PERISAI MUKMIN CHANNEL YOUTUBE

Channel youtube berbagi kumpulan shalawat nabi dan dzikir serta kisah islami

SHALAWAT SULTHON MAHMUD AL-GHOZNAWI

Sekali Baca = 300.000 Shalawat! Shalawat Sulthon Mahmud Al-Ghoznawi | Dahsyatnya Keutamaan!

THORIQOH SAMMANIYAH ABAH GURU SEKUMPUL

Dzikir Paling LANGKA Dalam 100 Tahun | Hanya Diberikan Kepada 1 Orang

Ustadz Abdul Shomad Lc MA

Amalan Penghapus Dosa dan Mengangkat Derajat

Ijazah Membuka Sesuatu yang tertutup

Ijazah amalan dari Habib Syech untuk membuka sesuatu yang tertutup

KEUTAMAAN DAN BERKAH MANDI DI WAKTU FAJAR

keistimewaan mandi fajar yaitu mandi pada pagi hari sebelum adzan subuh yang sebagian orang tidak mengetahuinya.

HAJAT TERKABUL DENGAN ISTIQOMAH SHALAT TASBIH

Memohon hajat yang sulit agar terkabul dengan barokah melaksanakan shalat tasbih

Kamis, 12 Juni 2025

Sultan Mahmud Ghoznawi Sultan Pertama di Dunia

 SULTAN MAHMUD GHOZNAWI SULTAN PERTAMA  DI DUNIA

Penguasa pertama dalam sejarah dunia yang mengenakan gelar sultan secara resmi adalah Sultan Mahmud Ghaznawi, pendiri Dinasti Ghaznawiyah.”

Sultan Mahmud Al-Ghoznawi Sultan Pertama di Dunia
Sultan
adalah gelar kebangsawanan dengan beberapa makna sejarah. Awalnya, itu adalah kata benda abstrak bahasa Arab yang berarti ‘kekuatan’, ‘kekuasaan’, ‘pemerintahan’, atau ‘kediktatoran’, berasal dari kata dasar (masdar) ‘sultoh’ ( سلطة), yang berarti ‘kekuasaan’ atau ‘kekuatan’. Kemudian, sultan digunakan sebagai gelar penguasa tertentu yang mengklaim kedaulatan penuh secara praktis, tanpa mengklaim kekhalifahan secara keseluruhan, atau untuk merujuk pada seorang gubernur yang kuat dari sebuah provinsi di dalam kekhalifahan. Dinasti dan wilayah yang diperintah oleh sultan disebut sebagai kesultanan. Bentuk feminim sultan yang digunakan oleh orang Barat adalah ‘sultana’ atau ‘sultanah’; dalam beberapa referensi sultana bisa juga mengacu kepada istri seorang sultan, atau seorang sultan perempuan.

Dunia Islam mengenal nama-nama raja besar ternama yang memakai gelar sultan, misalnya saja Sultan al-Muzhafar Saifuddin Qutuz dari Dinasti Mamluk, Sultan Suleiman Agung dari Dinasti Ustmani (Ottoman), Sultan Salahuddin Ayyubi dari Dinasti Ayyubi, dan Sultan Malik Syah dari Dinasti Seljuk. Sementara itu, di Indonesia sendiri, meskipun sekarang sudah masuk ke dalam sistem kenegaraan Republik, beberapa wilayah masih menggunakan gelar kesultanan yang merupakan warisan monarki dari masa sebelum kemerdekaan, misalnya saja Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Cirebon. Namun, sebenarnya siapakah Sultan pertama di dalam dunia Islam..?

Di dalam buku karya Riad Aziz Kassis yang berjudul The Book of Proverbs and Arabic Proverbial Works, dikatakan bahwa Khalifah Abu Ja’far Abdallah ibn Muhammad al-Mansur (714-775 M), atau biasa disebut Khalifah al-Mansur, khalifah ke-2 Dinasti Abbasiyah, memiliki gelar lain sebagai “Sultan Allah”. Makna sultan di masa itu adalah “bayangan Allah di muka bumi”. Meskipun demikian itu bukan titel resmi, secara resmi al-Mansur adalah seorang khalifah.
 
Penguasa pertama dalam sejarah dunia yang mengenakan gelar sultan secara resmi adalah Sultan Mahmud Ghaznawi, pendiri Dinasti Ghaznawiyah. Gelar tersebut disematkan kepadanya dengan makna bahwa dia merupakan seorang Khalifah Muslim, pemimpin tertinggi dalam otoritas keagamaan, dan pemimpin politik dari sebuah wilayah kekuasaan yang sangat luas, yang mana mencakup Iran, Turkmenistan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Afghanistan, Pakistan, dan India utara pada hari ini.

Pada tahun 971 M, Yamin ad-Dawlah Abdul-Qasim Mahmud bin Sabuktegin, atau lebih dikenal sebagai Mahmud Ghaznawi, lahir di kota Ghazna, sekarang di Afghanistan tenggara. Ayahnya, Abu Mansur Sabuktegin, adalah orang Turki, mantan prajurit Mamluk dari Ghazni.

Kata “Mamluk” berasal dari bahasa Arab yang berarti “seseorang yang dimiliki”, maknanya setara dengan kepemilikan terhadap barang tertentu, atau bila disederhanakan, Mamluk artinya adalah “budak”. Meskipun Mamluk secara faktanya memang budak, namun penting untuk diketahui bahwa gambaran tentang sosok Mamluk jauh dari gambaran umum tentang budak

Mamluk adalah prajurit elit yang tadinya merupakan tawanan perang, kemudian dipekerjakan untuk mengabdi secara militer kepada seorang khalifah. Pemanfaatan orang-orang Mamluk sebagai komponen utama tentara Muslim, yang nantinya akan menjadi ciri khas peradaban Islam, pertama kalinya terjadi pada awal abad ke-9. Praktek ini dimulai di Baghdad oleh khalifah Abbasiyah pada waktu itu, al-Muʿtaṣim (833–842). Segera setelahnya praktek ini menjadi menyebar ke seluruh dunia Muslim.

Masa Kecil Mahmud Ghaznawi
Ketika Dinasti Samaniyah (819–999), yang berbasis di Bukhara (sekarang di Uzbekistan) mulai runtuh, Sabuktegin mengambil alih kekuasaan di kampung halamannya di Ghazni pada tahun 977. Dia kemudian melanjutkan penaklukkan terhadap kota-kota besar Afghanistan lainnya, di antaranya Kandahar. Kerajaan yang dibangunnya membentuk inti dari kekuasaan Dinasti Ghaznawiyah yang akan datang, dan dia dinobatkan sebagai pendiri tonggak awal dinasti. Ibu Mahmud kemungkinan adalah istri muda Sabuktegin yang tadinya merupakan seorang budak, namun siapa namanya tidak diketahui.

Tidak banyak yang diketahui tentang masa kecil Mahmud. Informasi yang diketahui hanya bahwa dia memiliki dua adik laki-laki. Adiknya yang pertama bernama Ismail, dia merupakan anak dari istri pertama Sabuktegin. Namun, faktanya Ibunda Ismail adalah seorang wanita berdarah bangsawan yang terlahir sebagai manusia merdeka. Persoalan keturunan ini nantinya akan menjadi kunci dari proses suksesi yang terjadi ketika Sabuktegin meninggal selama kampanye militer pada tahun 997.

Di pembaringan, Sabuktegin menyerahkan tahta kekuasaan kepada Ismail. Mahmud, waktu itu berusia 27 tahun, yang merupakan anak pertama, dan secara militer dan diplomatik sebenarnya lebih unggul, dilewati oleh adiknya tirinya sendiri. Besar kemungkinan alasan Sabuktegin memilih Ismail adalah karena dia adalah satu-satunya anak yang lahir dari keturunan bangsawan dari pihak Ibunya. Tidak seperti Mahmud dan adik ketiganya yang baik ayah maupun ibunya berasal dari kalangan budak.


Ketika Ismail diangkat menjadi raja baru, Mahmud Ghaznawi sedang ditempatkan di Nishapur (sekarang di Iran). Mendengar adiknya naik tahta, dia segera melakukan perjalanan ke timur, menentang pengangkatan Ismail. Maka terjadilah perang, Mahmud dapat mengalahkan Ismail, adiknya sendiri, pada tahun 998. Mahmud kemudian mengambil alih Ghazhni, mengangkat dirinya sendiri menjadi raja, dan menempatkan adik laki-lakinya menjadi tahanan rumah selama sisa hidupnya. Setelah naik tahta Mahmud akan terus memerintah sampai kematiannya pada tahun 1030.

Setelah menjadi sultan, Mahmud memperluas wilayah kekuasaan Dinasti Ghaznawiyah ke wilayah-wilayah yang dulunya merupakan daerah kekuasaan kerajaan kuno, yaitu Kerajaan Kushan. Dalam kampanyenya, dia menggunakan teknik dan taktik militer khas Asia Tengah, yang terutama mengandalkan kavaleri berkuda yang sangat mudah berpindah-pindah, yang dipersenjatai dengan busur pendek (compound bows).

Invasi ke India
Pada tahun 1001, Mahmud mengalihkan perhatiannya ke tanah subur Punjab (sekarang di India), yang terletak di tenggara kesultanannya. Wilayah yang menjadi targetnya adalah wilayah kekuasaan milik raja-raja Hindu Rajput yang terkenal ganas namun mereka tidak bersatu dan terpecah-pecah, mereka menolak untuk bekerja sama untuk membentuk pertahanan yang solid atas ancaman kerjaan Muslim yang akan masuk melalui Afghanistan. Selain itu, orang-orang Rajput menggunakan kombinasi infantri dan kavaleri, sebuah bentuk formasi yang tangguh tetapi lebih lambat dari pasukan berkuda Ghaznawiyah.

Juga dilaporkan, mereka terlalu mengandalkan gajah, sementara itu, pasukan Mahmud sudah lebih modern, mereka memiliki sistem organisasi, disiplin, dan ikatan yang lebih baik.

Selama tiga dekade berikutnya, Sultan Mahmud melakukan lebih dari selusin serangan militer ke kerajaan-kerajaan Hindu dan Ismailiyah di utara. Sebelum kematiannya, kesultanannya membentang sampai ke pantai Samudra Hindia di Gujarat selatan.

