PERISAI MUKMIN CHANNEL YOUTUBE

Channel youtube berbagi kumpulan shalawat nabi dan dzikir serta kisah islami

SHALAWAT NAJIYATUL QUBUR

Sholawat penyelamat dari siksa kubur ijazah Al-Habib Muhammad bin Ali Al-Habsyi Shohibul Maulid Simtudduror, diamalkan dibaca satu kali ketika ziarah kubur dan buat yang masih hidup bisa dibaca satu kali setiap hari.

SHALAWAT DARI AL-ARIF BILLAH KH. IMAM KHOLIL BIN SYEKH SYU'AIB BIN ABDUL ROZAQ SARANG REMBANG

Keutamaannya jika dibaca satu kali sebanding dengan membaca kitab Sholawat Dalail Al-Khoirot seratus ribu kali dan membebaskan dari sentuhan api neraka.

FILM-FILM LAWAS INDONESIA

Koleksi berbagai film lawas indonesia era 70 hingga 90an, baik film laga dan komedi

Ijazah Membuka Sesuatu yang tertutup

Ijazah amalan dari Habib Syech untuk membuka sesuatu yang tertutup

KEUTAMAAN DAN BERKAH MANDI DI WAKTU FAJAR

keistimewaan mandi fajar yaitu mandi pada pagi hari sebelum adzan subuh yang sebagian orang tidak mengetahuinya.

HAJAT TERKABUL DENGAN ISTIQOMAH SHALAT TASBIH

Memohon hajat yang sulit agar terkabul dengan barokah melaksanakan shalat tasbih

Sabtu, 03 Agustus 2024

Perjalanan Panjang Manusia Melewati 7 Alam

Perjalanan Panjang Manusia Melewati 7 Alam
Dalam perjalanan hidupnya manusia akan melalui 7 tahap perjalanan hingga akhirnya mendapat kemenangan bertemu dengan Allah di surga atau terpuruk dilembah neraka. Tiap tahap ditempuh dalam waktu yang berbeda mulai dari hitungan beberapa bulan hingga ribuan tahun. Inilah ketujuh alam yang telah, sedang dan akan dilalui oleh setiap manusia.

1. ALAM RUH
Perjalanan hidup manusia dimulai dari alam ruh ketika Allah mengumpulkan semua ruh manusia yang akan diturunkan kebumi. Kejadian ini dikisahkan dalam QS.Al–A’raf ayat 173:

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”

2. ALAM RAHIM
Setelah membuat kesaksian tentang Allah, selanjutnya satu persatu ruh tersebut dihembuskan Allah kedalam rahim ibu sebagaimana disebutkan dalam QS. Sajdah ayat 9,

“Kemudian dibentukNya (janin dalam rahim) dan ditiupkan ke dalamnya sebagian dari ruhNya.”

Sejak itu mulailah manusia memasuki tahap kedua dari perjalanan hidupnya. Kurang lebih selama 9 bulan janin manusia menetap dirahim ibu untuk kemudian setelah tiba waktunya lahir kedunia menjadi seorang bayi.


3. ALAM DUNIA
Sejak lahir kedunia mulailah manusia memasuki tahap ketiga dari perjalanan hidupnya. Manusia hidup diduniadengan umur yang beragam mulai dari yang hidup hanya beberapa saat hingga yang hidup puluhan tahun bahkan ada yang lebih dari 100 tahun. Kehidupan dunia adalah kehidupan yang pertama bagi manusia. Allah menjadikan dua kali kehidupan dan dua kali kematian bagi manusia sebagaimana disebutkan dalam QS Al Mukmin ayat 11.

Mereka menjawab: “Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)..?” (QS.Al-Mukmin:11).

4. ALAM KUBUR (Barzakh)
Jika kematian datang menghampiri seseorang maka putuslah hubungannya dengan kehidupan dunia. Hanya amal baik dan buruklah yang abadi menemani sampai ke alam kubur. Amal baik seperti shalat, zakat, sedekah dan zikir semua itu akan membawa kebahagian dan ketentraman dialam kubur.

Sebaliknya amal buruk seperti perbuatan dosa mendurhakai Allah, melakukan perbuatan yang dilarang dan dimurkaiNya, serta meninggalkan amal perbuatan yang diperintahkan semua itu akan membawa kesengsaraan dialam kubur. Alam ini adalah masa penantian yang penuh kesengsaraan bagi kaum pendosa dan penuh kebahagiaan bagi orang beriman. Alam kubur akan berakhir pada hari kiamat kelak.

