Sabtu, 06 Februari 2016

AMALAN ZIKIR YANG NILAINYA LEBIH TINGGI DI SISI ALLAH DARIPADA SYAHID



Banyak orang muslim belum mengetahui amalan yang tinggi ini, selama ini mereka hanya mengerjakan hal-hal yang biasa dilakukan turun-temurun dan yang di Ajarkan di dayah atau madrasah, namun melupakan inti saripati Islam Yang Hakiki.

Didalam Hadist yang dicatat pada kitab Sunan At Tirmidzi Hadist ke 30, Abu Sa’id Al Khudri menjelaskan sabda Rasulullah tentang golongan paling utama di sisi Allah. Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah, “Golongan siapakah yang paling utama di sisi Allah pada hari Kiamat nanti?”

Rasulullah saw. menjawab, “Orang-orang yang banyak berzikir kepada Allah.”
Mendengar itu, Abu Sa’id Al Khudri r.a. bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan para pejuang di jalan Allah?”

Rasulullah saw. menjawab, “Meskipun dia behasil menghujamkan pedangnya kepada orang-orang kafir dan musyrik sehingga mereka terluka dan berlumuran darah, tetap saja orang-orang yang berzikir kepada Allah lebih utama dari dirinya (pejuang di jalan Allah).”

Kemudian Selanjutnya Hadits 31 Memperkuat lagi:
Dalam Sunan Ibnu Majah, Abu Ad Darda` r.a. menjelaskan keutamaan zikir sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw., “Maukah aku beri tahu kalian tentang suatu amal paling baik, paling suci dalam pandangan Allah, paling tinggi tingkatannya, bahkan amal itu lebih baik dari sedekah kalian yang berupa emas ataupun perak dan lebih baik daripada saat kalian bertemu dengan musuh hingga kemudian kalian memenggal kepalanya (jihad di jalan Allah)?”
Para sahabat menjawab, “Tentu kami bersedia, wahai Rasulullah.”
Rasulullah saw. melanjutkan, “Amal itu adalah zikir kepada Allah.”
Al Hakim Abu Abdullah dalam kitab Mustadrak mengatakan, “Sanad hadits ini Sahih.”
Ada banyak sekali bentuk dzikir kepada Allah, jadi bagaimana amalan yang dimaksud oleh Rasullullah tersebut? sementara semua orang juga berzikir, zikir serperti apa yang dimaksud?
Untuk menjawab tersebut mari kita baca hadist Rasulullah berikut ini:
 “Tiada akan datang Kiamat, kecuali kalau di muka bumi tidak ada lagi orang yang membaca Allah, Allah (Dzikir Allah, Allah jelas dan tegas sebagai penangkal Kiamat jagad ini) (HR Muslim).
Bahkan pada suatu ketika Nabi pernah membai’at dan menalqin kepada diri sahabat Ali bin Abi Thalib, sebagaimana yang diterangkan di dalam Hadits shahih yang muttashil sanadnya, yaitu : “Rasulullah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah : “Hai Ali, pejamkan kedua matamu dan tempelkan sepasang bibirmu serta lipatkan lidahmu pada langit-langitan mulut dengan berdzikir Allah, Allah, Allah di dalam Lathifah dari Lathaif tujuh” (HR Thabrani dan Baihaqi).

Dilain waktu Rasul bersabda : “Dari Ali Karamallahu Wajhah : Aku katakan ya Rasulullah, manakah jalan Metodologi yang sedekat-dekatnya kepada Allah dan semudah-mudahnya atas hamba Allah dan semulia-mulianya di sisi Allah? Maka Jawab Rasul SAW : “Ya Ali penting atas kamu berkenalan/senantiasa berdzikir kepada Allah”. Berkatalah Ali : Tiap orang berdzikir pada Allah. Maka Rasul bersabda : “Ya Ali, tidak ada terjadi kiamat sehingga tiada lagi tinggal di atas permukaan bumi ini, orang yang mengucapkan Allah, Allah”. Maka Sahut Ali, bagaimana caranya aku berdzikir ya Rasul? Maka Sabda Rasul SAW : “Pejamkan kedua matamu dan dengarkanlah dari saya ucapan tiga kali. Kemudian ucapkanlah seperti itu dan aku akan dengarkan”.

Maka sejenak Rasul mengucapkan : “Laa Ilaaha Illallah, tiga kai sedang kedua matanya tertutup. Kemudian Alipun mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah seperti demikian. Ajaran tersebut kemudian syayidina Ali ajarkan pula kepada hasan Basri dan dari Hasan Basri diajarkan kepada Al Habib Al Ajay, dari Al Habib diajarkan kepada Daud Athaiy, dari Daud diajarkan kepada Al Makruf Al Karaci dan dari Al Makruf kepada Assuraa, dan kemudian dari Assuraa kepada Al Junaid (HR Thabrani dan Baihaqi).

Teknik berzikir ini sudah lama diamalkan oleh para sufi, para wali dan para ulama pewaris nabi, karena sangat halus dan tingginya zikir ini sehingga tidak semua orang bisa mengamalkannya dengan sempurna apalagi tanpa dibimbing oleh guru yang sah.

