PERISAI MUKMIN CHANNEL YOUTUBE

Channel youtube berbagi kumpulan shalawat nabi dan dzikir serta kisah islami

SHALAWAT SULTHON MAHMUD AL-GHOZNAWI

Sekali Baca = 300.000 Shalawat! Shalawat Sulthon Mahmud Al-Ghoznawi | Dahsyatnya Keutamaan!

THORIQOH SAMMANIYAH ABAH GURU SEKUMPUL

Dzikir Paling LANGKA Dalam 100 Tahun | Hanya Diberikan Kepada 1 Orang

Ustadz Abdul Shomad Lc MA

Amalan Penghapus Dosa dan Mengangkat Derajat

Ijazah Membuka Sesuatu yang tertutup

Ijazah amalan dari Habib Syech untuk membuka sesuatu yang tertutup

KEUTAMAAN DAN BERKAH MANDI DI WAKTU FAJAR

keistimewaan mandi fajar yaitu mandi pada pagi hari sebelum adzan subuh yang sebagian orang tidak mengetahuinya.

HAJAT TERKABUL DENGAN ISTIQOMAH SHALAT TASBIH

Memohon hajat yang sulit agar terkabul dengan barokah melaksanakan shalat tasbih

Sabtu, 22 Februari 2025

Mengambil berkah pintu kota ilmu

MENGAMBIL BERKAH PINTU KOTA  ILMU

Nabi Saw bersabda: “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya. Barangsiapa yang menginginkan ilmu maka hendaklah ia mendatanginya dari pintu tersebut.”  (Hadis ini derajatnya Hasan)

Ilmu  yang luas baik ilmu laduni atau ilmu hikmah atau ilmu dunia, semua dikuasai beliau sayyidina Ali Karramallahu wajhah, beliau juga satu nasab dengan baginda Nabi Muhammad SAW, yang ayah baginda Nabi Muhammad SAW sepupu dengan ayah sayyidina Ali sejalur keturunan sayyidina Adnan sampai Nabi Ibrahim as, Keluasan ilmu, kepahamaan akan ilmu sangat penting  bagi kawan kawan pengamal asmak nabi untuk di kuasai, agar kita bisa menjawab hujjah diluar sana, yang menolak dan merendahkan amalan asmak nabi ini,  dan ilmu yg kita dapat juga bisa dipakai untuk  menghadapi / mencari solosi berbagai masalah hidup sehari hari, dalam sejarah tidak ada satu pertanyaan pun  yang tidak bisa dijawab oleh sayyidina Ali, begitu pintarnya beliau,dikenal sebagai lautan ilmu,  sehingga wajar kanjeng Nabi Muhammad SAW menyebut Ali sebagai pintu ilmu.

Dalam sejarah juga diceritakan ketika  pendeta yahudi mengajuka beberapa pertanyaan, sayyidina umar tidak bisa menjawab, hanya  sayyidina Ali yang bisa menjawab dengan cerdas sekali. Demikian juga ketika perang khaibar, sahabat  nabi Abu Bakar dan Umar gagal menembus benteng musuh, dan ketika sayyidina Ali di utus beliau mampu mengangkat sebuah pintu benteng yang besar dan berat seorang diri, mampu menjebol pertahanan musuh,  

Ilmu gancang sayyidina ali, dulu guru saya juga mengajarkan jika kita bekerja berat agar diberi kekuatan dengan tawasul kepada sayyidina ali dan nama ibunya serta kakeknya.

Nah sesuai hadis nabi diatas supaya kita punya setetes lautan ilmu, maka datangilah sayyidina ali sebagai pintunya, lalu  bagaimana cara kita bisa mendatangi pintu ilmu itu,  tidak lain tidak bukan, adalah dengan bertawasul  Al-Fatihah ke sayyidina Ali ra,  dalam ranah ilmu kebatinan keilmuan seseorang itu biasanya didapat dari keberkahan 7 nasabnya  keatasnya, maka tawasullah dengan nama nama  nasab itu sebagai berikut,

SALAMUN QAULAM MIRRABIRRAHIIM YAA  SAYYIDINA Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah, Waummuha Fatimah binti Asad  Al-Faatihah.

Lalu bacalah surah Al-Fatihah, 1 – 7 kali setiap habis shalat 5 waktu,  atau jika ingin sekaligus, cukup  dibaca malam hari saja  41 kali surah Al-Fatihah yang dihadiahkan dari silsilah beliau diatas.

Niscaya berbagai ilmu hikmah, ilmu dunia, dan ilmu laduni akan kalian kuasai, yang diluar nalar kita berpikir apa yang belum terpikirkan akan kalian dapat jalan keluarnya disegala bidang,

- Jika kalian ahli pengobatan maka kalian akan mendapatkan  banyak metode petunjuk cara pengobatan yang tajrib.
- Jika kalian penceramah maka kalian akan dikenal sebagai singa podium, ahli bicara, luas ilmunya.
- Jika ahli hikmah,maka kalian akan mudah mendapatkan ilmu hikmah dari berbagai arah.
- Jika pebisnis, maka kalian akan menjadi ahli bisnis yang ulung,
- Dan berbagai profisi  baik ilmu dunia atau akherat akan mudah kalian kuasai,  berkah  tawasul kepada pintu ilmu ini,

Jika kalian ingin mendapatkan petunjuk yang sulit di mengerti maka, bacalah dalam hati sambil seakan menyambungkan perasaan kepada sayyidina Ali, SALAMUN QAULAM MIRRABIRRAHIM  YAA SAYYIDINA  ALI KARRAMALLAHU WAJHAH (isi niat hati apa yang minta petunjuk apa).

Dan Jika kalian ingin kuat dalam bekerja atau kuat dalam hal pekerjaan berat, Maka baca salam ini setiap kita memulai pekerjaan,  SALAMUN QAULAM MIRRABIRRAHIM YA SAIDINA ALI BIN FATIMAH BINTI ASAD, insya Allah kalian akan diberi kekuatan dan kedigjayaan. 

Cerita guru saya almarhum KH.Anang Ramli, kata beliau  zaman dulu ada yang mengamalkan itu mampu mencabut pohon besar seorang diri dengan tangan kosong.

Jangan lupa juga  amalkan shalawat madinatul ilmi ini, terutama adek adek yang lagi dalam belajar ilmu agama, kelak kalian akan menjadi orang yang sebenarnya alim, agar tidak sia sia orang tua sekolahkan kalian dipondok pesantren. Aamiin.

ALLOHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINA MUHAMMADIN MADINATUL ULUUMU WA ALAA BABIHA

Cukup   dibaca 33 kali setiap  hari,  niscaya  kalian akan menjadi orang yg paling cerdas diantara semua orang disekitar kita. Cerdas dalam segala hal, baik ilmu agama, ilmu hikmah, ilmu laduni dan ilmu makrifat.

Demikian  ilmu yang sedikit ini saya berikan kepda kawan kawan pengamal asmak nabi dimana saja berada, dan jangan lupa juga mengajarkannya kepada yang sejalan dengan kita, semoga kelak akan menjadi amal jariyyah kita bersama.

Sengaja saya bagikan ini, agar menjadi tambahan pegangan ilmu  bagi kawan kawan pengamal asmak nabi, sebagai bekal kalian dalam menghadapi kerasnya tantangan didunia ini, kita harus punya ilmu lengkap agar bias membantu sesama.

Wassalamualaikum wr wb    konsultasi via wa di 082198893364 (Nabil Ahmad)
Jika ada kalimat atau penulisan yang salah mohon untk diluruskan secara santun.
Tawasul Mengambil berkah pintu kota ilmu

Martabat 7 Alam

MARTABAT TUJUH ALAM
adalah menyangkut pada proses asal kejadian manusia itu sendiri, berikut ini secara ringkas :
1. Ahdiyah (Dzat-Nya).
2. Wahdah (Hakikatul Muhammadiyah, Sifatullah);
3. Wahiddiyah (Hakikat Insan, Asma, Ruh);
4. Alam Arwah (Hakikat segala makhluk bernyawa, ruh hayat);
5. Alam Mitsal (Hakikat segala bentuk rupa);
6. Alam Ajsam (Hakikat segala bentuk tubuh/raga), dan
7. Alam Insan (Hakikat segala manusia).

Paham yang terdapat dalam uraian martabat tujuh ini berupa paham bahwa segala sesuatu ini pada hakikatnya adalah af’al Allah yang Maha Menggerakkan, membuat sesuatu di sekalian alam ini hingga pada masa keabadian, namun perlu di ingat bahwa pada setiap yang terlihat secara lahir ini adalah bukanlah Tuhan tapi ciptaan Tuhan yang sedang berproses menuju ke alam keabadian kelak setelah hari kiamat dan proses segala bentuk hisab selesai di lakukan oleh Allah Yang Maha Esa, contohnya adalah es dan salju yang pada hakikatnya adalah air walaupun terlihat bukan semacam air, tapi asal kejadiannya adalah air.

Dalam Al-Fatihah ada inti dari yang di maksud, yaitu Dzat, Sifat, Asma dan Af’al adalah sesuatu yang satu dan bersifat tunggal, artinya adalah inti dari ketauhidan menuju kepada Allah Yang Maha Esa, nah jalan ini senantiasa di baca ketika shalat dan malah bacaan wajib karena semuanya terkandung Surat Al-Fatiha, jalan ini setiap saat dan waktunya di lakukan oleh para hamba Allah menuju kepada-Nya.

Jalan untuk mengenal Allah prosesnya harus dari bawah dan di pahami satu persatu dalam kehidupan beribadah, yakni Dzat, Sifat, Asma dan Af’al Allah yang mana penerapannya mesti sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw, dalam memahami segala sesuatu yang bersifat dzat ini sangat rumit dan terkesan hal yang mustahil, ia hanya bisa di pahami secara bathiniah bukan secara lahir, misalnya adakah yang tahu dzat air? Asal kejadian air dari apa? Air sifatnya meliputi pada yang sesuai padanya, bergerak horizontal kebawah dan mengalir kesamping muka depan dan belakang, air dzatnya melumuri tiap sesuatu yang terkena padanya, air namanya banyak, ada air putih, air kopi, air the dan lain sebagainya, air sifatnya mengalir dan memenuhi ruang sesuai banyaknya, air mempunyai perbuatan seperti banjir, kotor dan lain-lain.

Dalam diri manusia bisa di jabarkan secara umum, yaitu dzatnya adalah hidup, sifatnya rasa, asmanya bisa pemarah, pendendam, penyayang dan lain-lain, af’alnya adalah juga banyak dan mirip dengan asma, yaitu bisa pemberi, mengasihi, meminta, mencintai dan lain sebagainya, sudah sedikit berbeda dengan bentuk ciptaan Allah yang lainnya yang bersifat kebendaan. Mengenai perwujudan dir adalah rahasi Allah identik pembagian penjabarannya dengan alam sebanyak 7 (tujuh) alam yang bisa terlihat pemahamannya dari Surat Al-Ikhlas, yaitu :
- Qulhuwallahu’ahad (Ahdah).
- Allahusshamad (Wahdah).
- Lamyalidd (Wahidiah).
- Walamyuuladd (Alam Ruh).
- Walamyakullahu (Alam Mitsal).
- Kuffuan (Alam Ijsam).
- Ahad (Alam Insan).