5.HARI KIAMAT (kebangkitan)
Peristiwa kiamat dimulai dengan tiupan sangkakala dari malaikat Isrofil yang diikuti dengan hancurnya seluruh kehidupan di muka bumi. Kemudian pada tiupan sangkakala untuk yang kedua kalinya semua mahluk sejak bumi terbentang sampai kiamat dibangkitkan dan dikumpulkan di padang mahsyar . Firman Allah dalam QS Az-Zumar ayat 68:

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).”

6. HARI PENGHISABAN (perhitungan amal)
Pada hari berhisab setiap orang diadili, ditimbang amal baik dan buruknya tidak ada satu perbuatanpun yang luput dari pemeriksaan. Orang yang baik timbangan amalnya akan menerima raport dari sebelah kanan. Dia akan kembali kepada teman dan saudaranya dengan penuh kegembiraan. Sedangkan orang yang buruk timbangan amalnya akan menerima kitab raport dari belakang, dia mengeluh dan kembali kepada teman serta saudaranya dengan berkeluh kesah. Susana tersebut dilukiskan dalam QS. Al-Insyiqaq ayat 7-12.

“Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira, Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah belakang, maka dia akan berteriak, “Celakalah aku!”, dan dia akan masuk kedalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. Al-Insyiqaq: 7-12).

7. HARI PEMBALASAN
Setelah menerima raport setiap orang diperintahkan menempuh perjalanan menuju tempat abadi yang telah disiapkan untuk mereka. Orang yang telah menerima raport dari sebelah kanan dengan mudah dapat melalui lembah neraka yang ganas, dia tidak merasakan panasnya api neraka sedikitpun. Dia sampai di surga abadi dengan penuh kegembiraan disambut oleh penduduk surga dengan pesta meriah,hidup kekal selamanya disana.

Namun orang-orang yang menerima raport dari belakang, terpuruk dilembah Neraka dan tidak pernah bisa keluar dari situ untuk selamanya sebagaimana yang di firmankan Allah dalam QS. Maryam ayat 68– 72.

“Maka demi Tuhanmu, sungguh, pasti akan Kami kumpulkan mereka bersama setan, kemudian pasti akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahanam dengan berlutut.

Kemudian pasti akan Kami tarik dari setiap golongan siapa diantara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.

Selanjutnya Kami sungguh lebih mengetahui orang yang seharusnya (dimasukkan) kedalam neraka.

Dan tidak ada seorangpun diantara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan.

Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim didalam (neraka) dalam keadaan berlutut.” (QS.Maryam:68-72).

Kehidupan manusia di dunia adalah kehidupan yang akan menentukan kehidupan dia selanjutnya di alam lain. Setiap kebaikan sesuai ajaran Islam akan memudahkan hidupnya di alam kubur dan di hari pembalasan. Dan sebaliknya, keburukan akan membawanya pada kesengsaraan di alam kubur dan di alam akhirat. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa memperbanyak amal untuk meraih ridhoNya dan bertemu denganNya di surga kelak.

Amiin yaa robbal aalamiin

Semoga Bermanfaat
Perisai Mukmin Channel

Ijazah Dzikir Shalawat Membuka Sesuatu Yang Tertutup

Assalamu'alaikum Wr, Wb
Ijazah Dzikir Shalawat Membuka Sesuatu Yang Tertutup
Sahabat, dalam kehidupan ini kita semua tidak akan pernah terlepas dari berbagai masalah dan problem dalam kehidupan. Apabila semua jalan telah buntu dan pintu-pintu telah tertutup, apabila pikiran seakan terhenti dan tak ada solusi lagi. Maka hendaknya kita kembali dan mengingat kepada Sang Pemegang kunci penyelesaian. Yang menamakan diri-Nya Al-Fattah (Sang Pembuka) dan Khoirul Fatihin (sebaik-baik pembuka) Yakni ALLAH SWT.

مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا
“Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya.” (QS.Fathir: 2)

قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ
Katakanlah, “Tuhan kita akan Mengumpulkan kita semua, kemudian Dia Memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia Yang Maha Pemberi keputusan, Maha Mengetahui” (QS.Saba’: 26)
رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ
“Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.” (QS.al-A’raf: 89)

Walaupun Khoirul Fatihin memiliki arti lain selain pembuka seperti pemisah ataupun pemberi keputusan “Engkaulah pemberi keputusan terbaik Engkaulah pemberi keputusan terbaik”, namun kalimat Fattah dan Khoriul Fatihin menunjukkan hanya ditangan Allahlah kunci segala penyelesaian masalah kita. Apabila kunci kebaikan itu telah dibuka oleh Yang Maha Mampu maka tidak ada siapapun yang bisa mencegah dan menutupnya.