Mahmud menunjuk raja-raja lokal untuk menjadi bawahan yang memerintah atas namanya di banyak daerah yang telah ditaklukkan. Selain itu dia juga membuka hubungan baik dengan masyarakat non-Muslim. Dia menyambut para prajurit dan perwira Hindu dan Ismailiyah yang ingin bergabung ke dalam pasukannya. Namun, karena ekspansi dan peperangan yang terus-menerus, pada tahun-tahun terakhir masa pemerintahannya, kondisi keuangan Dinasti Ghaznawiyah mulai sulit. Akibatnya Mahmud memerintahkan pasukannya untuk menyerang kuil-kuil Hindu dan menjarah sejumlah besar emas.

Pada tahun 1026, Sultan Mahmud yang sudah berusia 55 tahun berangkat untuk menyerang negara bagian Kathiawar, yang berada di pantai barat India (Laut Arab). Pasukannya melaju ke ujung selatan Somnath, yang terkenal dengan kuil yang indah Dewa Siwa.

Meskipun pasukan Mahmud berhasil menduduki Somnath, dan menjarah dan menghancurkan kuil, namun berita buruk datang dari Afghanistan. Sejumlah suku Turki telah bangkit untuk menantang pemerintahan Ghaznawiyah, termasuk di antaranya orang-orang Turki Seljuk, yang telah merebut Merv (Turkmenistan) dan Nishapur (Iran). Pada saat Mahmud meninggal pada 30 April 1030, para pemberontak ini sudah mulai menggerogoti perbatasan-perbatasan wilayah kekuasaan Kesultanan Ghaznawiyah. Sultan Mahmud meninggal pada usia 59 tahun.

Warisan Sultan Mahmud
Sultan Mahmud menghabiskan sebagian besar hidupnya berjuang melawan orang-orang yang dia anggap “kafir” yaitu Hindu, Jain, Buddha, dan kelompok minoritas Muslim seperti Syiah Ismailiyah. Kenyataannya, kaum Ismailiyah tampaknya telah menjadi sasaran khusus dari kemarahannya, karena Mahmud (dan penguasa di atasnya, yang sebenarnya hanya sebatas formalitas, yakni Kekhalifahan Abbasiyah) menganggap mereka adalah pelaku bid’ah.

Meskipun demikian, Mahmud Ghaznawi tampaknya lebih toleran terhadap orang-orang non-Muslim selama mereka tidak menentangnya secara militer. Toleransi warisan Mahmud relatif akan terus berlanjut ke kerajaan Muslim berikutnya di India: Kesultanan Delhi (1206-1526) dan Kekaisaran Mughal (1526-1857).

Dalam hal keilmuan, Sultan Mahmud dikenal menyukai buku dan menghormati orang-orang terpelajar. Di jantung kekuasaanya, Ghazni, dia membangun perpustakaan untuk menyaingi istana kekhalifahan Abbasiyyah di Baghdad (sekarang di Irak). Mahmud juga mensponsori pembangunan universitas, istana, dan masjid agung, menjadikan ibukotanya sebagai permata di Asia Tengah.

Rakyatnya mengenal Mahmud sebagai seorang yang saleh dan sangat suka belajar. Pada masa Mahmud berkuasalah wilayah Persia dilaporkan mengalami kemajuan pesat. Salah satu indikasinya adalah dengan diterbitkannya buku yang berjudul Shahnameh (Kitab para Raja) karya penyair Persia, Abul-Qasim Firdausi Tusi (940–1020)

Mahmud meninggalkan berbagai warisan. Dinastinya akan bertahan sampai tahun 1187, meskipun sudah mulai runtuh dari barat ke timur bahkan sebelum kematiannya. Pada tahun 1151, Sultan Ghaznawiyah penerus Mahmud, Bahram Shah, kehilangan Ghazni, dan melarikan diri ke Lahore (sekarang di Pakistan).

SULTAN YANG GEMAR MEMPERBANYAK SHALAWAT

Sultan Mahmud al-Ghoznawi sepanjang hidupnya raja selalu menyibukkan dirinya dengan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad Saw.

Setiap selesai sholat subuh, sang raja membaca shalawat sebanyak  300.000 kali. Begitu asyiknya raja membaca shalawat sebanyak itu, seolah-olah beliau lupa akan tugasnya sebagai seorang raja, yang dipundaknya tertumpu berbagai tugas negara dan berbagai macam harapan rakyatnya yang bergantung kepadanya. Sehingga kalau pagi tiba, sudah banyak rakyatnya yang berkumpul di istana menunggu sang raja, untuk mengadukan persoalannya.

Namun sang raja yang ditunggu-tunggu tidak kunjung hadir. Sebab sang raja tidak akan keluar dari kamarnya, walau hari telah siang, jika belum menyelesaikan wirid shalawatnya. Setelah kejadian ini berlangsung agak lama, pada suatu malam beliau bermimpi bertemu dengan Rosululloh SAW.

Didalam mimpinya, Rasulullaah Saw bertanya, “Mengapa kamu berlama-lama di dalam kamar.? Sedangkan rakyatmu selalu menunggu kehadiranmu untuk mengadukan berbagai persoalan mereka,”

Raja menjawab, “Saya duduk berlama-lama begitu, tak lain karena saya membaca shalawat kepadamu sebanyak tiga ratus ribu kali, dan saya berjanji tidak akan keluar kamar sebelum bacaan sholawat saya selesai,”

Rasulullaah SAW lalu berkata, “Kalau begitu kasihan orang-orang yang punya keperluan dan orang-orang lemah yang memerlukan perhatianmu. Sekarang aku akan ajarkan kepadamu sholawat yang apabila kamu baca sekali saja, maka nilai pahalanya sama dengan bacaan 100.000 kali shalawat. Jadi kalau kamu baca tiga kali, pahalanya sama dengan tiga ratus ribu kali shalawat yang kamu baca,”

Rosululloh SAW lalu membacakan lafazh shalawat yang kemudian dikenal dengan nama shalawat Sultan.

Akhirnya, raja Mahmud lalu mengikuti anjuran Rasulullaah SAW tersebut, yaitu membaca shalawat tadi sebanyak tiga kali. Dengan cara demikian, sholawat dapat beliau baca dan urusan negara dapat dijalankan dengan sempurna. Setelah beberapa waktu mengamalkan sholawat itu, raja kembali bermimpi bertemu Rosululloh Saw.

Kemudian Rasulullaah Saw bertanya kepadanya, “Apa yang kamu lakukan, sehingga malaikat kewalahan menuliskan pahala amalmu?”

Raja menjawab, “Saya tidak mengamalkan sesuatu, kecuali mengamalkan sholawat yang anda ajarkan kepada saya itu.”

Perisai Mukmin Youtube Channel

Jumat, 06 Juni 2025

Cara Menyembelih Hewan Kurban Secara Syar’i Dan Mudah Dipahami

 Doa Dan Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban Secara Syar’i Dan Mudah Dipahami

Idul Adha, juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, merupakan salah satu perayaan penting dalam agama Islam. Pada hari yang mulia ini, umat Muslim di seluruh dunia menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ibadah dan pengorbanan kepada Allah SWT. 
Cara Menyembelih Hewan Kurban Secara Syar’i Dan Mudah Dipahami
Bagi yang akan melaksanakan penyembelihan hewan kurban, berikut adalah tata cara yang syari dan mudah dipahami. 

1. Menggunakan Alat Penyembelihan Yang Tajam
Rasulullah telah mengajarkan agar kita berbuat baik dalam segala hal, termasuk dalam penyembelihan hewan kurban. 
Salah satu tindakan baik yang dianjurkan adalah menggunakan alat penyembelihan yang tajam. Alat yang tajam akan memudahkan proses penyembelihan dan mengurangi penderitaan hewan tersebut.

2. Menghadapkan Hewan Ke Arah Kiblat
Sebelum menyembelih hewan kurban, pastikan untuk menghadapkan hewan ke arah kiblat, yaitu kearah Ka'bah di Makkah.  Posisi kepala hewan yang akan disembelih bisa di sebelah utara atau di sebelah selatan.

3. Berdoa dengan Penuh Khidmat
Setelah menghadapkan hewan ke arah kiblat, luangkan waktu sejenak untuk berdoa dengan khidmat. 

Ucapkan doa berikut ini:
"إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُوَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ"
“Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan tulus ikhlas dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, pengabdianku, hidupku, dan matiku adalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan demikian aku diperintahkan"

Setelah berdoa dengan penuh khidmat, saatnya melanjutkan proses penyembelihan hewan kurban. Pastikan untuk melakukannya dengan hati yang tenang dan konsentrasi penuh.

4. Memutuskan Tenggorokan Dan Urat Nadi
Ketika akan menyembelih hewan kurban, pastikan untuk memutuskan tenggorokan dan dua urat nadi yang ada di leher hewan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan penyembelihan dilakukan dengan sempurna dan sesuai syariat.

Pembagian Daging Kurban
Setelah hewan kurban disembelih, dagingnya akan dibagikan kepada penerima yang berhak. Berikut adalah tata cara pembagian daging kurban berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi:

1. Shohibul Kurban
Pemilik hewan kurban atau shahibul kurban berhak memanfaatkan bagian-bagian hewan kurban sesuai keperluan. Ia dapat memakan daging kurban, memanfaatkan kulitnya, dan memberikan bagian kepada orang yang berkecukupan.

2. Orang yang Sengsara dan Faqir
Sebagian daging kurban juga harus diberikan kepada orang yang hidup dalam kesulitan dan kekurangan (sengsara dan faqir). Ini bertujuan untuk membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan makanan.

3. Orang yang Tidak Minta-minta dan Minta-minta
Dalam pembagian daging kurban, juga harus memperhatikan orang yang tidak meminta-minta (al-Qaani') dan yang meminta-minta (al-Mu'tar). Keduanya berhak mendapatkan bagian dari daging kurban sesuai kebutuhan mereka.

4. Orang-orang Miskin
Selain itu, daging kurban juga harus diberikan kepada orang-orang miskin yang membutuhkan. Pembagian ini bertujuan untuk membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hal-hal Yang Boleh Dan Tidak Boleh Dilakukan Oleh Shahibul Kurban
Sebagai shahibul kurban, terdapat beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Berikut adalah penjelasannya:

Hal Yang Boleh Dilakukan:
1. Memanfaatkan kulit hewan kurban untuk keperluan tertentu.
2. Memberikan bagian daging kurban kepada orang yang berkecukupan.
3. Menyedekahkan daging kurban kepada fakir miskin.
4. Membagikan seluruh bagian hewan kurban, termasuk daging, kulit, dan pakaian hewan kurban.
5. Memakan daging kurban dengan disertai rasa syukur kepada Allah SWT.

Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan:
1. Menjual bagian dari hewan kurban, baik daging, kulit, maupun bagian lainnya.
2. Memberikan bagian dari hewan kurban sebagai upah penyembelihan, namun boleh diberikan sebagai bagian dari penerima daging kurban.
Dengan memahami tata cara penyembelihan hewan kurban dan pembagian dagingnya, kita dapat melaksanakan ibadah kurban dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam.
Perisai Mukmin Youtube Channel
Semoga Allah menerima amal ibadah kita. Aamiin.

Sejarah dan Asal-Usul Qurban Sejak Nabi Ibrahim AS

Sejarah dan Asal-Usul Qurban Sejak Nabi Ibrahim AS: Jejak Pengorbanan Agung dalam Islam

Sejarah dan Asal-Usul Qurban Sejak Nabi Ibrahim AS
Setiap datangnya bulan Dzulhijjah, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah qurban sebagai bentuk ketundukan kepada Allah SWT. Tapi tahukah Anda bahwa ibadah ini berakar dari sebuah kisah agung penuh pengorbanan antara seorang ayah dan anak yaitu Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS.

Artikel ini akan mengupas secara lengkap sejarah dan asal-usul qurban, mulai dari wahyu pertama tentang perintah penyembelihan hingga bagaimana tradisi ini dilestarikan dalam syariat Islam hingga kini.

1. Perintah Qurban dalam Kisah Nabi Ibrahim AS
Ibadah qurban berakar dari kisah luar biasa Nabi Ibrahim AS. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menceritakan bahwa Ibrahim menerima perintah dalam mimpi untuk menyembelih anaknya yang sangat ia cintai, Ismail AS:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: 'Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'" (QS. As-Saffat: 102)

Perintah ini adalah ujian dari Allah untuk menguji keikhlasan dan ketundukan dua hamba-Nya. Dan ketika Ibrahim hendak menyembelih Ismail, Allah menggantikannya dengan seekor hewan sembelihan:
وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ
"Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." (QS. As-Saffat: 107)


2. Nilai Spiritualitas di Balik Kisah Qurban
Kisah ini bukan semata sejarah, tapi sarat makna: 
  • Ketundukan total kepada kehendak Allah
  • Cinta kepada Allah melebihi cinta kepada anak atau harta
  • Kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi ujian terberat
  • Ibadah qurban adalah simbol dari penyerahan diri yang utuh. Dalam Islam, setiap bentuk pengorbanan yang dilakukan karena Allah memiliki nilai besar di sisi-Nya.
3. Qurban dalam Syariat Nabi Muhammad SAW
Tradisi qurban kemudian dilestarikan oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi syariat Islam. Dalam hadis disebutkan:

"Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah dari Bani Adam pada hari Nahr (Idul Adha) selain menyembelih qurban." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)

Nabi sendiri selalu berqurban, bahkan saat sedang tidak memiliki banyak harta. Beliau mengajarkan agar umat Islam yang mampu menyembelih hewan qurban setiap Idul Adha.

4. Dari Kisah Menjadi Syariat: Hikmah yang Terus Hidup
Ibadah qurban bukan sekadar ritual tahunan, tetapi perwujudan:
  • Syukur atas rezeki
  • Empati kepada kaum miskin
  • Pembersih jiwa dari cinta dunia berlebihan
  • Melalui daging yang dibagikan, qurban juga menjadi sarana memperkuat ukhuwah (persaudaraan) dan keadilan sosial.
5. Penutup: Qurban, Jejak Ibrahim yang Hidup Dalam Diri Kita
Kisah Nabi Ibrahim bukan hanya dongeng masa lalu, tetapi cermin bagaimana kita menghadapi ujian hidup hari ini. Apakah kita siap mengorbankan waktu, ego, atau harta demi Allah.

Setiap tetes darah hewan qurban adalah simbol dari ketundukan kita kepada Sang Pencipta, sebagaimana Ibrahim AS telah mencontohkannya dengan sempurna.

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ
"Sesungguhnya Allah tidak menerima darah dan daging dari qurban, tetapi Dia menerima ketakwaan dari kalian." (QS. Al-Hajj: 37)
Perisai Mukmin Youtube Channel

Kamis, 05 Juni 2025

Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Amalan yang Dianjurkan

Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Amalan yang Dianjurkan

Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Amalan yang Dianjurkan
Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Di dalamnya terdapat 10 hari pertama yang paling utama, bahkan lebih baik dari hari-hari lainnya dalam setahun. Allah SWT mengangkat derajat bulan ini karena banyaknya ibadah besar yang terjadi di dalamnya, seperti haji, kurban, dan puasa Arafah.

🌙 1. Termasuk Bulan Haram

Dzulhijjah adalah salah satu dari empat bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Di bulan-bulan ini, umat Islam dianjurkan menjauhi dosa dan memperbanyak amal saleh.

🌟 2. 10 Hari Pertama yang Paling Dicintai Allah

Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada hari-hari yang amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah melebihi sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” (HR. Bukhari)

🕋 3. Waktu Pelaksanaan Ibadah Haji

Ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima, hanya bisa dilaksanakan di bulan ini. Puncaknya adalah wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah.

🥩 4. Disyariatkan Ibadah Kurban

Pada 10 Dzulhijjah (Idul Adha), umat Islam diperintahkan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketaatan dan mengenang kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.

🌄 5. Disunnahkan Puasa Arafah

Puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (Arafah) memiliki keutamaan besar. Rasulullah bersabda:
“Puasa Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

✅ Amalan yang Dianjurkan:

  • Berpuasa (terutama tanggal 1–9 Dzulhijjah)
  • Takbir, tahlil, dan tahmid setiap hari
  • Bersedekah dan memperbanyak ibadah
  • Bertobat dan memperbanyak doa
  • Menyembelih kurban

💡 Penutup

Bulan Dzulhijjah adalah momentum emas untuk memperbanyak amal shalih dan mendekatkan diri kepada Allah. Jangan sia-siakan kesempatan ini untuk meraih pahala berlimpah!

Perisai Mukmin Youtube Channel

Kamis, 29 Mei 2025

Dzikir Al-Ma'tsurat

Syekh Hassan al-Banna
Hassan Ahmad Abdul Rahman Muhammad al-Banna, (atau lebih dikenal sebagai Syekh Hassan al-Banna), adalah seorang guru sekolah dan imam asal Mesir. Dilahirkan pada 14 Oktober 1906 di Desa Mahmudiyah, Al-Buhayrah. Pada saat usia 12 tahun, Hasan al-Banna telah menghafal Al-Qur'an. Hasan al-Banna adalah peletak dasar-dasar gerakan islam selaku pendiri dan pemimpin Ikhwanul Muslimin, salah satu organisasi revivalis Islam berpengaruh pada abad ke-20. Ia memperjuangkan islam menurut keyakinan Al-Qur'an dan sunnah, dia dibunuh oleh penembak misterius yang menurut pengikutnya dari kalangan Ikhwanul Muslimin diyakini sebagai penembak 'titipan' dari pemerintah Mesir pada 12 Februari 1949 di Kairo.

Hasan Al-Banna pun wafat pada tanggal 14 Rabiul Tsani tahun 1368 Hijriyah bertepatan dengan 12 Februari 1949 M. Menurut beberapa Ulama pada zamannya Hasan Al-Banna mati syahid karena dibunuh oleh kaki tangan penguasa yang dzalim di Mesir. Sebelumnya tersiar kabar bahwa Hasan Al-Banna termasuk orang yang berbahaya di kalangan bangsa penjajah di Eropa. Hingga saat wafatnya tersebut, kaum penjajah Eropa merayakan kematiannya. Kepergian Hassan al-Banna mewariskan 2 karya monumental bagi Ikhwanul Muslimin, yaitu Catatan Harian Dakwah dan Da'i serta Kumpulan Surat-surat.

Al-Banna dikenal dengan cara berdakwahnya yang tidak biasa. Ia dikenal sering berdakwah di warung-warung kopi tempat masyarakat pada umumnya berkumpul sehabis bekerja. Di saat ulama lain pada umumnya berdakwah dari mimbar masjid. Kepemimpinan Al-Banna memberi pengaruh bagi pertumbuhan Ikhwanul Muslimin terutama dalam rentang tahun 1930-an hingga tahun1940-an.

Ketika Hassan al-Banna berusia 12 tahun, ia mulai terbiasa mendisiplinkan kegiatannya menjadi empat; mengulang hafalan Al-Qur'an setelah salat subuh, menuntut ilmu di sekolah pada siang hari, belajar membuat dan membetulkan jam dengan orang tuanya hingga sore, dan mengulang pelajaran sekolah di waktu sore hingga menjelang tidur.

Berdirinya organisasi Ikhwanul Muslimin bertepatan pada tanggal 20 Maret 1928. Bersama keenam temannya, Hassan Al-Banna mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin di kota Isma'iliyah.

Pertumbuhan organisasi Ikhwanul Muslimin menjadi pesat ketika Hasan al-Banna pindah ke Kairo pada tahun 1932. Faktor ini penting dan membuat organisasi ini berekspansi semakin luas. Ketika di Isma'iliyah, Hasan al-Banna memberi kuliah malam kepada orang tua muridnya. Dia juga berkhotbah di masjid, dan warung kopi. Beberapa pandangannya tentang praktik Islam menimbulkan perselisihan dan perbedaan pendapat dengan elite pemuka agama setempat, meski Hasan al-Banna sejak awal sudah berusaha menghindari perselisihan tersebut. Dia terkejut begitu menyaksikan supremasi militer dan ekonomi asing di daerah Isma'iliyah, diantaranya berupa adanya kamp-kamp militer Inggris, bidang pelayanan umum yang dimiliki oleh negara asing, dan tempat tinggal mewah dari karyawan asing dari Perusahaan Terusan Suez.

Pada masanya Hasal al-Banna berupaya membawa perubahan, melalui lembaga masyarakat, dan pergerakan aktivis di tingkat akar rumput. Dia mewujudkan itu semua dengan membawa Ikhwanul Muslimin masuk ke ranah sosial politk dengan menekankan keprihatinan bersama, gerakannya ini menarik berbagai konstituen, Al-Banna mampu merekrut berbagai jenis masyarakat Mesir dari berbagai strata sosial, seperti pegawai negeri modern-berpendidikan, karyawan kantor, dan profesional tetap menjadi kalangan aktivis organisasi dan pengambil keputusan di Ikhwanul Muslimin. Al-Banna juga aktif dalam menentang imperialisme Inggris di Mesir. Selama Perang Dunia II, ia sempat ditangkap oleh pemerintah pro-Inggris, yang menganggap Al-Banna membawa pergerakan subversif bagi pemerintah Inggris saat itu.