Adapun alam yang di maksud dengan sebanyak 7 (tujuh) itu adalah :
1.Alam Lahut, alam ini bersifat tidak ada dalam kenyataan secara lahiriah dan di katakan dengan Dzat Ahadiah, karena ini adalah Dzat Kesucian Allah yang Maha Esa dengan di katakan uraiannya adalah “Hu” adalah bermakna Dzat Tuhan yang Esa semata, “Ghaibul Ghuyub” yang berarti tidak bertempat di manapun juga. “Ahadiah” bermakna pengenalan soal ini para Nabi dan Rasul pun tidak sampai, apalagi manusia biasa, yang mengetahui hanya Allah. “Ghaibul Hawiyah”, bermaksud Ia tidak berakal layaknya manusia, tapi lebih dari segalanya. “’Ujudul Mutlak” yang artinya tiada yang hakiki selain-Nya.

“Abadan Abada” maknanya tiada yang mengetahui ujudnya selain-Nya. “Latain” tiada dapat di pikirkan akal manusia. Selanjutnya alam lahut adalah juga martabat Latain, Dialah yang mutlak yang tiada berhimpun dan bertempat, hanya semata-mata Dia yang meliputi segalanya, hanya Dia yang tajalli dengan sendirinya, ghaib sepenuhnya dan semua sangat rahasia dari manusia.

2.Alam Jabarut, alam ini dalam martabat tain awal, maksudnya kenyataan yang pertama atau awal, selanjutnya di dalam martabat tain awal ini Tuhan bernama :
- Wahdah;
- Aghnaghul Mutlak;
- Ujud Amya;
- Ujud Do’a;
- Nur Allah;
- Nur Ahdiyah, dan
- Nur Syaksani.

Asma sifat Tuhan dengan nama Allah 9Wahdah) mempunyai aksud dengan Kasrah yang bermakna Huruf dan Huruf itu adalah Asma.

Sifat Allah dan Dzat Allah juga bersama dengan Hakikatul Muhammadiyah dengan Dzat yang berdiri pada Allah yang menjadi hakikatnya.

An-Nun, tinta, tapi bukan tinta dari segala huruf, namun adalah rupa dari gambaran segala hakikat yang maujud secara ijmal.

An-Nuat bermakna benih yang di dalamnya berhimpun secara umum sutau pokok utama semisal batang, dahan, daun dan lain sebagainya untuk perumpamaan hakikat segala sesuatu itu bermula.

Nuqthah, adalah titik yang satu dan Ia merupakan asal dari segala huruf dan mengandung serta menerima segala huruf yang akan di suratkan. Nurullah, Nur Ahdiyah, Ruh Izapi, Hakikat Ruh, Nyawa Muhammad, Nyawa Ruhani, Qalbiy dan Titik adalah Ba., sewaktu di alam jabarut itu nyata Nur Muhammad yang di ciptakan Allah dari Nur Dzat Allah, maka dari itu di sebut dengan Napi dan Itsbat yang tetap berhimpun tidak terpisah.

3. Alam Malakut, ini adalah alam nyata yang kedua, alam malakut ini di katakan dengan tain sani yang bermakna kenyataan yang kedua, berisikan Dzatul Ahdiyah Sifatul Wahdah, kembali ke tain sani adalah dengan terurai sevagai berikut yang bernama :
- Wahidiah;
- Allah;
- Rahman;
- Rahim;
- Bismillahirrahmaanirrahiim;
- Dzatul Ma’bud, dan
- Laailaahaillallaah.
Muhammad waktu berada di dalam A’yan Sabitah, artinya ciptaan yang wujud sebelum wujud segala yang lainnya. Tidak ada waktu itu melainkan Dzat-Nya dan segala sifatnya adalah Qadim, waktu ini belum keluar kata KUN.

*Al-Kanzul Makhfi, yaitu perbendaharaan yang tersembunyi.
*Al-‘Amma, yaitu yang kelam atau gelap.
*Hal di atas terkandung dalam pengertian Alam Hakikat, Ruhani, Nyawa Adam, Alam Qalbiy, Alam Insan Bathin dan Alam Akhirat, maka jadilah ruhani dengan nama nyawa Adam yang selanjutnya sama dengan nyawa semua manusia, sebelum mempunyai tubuh di namakan dengan Ruhaniah, ruhani inilah yang mendo’akan jasadnya dan terjadilah Adam, Adam inilah awal manusia, di waktu Tain Sani ada Napi Itsbat yang berhimpun dan terpisah, karena itu Tuhan jadikan pula alam dengan sebutan Alam Ruh dari Alam Malakut. Dari Alam Malkut ini hadir beberapa alam, yaitu :
- Alam Ruh;
- Alam Mitsal;
- Alam Ajsam, dan
- Alam Insan.

Selanjutnya adapun ruhani itu adalah af’al Muhammad, Ayan Sabitah nama Muhammad, Insan Sifat Muhammad, Dzatul Muqid Dzat Muhammad, maka semua yang tersebut ini adalah baharu. Af’al Muhammad jadi pohon dunia, dunia ini tempat ruh-ruh yang berjasad dengan lembaganya yang bernama manusia, lembaga dengan tubuh itu di namakan dengan jasad, selanjutnya ruhani bisa beraktifitas secara keseluruhan sebagaimana di katakan Allah : “Adakah Aku ini Tuhan kamu? Berkata mereka dengan jawaban “Bala Syahiduna”.

4. Alam Ruh, arwah, nur Muhammad, tain tsalasa. Nur Muhammad dan sekalian lainnya keluar dari yang berkekalan untuk menjadi alam luar, yaitu dari Nur Muhammad yang meneruskan perkataan “KUN”, jadilah, maka jadilah :
- Alam gaib Arsyur Rahman;
- Arsyur Azim;
- Arsyur Karim;
- Al-Kursi;
- Jabal Qaf;
- Bumi;
- Langit;
- Alam Ruh yakni arwah segala mursalin, anbiya dan segala mukminin.
- Ashlul Arwah yaitu Khatamun nabiyy wa syaidul mursalin wa rahmatul lil ‘alamiin.
- Nur Muhammad, Alam Nyawa, Martabat Wujudiah dan Alama berada di bawah kalimat KUN dengan Alam Saghir dan Kabir, tain tsalasa, alam ruh dan nyawa kita. Adapun alam ruh lebih dulu di jadikan Allah dari dunia, dunia ini adalah perahu untuk berlayar kepada ruhaniah tersebut yang datang ke dunia ini menjalankan segala bentuk tugas pokok dan fungsinya serta sesuai dengan peranan masing-masing setelah di gariskan ketentuannya.

- Tersebab adanya ruhani itu, maka adapula jawahir basit, yaitu :
- Fuad;
- Kalbun;
- Labbin;
- Sudur;
- Kabad;
- Sauda’, dan
- Syifap.
- Semua itu adalah anasir ruh yang selanjutnya adalah nafsu dan mujahidah pada masing-masing dengan tempat sesuai maqamnya. Di sebabkan hal ini pula maka hadir jalan nafsu, yaitu hati sanubari dan hati nurani, secara umum bermula ruh-ruh ini taat di sisi Allah, setelah berganti nama dengan nyawa serta mempunyai lembaga dan jasad masing-masing, maka ruh itu mempunyai pula 3 (tiga) martabat, yakni martabat amar, martabat hati nurani dan martabat ubudiah. Selanjutnya ruh yang tidak taat setelah adanya lembaaga dan jasad itu menjadi pula 3 (tiga) martabat, yakni martabat binatang, sejenis dengan syaithan dan bila terlepas bernama martabat hati sanubari.

- Alam ruh jelas alam gaib, gaib dari alam dunia, di sanalah nyawa manusia yang sebelum ada tubuh bersemayam, setelah selama lebih kurang 125 tahun adanya Nur Muhammad terwujud dan semua nyawa manusia di sebut dengan ruh, setelah berjasad ia hidup terlahir ke dunia, maka barulah ada tingkatan dan derajad masing-masing di sisi Allah dan nyawa itu tidak lagi bernama ruh, hanya apabila jasad itu mati kembali (wafat) melebur namanya menjadi jiwa, dengan nyawa ia bernama ruhani pulan bin/binti pulan, dengan naama jiwa ia di sebut pula dengan nama jiwa, yaitu :
- Jiwa Amarah;
- Jiwa Lawamah;
- Jiwa Sawiah;
- Jiwa Natikah;
- Jiwa Mulhammah, dan
- Jiwa Mutmainnah.
Di kala meninggal nama apa yang tertulis maka di sesuaikan dengan amal perbuatannya seperti sifat-sifat di atas.

5. Alam Mitsal, alam segala bentuk rupa, terpisahnya sifat Ruh Muhammadiah, berupa alam khayal atau ardhul haqiqah, di namakan dengan alam mitsal makhluk, yaitu ruh yang suci dengan nama jisim hewan lahir di maqam jantung, jisim mujadi lahir di hati, jisim nabati lahir di hati, jisim insan lahir di otak.

Di alam mitsal ruh Muhammad tercerai dengan ruh-ruh lainnya dengan berbagai nama, tetapi mulanya tetap di namakan dengan ruhaniah, semua ruhaniah itu berasal dari ruh Muhammad. Dari itu maka wajiblah asaz dan dasar ilmu ruhani ini berafiliasi keimanan teguhnya kepada Allah dan Muhammad Rasulullah. Jika tidak berpegang kepada ajaran dari asaz tersebut maka bukanlah ruhaniah dari orang-orang mu’min atau orang-orang Islam, nyawa-nyawa manusia yang bukan dari keimanan dan berketuhanan dan hanya memperturutkan jalan nafsu yang buruk melalui hati sanubari dengan syahwatnya dan jiwa raaga yang memandang dzahir alam ini semata-mata dengan sifat keduniaan.

Alam mitsal adalah tingkat kelima dalam proses untuk menuju kepada tajalli pada diri dalam menyatakan dan menyingkap tabir rahasia diri-Nya untuk di emban oleh setiap manusia yang seterusnya menyatakan dirinya melalui rahasi Allah dengan nyata sesuai pemahamannya. Alam mitsal ini terkandung dalam “walam yakullahu” pada surah Al-Ikhlas dalam keadaan yang tidak boleh di uraikan secara asal, yang mana seterusnya menjadi “di”, “mani” dan “wadi” yang selanjutnya di salurkan kesatu tempat yang bersekutu di antara diri dan rahasi bathin (ruh) dengan diri kasar secara hakiki di dalam tempat yang di namakan dengan rahim (alam rahim), tubuh rahasia ini tetap hidup sebagaimana walnya tetapi dalam keadaan rupa yang elok dan tidak binasa sebagaimana bentuknya sebelum bersatunya ruh, lembaga dan jasad, ruh tetap mengenal hidup dan tidak akan mati.

6. Alam Ajsam (alam mulki), alam mulki artinya barang yang dapat nyata pada penglihatan mata zahir dengan unsur yaitu :
- Ruh Raihan-ruh keluar masuk;
- Semangat/Asa-ruh keluar tanpa masuk atau sama dengan hilang akal;
- Nafsu-berkehendak pada normalnya kehidupan dunia, seperti makan, minum dan lain-lain;
- Ruh Jasmani-berkehendak pada pasangan, dan
- Hati-sarana atau wadah segala sesuatu berbentuk sifat.