Zikir ini dilakukan didalam hati, perhatikan hadist diatas.. “pejamkan mata”, “tempelkan sepasang bibirmu”, “lipatkan lidahmu pada langit-langitan mulut” lalu ucapkan Allah Allah, itu artinya bukan fisik kita yang berzikir namun ruhaniah kitalah yang dituntut untuk berzikir dengan mematikan panca indra. Dan ini memerlukan latihan khusus (suluk) serta bimbingan Guru Mursyid.

Berhubung yang berzikir adalah ruh kita tentu gangguan gaib juga akan banyak muncul, bisa jadi gangguan itu berupa jin yang berupa sangat jelek atau jin yang mengaku wali Allah sehingga jika tidak di bimbing oleh guru yang sah maka bisa jadi kita disesatkan oleh iblis.

 Didalam Al-Qur’an Allah memerintahkan kita untuk melakukan zikir didalam hati. Allah SWT berfirman: “Dan berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu (nafsika) dengan merendahkan dirimu dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai” (QS 7 : 205).

Pada riwayat yang lainnya disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda : “Zikir diam (khafiy) 70 kali lebih utama daripada zikir yang terdengar oleh para malaikat pencatat amal. “ (Al-Hadits)
Dengan membaca secara seksama urutan ayat dan hadits diatas tentu kita sudah meyakini benar betapa tingginya amalan zikir sir ini, amalan para wali, amalan para pembawa islam ke Indonesia dan menyebarkan Islam keseluruh Nusantara yang kini mulai disamarkan oleh musuh-musuh Islam baik dari dalam maupun dari luar.

Marilah kita berdoa semoga kita mendapat petunjuk dan menemukan Guru yang bisa membimbing kita secara lahir dan batin menuju Ridha Allah SWT.

Mau Tahu Amalan yang Paling Dicintai oleh Allah..?

Ketika kita mengerjakan shalat fardhu ( Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, & Isya ), ternyata kita bisa mendapatkan suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT dibanding dengan amalan-amalan lain. Bayangkan amalan ini lebih dicintai oleh Allah SWT dibanding dengan Berjihad dijalan Allah dan Berbakti kepada orang tua.
Subhanallah bukan?

Ya, amalan ini memang gampang-gampang sulit, tetapi ketika kita benar-benar bertekad dan meluruskan niat, insya Allah amalan yang satu ini sangat mudah dilaksanakan.
Ketika berbicara tentang waktu shalat, memang terkadang kita menganggap itu adalah sesuatu yang biasa-biasa saja, tetapi ternyata amalan yang kita bicarakan di atas adalah Shalat di awal waktu, seperti yang tertera dalam hadits nabi di bawah ini,

Abdullah (bin Mas’ud) RA berkata, “Saya bertanya kepada Nabi, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah?’ (Dalam satu riwayat: yang lebih utama) Beliau bersabda, ‘Shalat pada waktunya’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi’? Beliau bersabda, ‘Jihad (berjuang) di jalan Allah.”‘ Ia berkata, “Beliau menceritakan kepadaku. (Dalam satu riwayat: “Saya berdiam diri dari Rasulullah.”) Seandainya saya meminta tambah, niscaya beliau menambahkannya.” (H.R. Bukhari, hadits Shahih dan terdapat di dalam Shahih Bukhari)

Kita mengetahui bahwa jihad di jalan Allah SWT[1] dan berbakti kepada orang tua jaminannya surga[2], maka bagaimana dengan Shalat di awal waktu yang statusnya itu adalah amalan yang paling dicintai Allah? Wah masalah balasan yang akan kita terima nanti itu hak Allah yang akan memberikan.

Setelah kita mengetahui semua ini, maka mulai saat ini juga, marilah kita berusaha untuk shalat di awal waktu. Shalat di awal waktu dan di akhir waktu lamanya waktu kita shalat gak bedanya kan? Dan juga biasanya kalau shalat di akhir waktu, biasanya kita sering kebablasan, atau terlupa. Untuk menghindari itu, maka shalatlah di awal waktu. Tidak ada ruginya bukan ketika kita shalat di awal waktu?

Semoga dengan melakukan amalan-amalan yang dicintai oleh Allah SWT, kita bukan hanya mendapatkan ganjaran yang sangat besar tetapi juga Cinta dari Allah SWT.
Karena ketika kita menjadi kekasih Allah SWT, insya Allah kita akan selalu dijaga oleh-Nya (bayangkan, yang menjaga kita adalah zat yang menguasai alam ini), lalu apa yang kita minta pasti akan dikabulkan (betapa nikmatnya bukan?). Maka bersungguh-sungguhlah dalam meraih cinta Allah SWT dengan melakukan amalan-amalan yang dicintainya.
Wallahu a’lam Bishshawab.

Catatan kaki:
[1] Rasulullah Saw ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, “Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR. Ibnu Majah)
[2] Kedua kaki hambaKu yang dilibat debu dalam perang fisabilillah tidak akan tersentuh api neraka. (HR. Bukhari)

0 komentar:

Posting Komentar