Antara 1948 dan 1949, tidak lama setelah masyarakat Mesir mengirim relawan untuk bertempur dalam perang di Palestina, konflik antara pemerintah monarki Mesir dengan masyarakat Mesir mencapai puncaknya. Pemerintah Mesir khawatir dengan meningkatnya popularitas Ikhwanul Muslimin, Pemerintah Mesir saat itu mendengar desas-desus bahwa Ikhwanul Muslimin akan merencanakan kudeta, Perdana Menteri Mesir saat itu, Mahmoud El Nokrashy Pasha bertindak membubarkan Ikhwanul Muslimin pada bulan Desember 1948. Para aktivis organisasi tersebut ditangkap dan dikirim ke penjara. Kurang dari tiga minggu kemudian, perdana menteri tersebut dibunuh oleh salah seorang anggota Ikhwanul Muslimin, Abdul Majid Hasan Ahmad.

Setelah pembunuhan itu, Al-Banna segera mengeluarkan pernyataan mengutuk pembunuhan itu, yang menyatakan teror yang bukan cara yang dibenarkan dalam Ikhwanul Muslimin. Peristiwa ini mendorong terjadi pembunuhan Hasan Al-Banna. Pada tanggal 12 Februari 1949 di Kairo, Hasan Al-Banna datang ke kantor pusat Jamiyyah al-Shubban al-Muslimin dengan saudara iparnya Abdul Karim Mansur untuk bernegosiasi dengan Menteri Zaki Ali Basha yang mewakili pihak pemerintah. Namun, Menteri Zaki Ali Basha tidak pernah datang ke negosiasi tersebut. 5 jam lamanya mereka menunggu, akhirnya Hasan Al-Banna dan saudara iparnya memutuskan untuk kembali. Ketika itu pembunuhan tersebut terjadi, Hasan Al-Banna dan saudaranya sedang menunggu taksi untuk pulang, tiba-tiba mereka ditembak oleh dua orang asing tak dikenal. Al-Banna terkena tujuh tembakan pada peristiwa tersebut. Dia segera dibawa ke rumah sakit, namun pada saat itu semua rumah sakit telah menerima perintah dari pemerintah untuk tidak memberi perawatan apapun kepada Hasan Al-Banna, akhirnya Hasan Al-Banna meninggal karena luka-lukanya tidak ditangani medis, di rumah sakit sebelum meninggal, Hassan Al-Banna telah menyadari bahwa mereka telah diperintahkan untuk tidak memberikan penanganan medis kepadanya, dan memutuskan untuk mendoakan pemerintah Mesir dengan 3 doa. Hassan Al-Banna wafat pada tanggal 12 Februari 1949.

Hassan al-Banna dikenal memiliki dampak dalam pemikiran Islam modern. Dia adalah kakek dari Tariq Ramadan dan kakak Gamal al-Banna. Menurut Hasan Al-Banna, untuk menguduskan tatanan Islam, al-Banna menyerukan melarang semua pengaruh sekulerisme dari pendidikan dan memerintahkan semua sekolah dasar harus menjadi bagian yang terintegrasi dengan masjid. Dia juga menginginkan kaum muslim aktif dan kegiatan partai politik dan lembaga demokrasi lainnya dari Syura (Dewan Islam) dan ingin semua pejabat pemerintah untuk memilih pembelajaran agama sebagai pendidikan utama.

Dzikir Al-Ma'tsurat Pagi Petang imam Hasan Al-Bana

Hasan Al-Banna adalah seorang ulama yang karir keilmuannya mengantarkan pada kedudukan sebagai orang yang disegani. Ia menyusun kitab Al-Matsurat saat kedudukannya sebagai pemimpin. Ketika, waktu pagi dan petang. Hasan Al-Banna rutin dan aktif dalam membiasakan dzikir juga aktif dalam kegiatan keagamaan. Kitab Al-Matsurat merupakan kitab yang disusun oleh Hasan Al-Banna.

Al-Matsurat adalah sebuah buku kumpulan bacaan dzikir yang telah dipilih oleh Hasan Al-Banna. Al-matsurat terdiri atas sejumlah potongan ayat dan hadist Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang dicetak dalam bentuk buku berukuran kecil dan praktis, sehingga dapat di bawa kemana-mana.

Allah memuji orang yang rajin berdzikir dan berdoa setiap pagi dan petang, “Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap Keridhaan-Nya.” (QS. al-Kahfi: 28).

Ibnul Qoyyim mengatakan, “Zikir pagi dan sore ibarat baju besi. Semakin banyak lapisan lempengnya, senjata tidak akan bisa menembus pemakainya. Bahkan, kekuatan baju besi bisa mencapai keadaan, dimana tombak bisa mental dan balik menyerang orang yang melemparnya.”

Al-Matsurat ini biasa di baca saat pagi dan petang. Lalu, kapan waktu pagi dan petang itu.?

Mengenai waktu tepatnya, Allah menyebutkan di dalam Al-qur’an, “Maka, bersabarlah terhadap yang mereka ucapkan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya matahari.” (Qs. Thaha: 130).

Dan ketika kita tidak sempat melakukannya karena ketiduran atau ada kesibukan, kita bisa membacanya setelah terbit matahari untuk pagi atau terbenam matahari untuk waktu sore.

Al-Matsurat sendiri terdiri dari dua jenis Al-Matsurat:

1. Al-Matsurat Kubro
Al-Matsurat ini terdiri dari 20 hadist & ayat Al-Qur’an. Terdiri dari: Surat Al-Fatihah, Al-Baqarah, Al-Imran, Thaha, At-Taubah, Al-Isra’ hingga 2 doa Hasan Al-Banna dan doa sehari-hari.

2. Al-Matsurat Sugro
Terdiri dari 9 ayat Al-qur’an: Surat Al-Fatihah, An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, 20 bacaan dzikir dan doa keseharian.
Perisai Mukmin Youtube Channel
Semoga bermanfaat dan semoga kita semua bisa senantiasa berdzikir mengingat Allah, Aamiin Yaa Robbal aalamiin.

Minggu, 18 Mei 2025

Rahasia Rezeki Lancar: Amalan Potong Kuku Hari Kamis Sesuai Sunnah

Rahasia Rezeki Lancar: Amalan Potong Kuku Hari Kamis Sesuai Sunnah
Assalamu'alaikum, untuk pertama kalinya saya ingin membagikan keilmuan Saya miliki atau lebih tepatnya ilmu yang saya terima dari seorang karkun sewaktu saya masih mondok di pesantren ikhwatul islamiyah, Kaltim.

Ilmu ini terbilang sangat ampuh dalam hal Kerezekian beliau  berkata, dari guru beliau juga " menarik rezeki yang halal secara paksa untuk satu Minggu kedepan" .

Sedikit cerita saya sewaktu pengalaman mengamalkan ilmu ini, ketika saya mengamalkannya bersama teman sewaktu masih mondok, setelah mengamalkan ilmunya beberapa hari kedepan ada aja rezekinya. dari dapat undangan untuk membaca khataman 30 juz hingga dapet amplopnya  hingga dapet kiriman uang bulanan dari orang tua lebih dari biasanya dan gak habis pikir, kok bisa gitu ya . ilmu ini udah lama tidak saya amalkan kerena lupa dan Karena saya ingat kembali maka saya bagikan aja dan semoga bermanfaat untuk semuanya, agar anda dan saya bisa mengamalkan nya dan mengobservasi ilmu ini.
✨ unik nya ilmu ini tidak memerlukan syarat apapun dalam prakteknya dan:
❎ tidak pakai wirid 
❎ tidak usah memakai bukhur
❎ tidak perlu tirakat
❎ tidak perlu puasa
❎ dll, yang sejenisnya
📈 dan ilmu ini sangat cocok bagi anda yang:
☑️ punya masalah hutang
☑️ ekonomi yang merosot
☑️ ingin rejekinya lancar 
☑️ uang selalu lebih dari biasanya
☑️ dll
📝 syarat untuk mengamalkan ilmu ini adalah sebagai berikut:
✅ kuku harus selalu bersih (tangan dan kaki
▫️ bagaimana sih keilmuanya kok gak pake wirid ⁉️
🤘 ya betul sesuai yang saya katakan tadi ilmu ini tidak perlu wirid dan bukan ilmu bacaan PENASARAN...❓
👉 baiklah dibawah ini akan saya babarkan rahasia keilmuan nya
🔥 TATACARANYA 🔥
" potonglah kuku tangan dan kaki anda pada hari kamis pada waktu sore selepas sholat AZHAR " 
Perisai Mukmin Youtube Channel
Yaa anda tidak salah baca begitulah rahasianya jika anda ingin rejeki anda semakin lancar, dan silahkan dibuktikan sendiri.

Sabtu, 10 Mei 2025

Tenaga Dalam Dengan Shalat Hajad 100 Rakaat

Sesungguhnya daya batin manusia sangatlah luar biasa, sebab manusia diciptakan sangat sempurna dan pada posisi paling mulia di samping makhluk lain. Kita lihat saja sumber daya lahir saja manusia sangat banyak manfaatnya, itulah sebabnya masa sekarang ini banyak yang menggali dan memanfaatkan daya lahir manusia dengan cara yang kuno sampai yang moderen. Seandainya kita memanfaatkan potensi batin berarti kita memanfaatkan dan mendayagunakan anugerah Tuhan yang pasti bermanfaat, karena yang namanya hidup tidak semua problem dapat di atasi secara jalan lahir saja, tapi banyak pula yang harus diselesaikan dengan jalur batin. Di sini saya akan babarkan bagaimana memanfaatkan daya batin dengan niat yang benar, cara yang benar (tidak bertentangan dengan agama), jalan yang benar dan hasil yang benar-benar dapat dirasakan manfaatnya, insya Allah kita menjadi lebih bahagia, lebih sukses dan memiliki nilai lebih dari manusia yang lainNya karena potensi batin kita di manfaatkan disamping potensi lahir yang terus kita gali.