Alam ini di namakan juga dengan alam jasmani, alam nafsu dan berunsurkan alam jamad, nabat, hewan, insani dan jin. Bentuk nyata dari alam Adam yang berunsurkan Tanah, Air, Api dan Angin yang selanjutnya berupa terjemahan untuk Tanah-nurani, Air-nurani, Api –Nur Azam, Angin-Nurani. Kalau ada terdengar di sebutkan Alam Maadan, itu adalah Alam Hewan, Alam Tumbuhan dan Alam Galaksi.

Hati sangat luas, karena ia menampung segala bentuk alam tersebut dengan tidak berbilang sesuai pemahaman di berikan Allah. Makhluk yang ingin menjadikan dirinya pada derajad yang sebenar-benarnya insan, maka mengisikan pemahaman pada : Insan Rubbubiah, Insan Musup dan Insan Ubudiah. Pada tempat inilah terserapnya tasawuf dan tasawuf adalah sebagai sarana untuk memahaminya.

7. Alam Insan, yang di sebut juga insan kamil, hal ini tempat berhimpunnya segala alam pengertian ruh, yakni :
- Ahdiyah (Nurani yang Qadim);
- Arwah (Hadith), dan
- Wahdah (Tajalli Akhir).

Adapun alam insan ini adalah perhimpunan dari segala martabat, pada sisi Allah martabat insan itu ada 3 (tiga), yaitu :
- Martabat Insan Rubbubiah (Insan Khawwas);
- Martabat Insan Mauzup (Insan Kamil Wa Mukammil), dan
- Martabat Insan Ubudiah (Insan Kamil Mukamil).

Dalam secara umum pada martabat insan di sisi makhluk adalah sangat banyak, seperti martabat presiden, menteri, bupati dan lain-lain. Tersebab demikian maka terjadilah perpisahannya manusia yang kamil walaupun semuanya dulu berasal kamil semuanya di sisi Allah, tapi setelah ada di wujud alam insan maka tidak sama lagi sesuai dengan qadha dan qadharnya (takdir).
martabat 7 alam proses asal kejadian

Sabtu, 15 Februari 2025

Macam-macam Sholawat dan Fadhilahnya

Macam-macam Sholawat dan FadhilahnyaAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Macam-macam Sholawat dan Fadhilahnya, Yuk Amalkan!

Orang yang paling dekat kedudukannya dengan Nabi Muhammad yaitu orang yang paling banyak bersholawat kepada beliau. Kedudukan sholawat tidak diragukan lagi karena Allah sendiri dan para Malaikat-Nya bersholawat kepada Baginda Nabi sebagaimana diabadikan dalam Surat Al-Ahzab Ayat 56. "Innallaha wa Malaikatahu yusholluna 'alan Nabi, Ya ayyuhalladzina amanu shollu 'alaihi wasallimu taslima."

Bahkan Nabi secara khusus memerintahkan umatnya banyak bersholawat pada Hari Jumat. "Shalawat dan doa umatku sampai kepadaku pada setiap hari Jumat, orang yang paling banyak bersholawat kepadaku di antara mereka adalah orang yang paling terdekat denganku kedudukannya." (HR Al-Baihaqi 5995)

Berikut macam-macam Sholawat dan fadhilahnya dihimpun dari berbagai sumber. Mudah-mudahan kita dapat mengamalkannya.

1. Sholawat Ibrahimiyah
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
Allahumma sholli 'alaa Sayyidina Muhammadin wa 'alaa Aali Sayyidina Muhammadin, Kamaa shallaita 'alaa Sayyidina Ibraahiima wa 'alaa Aali Sayyidina Ibrahiima, wa Baarik 'alaa Sayyidina Muhammadin wa 'alaa Aali Sayyidina Muhammadin, Kamaa Baarakta 'alaa Sayyidina Ibraahima wa 'alaa Aali Sayyidina Ibraahima, Fil 'Aalamiina innaka hamiidun majiid.

Shalawat ini merupakan sholawat yang ma'tsur dari Rasulullah SAW karena banyak Muhadits dan perawi meriwayatkan hadis sholawat ini. Dalam hadis yang diriwayatkan Al-Bukhari dalam Shahih-nya.

Rasulullah bersabda:
مَنْ قَالَ هَذِهِ الصَّلاَةَ شَهِدْتُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِالشَّهَادَةِ وَشَفَعْتُ لَهُ
"Barang siapa membaca shalawat ini, maka aku bersaksi untuknya di hari Kiamat dengan sebuah persaksian dan memberinya syafa'at".

2. Sholawat Jibril
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shallallaahu 'ala Muhammad, Shallallahu 'alaihi wasallam
Artinya: "Semoga Allah melimpahkan sholawat kepada junjungan Nabi Muhammad, semoga salam dari Allah tercurah atasnya (Rasulullah)."

Imam Asy-Sya'roni mengatakan: "Barang siapa mengucapkan sholawat ini (shallallahu 'alaa Muhammad) maka sugguh telah membuka 70 rahmat untuk dirinya dan Allah menjadikanya dicinta dalam hati manusia hingga tidak ada yang membencinya kecuali hanya orang yang dihatinya terdapat kemunafikan." Sholawat Jibril adalah salah satu sholawat yang apabila mengamalkannya berulang sampai 1000 kali dapat mendatangkan rezeki.

3. Sholawat Al-Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، وَ النَّاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِيْ إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلٰى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ
Allahumma sholli wa sallim wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammadinil Faatihi limaa ughliqa, wal khaatimi limaa sabaqa, wan naashiril haqqaa bil haqqi, wal haadii ilaa shiraatin mustaqiim, wa 'alaa aalihii haqqa qadrihii wa miqdaarihil 'azhiim.

Syekh Ahmad at-Tijany berkata: "Keistimewaan sholawat Al-Fatih sangat sulit diterima oleh akal, karena ia merupakan rahasia Allah yang tersembunyi. Seandainya ada 100.000 bangsa, yang setiap bangsa itu terdiri dari 100.000 kaum, dan setiap kaum terdiri dari 100.000 orang, dan setiap orang diberi umur panjang oleh Allah sampai 100.000 tahun, dan setiap orang bersholawat kepada Nabi setiap hari 100.000 kali, semua pahala itu belum dapat menandingi pahala membaca Sholawat Al-Fatih 1 kali."

4. Sholawat Nariyah (Al-Tafjiriyah)
اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نِالَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ فيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ
Allahumma sholli sholaatan kaamilatan wasallim salaaman taamman 'alaa sayyidina Muhammadinil ladzii tanhallu bihil 'uqodu wa tanfariju bihil kurabu wa tuqdhaa bihil hawaa-iju. Wa tunaalu bihir-raghaa-ibu wa husnul khowaatimi wa yustasqal ghamaamu bi wajhihil kariimi wa 'alaa aalihii wa shohbihi fii kulli lamhatin wa nafasin bi 'adadi kulli ma'luumin laka.

Barangsiapa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca sholawat Bariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).

Imam Al-Qurthubi mengatakan: "Barang siapa membaca sholawat ini (al-Nariyah/al-Tafjiriyah) 41 kali, 100 kali atau lebih, Allah akan melapangkan kesulitannya, mengusir kesedihannya, memudahkan urusannya, menerangi hatinya menurut kadar imannya, meninggikan derajat nya, membaguskan keadaannya, meluaskan rejekinya, membukakan pintu-pintu kebaikan, dan melindunginya dari kehacuran sepanjang tahun, menyelamatkan dari berbagai musibah kelaparan dan kemiskinan, dicintai oleh semua mahluk, dan dikabulkannya doa dari segala doa."

5. Sholawat Munjiyat
اللَهُمَّ صَلِّ عَلٰي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةٌ تُنْجيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الأهَوَالِ وَالأَفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلٰى الدَرَجَاتِ وَتُبَلّغُنَا بِهَا أَقْصٰى الغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الخَيْرَاتِ فِيْ الحَيَاةِ وَبَعْدَ المَمَاتِ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan tunjiinaa bihaa min jamii'il-ahwaali wal-aafaati wa taqdhii lanaa bihaa jamii'al-hajati wa tuthahirunaa bihaa min jamii'is-sayyi'aati wa tarfa’unaa bihaa 'indaka a'lad-darajaati wa tuballigunaa biha aqshal-gaayaati min jami'il-khairaati fil-hayati wa ba'dal-mamaati birohmatika Yaa Arhamar raahimiin.

Hasan bin 'Ali al-Aswani berkata: "Barangsiapa yang membaca shalawat ini dalam setiap perkara penting atau bencana sebanyak seribu kali, niscaya Allah akan melepaskan bencana itu darinya, dan menyampaikan apa yang diinginkannya, terkabul hajatnya." Diriwayatkan juga dari Ibn al Fakihani, dari Syaikh al Shalih Musa al-Darir, berkata bahwa suatu saat beliau pernah berlayar di sebuah laut. Tiba-tiba angin (angin taufan) telah melanda kapal yang beliau tumpangi.

Banyak orang menjerit-jerit di dalam ketakutan. Tiba-tiba beliau merasa mengantuk dan kemudian tertidur. Dalam tidurnya, beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW yang mengatakan pada Syaikh al-Shalih untuk membaca shalawat Munjiyat tersebut. Kemudian beliau dan para penumpang kapal mengucapkannya kira-kira sebanyak 300 kali. Mereka pun selamat dari musibah itu.

6. Sholawat Nuril Anwar
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى نُوْرِ اْلأَنْوَارِ وَسِرِّ الأَسْرَارِ وَتِرْيَاقِ اْلاَغْيَارِ وَمِفتَاحِ بَابِ الْيَسَارِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ نِالْمُخْتَارِ وَآلِهِ اْلأَطْهَارِ وَاَصْحَابِهِ اْلاَخْيَارِ عَدَدَ نِعَمِ اللهِ وَاِفضَالِهِ
Allahumma shalli 'Alaa Nuuril Anwaari Wasirril Asraari, Watiryaaqil Aghyaari Wamiftaahi Baabil Yasaari, Sayyidinaa Wamaulaana Muhammadinil Muhtaari Wa Aalihil Ath Haari Wa Ash Haabihil Ahyaari ‘Adada Ni’amillaahi Wa Ifdhaalih.

Barangsiapa membaca sholawat ini akan mendapatkan apa yang menjadi hajat, menghilangkan problem yang menghimpit, menolak godaan hawa nafsu, setan, dan musuh-musuh manusia lainnya, serta jalan untuk bertemu nabi dalam mimpi.

Sayyid Ahmad al-Badwi juga mengatakan jika dibaca setiap selesai shalat fardhu, maka akan terhindar dari segala mara bahaya dan memperoleh rizki dengan mudah. Jika dibaca 7 kali sebelum tidur, insya Allah akan terhindar dari sihir yang dilakukan orang jahat. Jika dibaca 100 kali sehari semalam, akan memperoleh cahaya Illahi, menolak bencana, mendapat rezeki lahir batin.