Sementara ditangan Allah tidak ada problem yang besar atau kecil, sulit atau mudah, dihadapan-Nya segala sesuatu adalah kecil dan mudah. Allah SWT berfirman:
قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ
Tuhan-mu Berfirman, “Hal itu mudah bagi-Ku.” (QS.Maryam:9)

Al-Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf memberikan ijazah suatu Doa untuk bisa kita amalkan dimana beliau mengatakan :
- Bagi mereka yang sulit dalam rizki-Nya.
- Sulit dalam mendapatkan jodoh,
- Sulit mendapatkan pekerjaan atau yang lainnya.
Maka, Dawamkanlah membaca sebuah kalimat dibawah ini sebanyak 70 kali pada Pagi (subuh) dan Sore (ashar).
يا رب صل علی محمد، وافتح من الخير کل مغلق
YAA ROBBI SHOLLI ALAA MUHAMMAD, WAFTAH MINAL KHOIRI KULLA MUGHLAQ
"Ya Robbi, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad (SAW), Bukalah segala kebaikan yang terkunci".

Oleh karena itu, mari kita serahkan semua masalah kita kepada Sang Pemegang kunciNya, dan yakinlah ALLAH akan membukakan berkah dan kebaikan kepada hamba-hambaNya dengan wasilah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Ijazah Dzikir Membuka Sesuatu Yang Tertutup
Semoga Bermanfaat

Kisah Pewaris Pintu Ka'bah

 KISAH PEWARIS PINTU KA’BAH
Kisah Pewaris Pintu Ka'bah
Ketika Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin memperoleh Fathu Makkah (kemenangan atas Makkah), beliau memanggil Utsman bin Thalhah bin Abi Thalhah (juru kunci Ka’bah di zaman jahiliyah). Lantas Rasulullah berkata, “Tunjukkan kepadaku kunci Ka’bah.” Usman pun bergegas membuka tangannya, dan bermaksud memberikan kunci itu kepada Nabi. Hampir saja beliau menerima kunci tersebut, tiba-tiba al-Abbas berdiri dan berkata, “Ya Nabi, demi bapakku, engkau dan ibuku, berikan kunci itu kepadaku, supaya aku yang mengurus masalah pengairan dan kunci Ka’bah itu sekaligus.”

Mendengar ucapan ini, Usman menutup kembali tangannya (enggan memberikannya kepada Rasulullah). Kemudian Nabi bersabda, “Berikan kunci itu kepadaku, wahai Utsman”. Utsman lalu memberikan kunci itu kepada Nabi seraya berkomentar, “Ini dia amanah dari Allah.” Nabi berdiri dan membuka pintu Ka’bah, dilanjutkan kemudian dengan thawaf mengelilingi Ka’bah. Pada saat itu juga Jibril turun, memerintahkan kepada Nabi untuk mengembalikan kunci tersebut kepada Utsman. Nabi memanggil Utsman bin Thalhah dan memberikan kembali kunci Ka’bah kepadanya.

Demikian sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih yang bersumber dari Ibnu Abbas .
Pada kesempatan lain Rasulullah bertanya kepada sahabatnya, Mu’adz bin Jabal, “Wahai Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah atas hamba-Nya dan apa hak hamba atas Allah?” Mu’adz kemudian menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahuinya”. Rasulullah lalu bersabda, “Sesungguhnya hak Allah atas hambanya adalah menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan selain-Nya . Adapun hak hamba atas Allah adalah Ia tidak akan menyiksa hamba yang tidak menyekutukan-Nya dengan selain-Nya”)

Dalam riwayat lain juga diceritakan tentang khidmah terhadap Ka’bah. Para pelayan Ka’bah disebut al-Hijabah, sedangkan pelayan Ka’bah disebut Sidanatul Al Bait. Mereka adalah sekelompok jama’ah yang mendapatkan keistimewaan pewaris atas perintah Rosulullah SAW sampai saat ini. Mereka berasal dari Bani Syaibah. Mereka mendapat kepercayaan dari Rasulullah SAW untuk menjadi juru kunci Ka’bah sepanjang zaman.

Dalam suatu literatur sejarah diceritakan bahwasanya ketika Fathu Makkah (pembebasan kota Makkah), Rasulullah  beniat memasuki Ka’bah, lalu beliau mencari Bani Thalhah agar membukakan pintu Ka’bah. Setelah itu dibukalah pintu Ka’bah. Setelah beberapa saat di dalam Ka’bah Rasulullah keluar dan berkata,

“Ingatlah sesungguhnya setiap darah, harta dan perbuatan sewenang-wenang seperti zaman jahiliyyah adalah di bawah tanggung jawabku untuk mengurusnya, kecuali pekerjaan memberi minum jama’ah haji (siqayatal hajj) dan menjaga Ka’bah . Sesungguhnya aku telah menetapkan keduanya untuk dikembalikan kepada orang yang berhak sebagaimana berlaku pada zaman jahillyah.