Kami melakukan panggilan daya batin, dengan berbagai jalur positif seperti lewat belajar, berlatih, puasa, meditasi, pernafasan dan lain-lain, sehingga terciptalah sebagai metode pemanfaatan daya batin atau keilmuan yang teruji dan telah terbukti antara lain: ILMU PAMUNGKAS TENAGA DALAM.

Ilmu ini adalah tenaga dalam versi hikmah yang berkhasiat sebagai mana aliran tenaga dalam yang lain baik dari aliran mantra, klasik, latihan jurus dan tenaga dalam yang semuanya memerlukan waktu yang panjang dalam penguasaanNya.

Bedanya di sini hanya memerlukan cara sederhana namun hasilnya sangat luar biasa, (metode ini di temukan oleh para auliya yang sudah makrifat) bisa di kuasai dalam waktu yang cepat dan multifungsi, sangat kuat guna pertahanan diri dari serangan jahat segala penjuru.

CARANYA:
Lakukan Shalat Hajad 100 raka’at, (bila masing-masing 2 raka’at berarti 50x salam), dengan aturan pelaksanaan-Nya yaitu: 
- Raka’at pertama sehabis Al-Fatihah membaca surat  Ad-dhuha. 
- Raka’at kedua sehabis Al-Fatihah membaca surat  Al-Insyiroh. 

Begitu seterusnya sampai selesai 100 raka’at, sehabis shalat tersebut atas izin Allah anda akan langsung memiliki tenaga dalam yang langsung dapat difungsikan.
Perisai Mukmin Youtube Channel
Alangkah baiknya anda melatih ILMU PERNAFASAN juga agar semakin hebat dan kuat hasilnya akan jauh lebih hebat dari aliran ilmu tenaga dalam yang lainNya. Hal ini kami berikan secara umum karena dengan harapan bisa membawa manfaat bagi kehidupan pada umumnya. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

Al-Fatihah Dan Fadhilahnya

AL-FATIHAH UNTUK BERAGAM KEBUTUHAN HIDUP
Al-Fatihah Dan Fadhilahnya
Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang penting dalam SHOLAT. SHOLAT dianggap tidak sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini. Dalam hadits dinyatakan bahwa sholat yang tidak disertai al-Fatihah adalah sholat yang “tidak sempurna”. Walau begitu, hal tersebut tidak berlaku bagi orang yang tidak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain disebutkan bahwa orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:
“Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah.”

Dalam pelaksanaan sholat, Al-Fatihah dibaca setelah pembacaan doa Iftitah dan dilanjutkan dengan “AMIN” dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur’an (pada rakaa’at tertentu). Al-Fatihah yang dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam sholat, harus diiringi dengan ayat atau surah lain al-Qur’an. Sedangkan pada rakaat ketiga hingga keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.

Disebutkan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah dengan memberi jeda pada setiap ayat hingga selesai membacanya. Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddin dengan ma pendek dibaca Māliki yaumiddīn dengan ma panjang.

Dalam sholat, Al-Fatihah biasanya diakhiri dengan kata “Amin”. “Amin” dalam sholat Jahr biasanya didahului oleh imam dan kemudian diikuti oleh makmum. Pembacaan “Amin” diharuskan dengan suara keras dan panjang. Dalam hadits disebutkan bahwa makmum harus mengucapkan “amin” karena malaikat juga mengucapkannya, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa “amin” diucapkan apabila imam mengucapkannya.

Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam sholat ada yang membacanya keras dan ada yang lirih. Hal itu tergantung dai sholat yang sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam sholat. Sholat yang melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal hingga akhir sholat, disebut Sholat Sir (membaca tanpa suara). Sholat Sir contohnya adalah Sholat Zuhur dan Sholat Ashar dimana seluruh bacaan sholat dalam sholat itu dilirihkan.

Selain sholat Sir, terdapat pula sholat Jahr, yaitu sholat yang membaca dengan suara keras. Sholat Jahr contohnya adalah sholat Subuh, sholat Maghrib, dan sholat Isya’. Dalam sholat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca dengan keras oleh imam sholat.

Sedangkan pada saat itu, makmum tidak diperbolehkan mengikuti bacaan Imam karena dapat mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan. Makmum diperbolehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tidak mengeraskan suaranya. Sementara dalam Sholat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih.

Al-Fatihah Dinamakan Ummul Qur’an (induk Al-Quran/أمّالقرءان) atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab/أمّالكتاب) karena dia merupakan induk dari semua isi Al-Quran. Dinamakan pula As Sab’ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang/السبعالمثاني) karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sholat. (Arab: الفاتح , al-Fātihah, “Pembukaan”) adalah surah pertama dalam al-Qur’an. Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap di antara surah-surah yang ada dalam Al-Qur’an. Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Al-Quran.

BERIKUT BEBERAPA CONTOH APLIKASI SURAH AL FATIHAH UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN…

IKHTIAR MENGHILANGKAN PENYAKIT FISIK DAN METAFISIK BERAT
tulislah surat Al-Fatihah dengan huruf Arab pada piring putih dan suci lalu dihapuskan dengan air. Lalu  baca doa…
“Duh Gusti Allah, kulo nyuwun panjenengan ilangke loro bala bencono soko dongane Nabi-Mu ingkang al- Amin soko kersaning panjenengan”.

 Atau boleh pakai bahasa Indonesia
 "Ya Allah, hilangkan daripada orang ini keburukan dan kekejian yang aku dapati dengan doa Nabi-Mu yang jujur (al- Amin) dan tetap disisi-Mu”.

 dan berikan minum pada orang yang SAKIT, maka ia akan SEMBUH dengan izin Allah SWT.
 Bila penyakit fisik dan metafisik yang tergolong ringan cukup baca Surah Al-Fatihah sebanyak 40 kali dan tiupkan ke piring berisi air dan air itu diusap-usapkan pada kedua belah tangan, kedua belah kaki, muka, kepala dan seluruh badan, lalu diminum, Insya Allah menjadi sembuh.
 
HILANGKAN SAKIT GIGI
 Untuk dirinya sendiri caranya sbb: sediakan air yang dicampur garam lalu membaca Al-Fatihah dan berdoa sebanyak 7 kali:
 “Duh Gusti Allah, kulo nyuwun panjenengan ilangke loro bala bencono soko dongane Nabi-Mu ingkang al- Amin soko kersaning panjenengan”.

 Selesai berdoa tiupkanlah ke air yang bercampur garam tersebut dan pakai untuk berkumur sekitar 3 menit lalu buang air tersebut. Insya allah sakit akan segera hilang.

HILANGKAN SIFAT PELUPA
 Ikhtiar menghilangkan sifat pelupa  Tulislah surat Al-Fatihah dengan huruf Arab pada piring putih dan suci lalu dihapuskan dengan air dan berikan minum pada orang yang pelupa, maka ia akan hilang sifat pelupanya dengan izin Allah SWT.

SEMUA HAJAT AKAN TERKABUL
Membaca surah Al-Fatihah sebanyak 41 kali berturut-turut MENJELANG SHOLAT SUBUH kemudian memohon kepada Allah dengan doa sebagai berikut:

INNAMA AMRUHU IDZA ARODA SYAIAN AYYAQULA LAHU KUN (SAMPAIKAN HAJAT ANDA DENGAN BAHASA YANG ANDA MENGERTI) FAYAKUN.
Insya Allah semua hajat anda akan dipenuhi oleh Allah SWT.

Pembuka Rezeki, Pangkat Derajat,  Mudahkan Urusannya, Hilangkan Kesusahan, Barokah Dan Kemuliaan, Berwibawa, Berpangkat Luhur, Berpenghidupan Baik, Anak-Anak Terlindung Dari Kemudharatan Dan Kerusakan Serta Dianugerahkan Kebahagiaan
Perisai Mukmin Youtube Channel
Baca Al-Fatihah sebanyak 20 kali setiap selesai sembahyang fardhu lima waktu.

DEMIKIAN SEDIKIT YANG BISA DISAMPAIKAN, DAN MASIH BANYAK LAGI SAMUDRA AL FATIHAH YANG BISA DISELAMI SEHINGGA KITA BISA MENDAPATKAN MANFAAT SECARA NYATA DAN MENCINTAI AL FATIHAH INI DENGAN SEPENUH HATI. TERIMA KASIH. 

Sang Raja Jin yang Setia

SINGKAP: SANG RAJA JIN YANG SETIA MENGABDI PADA MBAH ISKANDAR

Singkap: Sang Raja Jin Yang Setia Mengabdi Pada Mbah Iskandar
Di balik perjalanan sejarah panjang Indonesia, terdapat kisah-kisah mistis yang masih hidup dalam ingatan mereka yang percaya pada kekuatan gaib.

Salah satunya adalah kisah Singkap, sang raja jin yang menaruh kesetiaan pada Mbah Iskandar, seorang tokoh pejuang Muslim dari kelompok Hisbullah. Keberadaan Singkap yang sebelumnya adalah pengikut Mbah Iskandar, diceritakan kepada saya serta di ingatan yang mengalir di kalangan orang-orang yang mengenal sang pejuang.

Pada tahun 1948, saat Mbah Iskandar terpaksa bersembunyi di sebuah gua di Gunung Tangis, Sine, Ngawi, peristiwa yang tak biasa terjadi. Mbah Iskandar, yang tengah dikejar oleh PKI Madiun, memilih untuk bertapa di dalam gua tersebut. Namun, dalam kesunyian itu, ia tidak sendiri. Singkap, sang raja jin dari Nusa Tenggara Barat, muncul untuk menguji keteguhan hati Mbah Iskandar dalam menjalani takdirnya.

Kisah ini berawal dari upaya-upaya yang dilakukan oleh Singkap untuk membujuk Mbah Iskandar agar meninggalkan gua dan kembali ke dunia luar. Dengan kecerdikannya, Singkap menyamar dalam berbagai bentuk untuk menggoda Mbah Iskandar.

Pada bujukan pertama, Singkap menyamar sebagai seorang nenek yang datang dengan membawa kabar bahwa anaknya sedang sakit. Ia menyarankan Mbah Iskandar untuk turun dan menolong sang anak. Namun, Mbah Iskandar yang telah dilatih dalam kesabaran dan dzikir, tetap bertahan dan menolak untuk mengikuti bujukan tersebut.