7. Sholawat Nuraniyah (Badawi Kubro)
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلٰى سَيِّدِناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ شَجَرَةِ اْلأَصْلِ النُّوْرَانِيَّةِ، وَلَمْعَةِ الْقَبْضَةِ الرَّحْمَانِيَّةِ، وَأَفْضَلِ الْخَلِيْقَةِ اْلإِنْسَانِيَّةِ، وَأَ شْرَفِ الصُّوْرَةِ الْجَسْمَانِيَّةِ، وَمَعْدِنِ اْلأَسْرَارِ الرَّبَّانِيَّةِ، وَخَزَائِنِ الْعُلُوْمِ اْلإِصْطِفَائِيَّةِ، صَاحِبِ الْقَبْضَةِ اْلأَصْلِيَّةِ، وَالْبَهْجَةِ السَّنِيَّةِ، وَالرُّتْبَةِ الْعَلِيَّةِ، مَنِ انْدَرَجَتِ النَّبِيُّوْنَ تَحْتَ لِوَائِهِ، فَهُمْ مِنْهُ وَاِلَيْهِ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلَيْهِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ مَاخَلَقْتَ، وَرَزَقْتَ وَأَمَتَّ وَأَحْيَيْتَ اِلَى يَوْمِ تَبْعَثُ مَنْ أَفْنَيْتَ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًاكَثِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Allohumma sholli wasallim wabaarik 'alaa sayyidinaa wa mawlaanaa Muhammadin syajarotil ashlin nuuroo niyyati. Wa lam ‘atil Qob dhotir rohmaaniyyati. Wa afdholil kholiqotil insaniyyah.Wa asyrofil shuurotil jasmaaniyyati. Wama' dinil asroorir robbaa niyyati. Wa khozaaa-inil ‘uluumil ishthifaa-iyyati. Shoohibil Qobdhotil ashliyyati.Walbah jatis saniyyati warrutbatil 'aliyyati. Manin darojatin nabiyyuuna tahta liwaa-ihi fahum minhu wa-ilayhi. Washolli wasallim wabaarik 'alayhi wa 'alaa aalihii wa shohbihii. 'Adada maa kholaqta wa rozaqta wa amatta wa ahyayta ilaa yawmi tub ‘a tsu man afnayta wasallim tasliimaan katsiiroo wal hamdulillaahi robbil 'Aalamiin.

Imam Al-Badawi menganjurkan agar orang yang membacanya dalam keadaan suci dan menempatkan diri hadir seakan-akan berada menghadap cahaya Rasulullah SAW secara istiqamah selama 40 hari, seratus kali setiap hari, maka ia akan mendapatkan cahaya dan kabar yang tidak bisa ia ketahui kecuali atas izin Allah.

8. Sholawat An-Nur Al-Dzati
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نِالنُّوْرِ الذَّاتِيْ وَالسِّرِّ السَّارِيْ فِيْ سَائِرِ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ
Allahumma sholli wa sallim wa baarik 'ala Sayyidinaa Muhammadinin nuuridz dzaatii wassirrissaarii fii saairil asmaai wash shifaati wa'alaa aalihi washah bihii wasallim.

Imam Al-Shawi mengatakan bahwa sholawat yang disusun oleh Syaikh Abu Hasan as-Sadzily ini nilainya seperti membaca 100.000 shalawat untuk menghilangkan susah, sedih, dan problem yang berat.

9. Sholawat Thibbil Qulub
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا وَعَافِيَةِ الأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا وَنُوْرِ الأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَعَلٰى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ
Allahumma sholli 'alaa Sayyidinaa Muhammadin thibbil qulubi wa dawa ihaa wa'aafiyatil abdaani wa shifaa ihaa wa nuuril abshoori wa dhiyaa ihaa wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa sallim.

Sholawat ini memiliki faedah menyembuhkan penyakit lahir dan batin.

10. Sholawat Mukhathab
اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِيْ أَدْرِكْنِيْ يَارَسُوْلَ اللهِ
Allahumma Sholli wa Sallim 'Alaa Sayyidina Muhammad Qad Dhaaqat Hiilatii Adriknii Yaa Rasuulallah.

Faedah membaca sholawat ini adalah untuk meminta pertolongan kepada Allah dengan wasilah Rasulullah SAW untuk menyelesaikan masalah-masalah berat, susah, dan sangat memperihatinkan yang tidak bisa dijangkau oleh pikiran dan tenaga manusia.

11. Sholawat Litausi'i al Arzaq
الَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُوَسِّعُ بِهَا عَلَيْنَا الْأرْزَاقَ وَتُحَسِّنُ بِهَا لَنَا اْلأَخْلاَقَ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammadin Sholatan Tuwassi'u Biha 'Alainal Arzaqa wa Tuhassinu Biha Lanal Akhlaqa wa 'ala Alihi wa Shohbihi wa Sallim.

Sholawat ini memiliki beberapa faedah, di antaranya memperluas rezeki dan memperbaiki budi pekerti yang luhur. Hendaknya membaca sholawat tersebut, minimal 41 kali setiap selesai sholat fardhu secara istiqamah. Al-Habib Syarif Muhammad Alaydrus mengatakan, jika seseorang menginginkan rezeki yang luas dan akhlak yang baik, maka hendaknya membaca sholawat ini "Sholawat Litawsi'il Arzaq" secara terus menerus.

12. Sholawat Hajjiyah
أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا تُبَلِّغُنَا بِهِمَا حَجَّ بَيْتِكَ الْحَرَامِ وَتَرْزُقُنَا بِهِمَا زِيَارَةَ قَبْرِ نَبِيِّكَ عَلَيْهِ أَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَأَزْكَى السَّلَامِ فِيْ لُطْفٍ وَعَفِيَةٍ وَبَرَكَةٍ وَبُلُوْغِ الْمَرَامِ عَدَدَ خَلْقِكَ وَرِضَا نَفْسِكَ وَزِنَةَ عَرْشِكَ وَمِدَادَ كَلِمَتِكَ
Allahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'ala Sayyidina Muhammadin sholatan wa Salaaman tuballighunaa bihaa hajja baitikal haraami wa tarzuqna Biha ziyaarata qabri nabiyyika 'alaihi afdhalus shalaati wa azkas Salaami fi luthfin wa 'aafiyatin wa barakatin wa bulughil maraami 'adada Kholqika wa ridho nafsika wa zinata 'arsyika wa midaada Kalimatih.

Barangsiapa yang ingin mendapatkan rezeki yang cukup supaya bisa mengunjungi Bait al-Haram Makkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah rukun Islam yang terakhir, maka hendaknya membaca shalawat ini 1000 kali setiap sholat Maghrib dan Subuh secara istiqamah selama maksimal tiga tahun.

Namun sebaiknya diawali dengan sholat hajat dua rakaat. 
Raka'at pertama membaca Al-Fatihah, dan Surat Al-Ikhlas 10 kali. 
Sedangkan rakaat kedua, setelah al Fatihah membaca Al-Ikhlas 20 kali, 
kemudian setelah salam membaca istighfar 100 kali. 

Dilanjutkan dengan memberikan hadiah Al-Fatihah untuk 
Baginda Rasullullah SAW, 
kepada Nabi Ibrahim, 
Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. 
Kemudian baru membaca sholawat tersebut 1000 kali.

13. Sholawat Asror
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُحَسِّنُ بِهَا الْأَخْلَاقَ وَتُيَسّرُ بِهَا الْأَرْزَاقَ وَتَدْفَعُ بِهَا الْمَشَاقَّ وَتَمْلَأُ مِنْهَا الْآفَاقَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ صَلَاةً دَائِمَةً مِنْ يَوْمَ خَلَقْتَ الدُّنْيَا إلَى يَوْمِ التَّلَاقِ وَاسْتُرْنَا بَيْنَ يَدَيْكَ يَا عَزِيزُ يَا خَلَّاقُ
Allohumma sholli 'alaa Sayyidinaa Muhammad, Sholaatan Tuhassinu bihal akhlaaq, wa Tuyassiru bihal arzaaq, wa Tadfa'u bihal masyaaqq, wa Tamla-u minhal aafaaq, wa 'alaa aalihii wa shohbihii wa sallim sholaatan daa-imatan min yawma kholaqTa-ddunya ilaa yawmi-ttalaaq, wasturnaa bayna yadayKa Yaa 'Aziizu Yaa Khollaaq.

Sholawat ini diijazahkan oleh Syekh Muhammad Hisyam Al-Burhani. Hendaknya dibaca 7 kali setiap hari dan 10 kali di Hari Jumat. Faedahnya untuk menolak bala' dan meluaskan rezeki. Masih banyak fadhilah yang tersembunyi dalam sholawat ini.

Selain sholawat di atas, masih banyak redaksi sholawat lain yang juga memiliki keutamaan seperti sholawat Badar (Badriyah). Intinya, siapa yang banyak bersholawat dengan lafaz-lafaz yang diajarkan Nabi dan para ulama, maka ia berhak mendapat pahala dan keutamaannya.

رَبَّنَاۤ اِنَّنَا سَمِعۡنَا مُنَادِيًا يُّنَادِىۡ لِلۡاِيۡمَانِ اَنۡ اٰمِنُوۡا بِرَبِّكُمۡ فَاٰمَنَّا  ۖرَبَّنَا فَاغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوۡبَنَا وَكَفِّرۡ عَنَّا سَيِّاٰتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الۡاَبۡرَارِ‌ۚ (١٩٣) رَبَّنَا وَاٰتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلٰى رُسُلِكَ وَلَا تُخۡزِنَا يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ ‌ؕ اِنَّكَ لَا تُخۡلِفُ الۡمِيۡعَادَ (١٩٤)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat. Sungguh, Engkau tidak pernah mengingkari janji.
(QS. Ali 'Imran Ayat 193-194)

Shalawat sayyidina Anas bin malik penuntas hutang dan shalawat kekayaan serta pendatang jodoh

Shalawat sayyidina Anas bin malik penuntas hutang dan shalawat kekayaan serta pendatang jodoh
SHALAWAT SAYYIDINA ANAS BIN MALIK PENUNTAS HUTANG DAN SHALAWAT KEKAYAAN SERTA PENDATANG JODOH

Assalamualaikum Wr, Wb

Suatau hari seorang sahabat nabi yang bernama sayyidina Anas bin Malik Ra.

Mengadu kepada kepada kanjeng nabi, (kurang Lebih seperti ini cerita guru saya ) Ya rasulullah,hidupku miskin ,rezekiku sempit, Yaa rasulallah, berikan satu zikir,wirid atau amalan apabila saya membacanya Allah luaskan rezekiku, Allah kayakan saya, kemudian Rasulullah memberikan satu Kalimat Kepada Anas bin Malik, ALLAAHUMMA SHALLI ALAA MUHAMMADIN WA ALIHII WASALLIM, bacalah ini setiap hari setiap saat niscaya hidupmu akan berubah menjadi kaya, hartamu banyak, anakmu banyak, dan kamu akan bahagia dunia akherat, dan terbukti sayyidina Anas bin malik menjadi salah satu sahabat nabi yang kaya raya, menurut guru saya beliau sayyidina Anas membacanya tidak kurang dari 12 ribu kali setiap hari/malam.

Dulu guru saya Patillah, beliau membaca sampai 24 ribu kali sehari, masya Allah karomahnya sangat banyak, kalau ada org punya hutang datang ketempat beliau, suruh bawa kardus mie, kemudian taruh uang kono soekarno didalamnya sebgai pancingan, dengan beberapa kali ketukan di kardus itu, uang penuh terisi, dan uang itu asli bisa dibelanjakan, dites di Bank, ada yang 500 juta hutang beliau lunasi, sampai yang 1 milyar, yang pernah tinggal di kota pelaihari Kalsel di Era tahun 95-2005 pasti tahu beliau, rumah beliau dulu depan markas kodim angsau pelaihari,

Jika kalian ingin kaya raya, jika kalian banyak hutang ,sedang tidak ada kerjaan,dan tidak ada jalan lagi mencari usaha buat bayarnya, bahkan akal buntu buat membayarnya, Amalkan 2 shalawat dibawah ini, niscaya tidak lewat 41 hari, pasti akan ada jawaban dari semuanya sekalipun muskil otak kita memikirkannya, dari mana otak itu bisa untuk membayarnya.