Ucapan Rasulullah  diikuti oleh ayat yang Artinya”
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat .

Kemudian Rasulullah memanggil Utsman bin Thalhah, dan memberikan kembali kunci Ka’bah kepadanya. Sejak itu, Utsman bin Thalhah menjadi pewaris kunci Ka’bah. Setelah beliau meninggal digantikan anak pamannya dari keturunan bapaknya sampai saat ini

Barokalloh 

Dosa Yang Sulit di Ampuni

 DOSA YANG SULIT DIAMPUNI
Dosa Yang Sulit di Ampuni

Sufyan Ats Tsauri pernah berkata,
لأنْ تلقى الله تعالى بسبعين ذنباً فيما بينك وبينه؛ أهونُ عليك من أن تلقاه بذنب واحد فيما بينك وبين العباد
“Andai anda bertemu Allah dengan memikul 70 dosa yang kaitannya antara anda dan Dia, itu lebih ringan daripada engkau bertemu Allah, dengan membawa satu dosa, namun dosa itu kaitannya antara dirimu dengan manusia” (lihat: Tanbih al Ghofilin, hal. 380).

Karena Allah mudah bagi-Nya untuk mengampuni dosa-dosamu. Dia Tuhan yang Maha Pengampun lagi Penyayang. 

Adapun Dosa terhadap sesama manusia tidak bisa diampuni dengan shalat, puasa, ataupun zakat, tetapi dengan meminta maaf ke orang yang pernah dizaliminya.
Kezaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman seorang hamba terhadap sesama mereka. 
Karena dipastikan akan ada saling tuntut. Mereka yang dizalimi akan menuntut keadilan Allah Ta'a di Hari Pembalasan nanti.

Dosa dengan sesama manusia, belum Allah ampuni jika orang yang dizalimi belum memberi maaf.
Memfitnah, menyebarkan berita bohong, Mencaci, menggunjing (ghibah) orang lain kalau yang di dzalimi tidak merima, maka diakhirat akan ditagih dan dosanya akan ditimpakan ke orang yang mencaci dan menggunjinginya.

Begitu pula jika menganiaya, memakan harta orang lain, Menipu, sengaja tidak membayar hutang. Maka di akhirat akan mendapatkan hal yang sama, yakni dosa orang yang memberi hutang akan ditimpakan kepada orang yang berhutang.

Siapa yang merasa pernah berbuat zalim kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan dan harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta maafnya, sebelum datang suatu hari yang tiada manfaat lagi seluruhnya.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam Bersabda :
Barangsiapa berbuat kezhaliman terhadap saudaranya (orang lain), hendaklah dia meminta maaf atas kezhalimannya. Karena (pada hari Kiamat), di sana tidak ada dinar (dan) tidak pula dirham sebagai penebusnya, sebelum diambil kebaikan dari dirinya untuk saudaranya tersebut. Apabila dia tidak memiliki kebaikan, maka diambillah kejelekan saudaranya tersebut dan dilimpahkan kepadanya. (HR Bukhari No 2269)

Barokalloh 

Kehebatan Surah Alam Nasyroh

 KEHEBATAN SURAT AL INSYIROH (ALAM NASYROH)

Kehebatan Surah Alam Nasyroh

Al-Imam Asy Syafi’i Rohimahulloh berkata :

”Barang siapa ingin merasa kenyang dan sabar dari rasa lapar, maka bacalah surat Alam Nasyroh 7 (Tujuh) kali.

Dan barang siapa ingin marahnya menjadi santun, maka bacalah surat Alam Nasyroh setiap hari sebanyak 1 (satu) kali.

Dan barang siapa ingin merasakan tidur yang sedikit namun merasa cukup baginya, Maka bacalah surat Alam Nasyroh 3-7 (Tiga atau tujuh) kali ketika hendak tidur.

Dan barang siapa ingin kesulitannya dipermudahkan oleh Alloh, Maka bacalah surat Alam Nasyroh 3 (Tiga) kali setiap selesai sholat fardlu lima waktu”.

KETERANGAN LAIN :
A. Barang siapa membaca Alam Nasyroh setiap selesai sholat fardhu, Maka Alloh SWT akan memudahkan segala urusannya, dan dimudahkan rizqinya dengan datang tanpa di duga-duga, serta dijauhkan dari segala macam kesulitan dan kesukaran.

B. Barang siapa membacanya 9 kali selesai sholat fardlu, Maka Alloh SWT akan melapangkan dadanya dari sifat kesal, jenuh, jengkel dan dilapangkan rizqinya dan Segala urusannya menjadi serba mudah.