Tidak menyerah, Singkap kembali mencoba dengan cara yang berbeda. Pada bujukan kedua, ia menyamar sebagai tentara yang mengancam akan menembak jika Mbah Iskandar tetap berada di gua. Meski ancaman maut mengintai, Mbah Iskandar tetap teguh pada pendiriannya. Ia memilih untuk terus bermunajat kepada Tuhan, tidak tergoda oleh kemarahan atau ancaman apapun.

Bujukan ketiga datang ketika Singkap menyamar sebagai seorang pencari kayu. Dengan penuh keyakinan, ia mengingatkan Mbah Iskandar bahwa hutan di sekitar gua akan terbakar, dan menyarankan agar ia segera turun untuk menghindari bahaya tersebut. Namun, sekali lagi, Mbah Iskandar menolak godaan ini. Ia lebih memilih untuk terus berzikir, menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah.
Singkap: Sang Raja Jin Yang Setia Mengabdi Pada Mbah Iskandar

Keteguhan hati Mbah Iskandar akhirnya membuahkan hasil. Setelah gagal dengan tiga bujukannya, Singkap pun muncul dengan wujud aslinya, seorang jin raja yang memiliki kekuatan luar biasa. Dalam pertemuan tersebut, Singkap mengungkapkan niatnya untuk mengabdi pada Mbah Iskandar seumur hidup, bahkan hingga keturunan Mbah Iskandar kelak. Sebagai seorang jin yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, Singkap berjanji untuk setia mengikuti dan membantu Mbah Iskandar dalam segala hal yang diperlukan.

Perjanjian ini bukan sekadar sebuah janji, melainkan sebuah ikatan spiritual yang mendalam antara seorang manusia dan jin raja. Mbah Iskandar, yang dikenal sebagai sosok yang sangat dekat dengan Tuhan, tidak hanya berhasil mengalahkan godaan duniawi, tetapi juga memperoleh kekuatan gaib yang akan membantunya dalam perjuangan hidup. Singkap, yang memiliki kedudukan tinggi di dunia jin, menjadi sekutu setia bagi Mbah Iskandar dalam menjalani takdir dan perjuangan.

Kisah Singkap dan Mbah Iskandar ini tidak hanya mengisahkan tentang keajaiban gaib, tetapi juga tentang keteguhan iman dan tekad dalam menghadapi cobaan. Di tengah-tengah tekanan dan ancaman dari berbagai pihak, Mbah Iskandar memilih untuk tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang diyakininya, tanpa tergoyahkan oleh apapun. Singkap, sang raja jin, hanya menjadi simbol kesetiaan dan kekuatan yang datang sebagai hasil dari kesabaran dan keteguhan hati.

Kisah ini tetap hidup dalam ingatan mereka yang mengenal Mbah Iskandar, sebagai pengingat bahwa dalam perjuangan hidup, tidak ada godaan yang terlalu besar untuk ditolak, dan tidak ada kekuatan yang terlalu kuat untuk dikalahkan oleh tekad yang bulat.

Ilmu Hikmah Istikhoroh

Ilmu Hikmah Istikhoroh
Fadhilah/manfaat: untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT sebuah perkara yang dilematis. Kita ragu-ragu untuk memilih, oleh karenanya kita perlu memohon petunjuk darinya.

Berikut kami ijazahkan Ilmu Hikmah Istikhoroh.
1. SHOLAT ISTIKHOROH (2 Rokaat)
Rokaat pertama Al Kafirun
Rokaat kedua Al Ikhlas.
Sholat selesai dan baca doa usai sholat istikharah:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ
اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ وَعَـاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَبَارِكْ لِي فِيهِ ثُمَّ يَسِّرْهُ لِي وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ عَاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ أَيْنَـــمَا كَانَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Allohumma shalli wa sallim alaa sayyidina Muḫammadin, Alḫamdulillahi rabbil aalamîn. Allohumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudrotika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa la aqdiru, wa ta’lamu wa la a’lamu, wa anta allamul ghuyuub.

Allohumma fa-in kunta ta’lamu haadzal amra khairun li fii diinii wa dun-yaya wa aaqibati amri aajilihi wa ajilihi faqdurhu li wa bârik li fîhi tsumma yassirhu lî. Wa in kunta ta’lamu anna hâdzal amra syarrun lî fî dînî wa dun-yâya wa aaqibati amri aajilihi wa âjilihi fashrifni ‘anhu washrfhu ‘anni waqdur liyal khaira haitsu kaana ainamaa kaanu innaka ala kulli syai-in qadir. Wa shallalloohu alaa sayyidina Muḫammadin, walḫamdulillahi robbil aalamiin.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah dengan pengetahuan-Mu, aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan sementara aku tidak mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib.”

“Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam bagi agamaku, kehidupanku, akhir urusanku, duniaku, dan akhiratku, maka takdirkanlah hal tersebut untukku. Mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku.”

“Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, akhir urusanku, duniaku, dan akhiratku, maka palingkanlah aku darinya dan palingkanlah dia dariku. Takdirkanlah yang terbaik untukku apa pun keadaannya. Sesungguhnya engkau Yang Maha Bisa atas segala sesuatu.”

2. BUKA AL QURAN, pilih satu lembar kanan mana saja lalu hitunglah:
Huruf KHO (Khoir = BAIK) atau SYIN (Syar = Buruk).
Silahkan dihitung hurufnya, kalau banyak huruf KHO berarti BAIK. Kalau banyak Syin berarti BURUK.

Ijazah selesai sempurna.
Perisai Mukmin Youtube Channel

Ziarah Tajamkan Mata Batin

Ziarah Tajamkan Mata Batin
Salah satu aktivitas yang perlu untuk menajamkan mata ruhani adalah berziarah kubur. Konon menurut Syekh Siti Jenar, ziarah adalah sarana membangun komunikasi intensif batiniah dengan para arwah di alam lain saat bersuluk hingga nantinya bisa merasakan manunggaling kawulo gusti.

Berbeda dengan biasanya, kali ini kami berziarah ke para leluhur. Kebetulan momentumnya menjelang bulan Ramadhan tiba.

Mulai dari Makam Ketul Sine Ngawi ada bapak Subandi, simbah Sukandar (wafat 1992) dan Mbah Dunainah. Juga simbah Abdullah Syahid dan Nyai Robingu, juga ada mbah Kasanpawiro dan adiknya, Kasanrejo. Juga sanak keluarga lainnya.

Selanjutnya sekitar 3 km dari Ketul, ziarah berpindah tempat ke makam Gunung Tangis Sine. Di sini disemayamkan Kyai Muhammad Musa (wafat 1909) juga anaknya Kyai Kasantari dan juga sanak keluarga lainnya.

Terakhir ziarah ke makam aulia Kyai Syihabudin, ayah dari Kyai Musa di Gentong Paron Ngawi yang berjarak sekitar 30 km dari Sine. Di sini, kami disambut dengan ramah oleh juru kuncinya, Mas Tari.

“Kapan-kapan kalau mau sowan ke Kyai Ilyas (ayah Kyai Syihabudin) dan Kyai Ageng Besari di Ponorogo saya mbok diajak. Sudah lama saya nggak sowan ke sana,” ujar Mas Tari.

Oke mas, kapan-kapan kalau ada waktu longgar. Kesibukan sehari-hari yang padat merayap membuat waktu seperti emas. Sangat berharga untuk dilewatkan begitu saja. Apalagi usia tidak pernah berjalan mundur. Jam pun tidak mau dihentikan walau hanya sedetik
Perisai Mukmin Youtube Channel

Cara Berdzikir Yang Berdampak Positif

Cara Berdzikir Yang Berdampak Positif
Agar amalan dzikir merasuk dalam diri dan memberikan dampak positif yang mendalam, penting untuk mendekatinya dengan kesungguhan hati, konsistensi, dan pemahaman yang benar.

Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
Niat yang Ikhlas:Mulailah dengan niat yang tulus semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah. Niat yang ikhlas akan membuat amalan lebih bermakna dan mendalam.

Konsistensi:
Lakukan dzikir secara rutin setiap hari. Jadikan dzikir sebagai bagian dari rutinitas harian, seperti setelah shalat atau saat sedang tidak melakukan aktivitas lainnya.

Pemahaman Makna:
Pahami makna dan maksud dari dzikir yang dilakukan. Mengetahui arti dan tujuan dari kalimat dzikir akan membantu menghayati dan meresapi setiap kata yang diucapkan.

Ketenangan Hati dan Pikiran:
Cari waktu dan tempat yang tenang untuk berdzikir. Hindari gangguan agar bisa fokus dan merenungi dzikir yang diucapkan.

Hadirkan Hati:
Berusaha untuk menghadirkan hati dan perasaan saat berdzikir, bukan sekedar melafalkan kata-kata. Rasakan kehadiran Allah dalam setiap lafaz yang diucapkan.

Membaca Dzikir dari Sumber yang Sahih:
Pastikan dzikir yang dibaca berasal dari sumber yang sahih dan terpercaya. Mengikuti dzikir yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW akan memberikan ketenangan dan keberkahan.Minta Pertolongan Allah:Berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan dan keikhlasan dalam berdzikir. Memohon pertolongan Allah untuk menjaga hati agar tetap istiqamah dalam amalan dzikir.

Mengikuti Majelis Ilmu:
Ikuti majelis dzikir atau pengajian yang membahas tentang dzikir dan keutamaannya. Dengan mengikuti majelis ilmu, kita dapat memperdalam pemahaman dan kecintaan terhadap dzikir.

Implementasikan dalam Kehidupan Sehari-hari:
Jadikan dzikir sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya pada saat-saat tertentu saja. Ucapkan dzikir dalam berbagai situasi, baik saat senang maupun susah.