1. ALLAHUMMA SHALLI ALA MUHAMMADIN WA ALIHI WASALLIM sebanyak 12 ribu kali sehari.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَسَلِّم

2. SHOLLALLAHU ALAIKA YA MUHAMMAD sebanyak 12 ribu kali. 

صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكَ يَا مُحَمَّدٍ

Dibaca terpisah,dan dibaca keduanya, untuk urusan yang sangat mendesak. 

Untuk tawasul hadiah Al-Fatihah:
1. Kepada kanjeng Nabi Muhammad SAW 
2. Sayyidina Anas bin malik 
3. Tuan Guru Anang Ramli, Patillah,
4. dan saya pengijazah Nabil Ahmad 

Jumlah diatas jika belum mampu bisa saja dari jumlah sedikit dulu, nanti jika sudah biasa, baru jumlah yang banyak, misalnya 1000 kali sehari, terus naik masing masing 5000 kali sehari, sampai 7 ribu kali sehari, puncaknya 12 ribu kali sehari.atau tanpa hitungan.

Dibaca boleh tanpa wudhu atau ada wudhu, dibaca dalam tiap keadaan, boleh dibaca dalam hati kerena shalawat saat haid juga boleh dibaca, shalawat ini juga sangat ampuh mendatangkan jodoh dan mendatangkan keturunan/anak bagi yang mandul, Kuncinya shalawat ini, tiap berhenti/istirahat dari membacanya misalnya ada kegiatan lain, 

- TEMPEL/LIPAT UJUNG LIDAH DIATAS LANGIT MULUT KITA ucap dalam hati, YAA ROBBI IZINKAN AKU SIMPAN KEBERKAHAN BACAAN SHALAWAT INI DIDALAM TUBUHKU

- Lalu telan air liur kita, Sekali aja. Tapi terus kerjakan setiap selesai /mengakhiri wiridnya. 

Atau boleh juga setiap dapat bilangan bacaan shalawat 100, 200, 300, 400 berhenti kerjakan seperti diatas telan air liur, sebagai isyarat mengunci atau menyimpan keberkahan bacaan shalawatnya.didalam tubuh, boleh dikerjakan sesering mungkin telan air liurnya seperti diatas niat mengunci berkah bacaan shalawat yang sudah kita baca. Semakin sering maka bukti nyata akan segera dirasakan tubuh kita dan muka kita terlihat pancaran shalawat, karena yang kita baca sudah kita simpan. 

Ajaztuka, saya mengambil shalawat ini kepada guru saya Patillah, beliau mengambil ke tuan guru Anang Ramli Bati Bati. Dan saya ijazahkan ke kalian semua. Sanad keatasnya lagi saya tidak tahu, dan tidak sempat bertanya. Kerena hanya ijazah lisan. 

Silahkan bawa dalam tawasul kalian nama nama rantai sanad tadi, agar keberkahan ilmu, dan keberkahan shalawat itu semakin nyata bisa dirasakan. Aamiin.

Kedua shalawat diatas adalah khusus untuk masalah kekayaan dan uang berlimpah, dan pelunas hutang piutang, yang kita sudah buntu pikir untuk membayarnya.

Mungkin banyak waktu terbuang hanya untuk membaca itu saja, tapi anggaplah kita bekerja kepada Allah, dan yakinlah Allah tidak akan menyia nyiakan shalawat kita yang kita baca. Seperti kita bekerja pada manusia siang dan malam dengan upah yang dibayar setiap bulannya.

Menurut guru saya, yang bisa mengamalkan shalawat itu sampai 12 ribu kali sehari akan sering bertemu kanjeng Nabi dalam mimpinya dan bisa saat jaga secara rohaniyah insya Allah, "barang siapa yg bisa melihat aku setelah wafatku sekalipun lewat mimpi maka dia dalam jaminan baginda nabi akan masyuk syurga. Aamiin.

Karena shalawat ini sifatnya sangat keras/dosis tinggi, jadi teman teman yang mengamalkannya harus terus konsultasiakan ke saya, kerena dosis tinggi. Perlu bimbingan.  Dan jika khususkan ini silahkan amalan lain ditinggal dulu untuk sementra waktu. Dan jika sudah berhasil jangan lupa kepada anak yatim, dan atau menjadi bagian donator bagi anak yatim fakir miskin dibawah naungan saya,

Silahkn dibagikan dan dishare terutama yang lagi galau dengan hutang atau yang lagi kesusahan.. Atau yang lagi sulit jodoh. Untuk sulit jodoh atau ingin punya keturunan yg diamalkan cukup No.1

Mujiz: Nabil Ahmad
Konsultasi di wa 082198893364

Minggu, 09 Februari 2025

Manaqib Bafaqih Wali Majedub dari Sulteng

Manaqib Bafaqih Wali Majedub dari SultengQs.Yunus: 62-63 :

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٦٢﴾ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
Artinya: Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada rasa takut atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, (Yaitu mereka) adalah orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa.

Assalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, menceritakan alkisah manaqib Wali Majedub tidak lepas dari kisah pendahulu kita.

Salah satu di antara manaqib itu adalah Sayyid Abdul Hamid bin Abdur-rasyid Bafaqih yang lahir di awal abad ke 20, di tanah Kaili (Palu-Sulteng), beliau biasa dipanggil Tuan Sayye Hamy atau Karaeng Hamy. (Karaeng adalah julukan bangsawan dari neneknya yang bangsawan).

Sayyid Hamid termasuk Habib wali majedub, kebiasaannya khariqul adah, tidak suka memakai alas kaki tapi kakinya bersih, songkoknya suka dibalik, dan seringkali melakukn hal unik.

Tahun 1961, beliau berjalan kaki 20 km dari kampung Sidondo ke kota Palu, waktu itu bertemulah dengan warga dijalan, warga bertanya, kenapa berjalan jauh Karaeng Sayye Hamy (julukannya), beliau menjawab, keponakanku Sayyid Muhammadin bin Mustafa Bafaqih (dini) nanti wafat, padahal di Palu disaat tersebut adik sepupunya belum wafat. 

Tepat beliau datang wafatlah keponakannya yang masih usia balita itu, ada kejadian lain… petani yang lewat dihadapannya, langsung beliau bilang tidak lama lagi ente wafat cepat bersih-bersih, kebiasaannya suka begitu, selalu memprediksi kejadian yang akan dating, dan setiap berjalan kaki, beliau lebih dahulu sampai, dari orang yang berkendaraan.

Lalu pernah beliau berjalan kaki didekat tempat pengecoran lantai beton septic tank yang beratnya ratusan kilo, tiba-tiba tali pengikat beton coran putus dan beton coran itu jatuh menimpa kakinya, maka beliau memukul coran itu sambil membentak, bodoh kotor, coran beton itu langsung terbelah sementara kaki beliau tidak apa-apa (tidak terluka/tidak bengkak), orang-orang yang menyaksikan langsung bergumam ya Allah nakuya vesitu (ya Allah kenapa begitu?!).

Lalu pernah pula memancing di Sungai dalam, tapi dengan izin ALLAH, air sungai hanya sampai dibetis beliau sehingga beliau tidak tenggelam, dan orang-orang yang ikut di belakang beliau malah terhempas jatuh masuk ke dalam air, beliau bilang, makanya pegang tanganku…

Habib Abdul Hamid Bafagih dianggap sebagai penguasa muara Sungai Palu sebab semenjak beliau aktif memancing diwaktu masa tuanya tak ada satupun buaya muncul di Sungai Palu atau di Muara Palu karena buaya takut dengan kehadiran beliau yang selalu menyentuh buaya atau mengusirnya, dan kadang ngomong sendirian di Sungai seperti bercakap-cakap dengan sungai dan kehidupan di sekitar Sungai (alam).

Tahun 1968, sewaktu Habib Hamy sedang memancing di pantai Teluk Palu, tiba-tiba beliau meninggalkan pantai yang airnya lagi tenang, dan berlari berteriak, air, ombak, gempa kepada warga sekitar (padahal disaat itu belum terjadi gempa Tsunami), dalam waktu beberapa menit beliau sudah sampai di perkebunan kelapa rakyat yang jaraknya 200an meter dari pantai, tak lama kemudian terjadi gempa Tsunami menghantam kota Palu, yang pusatnya di kampung Mapaga.

Berdasar kisah dari Said Bafagih. Habib Said Bafagih mengkisahkan: Kalau ini kejadian yang saya alami langsung dengan beliau:

Pernah kami satu rumah kena penyakit cacar dikondisi sakit kepala dan demam tinggi tiba-tiba Habib Hamid datang dan berkata "Hai nadua pura komiu (hai sakit semua kalian)" lalu beliau pegang kepala kami satu persatu, dan ajaibnya demam dan sakit kepala langsung hilang dan besoknya benjolan-benjolan cacar lenyap;

Suatu ketika sekitar pukul 16.30 Habib Hamid datang kepada saya dan berkata dalam bahasa Kaili Palu, "ngena manggaribi masiromu hamai ri puluna kamate i Borahima (bapaknya Randy, nanti maghrib berkumpul di sana untuk wafatnya ibrahim-bapaknya randy) jadi saya jawab : innaa lillahi wa inna illaihi roojiun, beliau bilang lagi, dopa ngenapa (tidak sekarang tapi nanti), maka segera saya kerumahnya dorang Rahim dan sy tanya tante mama Rahim tentang bapaknya Randy, tante bilang masih dirawat di Rs Undata, kemudian tidak lama datang berita bapaknya Randy meninggal. 

Dan masih banyak lagi kejadian yang belum terjadi tapi sudah beliau beritahu saya dan akhirnya apa yang beliau ucapkan itu kemudian terjadi. Demi Allah memang jid Hami wali nya ALLAH. (kesaksian dari Habib Said bin Muhsin Bafagih pimpinan majelis Bafaqih di Kayuboko Kab Parimo Sulteng)

Amaliah Habib Abdul Hamid Bafagih adalah zuhud dan wara' yaitu tidak terkagum-kagum dan tidak memandang godaan dunia beserta isinya, sehingga beliau selalu sederhana apa adanya, wafat tanpa meninggalkan anak dan isteri.

Sebelum wafatnya beliau mencari setundun pisang, saat jamaah dan keluarga bertanya untuk apa setundun pisang, beliau menjawab, Tidak lama lagi saya meninggal, setundun pisang ini hadiah untuk tamu peringatan meninggal ku, yang hadir. Tidak lama setelah itu Habib Abdul Hamid Bafagih wafat.

Wafat tahun 1997 diusianya yg ke 70an tahun. Itulah kisah untuk pembelajaran bahwa manusia yang dekat dengan ALLAH akan dikasihi-nya.

Nama 5 Malaikat Beserta Tugas

INILAH NAMA 5 MALAIKAT BESERTA TUGAS MASING-MASING YANG JARANG DIKETAHUI BANYAK KAUM MUSLIMIN

nama 5 malaikat beserta tugas masing-masing yang jarang diketahui banyak kaum muslimin

1. Malaikat AL-ARHAM.
Malaikat Al-Arham Adalah Malaikat Yang Ditugaskan Meniup Ruh Kedalam Janin Dan Ia Juga Meniup Debu Bumi Kedalam Janin Agar Kelak Malaikat Maut Dapat Mencabut Ruhnya.