C. Barang siapa membaca surat Alam Nasyroh sebanyak 41 kali selama 7 hari berturut-turut tanpa putus yang dimulai hari Ahad (Minggu) sampai dengan hari sabtu, Maka Insya Alloh, dengan izin Alloh SWT ia akan diberi kecukupan rizqi, diberi kekayaan hati, dan diberikan rizqi yang sangat luas dengan jalan tidak terduga.

D. Bila anda mempunyai suatu Hajat yang sangat besar seperti ingin Naik Haji, dll dan ingin agar Hajat anda bisa dikabulkan oleh Alloh SWT, maka anda berpuasa lah selama 7 hari yang dimulai dari hari Jum’at, dan selama menjalani puasa tengah malamnya anda Sholat Hajat Khusus yaitu 4 (empat) Roka'at dengan 2 kali salam, dan selesai sholat bacalah istighfar 100 kali dan sholawat fatih 100 kali, kemudian membaca surat Alam Nasyroh 1000 kali, Lalu berdo'a lah kepada Alloh tentang apa yang di Hajatkan, Insya Alloh bila anda serius dan tekun, maka Akan dimudahkan segala hajat kami atas ridho-Nya. Amin.

E. Bila anda membaca surat Alam Nasyroh sebanyak 200 kali sesudah sholat Dhuha yang 4 roka'at setiap harinya, maka Alloh SWT akan memperlihatkan berbagai perkara-perkara Ghoib kepadanya yang tidak bisa dilihat oleh Manusia.

F. Bila anda mempunyai suatu Hajat kepada Alloh SWT, baik soal rizqi, mencari pekerjaan yang cocok, dan dimudahkan mendapatkan jodoh yang terbaik, Maka bacalah surat Alam Nasyroh sebanyak bilangan jumlah hurufnya yaitu 102 kali setiap malam setelah sholat Tahajjud ataupun Hajat selama 7 hari berturut-turut tanpa putus.

Caranya : Setelah sholat Hajat 2 (dua) Roka'at, lalu membaca istighfar 100 kali dan sholawat fatih 100 kali, kemudian bacalah surat Alam Nasyroh 102 kali, lalu memohon Hajatnya, Maka Insya Alloh akan tercapai, Bila sangat penting, usahakan dengan berpuasa pada siang harinya, agar lebih maqbul.

Semoga bermanfaat
Barokalloh 

HAKEKAT TITIK BA yg ada dalam BISMILLAH menurut SUNAN KALIJAGA

 HAKEKAT TITIK BA YANG ADA DALAM BISMILLAH MENURUT SUNAN KALIJAGA.
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Kanjeng Sunan Kalijaga berkata kepada Sunan Bonang, :
"Yaa Syeikh, ajari aku tentang islam,tidak perlu banyak2..cukup satu TITIK BA saja yg ada dalam Bismillah..."

"Seluruh kandungan rahasiah Al-Qur'an ada di dalam Al-Fatihah.Dan semua yg ada dalam Al-Fatihah ada di dalam Bismillaahirrahmaanirrahiim, dan setiap kandungan yang ada dalam Bismillaahirrahmaanirrahiim ada di dalam huruf 'BA',dan setiap yg terkandung di dalam 'BA’ ada di dalam TITIK yg berada dibawah BA".

Sayidina Ali bin Abi Talib kw :
"Bismillaahirrahmaanirrahim itu kedudukannya sama dg "KUN" dari Allah”,bagi yg sudah memecahkan rahasiah titik dibawah huruf BA"

Ketahuilah bahwa Titik yang berada dibawah huruf Ba adalah awal mula setiap surat dan Kitab Allah. Sebab huruf itu sendiri tersusun dari titik-titik, dan sudah semestinya setiap Surat ada huruf yang menjadi awalnya, sedangkan setiap huruf itu ada titik yang menjadi awalnya huruf.

Titik BA inilah sebagai PINTU LORONG KALBU yg akan menembus batas dimensi ruang dan waktu.

Demikian juga alam semesta ini yg merupakan kitab Alloh juga,setiap benda apapun terdiri dari kumpulan titik-titk.semuanya Bersatu dalam Titik,
Titik itu adalah Allah,
Syari’at-Tarekat berawal dari Titik,
Hakekat-Ma’rifat berakhir di Titik.

Titik itu dalam jasad kita yaitu JANTUNG yg di isi dengan SATU NAMA DZAT ALLOH.(ismu dzat)
Maka dzikir dzahar dan dzikir khafi menjadi titik pertemuan antara lautan dzahir dan lautan batin, itulah pintu ke alam lain,yg menyingkap seluruh rahasiah alam semesta,untuk menyaksikan dan menyatu MANUNGGAL dengan satu titik sentral yaitu dzat Alloh SWT,sebagai pusat penggerak dari seluruh titik di alam semesta.

maka :"TIADA YG DIAM DAN BERGERAK KECUALI ALLOH,TIADA SEGALA SESUATUPUN WUJUD DI ALAM SEMESTA INI KECUALI ALLOH"

Laa ilaaha ilallaah Laa maujuda ilalloh.
Allah berfirman : "Bumi kulipat bagi orang beriman.."

