. 

Yang ke-4 yaitu orang yang tinggi angan-angan, ingin jadi orang baik tapi tidak taubat-taubat, ingin jadi orang sedekah, uang punya tapi tidak disedekahkan, ingin jadi orang yang masuk surganya Allah SWT tapi amalnya didunia busuk (Naudzubillahi min dzalik).

Tanda-tanda yang menyebabkan orang mati dalam keadaan su’ul khotimah ialah orang yang suka mabuk, kalau uangnya banyak dia beli yang mahalan dikit, kalau uangnya sudah mulai menipis ia beli bir, sudah mulai cekak beli yang murahan. Ini yang suka mabuk itu matinya su’ul Khotimah, satu tetes hal yang memabukkan masuk kedalam tubuh kita maka 40 hari ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT, kalau sebelum 40 hari tersebut ia meninggal dunia maka matinya Su’ul Khotimah, dan yang durhaka kepada orang tua.

Kalau ngaji bawa pulpen, apa yang anda dapat anda catat, Kalau anda punya istri anda ajarkan kepada istri, Kalau anda punya anak ajarkan kepada anaknya, Jadi ilmu tidak berlalu begitu saja bertahun-tahun tidak ada yang bisa dipakai. Makanya dicatat “segala sesuatu yang dicatat meresap menempel selama-lamanya, segala sesuatu yang dihafal lupa”.

Jadi tanda orang yang meninggalnya Su’ul Khotimah ada 4 yang pertama ialah menyepelekan Sholat, yang ke-2 mabuk-mabukan, yang ke-3 Durhaka kepada orang tua, amalnya luar biasanya bagusnya tetapi ketika dia mati ibunya murka maka matinya dalam keadaan Su’ul Khotimah, yang ke-4 ialah jahat sama orang terutama sama orang muslim, sama orang usil sama orang itu jahil, tidak enak kalau mulutnya tidak menghujat, tidak menghina, tidak enak tangannya kalau tidak memukul orang, tidak enak kalau tidak menipu orang ini, orang yang termasuk jahat terhadap orang muslim maka dikhawatirkan matinya dalam keadaan Su’ul Khotimah.

Saudaraku kalau orang mati tetapi dia berusaha mendekatkan diri kepada orang sholeh, yang kedua rajin baca Qur’an baik dalam bulan Ramadhan ataupun diluar bulan Ramadhan. Ramadhan bakal balik lagi (panjang umur, Aamiin Allahumma Amiin). 

Dan do’a kita minta sama Allah, jangan berdoa nangis di bulan Ramadhan saja sampai detik ini Allah SWT ada, ingin di Qobul maka berdoa, pahala juga tidak dikasih dalam bulan Ramadhan saja, hari ini kita beramal sholeh Allah bisa kasih pahalanya. 

Beribadahnya kita ini karena Allah, bukan karena bulan suci Ramadhan, sembah Allah SWT dengan istiqomah beribadah sampai ajal kematian datang kepada kita, tanda orang yang dalam keadaan Khusnul Khotimah yakni;

- Cinta pada ulama dan dekat kepada mereka,
- Rajin baca Qur’an 
- yang ketiga rajin Tahajjud, Tahajjudnya Sholat bukan nonton bola tapi tahajjudnya ibadah,
- yang keempat sering duduk sama ulama, 
- yang kelima hatinya lembut pemaaf kepada orang, seakan akan hati tersebut hati orang yang sujud kepada Allah SWT.

Dan terakhir melalui hadits ini Rasulullah SAW pernah memberi nasehat kepada seorang anak kecil Abdullah Bin Umar dipegang pundaknya, bersabda Rasulullah SAW: “Wahai kamu, jadilah kamu didunia ini laksana turis, atau seperti orang yang berteduh”, ini dunia oleh karenanya kata beliau Nabi SAW “kalau kamu ada di sore hari jangan berharap kamu sampai pagi esok hari masih hidup, dan kalau kamu ada dipagi hari belum tentu sampai kepada sore hari, mungkin saja kematian menjemput kita”.

Mudah-mudahan kita semua di berkahi panjang umur, andai kata kematian tersebut menjemput kita, mudah-mudahan kita minta kepada Allah SWT agar dalam keadaan sujud, dalam keadaan beribadah, dalam keadaan membaca Al-Qur’an, dalam keadaan Ridho ibu dan bapak kita sehingga kita wafat dalam keadaan Khusnul Khotimah. Aamiin yaa robbal aalamiin. Semoga Bermanfaat.

يَااَللهِ بِهَا يَااَللهِ بِهَا، يَااَللهِ بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ
YAA ALLOH BIHAA YAA ALLOH BIHAA, YAA ALLOH BI HUSNIL KHOTIMAH 

"Wahai Allah, dengan mereka (Ahlul Bait), wahai Allah dengan mereka, wahai Allah, berilah akhir yang baik (khusnul Khotimah)".

ALLOHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ALAA AALIHII WASHOHBIHII WA UMMATIHII WASALLIM.


0 komentar:

Posting Komentar