2. Malaikat AR-RAD.
Malaikat Ar-Rad Adalah Malaikat Yang Ditugaskan Mengatur Awan Dan Hujan, Ia Mengendalikannya Dengan Petir Yang Dijadikannya Sebagai Cambuk.

3. Malaikat AZ-ZIL.
Malaikat Az-Zil Adalah Malaikat Yang Ditugaskan Memberi Naungan Dan Ia Juga Yang Menaungi Nabi Ibrahim Ketika Berada Didalam Kobaran Api.

4. Malaikat RAHMAT.
Malaikat Rahmat Adalah Malaikat Yang Ditugaskan Mendo'akan Ampunan Dan Ia Juga Yang Menjemput Ruh Orang Beriman Ketika Ajalnya Telah Tiba.

5. Malaikat ADAMRU.
Malaikat Adamru Adalah Malaikat Yang Ditugaskan Senantiasa Menangis, Ia Menangis Ketika Manusia Membuat Kesalahan Seperti Saat Manusia Melakukan Maksiat.

Kisah teladan mbah KH Romli

SILAHKAN POLIGAMI, TAPI... (KISAH TELADAN MBAH KH. ROMLI DAN ABAH KH. DIMYATI)
KISAH TELADAN MBAH KH. ROMLI DAN ABAH KH. DIMYATI
Foto ini adalah saat akad nikahnya Gus Sholah Khumaidullah di Kauman. Nampak para kiai sepuh Kaliwungu seperti KH. Aqib Umar, KH. Royani dan Abah KH. Dimyati Rois semasa mudanya.

Terkenang almarhum wal maghfurlah si Mbah KH. Imam Romli, muassis Ponpes An-Nur Pandes Cepiring Kendal, adalah sosok yang sangat mencintai ilmu. Dibuktikan di era akhir tahun 70-an dan awal 80-an, walau beliau sudah menjadi pengasuh dan mengajar banyak kitab seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Jam'ul Jawami' dlsb. yang diikuti para santri lintas Jawa, beliau tetap semangat mengaji (belajar kepada kiai lainnya).

Alkisah, saat itu Abah KH. Dimyati Rois masih di Kauman sedang mengajar dan membacakan kitab di pengajian bulan Ramadhan. Diantara yang ikut "ngaji pasaran" (ngaji di bulan Ramadhan) waktu itu adalah Kiai Romli disertai istri tercintanya, Ibu Nyai Sa'adah. Biasanya saat ngaji pasaran itu beliau kos di rumah KH. Thoha Al-Hafidz.

Menjelang wafat atau saat Kiai Romli sudah sakit-sakitan, beliau tetap isitiqomah mengajar kitab Ihya Ulumiddin pada para santrinya meski harus sambil tiduran di atas kasur.

Suatu saat setelah merenung dan bertafakur sekian lama tentang PP An-Nur Pandes Cepiring Kendal, karena beliau belum kunjung dianugerahi seorang putra maka berniat untuk poligami. Beliau kemudian sowan untuk bermusyawarah dan minta izin pada para kiai sepuh di Kendal. Meski Kiai Romli termasuk kiai sepuh tapi itulah adat kiai shaleh jaman dulu, mengutamakan musyawarah dengan para kiai yang lain.

Setelah sampai ke Kaliwungu Kiai Romli sowan kepada Mbah Ru'yat, Mbah Musyaffa' dll., dengan hasil mendapat restu dan izin dari para kiai. Menjadi mantaplah hati Kiai Romli untuk menikah lagi demi keturunan yang akan melanjutkan pesantrennya.

Namun kemudian Kiai Romli masih belum sreg/tenang hatinya sebelum dirinya sowan pada Abah Dim, meskipun saat itu Abah Dim statusnya masih sebagai santri Pesantren Kauman. Dan betul, Kiai Romli akhirnya sowan menghadap Abah Dim untuk minta saran dan ijin menikah lagi. Meskipun waktu itu usia keduanya terpaut jauh, Abah Dim masih muda dan Kiai Romli sudah cukup sepuh.

Setelah bertemu Abah Dim, jawaban yang ditunggu pun keluar, Kiai Romli diijinkan menikah lagi. Abah Dim mengijinkan tapi dengan satu syarat, "Mbah Romli, Njenengan yen bade wayuh sumonggo. Tapi pondokipun dipun bakar." (Kiai Romli, kalau mau poligami silakan, tapi bakar dulu pesantrennya). Kiai Romli pun taat dan patuh dengan jawaban terakhir ini.

Karena kedekatan Abah Dim dengan Kiai Romli, beliau tahu bahwa sebelum berfikiran meneruskan perjuangan pesantrennya Kiai Romli sudah kesemsem (tertarik) dengan seorang wanita yang juga sering sowan kepada Abah Dim. Sehingga niat untuk mendapatkan keturunan itu tidak benar-benar ikhlas lillahi ta'ala. Karena maqam (derajat) semulia Kiai Romli sudah tentu harus lebih mampu untuk lillahi ta'ala, yakni menjaga nafsunya.

(Syaroni As-Samfuriy, diolah dari Fanspage: Pecinta Abah KH. Dimyati Rois).

Kisah Singkat Nabi Ibrahim

Kisah Singkat Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim as memiliki seorang ayah yang bernama Azar, dan kakek bernama Nahur, Nabi Ibrahim As yang sudah bertekad ingin memerangi kesyirikan maupun penyembahan berhala, ingin mempertebal keimanan dan keyakinannya terlebih dahulu, untuk menentramkan kalbu serta membersihkan keragu-raguan yang mungkin mengganggu pikiran, Ibrahim memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepada dirinya tentang cara Allah menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah meninggal

Kisah Nabi Ibrahim Ketika Lahir
Ketika Tahun 2295 Sebelum Masehi. Kerajaan Babilonia waktu itu diperintah oleh raja Namrudz, seorang raja bengis yang berkuasa secara absolut dan zalim. Kerajaan itu mendapat pertanda langka pada bintang-bintang bahwa akan ada seorang anak laki-laki perkasa lahir dan keturunannya akan memenuhi seisi bumi, diberbagai penjuru bumi dan dengan salah seorang keturunannya akan membunuh raja Namrud. Ketakutan terhadap kabar ini, maka ada perintah bahwa semua bayi laki-laki yang baru lahir harus dibunuh. Pada waktu yang hampir bersamaan, ayah dari nabi Ibrahim, Azar, merasakan kebahagiaan sekaligus kekhawatiran yang mendalqm karena ia mendengar kabar bahwa istrinya sedang mengandung seorang anak sesaat setelah ia dinobatkan sebagai panglima kerajaan, lalu kedua putranya, (kakak nabi Ibrahim) Nahor dan Haran, memberi pendapat tentang persoalan ini. Haran, sebagai seorang ahli nujum, berpendapat bahwa sang ayah dapat menyerahkan anak itu kepada raja, sebab Haran meyakini bahwa belum ada pertanda di langit yang gagal; sekalipun harus diserahkan ke pedang atau perapian, Haran percaya akan ada keajaiban yang membuat anak itu tetap hidup. Sedangkan Nahor memberi saran supaya sang ibu meninggalkan negeri Babilonia selama beberapa waktu, sementara itu sang ayah dapat menyerahkan bayi lain sebagai ganti Ibrahim. Sang ayah menerima saran Nahor supaya menyelamatkan diri dari negeri Babilonia.

Kisah Nabi Ibrahim as Ketika Dalam Goa
Selanjutnya Ibunya Nabi Ibrahim a.s ditempatkan di sebuah gua bersama seorang pengasuh sampai hari bersalin dan sang ayah mengambil seorang bayi dari seorang hambanya untuk diserahkan ke raja Namrud. Ketika penyembelihan bayi dilakukan, raja Namrud bergembira sebab ia menyangka ancaman bagi kerajaannya telah lenyap. Sementara itu, setelah Ibu Ibrahim mengalami persalinan, ia bersama pengasuh meninggalkan Ibrahim seorang diri di gua, sang ibu menangis seraya berdoa "Semoga Sang Pelindung selalu menyertaimu, wahai anakku....." setelah Ibrahim ditinggalkan seorang diri, Allah mengutus sesosok malaikat supaya hadir dan merawat Ibrahim.

Dan setelah berbulan-bulan kejadian tersebut, Haran masih mempercayai pertanda di langit tentang Ibrahim sehingga ia pergi mendatangi gua dimana Ibrahim kecil ditinggalkan. Haran terkejut ketika mendapati adiknya telah menjadi seorang anak laki-laki yang dapat berbicara. Haran mengajak Ibrahim pulang ke negeri Babilonia namun Ibrahim sempat menolak seraya menyatakan bahwa ia tidak mempunyai rumah karena ia mengaku telah tersesat di sebuah tempat yang tidak ia kenal. Pada akhirnya Haran berhasil membawa Ibrahim ke rumah sang ayah di Babilonia. Ketika Haran mempertemukan Ibrahim, sang ayah tidak percaya bahwa anak yang diajak Haran itu merupakan bayi yang telah ditinggalkan selama berbulan-bulan di gua. Ketika Ibrahim ditanya siapa yang selama ini memberinya makan, ia menjawab bahwa Yang Maha Pemberi yang menyediakan makanan untuknya, lalu ia kembali ditanya tentang siapa yang merawatnya saat sakit, ia menjawab bahwa Yang Maha Menyembuhkan yang melakukannya, kemudian ketika ditanya tentang siapa yang memberitahunya tentang jawaban-jawaban ini, Ibrahim menjawab bahwa Yang Maha Mengetahui yang mengajarinya. Terkejut dengan jawaban-jawaban ini, sang ayah merasa heran dan takjub terhadap Ibrahim. Untuk menghindari kecurigaan raja Namrud yang kejam, Ibrahim diasuh di rumah Haran yang berada di luar wilayah Babilonia. Di sana Ibrahim dibesarkan bersama anak-anak lainnya.

Ringkasan Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan Yang Sebenarnya
Ringkasan selanjutnya disebutkan bahwa Ketika Nabi Ibrahim alaihissalam telah berusia dua belas tahun, ia merasa kehilangan sosok yang sebelumnya memberi makan dan perlindungan untuk dirinya, terlebih ia mendapati orang-orang di negeri itu merupakan para penyembah patung berhala. Ibrahim mengingkari anggapan bahwa patung adalah dewa sehingga ia merasa tak betah berada di tengah-tengah negeri itu. Ibrahim memutuskan untuk mencari Tuhan hingga ia harus berpindah di rumah nabi Nuh selama beberapa waktu. Usia hidup Nabi Nuh adalah sekitar 900 tahun. Setelah berguru di rumah Nabi Nuh AS, Ibrahim memutuskan pergi sebab ia belum mendapat jawaban dalam pencariannya. Tatkala Ibrahim kembali ke rumah ayahnya, ia sering mendapati ayahnya sedang membuat patung-patung serta meletakkan makanan di depan patung-patung itu sehingga menyebabkan Ibrahim bertanya-tanya tentang perilaku sang ayah. Mendapati jawaban bahwa sang ayah menyembah patung karena tradisi leluhur, Ibrahim mempertanyakan tradisi ini namun sang ayah membiarkan Ibrahim. Pada zaman Ibrahim, sebagian besar orang di Mesopotamia beragama politeisme, yakni tradisi penyembahan lebih dari satu dewa, baik berupa dewa-dewa di muka bumi maupun dewa-dewa di langit dan orang-orang tersebut membuat patung sebagai simbol dewa-dewa itu. Ketika Ibrahim bertanya tentang Tuhan kepada Nahor, kakaknya menjelaskan bahwa di langit ada dewa-dewa, akan tetapi Ibrahim merasa perlu membuktikan ucapan ini.