Maksudnya titik-titik dialam semesta dijadikan MATRIX yang di lipat sehingga membentuk lorong waktu, menyingkat jarak dan menembus semua dimensi ruang galaxi.

Maka mudah saja bagi Allah meng-isro mirajkan Nabi SAW, sudah sampai sebelum melangkah.
Tidaklah heran jika para Waliyullah dari Nusantara dalam sedetik udah pada sampai ke Mekah.
Maka ketika TITIK BA itu lahir menetes dari dzat lahutiah ke alam sifat jadilah NUR MUHAMMAD..
Didalam kitab Sirrul Asrar dijelaskan Inilah hakikat dari asal muasal segala yg ada termasuk 7 lapis langit dan bumi..dari Nur Muhammad, Apabila ke 7 TITIK CAKRA LATIFAH di dalam diri kita yaitu alam Mikro kosmos sudah tersambung dengan DZIKRULLAH menyatu dg TITIK CAKRA ALLAH di alam semesta Makro Kosmos maka itulah LORONG KALBU yang akan menembus ruang dan waktu.

Aktifkan 7 cakra titik di diri kita dengan 7 tingkatan dzikir,
Yaitu dzikir Jahar (masih di ucapkan oleh mulut lisan), dzikir Khafi(dzikir oleh hati tanpa mulut dengan lisan hati) , dzikir Ruh(dg hening ruh tanpa huruf dan tanpa suara dengan gerakan batiniah ruh), dzikir sirr (dengan rasa ning rasa melebihi meditasi dan tapa brata) , dzikir Akhfa(dzikir yg maha samar), dzikir Natiqa (cipta rasa), dzikir Kullu jasad( dzikir diseluruh titik tubuh yg tersambung dengan titik ilahi dengan alam semesta)

Ternyata puncak rahasiah ilmu tertinggi yg pernah dicapai oleh manusia sepanjang peradaban dunia, dicapai oleh seseorang yg bernama Baginda Muhammad saw , Beliaulah yg ke tujuh titik cakra didirinya di aktifkan dan dinyalakan Allah,

Oleh Rasulullah saw di wariskan kepada sahabat yg 4, maka sayang sekali jika sekarang kita tidak mempelajari dan mengamalkannya,karena itulah rahasiah dari segala rahasiah.

Dibuktikan dengan isro miraj yg menembus seluruh batas dimensi alam.
Maka ketika seorang hamba berdzikir berarti ia sedang menyambungkan TITIK TITIK kepada Tuhannya..putus sambungkan-lupa ingatkan lagi. Maka dari titik-titik itu terbentuklah garis lurus antara hamba dengan Tuhannya...inilah garis tauhid yg paling lurus, Titik itu kini ada dihati kita,
Maka berdzikirlah dengan dzikir sirri dan dzikir akhfa maka kita menyatu dengan sentral titik yg maha tunggal...yaitu Allahu ahad.

Yang jauh tidak kilometer dan dekatnyapun tidak milimeter..ketika kita ingat sedang berdzikir berarti sedang menyatu dalam satu titik.
Ana sirra-Ana insun...
Titik.

Barokalloh 

SEDULUR 4 KIBLAT 5 PANCER

SEDULUR 4 KIBLAT 5 PANCER
SEDULUR 4 KIBLAT 5 PANCER
Saudara 4 Bukanlah Jin Atau Sejenisnya, sedulur 4 merupakan ajaran ilmu leluhur jawa (Kejawen) yg berkaitan dengan ngelmu bathin dan olah rasa.

Pada saat Islam masuk ke Nusantara tanah Jawa Dwipa, Ilmu sedulur 4 disempurnakan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga dimana sedulur 4 merupakan 4 Malaikat.

Ajaran Kejawen yang membahas tentang adanya malaikat pendamping hidup manusia adalah SEDULUR PAPAT LIMO PANCER. Pancer adalah tonggak hidup manusia yaitu dirinya sendiri. Diri kita dikelilingi oleh empat makhluk gaib yang tidak kasat mata (metafisik). Mereka adalah saudara yang setia menemani hidup kita. Mulai dilahirkan di dunia hingga kita nanti meninggal dunia menuju alam barzakh (alam kelanggengan).