Bersabar dan Tawakkal:
Bersabar dalam proses dan bertawakkal kepada Allah. Mungkin tidak langsung merasakan dampaknya, namun dengan kesabaran dan tawakkal, perlahan dzikir akan merasuk dan mempengaruhi hati dan jiwa.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan dzikir dapat merasuk ke dalam diri dan memberikan ketenangan, keberkahan, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Sumber:Nyai Kanjeng Ratu Kahuripan
Perisai Mukmin Youtube Channel

Meninggal Sesuai Keadaan Hidupnya

SETIAP HAMBA AKAN DIBANGKITKAN SESUAI DENGAN KEADAANNYA KETIKA MENINGGAL
SETIAP HAMBA AKAN DIBANGKITKAN SESUAI DENGAN KEADAANNYA KETIKA MENINGGAL

Sahabat perisai mukmin sejati, kita semua tahu bahwasanya kematian bisa datang tiba-tiba, tidak peduli dengan kondisi seorang hamba tersebut, Apakah dalam keadaan ketaatan kepada Allah yakni ketika sujud dalam shalat atau dalam keadaan sedang bermaksiat apakah dalam keadaan sakit ataupun dalam keadaan sehat, semuanya terjadi secara tiba-tiba tanpa kita ketahui ajal setiap manusia.
Dalam sebuah hadist dari kitab Qutuful Falihin menjelaskan, bahwa Rasulullaah SAW bersabda:
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.” (HR. Muslim)
Hadits tersebut adalah hadits yang ke-19 dari kitab Qutuful Falihin yang dirangkum oleh Al-Habib Umar Bin Salim Bin Hafizh. Yaitu suatu hadits yang menerangkan bahwa keadaan hamba yang dibangkitkan oleh Allah SWT itu tergantung dari bagaimana keadaannya pada saat dia meninggal dunia,
- Jika meninggal dunianya dalam keadaan beribadah.
- Meninggal dunianya dalam keadaan taat.
- Meninggal dunianya dalam keadaan sujud.
- Meninggal dunianya dalam keadaan membaca Al-Qur’an.
- Meninggal dalam keadaan shalat tahajjud.
- Meninggal dalam keadaan mendapat Ridho daripada ibunya maka meninggalnya dia dalam keadaan Khusnul Khotimah, Kelak ia dibangkitkan dalam keadaan tersebut.
Akan tetapi jika dia meninggalnya dalam keadaan bermaksiat, seperti;
- dicabut nyawanya dia sedang mabuk.
- dicabut nyawanya sedang meninggalkan sholat.
- dicabut nyawanya dalam keadaan berzina.
- dicabut nyawanya dalam keadaan ibunya murka kepadanya, maka meninggalnya dalam Su’ul Khotimah, maka nanti dibangkitkan dalam keadaan yang penuh dengan penderitaan (Naudzubillahi min dzalik).
Sehingga Rasulullah SAW bersabda dalam hadits ini:
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.(HR. Muslim).
Dibangkitkan nanti bagi setiap ab’din, baik orang itu orang merdeka atau hamba sahaya, baik dia yang meninggal itu laki-laki atau perempuan dia dibangkitkan dalam keadaan matinya.
Sahabat Perisai Mukmin Sejati, didalam bahasa arab kematian adalah Al-Maut hanya beberapa huruf, dalam bahasa indonesia diambil dari kalimat bahasa arab tersebut kematian atau Al-Maut, kalimatnya singkat pendek tidak banyak tetapi sangat berpengaruh terhadap manusia, orang sakit apa saja masih bisa disembuhkan masih ada obatnya, kecuali kematian.
Penyakit yang namanya kematian itu tidak ada obatnya. Sehebat-hebatnya kita melupakan kematian tetap saja kematian itu tidak akan melupakan kita, sehebat-hebat kita lari dari kematian tetap kematian itu akan mengejar kita ke tempat yang paling jauh kita bersembunyi.
Dimana Allah SWT telah berfirman:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ
“Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu” (QS. Al-Jumu’ah)