Kisah Nabi Ibrahim Dan Ayahnya
Selanjutnya disebutkan bahwa Semasa remaja, Ibrahim masih sering bertanya kepada sang ayah tentang Tuhan yang sesungguhnya. Walau demikian, ayahnya tetap tak menghiraukan Ibrahim. Sampai suatu ketika Ibrahim bertanya: "Terbuat dari apakah patung-patung ini?" maka ayahnya menunjukkan kayu sebagai bahan pembuatan. Ibrahim pun mempertanyakan "Apakah kayu itu tuhan?, benda yang hangus lenyap di perapian?" untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan lain, Ibrahim diperintah menjual patung-patung buatan ini. Ibrahim berkeliling kota menjajakan patung-patung buatan ayahnya, namun karena iman dan tauhid yang telah Allah ilhamkan kepada dirinya, Ibrahim merasa tidak bersemangat untuk menjajakan barang-barang itu bahkan secara mengejek menawarkan patung-patung itu kepada calon pembeli dengan kata-kata: "Siapakah yang akan membeli patung-patung yang diam dan tidak berguna ini?". Melalui berbagai cara, Ibrahim berusaha menyadarkan tentang kesia-siaan patung dan Ibrahim berupaya berdakwah seraya mengenalkan tentang Tuhan kepada banyak orang.

Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya serta melalui kata-kata yang halus, Ibrahim datang kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutus oleh Allah sebagai nabi dan rasul serta telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh sang ayah. Ibrahim mulai bertanya secara lemah lembut kepada ayahnya, kemudian bertanya apakah gerangan yang menjadi penyebab untuk menyembah berhala seperti kaumnya walaupun berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun serta tidak dapat mendatangkan keuntungan untuk penyembahnya ataupun tidak dapat mencegah nasib buruk. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu merupakan semata-mata ajaran setan yang memang menjadi musuh terhadap umat manusia sejak Adam diturunkan ke bumi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakan untuk berpaling dari berhala-berhala, supaya sang ayah kembali menyembah Allah yang menciptakan umat manusia beserta semua makhluk yang hidup, maupun Yang Memberi mereka rezeki maupun kenikmatan hidup, serta Yang Mempercayakan bumi dan segala isinya kepada umat manusia.

Ringkasan Kisah Nabi Ibrahim Dengan Kaumnya
Lalu Nabi Ibrahim alaihissalam berseru kepada kaumnya: "Apapun yang kalian sembah itu adalah segala yang kubenci selain Tuhan atas segala sesuatu, Dialah yang menciptakan diriku dan membimbing diriku sebab Dia menciptakan sesuatu berdasar tujuanNya dan KehendakNya, Dialah yang menghadirkan kebenaran kepadaku melalui pendengaranku, sebab semula aku hanya ciptaan yang bahkan tidak mengenali diri sendiri, Dialah yang menampakkan cahaya yang menerangi supaya aku tahu jalan apa yang harus kutempuh karena aku hanyalah ciptaan yang tersesat di antara bumi dan langitNya, Dialah yang selalu hadir untukku sebab Dialah yang menyediakan segala hal untuk kumakan dan kuminum, Dialah yang menghidupkan yang mati untukNya dan mematikan yang hidup tanpaNya. Aku sendiri tidak tahu untuk apa aku dihidupkan maka tiada tugas bagiku di dunia selain melaksanakan apapun yang diperintahkan oleh Pencipta yang menghidupkanku, dan aku pun bersedia mati sekiranya Dia pula yang menghendaki itu. Lalu patutkah aku bersujud memuja kepada benda-benda yang kalian serukan itu daripada menyembah Tuhan yang menghidupkan seluruh makhluk di bumi?" Dengan cara demikian, Ibrahim berusaha untuk menyadarkan kaumnya akan tetapi mereka mengabaikan seruan-seruan Ibrahim dan mereka tetap berkeras meneruskan penyembahan berhala.

Setelah itu disebutkan bahwa disaat nabi Ibrahim telah menyadarkan bahwa kayu bukanlah Tuhan dan dakwah-dakwahnya telah tersebar ke berbagai negeri, raja Namrud yang kejam yang mendakwakan diri sebagai raja di muka bumi memerintahkan seluruh rakyatnya datang membawa batu dan patung untuk mendirikan sebuah tugu menjulang tinggi di Babilonia sebagai tempat berhala khusus sehingga seluruh orang-orang dalam negeri itu diajak bersatu sebagai sebuah kaum penyembah berhala patung sehingga orang-orang tersebut menganggap segala jenis tindakan yang tidak menyembah berhala patung sebagai ajaran menyimpang. Ketika mendapati berbagai patung berhala sebagai sembahan, maka Ibrahim semakin berniat menyadarkan kaumnya tentang kebodohan ini dan ia ingin membuktikan bahwa patung batu hanyalah benda mati yang tidak dapat bertindak apapun terhadap para penyembahnya.Nabi  Ibrahim AS datang seorang diri sewaktu meruntuhkan segala patung batu yang ada di Babilonia terkecuali sebuah patung terbesar yang dianggap sebagai dewa paling hebat oleh kaumnya.

Ringkasan Kisah Nabi Ibrahim a.s Ketika Dibakar Oleh Namrud
Raja Namrudz sebagai orang yang telah mengajak seluruh penduduk negeri agar menyembah berhala, menyatakan secara angkuh: "Hal ini akan menjadi bukti, siapa raja dan dewa di muka bumi ini dan siapa yang manusia biasa, kalian akan menyaksikan pada hari ini bahwa orang itu dilenyapkan di perapian akibat berani menyatakan bahwa kita akan dibakar oleh Tuhannya; maka biarlah Tuhannya sendiri yang menyelamatkan ia, sementara akulah dewa yang menyelamatkan kalian!"

Banyak orang dari berbagai negeri hadir untuk menyaksikan peristiwa ini dan sebagian besar mereka percaya kepada Raja Namrud. Di tengah-tengah kerumunan, terdapat kakak Ibrahim, Haran, yang turut dihadirkan karena selama ini telah menyembunyikan Ibrahim dan tidak menyerahkan kepada raja Namrud. Ketika Haran ditanya mengapa ia tidak menuruti perintah Namrud, ia menjawab: "Bukankah aku pernah mengatakan bahwa apapun yang kalian lakukan, kalian takkan bisa mengubah segala yang tertulis di langit, sebab kalian sendiri tidak sanggup mengubah langit dan bukanlah kalian yang berkuasa di langit maupun di bumi" kemudian mereka menjawab: "Memang ucapan itu terbukti sampai saat ini, namun lihatlah setelah Ibrahim jatuh ke perapian itu, apakah ucapanmu itu masih tetap berlaku" mereka pun bertanya: "Apakah kamu percaya pada Tuhannya Ibrahim?" Haran merasakan keraguan dalam benaknya, sebab di malam sebelumnya ia mendapati pertanda di langit bahwa akan ada orang yang terbakar hebat oleh perapian, sehingga Haran menganggap bahwa adiknya takkan selamat dari perapian. Haran menjawab "Seandainya Ibrahim tidak selamat dari perapian tentulah aku akan pergi dan meninggalkan kalian sejauh mungkin bersama aib ini, akan tetapi jika melalui keajaiban dahsyat Ibrahim berhasil selamat maka aku akan datang dan memeluknya."

Kisah Nabi Ibrahim diselamatkan Dari Panasanya Api
Selanjutnya Ketika nabi Ibrahim hendak dilempar ke perapian, sesosok malaikat hadir untuk menawarkan pembebasan Ibrahim supaya dapat melarikan diri dari hukuman kaumnya namun Ibrahim berkata: "Cukuplah Yang Maha Melindungi yang memberi keselamatan padaku, sebab selama ini Dialah yang melindungi nyawaku terhadap Maut; bahwa segala penyelamatan hanya berasal dari Dia; sekalipun aku harus mati, maka aku bersedia jika itu yang Dia kehendaki" lalu malaikat tersebut pergi meninggalkan Ibrahim. Allah turut bersaksi dengan para malaikat ketika mendapati bahwa hampir seluruh manusia di muka bumi pada zaman itu memiliki satu pemikiran dari satu sudut pandang terhadap peristiwa perapian ini, maka Allah hendak melaksanakan ketetapan kepada pikiran umat manusia dengan menampakkan hal-hal berbeda dalam penglihatan mereka, yang kemudian satu umat dan satu bangsa di bumi menjadi berbagai bangsa yang memiliki pendirian dan pola pikir yang berbeda. Tatkala Ibrahim melompat ke perapian yang membara, seketika Allah berfirman kepada perapian supaya menjadi keselamatan terhadap Ibrahim, maka api dari Allah hadir untuk melindungi Ibrahim supaya dapat berjalan dalam keadaan selamat dari tengah-tengah perapian. Api pun menjadi terasa sejuk bagi Nabi Ibrahim AS
Maqom ibrahim batu pijakan berdirinya Nabi ibrahim
Maqom ibrahim batu pijakan berdirinya Nabi ibrahim as

Kyai desa kelas dunia, gaya biasa ilmunya luar biasa

KIAI DESA KELAS DUNIA, GAYA BIASA ILMUNYA LUAR BIASA

Foto: Mbah Fadlol, Mbah Fadlol bersama Mbah Moen.
Indonesia tak kekurangan ulama yang memiliki karya luar biasa dan diakui dunia. Di setiap dekade, selalu ada ulama yang muncul dan menjadi bintang zaman meskipun di balik layar. Salah satunya, Kiai Abul Fadhol Senori.

Sewaktu hidup, namanya tidak terlalu dikenal, namun sepeninggalnya, namanya melambung tinggi. Seiring dengan dipakainya kitab-kitab karya tulisnya sebagai kurikulum dasar di seluruh pesantren NU di Indonesia.

Tatkala membaca kitab karyanya, para ulama akan terpukau dengan keindahan sastra, susunan kata, serta gaya bahasa yang mudah dicerna. Seolah-olah karya itu ditulis oleh ulama besar berkebangsaan Arab asli. Padahal, Kiai Abul Fadhol Senori sama sekali belum pernah belajar di tanah Arab.

Ahmad Abul Fadhol lahir tahun 1921 M di Sedan Rembang Jawa Tengah dari pasangan KH. Abdus Syakur bin Muhsin bin Saman bin Mbah Serut dan Nyai Sumiah binti Kiai Ibrahim. Kiai Abdus Syakur adalah ulama yang ternama karena kecerdasannya.

Beliau pernah belajar kepada Syaikh Kafrawi Tuban, setelah itu melanjutkan rihlah ilmiahnya ke Haramain, berguru kepada Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Abu Bakar Syata, Syekh Zaini Dahlan dan lainnya. Sepulangnya dari Haramain beliau berguru pada Kiai Sholeh Darat di Semarang. Bekal kelimuan inilah yang menjadikan pondok KH. Abdus Syakur banyak diminati santri untuk belajar agama.