Sebelum hadirnya agama Islam, orang Jawa tidak memahami konsep malaikat. Maka mereka menyebut malaikat penjaga manusia dengan sedulur papat. Konsep “sedulur papat” ini oleh orang Jawa ditamsilkan melalui sebuah pengamatan/niteni.

Mulai saat janin tumbuh di perut ibu, janin dilindungi di dalam rahim oleh ketuban. Selanjutnya adalah ari-ari, darah dan pusar. Itulah saudara manusia sejak awal dia hidup dan selanjutnya “empat saudara” ini kemudian dikubur. Namun orang Jawa Percaya bahwa “empat saudara” ini tetap menemani diri manusia hingga ke liang lahat.

Karena Air Ketuban adalah yang pertama kali keluar saat ibu melahirkan, orang Jawa menyebutnya SAUDARA TUA. Saudara ini melindungi jasad fisik dari bahaya. Maka ia adalah SANG PELINDUNG FISIK.

Selanjutnya yang lebih MUDA adalah ari-ari, tembuni atau plasenta. Pembungkus janin dalam rahim. Ia melingkupi tindakan janin dalam rahim yang kemudian mengantarkan kita ke tujuan. Maka ia adalah SANG PENGANTAR.

Saudara kita selanjutnya adalah DARAH. Darah ini membantu janin kecil untuk tumbuh berkembang menjadi bayi lengkap. Darah adalah SARANA DAN WAHANA IRADAT-NYA pada manusia. Darah bisa disebut nyawa bagi janin. Maka, darah disebut dengan PEMBANTU SETIA MANUSIA MENEMUKAN JATI DIRINYA SEBAGAI HAMBA TUHAN.

Barokalloh

Doa Sang Anak untuk Orang Tuanya

Kisah Doa Sang Anak di Alam Kubur untuk Orang Tuanya
Kisah Doa Sang Anak di Alam Kubur untuk Orang Tuanya
Setiap anak utang budi sangat besar pada orang tuanya. Ibu merupakan makhluk Allah yang diciptakan untuk bisa mengandung, melahirkan, dan menumbuhkembangkan anaknya masing-masing. Cinta ibu melebihi kecintaannya kepada pribadinya sendiri. Bagi ibu, ibarat tidak makan tidak masalah yang penting anaknya bisa makan karena saking cintanya seorang ibu kepada anak. Setelah ibu, ada orang lain yang juga mempunyai kasih sayang besar kepada seorang anak, yaitu sosok ayah walaupun levelnya masih di bawah ibu. 

Rasulullah ﷺ dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari kakeknya Bahz, ia memerintahkan untuk menghormati ibu sebanyak tiga kali lipat dibanding ayah. Hadits ini tidak berarti ayah tidak terhormat. Hormat kepada ayah tetap wajib, sedangkan kewajiban hormat kepada ibu tiga kali lipat daripada hormat kepada ayah, baru kemudian kerabat paling dekat, dekat, dan mulai yang lebih jauh.
 
   حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا بَهْزٌ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ جَدِّي، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: " أُمَّكَ "، قَالَ: قُلْتُ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: " أُمَّكَ "، قَالَ: قُلْتُ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: " أُمَّكَ، ثُمَّ أَبَاكَ، ثُمَّ الْأَقْرَبَ فَالْأَقْرَبَ 

Artinya: “Saya tanya kepada Rasulullah ﷺ, ‘Ya Rasul, siapa yang paling berhak saya sikapi dengan sebaik mungkin?’ Jawab Rasul, ‘Ibumu’, ‘Lalu siapa lagi, Ya Rasul?’ ‘Ibumu’, ‘Siapa lagi, Ya Rasul?’ ‘Ibumu’. 'Lalu siapa lagi?' ‘Baru kemudian bapakmu, keluarga terdekat, dekat, dan seterusnya’.” (Musnad Ahmad: 20048)

Sebagai balas budi anak kepada kedua orang tua, bagaimana sikap anak kepada orang tua ketika mereka sudah meninggal dunia? Abu Usaid pernah menceritakan sebuah hadits berikut:
 بَيْنَمَا أَنَا جَالِسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، هَلْ بَقِيَ عَلَيَّ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ بَعْدَ مَوْتِهِمَا أَبَرُّهُمَا بِهِ؟ قَالَ: " نَعَمْ خِصَالٌ أَرْبَعَةٌ: الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا، وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا، وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا رَحِمَ لَكَ إِلَّا مِنْ قِبَلِهِمَا، فَهُوَ الَّذِي بَقِيَ عَلَيْكَ مِنْ بِرِّهِمَا بَعْدَ مَوْتِهِمَا  
Artinya: “Suatu ketika saya sedang duduk-duduk bersama Rasulullah ﷺ. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dari sahabat Anshar sowan. Ia bertanya kepada Rasul, ‘Ya Rasul, apakah saya bisa berbaik budi kepada kedua orang tua saya yang sudah meninggal?’ Rasul lalu menjawab, ‘Iya, ada empat hal, yaitu (1) mendoakan mereka, (2) memohonkan ampunan untuk keduanya, (3) menunaikan janji mereka dan memuliakan teman mereka, dan (4) menjalin silaturahim dengan orang-orang yang tidak akan menjadi saudaramu kecuali melalui perantara ayah-ibumu. Itulah budi baik yang harus kamu lakukan setelah mereka meninggal’.” (Musnad Ahmad: 16059