Seandainya kalian lari dari kematian, kalian tetap akan berjumpa dengan kematian tersebut, Oleh karena itu sampai Allah SWT dalam Al-Qur’an mengatakan dalam wahyunya;
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh” (QS An-Nisa Ayat 78)
Walaupun kalian lari bersembunyi di lubang yang paling kecil tetap akan ketemu dengan kematian.
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ اْلمـَوْتِ
"Setiap yang berjiwa akan merasakan mati". (QS. Ali Imran: 185, Al-Anbiya: 35 dan Al-Ankabut: 57).
Setiap orang yang hidup pasti akan menemui dengan yang namanya kematian.
- Seorang Nabi (Mati),
- Seorang Rasul (Mati),
- Orang sakti (Mati),
- Ibu kita bapak kita (Mati),
- Orang yang paling kekar/orang yang paling kuat (Mati),
- Orang yang bisa terbang (Mati),
- Orang yang luar biasa terkenalnya (Mati),
- Orang lemah (Mati),
- Malaikat (Mati), sampai malaikat yang meniup terompet sangkakala pun akan Mati tidak ada yang hidup.
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ اْلمـَوْتِ
"Setiap yang berjiwa akan merasakan mati". (QS. Ali Imran: 185, Al-Anbiya: 35 dan Al-Ankabut: 57).
Semuanya pasti akan menjumpai dengan kematian, jadi matinya kita semua yang hidup, baik saya/anda/orang tua kita/Nabi/Rasul semuanya sama pasti akan Mati, yang membedakannya adalah:
- Ada orang yang kematiannya membawa amal,
- Ada orang yang matinya membawa bangkai,
- Ada orang yang kematiannya dalam Khusnul Khotimah,
- Ada orang yang mati dalam Su’ul Khotimah.
Sehingga kata Rasulullaah SAW dalam hadits ini disebutkan ia dibangkitkan tergantung kematiannya, kita dianjurkan melalui hadits ini oleh Baginda Rasulullaah SAW untuk memperbaiki amal, kalau ngaji yang betul, kalau sholat yang betul, kalau zakat/puasa/haji itu yang betul, karena yang diterima oleh Allah SWT adalah ibadah kita yang betul-betul atau yang sungguh-sungguh dan yang serius, karena yang serius itu yang di terima oleh Allah SWT.
Kalau kalian berdoa maka berdoalah kalian dengan yakin kalau doa itu diterima oleh Allah SWT, kalau kalian sholat maka khusyu-lah sampai kalian cari khusyunya. Sampai Nabi SAW pernah bersabda: “sholatlah kalian sholat perpisahan”.
SahabatKu perisai mukmin, kalau kita tahu tentang kematian datang setelah kita sholat Isya dikasih kabar: “Anda setelah mengucapkan Assalaamu'alaikum dalam sholat Isya, Inna lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun” bagaimana..??. Masihkah garuk-garuk dalam sholat kita..??,
Kalau sudah dikasih tahu: “Nanti habis sholat Subuh sebelum makan nasi uduk dijemput sama malaikat izroil”, bagaimana setelah sholat subuh tidur lagi atau ambil Qur’an..??, Tidur lagi atau Taubat..??
Maka Nabi SAW selalu berpesan: “Sholatlah, seperti sholat itu sholat yang terakhir”. Kalau ada orang yang mau dipotong “Anda akan saya potong”.
Apa yang anda inginkan..?? Kasih saya waktu 5 menit, untuk apa..?? Saya mau sholat. Kira kira sholat kita bercanda atau Khusyu..?, Habis Assalaamu'alaikum kemudian dipotong. Ini perintah Rasulullaah SAW kalau anda sholat yakini seakan-akan itu sholat yang terakhir, jikalau anda puasa rasakan kalau itu Ramadhan terakhir, kalau anda berhari raya rasakan kalau hari raya itu terakhir, kalau anda mengaji rasakan seakan-akan ngaji itu terakhir. Oleh karenanya sempurnakan ibadah kita dengan penuh kesempurnaan yaitu dengan menghidupkan sunnahnya Nabi SAW, menjaga akhlaknya, menjaga adabnya.
Kalau minta sama Allah “Yaa Allah mudah-mudahan saya meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah”. Karena meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah itu hakekatnya bukan kemauan kita tetapi kemauan Allah SWT.
“Kalau Allah SWT sayang dengan seorang hamba, maka dipergunakan hamba tersebut dikasih tugas, sahabat bertanya: “Tugas apa yaa Rasulullah SAW..?” yaitu diberi Taufiq untuk beramal sholeh sebelum ia meninggal dunia”
Sebelum meninggal dunia dibikin itu orang menjadi ahli tahajjud. Untuk mati dalam keadaan khusnul khotimah maka kita jadi orang sholeh dulu (mudah-mudahan kita semua menjadi orang-orang yang sholeh, Aamiin yaa Robbal alamiin).
Karena Rasulullaah SAW bersabda :
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.” (HR. Muslim)
Kesehariannya ngapain dia..?, Kesehariannya baca Al-Qur’an maka dicabut nyawanya dalam keadaan membaca Al-Qur’an.
- Sayyidina Utsman bin Affan kesehariannya membaca Al-Qur’an, maka ketika Sayyidina Utsman di tombak beliau sedang membaca Al-Qur’an.
- Sayyidina Umar bin Khatab lagi menjadi imam di tusuk.
- Ada orang yang ahli Tahajjud, maka selagi Tahajjud dicabut nyawanya.
- Ada orang yang istiqomah di masjid maka dicabut nyawanya ketika dia berada dimasjid.
- Ada orang yang ahli sujud, maka dicabut nyawanya dalam keadaan sujud, tergantung kesehariannya.
Ketika ajal menjemput kita maka kita bermunajat kepada Allah “Mudah-mudahan kita dicabut dalam keadaan beribadah kepada Allah SWT, Aamiin yaa robbal aalamiin”.
Ini semua permohonan kita kepada Allah SWT sang pemilik ruh dan jiwa, kita ini lemah tidak ada daya dan upaya, sangat beruntung kalau ada orang rajin mengemis kepada Allah SWT minta dicabut nyawanya dalam keadaan baik atau dalam keadaan Khusnul Khotimah. Karena yang menjadi patokan bukan kehidupan tetapi yang menjadi patokan ialah keadaan akhir ketika nyawanya dicabut oleh Allah SWT.
“Target yang dicatat malaikat yang dipinta oleh Allah SWT itu tergantung penghabisannya”.
Kita lihat ada orang balapan naik kuda, ada 3 ekor kuda, yakni kuda A, B, C didalam perlombaan, kuda yang B dan C ada di nomor 1, akan tetapi garis finish yang pertama adalah kuda A, maka yang dapat piala juara 1 adalah kuda A. Saudara kita seumur hidupnya bagus dalam beribadah, akan tetapi diakhir amalnya bermaksiat, sampai ketika dicabut nyawaNya dalam keadaan maksiat. Naudzubillahi min dzalik dalam keadaan bermaksiat, maka ketutup itu semua amal ibadah yang lain dicabut dalam keadaan Su’ul Khotimah.
Bisa jadi pesan Nabi SAW “Amalnya Bagus, amalan-amalan surgawi, ibadah pagi siang malam, lalu ada kesempatan ia bermaksiat, maka dalam keadaan maksiat nyawaNya di cabut maka tempatnya neraka”, kata Rasulullah SAW.
Oleh karenanya kita tidak boleh menghinakan orang yang berbuat dosa, kita doakan, kita nasehati. Ini motivasi dari Rasulullaah SAW supaya terus menambahkan amal sholeh dan bisa istiqomah.
Tanda-tanda kematian sudah ada di dalam diri kita, kulit kita yang halus dan kencang sudah menjadi keriput, rambut kita ubanan, tubuh kita yang segar mulai batuk-batuk, ini utusan kematian.
Tidak ada yang mengtahui kapan ajal kematian datang menghampiri kita, hikmah dari Allah SWT adalah rahmat buat kita, kalau kita bisa mengtahui kapan ajal kematian datang kepada kita, contoh: fulan akan mati pada umur 52 tahun, tanggal sekian, jam 8 pagi lebih 5 menit, maka 50 tahun kita akan bermaksiat kepada Allah SWT, Kenapa..??, Karena masih ada sisa 2 tahun untuk bertaubat kepada Allah SWT.
Ini menjadi sesuatu bola api atau malapetaka untuk orang tersebut, oleh karena itu sangat dirahasiakan agar kita selalu mencari dan mencari amal sholeh istiqomah sehingga kita meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah.
Sama seperti halnya malam Lailatul Qodar disembunyikan, karena jika diberitahu oleh Rasulullaah SAW Lailatul Qodar datangnya hari sekian, jam sekian, dikhawatirkan jika ada orang yang tahu malam Lailatul Qodar tersebut ada orang yang tidak sholat tetapi bermaksiat kepada Allah SWT, maka bisa menjadi dosa yang begitu besar akan berlipat-lipat ganda dan murkanya Allah SWT untuk orang tersebut.
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ، وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا، فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong.
Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima taubat". (QS. An-Nashr: 1-3).
Itulah surat An-Nashr, memang kita dianjurkan untuk bertahmid dan beristighfar, tapi bukan itu maksudnya, maksud surat itu arahnya ialah ajalnya Nabi SAW sudah dekat, jikalau Allah SWT sudah memberikan kemenangan kesuksesan lalu datang orang masuk islam berbondong-bondong cepat-cepat baca tahmid ungkapan terima kasih kepada Allah dan istighfar minta ampun kepada Allah SWT berarti tugasnya Nabi SAW sebentar lagi sudah selesai, nampaknya sebentar lagi Nabi akan meninggal dunia.
Ini utusan kematian untuk baginda Nabi kita Muhammad SAW sehingga Sayyidina Aisyah R.A mengatakan: “Nabi Itu tidak pernah melaksanakan sholat wajib setelat turun surat An-Nashr pasti Nabi SAW setelah Sholat mengucapkan Subhanaaka Robbanaa wabihamdika Allahumaghfirli (Maha Suci Engkau Yaa Allah maka ampunilah dosaku) setelah itu ayat turun setiap selesai Sholat Nabi tidak pernah meninggalkan Tahmid dan Istighfar kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, tidak ada yang lebih indah bagi kita setelah mendengar dari hadist ini yang pertama yaitu berburu-buru taubat, khawatir kalau ajal menjemput kita sedangkan kita belum bertaubat kepada Allah SWT. Kalau orang meninggal punya dosa belum taubat maka meninggalnya Su’ul Khotimah (Naudzubillahi min dzalik).
Semangat beribadah kepada Allah SWT, cari dunia tapi jangan sampai terlenakan dengan dunia berbaik sangka kepada Allah SWT kalau Allah SWT akan menerima taubat kita, 3 hari kata Imam Jabir, 3 hari sebelum Nabi SAW meninggal dunia Nabi SAW pernah berpesan:
“Jangan sekali-kali ajal menjemput kalian/meninggal dunia melainkan kalian harus berbaik sangka kepada Allah SWT, Allah SWT sayang kepada kalian, Allah SWT akan ampuni dosa-dosa kalian, Allah SWT akan cabut nyawa kita dalam keadaan Khusnul Khotimah (Aamiin yaa robbal alamiin). Ini perintah dari Nabi kita Muhammad SAW, tinggal kita ini meletakkan sesuatu pada realnya, kalau kita ingin dicabut keadaan kita dalam keadaan khusnul Khotimah maka rajin-rajin kita beribadah, rajin-rajin kita beramal sholeh”.
“Kalau anda mencari jalan selamat maka lewat jalannya, karena perahu tidak akan berjalan diatas gunung, perahu tidak akan bisa berjalan diatas daratan, perahu itu jalannya diatas air.
Kalau kita ingin meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah maka jalani jalan itu sampai kepada Khusnul Khotimah”. Menangis minta ampun sama Allah SWT.
Rasulullaah SAW pernah bersabda: “tanda orang yang matinya Su’ul Khotimah yang matanya kering”.
Matanya kering tidak pernah menangis mau dalam keadaan sendiri/depan orang/diatas sajadah tidak pernah menangis, senang terus bergembira, padahal Rasulullah SAW bilang “Banyak-banyak mengingat kematian”, ini orang yang tidak pernah menangis itu tanda orang yang meninggalnya Su’ul Khotimah (Yaa Allah),
Yang ke-2 yaitu yang hatinya beku/keras dengar suara adzan tidak terpanggil, dengar nasihat tidak dia tengok, dengar suara himbauan beramal sholeh tidak dia hiraukan, diajak ngaji/sholat/beramal sholeh tidak mau itu tanda orang yang matinya Su’ul Khotimah.
Yang ke-3 yaitu orang yang Cinta kepada Dunia sampai tidak beribadah maka matinya Su’ul Khotimah.
Yang ke-4 yaitu orang yang tinggi angan-angan, ingin jadi orang baik tapi tidak taubat-taubat, ingin jadi orang sedekah, uang punya tapi tidak disedekahkan, ingin jadi orang yang masuk surganya Allah SWT tapi amalnya didunia busuk (Naudzubillahi min dzalik).
Tanda-tanda yang menyebabkan orang mati dalam keadaan su’ul khotimah ialah orang yang suka mabuk, kalau uangnya banyak dia beli yang mahalan dikit, kalau uangnya sudah mulai menipis ia beli bir, sudah mulai cekak beli yang murahan. Ini yang suka mabuk itu matinya su’ul Khotimah, satu tetes hal yang memabukkan masuk kedalam tubuh kita maka 40 hari ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT, kalau sebelum 40 hari tersebut ia meninggal dunia maka matinya Su’ul Khotimah, dan yang durhaka kepada orang tua.
Kalau ngaji bawa pulpen, apa yang anda dapat anda catat, Kalau anda punya istri anda ajarkan kepada istri, Kalau anda punya anak ajarkan kepada anaknya, Jadi ilmu tidak berlalu begitu saja bertahun-tahun tidak ada yang bisa dipakai. Makanya dicatat “segala sesuatu yang dicatat meresap menempel selama-lamanya, segala sesuatu yang dihafal lupa”.
Jadi tanda orang yang meninggalnya Su’ul Khotimah ada 4 yang pertama ialah menyepelekan Sholat, yang ke-2 mabuk-mabukan, yang ke-3 Durhaka kepada orang tua, amalnya luar biasanya bagusnya tetapi ketika dia mati ibunya murka maka matinya dalam keadaan Su’ul Khotimah, yang ke-4 ialah jahat sama orang terutama sama orang muslim, sama orang usil sama orang itu jahil, tidak enak kalau mulutnya tidak menghujat, tidak menghina, tidak enak tangannya kalau tidak memukul orang, tidak enak kalau tidak menipu orang ini, orang yang termasuk jahat terhadap orang muslim maka dikhawatirkan matinya dalam keadaan Su’ul Khotimah.
Saudaraku kalau orang mati tetapi dia berusaha mendekatkan diri kepada orang sholeh, yang kedua rajin baca Qur’an baik dalam bulan Ramadhan ataupun diluar bulan Ramadhan. Ramadhan bakal balik lagi (panjang umur, Aamiin Allahumma Amiin).
Dan do’a kita minta sama Allah, jangan berdoa nangis di bulan Ramadhan saja sampai detik ini Allah SWT ada, ingin di Qobul maka berdoa, pahala juga tidak dikasih dalam bulan Ramadhan saja, hari ini kita beramal sholeh Allah bisa kasih pahalanya.
Beribadahnya kita ini karena Allah, bukan karena bulan suci Ramadhan, sembah Allah SWT dengan istiqomah beribadah sampai ajal kematian datang kepada kita, tanda orang yang dalam keadaan Khusnul Khotimah yakni;
- Cinta pada ulama dan dekat kepada mereka,
- Rajin baca Qur’an
- yang ketiga rajin Tahajjud, Tahajjudnya Sholat bukan nonton bola tapi tahajjudnya ibadah,
- yang keempat sering duduk sama ulama,
- yang kelima hatinya lembut pemaaf kepada orang, seakan akan hati tersebut hati orang yang sujud keapda Allah SWT.
Dan terakhir melalui hadits ini Rasulullah SAW pernah memberi nasehat kepada seorang anak kecil Abdullah Bin Umar dipegang pundaknya, bersabda Rasulullah SAW: “Wahai kamu, jadilah kamu didunia ini laksana turis, atau seperti orang yang berteduh”, ini dunia oleh karenanya kata beliau Nabi SAW “kalau kamu ada di sore hari jangan berharap kamu sampai pagi esok hari masih hidup, dan kalau kamu ada dipagi hari belum tentu sampai kepada sore hari, mungkin saja kematian menjemput kita”.
Mudah-mudahan kita semua di berkahi panjang umur, andai kata kematian tersebut menjemput kita, mudah-mudahan kita minta kepada Allah SWT agar dalam keadaan sujud, dalam keadaan beribadah, dalam keadaan membaca Al-Qur’an, dalam keadaan Ridho ibu dan bapak kita sehingga kita wafat dalam keadaan Khusnul Khotimah. Aamiin yaa robbal aalamiin. Semoga Bermanfaat.
يَااَللهِ بِهَا يَااَللهِ بِهَا، يَااَللهِ بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ
YAA ALLOH BIHAA YAA ALLOH BIHAA, YAA ALLOH BI HUSNIL KHOTIMAH
"Wahai Allah, dengan mereka (Ahlul Bait), wahai Allah dengan mereka, wahai Allah, berilah akhir yang baik (khusnul Khotimah)".
ALLOHUMMA SHOLLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ALAA AALIHII WASHOHBIHII WA UMMATIHII WASALLIM.