Kiai Abdus Syakur memiliki strategi pengajaran yang efektif dan sangat tegas. Yakni kewajiban seluruh santri menulis ulang materi belajar yang sudah disampaikannya. Kiai Abdus Syakur menerapkan metode hafalan serta menulis kitab atau memberi makna pada kitab kepada santri-santrinya. Hal ini berlaku pula bagi Fadhol yang ikut-ikutan ngaji meski masih sangat kecil.

Alhasil para santri Kiai Syakur memiliki penguasaan kitab yang detail dan mendalam. Pendidikan yang diterapkan Kiai Abdus Syakur kepada putranya mempengaruhi dalam proses belajar. Kiai Abdus Syakur sangat ketat sekali dalam memantau putranya dalam belajar agama. Sehingga Kiai Abul Fadhol Senori lebih cepat dalam memahami berbagai disiplin ilmu dan cepat dalam menghafal.

Proses Belajar

Fadhol kecil memiliki tingkah laku yang njengkeli. Tingkah polahnya begitu liar, usil, dan menggemaskan. Tiap ada tamu yang hadir, minuman dan makanan yang disuguhkan pasti sudah dicicipi satu-satu oleh Fadhol. Para tamu yang hadir, kebanyakan orang sholeh, santri dan kiai, malah senang dan mendoakan Fadhol kelak menjadi ulama besar.

Benar saja, usia 6 tahun sudah mahir membuat syiir Arab tanpa belajar. Sambil bermain di pinggir sungai, ia melantunkan syiir karangannya sendiri. Pada usia 9 tahun, ia sudah hafal Alquran di luar kepala dalam tempo 2 bulan. Padahal rata-rata menghafal Alquran membutuhkan waktu 3-5 tahun.

Fadhol memiliki hafalan yang sangat tajam, 15 juz yang awal dihafal dalam tempo satu bulan, setiap satu juz dibaca 3 kali dalam satu kali duduk dan langsung hafal. Lalu 15 juz yang akhir juga ditempuh satu bulan dengan metode setengah juz dibaca 3 kali dan langsung hafal. Sewaktu kecil ia seringkali bermain di depan pemukiman Belanda dan dari situ pula ia belajar bahasa Belanda secara otodidak dan mahir berbicara bahasa asing itu.

Fadhol memulai belajar kitab kuning sejak kecil, ia bahkan diwajibkan menghafal beberapa kitab di antaranya Aqidatul al-Awwam, Nadzam Ibnu ‘Imad, Tarsyikh, Maqshud, al-Imrithi, al-Fiyah Ibn Malik, al-Jurumiyah, Jauharul al-Maknun, Uqudu al-Juman dan Nadzam Jam’u al-Jawami’.

Di usia 11 tahun Fadhol sudah mampu mengajar sekaligus menulis kitab. Ketika khatam Uqudul Juman, gaya dan tata bahasa karangan beliau menjadi penuh warna dan bernilai sastra tinggi.

Pada usia itu pula, setelah abahnya selesai membaca kitab bersama para santri, Fadhol ikut-ikutan membaca kitab yang sama sambil menerangkan isinya. Ajaib, keterangan yang disampaikan Fadhol kala itu persis seperti keterangan yang disampaikan abah sebelumnya.

Pernah suatu ketika sang abah menjelaskan makna suatu syair Arab yang sulit kepada para tamu, namun para tamu nampak kesusahan menangkap penjelasan Kiai Syakur dan seketika itu Fadhol turut memberi penjelasan yang runut dan jelas sehingga pada akhirnya mereka paham. Itulah bukti ketajaman ingatan dan kecerdasan Fadhol yang di atas rata-rata dan diakui oleh khalayak.

Semangat Kiai Abul Fadhol dalam belajar sangat besar. Setelah sang abah wafat, ia meneruskan rihlah ilmiahnya ke Pondok Pesantren Tebuireng yang diasuh oleh Hadrotussyekh Hasyim Asy’ari.

Dalam waktu satu tahun, Kiai Hasyim Asy’ari menganggap Kiai Abul Fadhol sudah menguasai ilmunya dengan baik, diberikanlah ijazah sanad periwayatan Hadits seperti Shahih Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan Kiai Hasyim Asy’ari dari Syekh Mahfudz at-Termasi.

Keseharian dan Wirid

Dalam keseharian, Kiai Fadhol hidup dalam kesederhanaan dan kezuhudan. Ia sangat tertib dalam menjaga salat wajib di awal waktu dan berjamaah. Kiai Fadhol juga dalam keseharian berpenampilan biasa saja. Orang awam yang belum kenal pasti tak mengira Kiai Fadhol adalah sosok ulama besar.

Pakaian yang dikenakan seadanya asalkan bersih, suci, dan menutup aurat. Saking sederhananya, ketika takziah kewafatan KH. Zuber Sarang, Kiai fadhol hadir di tengah jamaah tanpa ada yang tahu bahwa ia adalah sosok ulama besar. Tak ayal, beliau sempat dicueki atau tidak dihormati oleh orang karena songkok hitam yang dipakai tidak lagi hitam tapi telah berubah warna menjadi merah.

Baju yang dikenakan lusuh, hingga orang acuh memandangnya. Orang-orang baru tahu kalau itu adalah Kiai Fadhol yang sangat terkenal . Setelah Mbah Maimun Zubair memergokinya di tengah jalan, seketika KH. Maimun langsung menciumi tangan beliau dan menempatkannya pada tempat yang layak.

Kiai Fadhol memiliki wirid rutin yakni mengkhatamkan Alquran 2 kali dalam sehari atau 60 kali dalam sebulan dengan hafalan. Dan satu wirid lagi, yakni membaca kitab besar sampai khatam dalam 10 hari. Kiai Fadhol bahkan dinilai hafal isi kitab-kitab tersebut. Buktinya, bila ada persoalan, Kiai Fadhol mampu menunjukkan jawaban disertai ta’birnya, seolah-olah tidak ada masalah yang musykil apalagi mauquf.

Kiai Fadhol sering dijuluki dengan gelar ‘Kamus Berjalan’ karena saking banyaknya penguasaan literatur kitab kuning yang dihafalnya. Ia sangat telaten dan piawai menggunakan bahasa yang mengena dan menyentuh hati dalam menyampaikan materi khutbah atau ceramah agama. Sehingga tak jarang jamaah dan santri menangis tersedu saat mendengarnya.

Pekerjaan

Kiai Fadhol sama seperti warga lainnya yang berkewajiban memberikan nafkah pada keluarga, anak dan istrinya. Di tengah kewajiban mengajar santri, Kiai Fadhol menyisihkan waktu bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Berbagai pekerjaan yang pernah ditekuni adalah sebagai penjahit, berjualan benang dan kain, membuka toko servis jam, reparasi sepeda pancal dan motor, servis barang-barang elektronik, sewa becak, mendirikan pabrik rokok dan lain sebagainya.

Anehnya, ketika usaha tersebut sudah mulai berkembang maju, Kiai seketika meninggalkannya dan diserahkan kepada pegawai-pegawainya. Sementara itu Kiai Fadhol ganti pekerjaan lainnya mulai dari nol. Hal ini menunjukkan kepribadian Kiai Fadhol yang tak tergiur dengan kenikmatan dunia, tujuan bekerja hanya diniati beribadah bukan menumpuk harta.

Baginya, segala sesuatu mesti diniati ibadah dan memberi nafkah anak-istri dan keluarga hingga membantu perekonomian masyarakat dari hasil berbagai usahanya adalah ibadah yang besar nilainya.

Karya Tulis

Kiai Fadhol sejatinya memiliki puluhan bahkan ratusan karya tulis, karena beliau tekun menyisihkan waktu untuk menelaah dan menulis bahkan sejak usia remaja. Namun sayangnya, banyak sekali karya beliau yang tidak terdokumentasikan dengan baik karena sebagian besarnya hanyut diterjang banjir besar tahun 1971. Sedang sebagian lainnya tersebar dan dibawa oleh murid-muridnya dari berbagai daerah, sehingga sulit untuk dilacak hingga sekarang.

Di antara karya tulis Mbah Fadhol yang sudah dicetak dan bisa kita temui di pasaran adalah: Tashilul Masalik Syarah Alfiah Ibnu Malik; Kasfyfut Tabarih fi Shalatit Tarawih; Ahli Musamarah fi Bayani Auli’il Asyrah; Durrul Farid fil ‘Ilmit Tauhid; al-Lamma’ah fi Tahqiq al-Musamma bi Ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah.

Hal demikian karena Kiai Fadhol dalam pengajarannya seringkali menyusun materi pelajaran yang komplit baik berbentuk nastar maupun nadzam, lalu setelah khatam, catatan tersebut diberikan kepada para santri yang mengaji.

Contohnya Nadzam Bahjatul Hawi dan Nadzam Jam’ul Jawami’ yang masih disimpan santrinya. Semasa hidup ,tak banyak yang tahu dan sempat menjadi santri Kiai Fadhol. Mereka yang pernah belajar dari Kiai Fadhol kelak menjadi ulama besar, di antaranya adalah Mbah Kiai Abdullah Faqih Langitan, Mbah Kiai Maimoen Zubair, Mbah Dimyati Rois Kendal, dan Kiai Hasyim Muzadi.

Wafat

Kiai Abul Fadhol meninggal pada tahun 1989 M dan dimakamkan di Senori Tuban Jawa Timur. Hingga usia senjanya, Kiai Fadhol masih menjaga rutinitasnya seperti hidup zuhud, melakukan wirid, maupun mengajar santri sekaligus menulis kitab. Di akhir usianya, Kiai Fadhol ditemani sahabatnya, yaitu Mbah Hasan Mangli.

Kiai Fadhol memang kurang populer, namanya besar justru setelah beliau meninggal. Namanya berkibar seiring dibacanya kitab-kitab beliau di pesantren-pesantren. Namanya bahkan disejajarkan dengan ulama muallif besar lainnya, seperti Syekh Ihsan Jampes pemilik Sirajut Thalibin maupun Syekh Mahfudz Tremas pemilik Manhaj Dzawin Nadzar.

Bahkan, Kiai Dimyati ulama ahli Alquran dan tasawuf asal Banten merasa menyesal kenapa selama hidupnya tak pernah mendengar dan bertemu Kiai Fadhol setelah membaca kitab karyanya. Kiai Dimyati pun berkomentar bahwa tulisan Kiai Fadhol memiliki nilai sastra yang indah, pengetahuan agama yang luas, dan gaya tutur yang mudah dipahami.

Di sisi lain, Mbah Moen kerap memuji sang guru ketika mengaji ataupun dalam tausiyah-tausiyah beliau.

“Ojo isin dadi wong jowo, delok toh Mbah Fadhol Senori. Ora tahu ngaji ning arab, tapi geneyo koq iso ‘alim ngalahno sing ning Arab. Alime koyok ngono, karangane kitab pirang-pirang.” (Jangan malu menjadi orang Jawa, lihatlah Mbah Fadhol, beliau tidak pernah sekalipun belajar di Arab, tapi kealimannya mengalahkan yang belajar di Arab. Betapa alimnya beliau, karangan kitab beliau pun sangat banyak.)

Sumber:

KH. A. Aziz Masyhuri, 99 Kiai Kharismatik Indonesia, Jakarta: Keira, 2020
Syekh Abul Fadhol Senori, Syarah Kawakib al-Lama’ah, Jakarta: Sahifa, 2020