Mengenai doa sebagai amalan untuk berbakti kepada orang tua yang telah meninggal, ada kisah menarik tentang doa sang anak untuk orang tuanya di alam kubur, berikut kisahnya.

Suatu hari seorang alim bermimpi bertemu dengan para ahli kubur. Dalam mimpinya ia melihat para ahli kubur sedang berebut dan memungut berbagai macam bingkisan yang berserakan. Tak lama kemudian ia melihat ada satu orang yang sedang duduk acuh tidak tergiur sama sekali dengan berbagai barang berharga yang sedang diperebutkan tersebut. Orang alim ini pun dibuat heran dan penasaran. 
 
"Mengapa anda diam saja tidak seperti mereka mengambil barang-barang itu?" tanya sang alim kepada orang tersebut.

Mendapat pertanyaan itu, ia langsung menjawab bahwa mereka yang sedang sibuk itu sedang mengambil 'paket kiriman' dari umat Islam yang mendoakan ahli kubur berupa bacaan Al-Qur'an, sedekah dan doa. 
 
"Saya sendiri tidak butuh 'bingkisan' itu sebab saya sudah punya semuanya," jawab laki-laki itu dengan mantap. 
 
"Dari mana Anda bisa mendapatkan barang-barang itu?" tanya sang alim yang tambah penasaran. 
 
"Saya punya anak yang berjualan kue di pasar X, setiap hari dia selalu mengirim bacaan Al-Qur'an dan doa kepadaku," jawabnya 
 
Tidak lama kemudian, sang alim ini terbangun dari tidurnya dan semua yang terjadi dalam mimpinya itu sangat jelas teringat hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengunjungi pasar X dan mencari seseorang yang menjual kue. 
 
Berangkatlah sang alim ini menuju pasar X dan tidak perlu waktu lama untuk menemukan penjual kue di sana. Firasat orang alim ini semakin kuat ketika melihat mulut penjual kue ini tidak henti-hentinya bergerak seperti sedang membaca sesuatu.

"Saya melihat mulut Anda dari tadi tidak berhenti bergerak, kalau boleh tahu apa yang sedang dibaca?" tanya orang alim itu. 
 
"Oh, saya sedang membaca Al-Qur'an dan dikirimkan khusus untuk orang tuaku yang sudah meninggal," jawabnya. 
 
Jawaban itu cukup memuaskan sang alim sebab apa yang disampaikan penjual kue itu ternyata memiliki hubungan dengan mimpi yang dialaminya kemarin. Beberapa waktu kemudian, sang alim ini kembali bermimpi sebagaimana sebelumnya, namun ada sesuatu yang berbeda. Ia melihat orang yang dulu hanya duduk manis, sekarang juga ikut memungut 'bingkisan' dengan para ahli kubur lainnya. Sang alim tak sempat berkomunikasi, sebab orang itu terlihat begitu sibuk.

Beberapa waktu kemudian, sang alim ini kembali bermimpi sebagaimana sebelumnya, namun ada sesuatu yang berbeda. Ia melihat orang yang dulu hanya duduk manis, sekarang juga ikut memungut 'bingkisan' dengan para ahli kubur lainnya. Sang alim tak sempat berkomunikasi, sebab orang itu terlihat begitu sibuk. 
 
Ketika sudah bangun dari tidurnya, sang alim ini sedikit kebingungan hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali menemui sang penjual kue di pasar. 
 
Namun saat sampai di pasar, sang alim tidak menemukan penjual kue itu sebab menurut informasi yang didapat, penjual kue yang waktu itu selalu membasahi bibirnya dengan bacaan Al-Qur'an ternyata sudah meninggal dunia. 
 
Akhirnya sang alim pun menyimpulkan bahwa orang yang di mimpi pertama hanya duduk manis kemudian di mimpi kedua sibuk berebut 'bingkisan' itu ternyata sudah tidak lagi mendapat kiriman doa dari anaknya. 
 
Dzikir yang berisi doa dan bacaan ayat suci Al-Quran atau juga sedekah yang dilakukan orang hidup kemudian 'dikirimkan' untuk orang yang sudah meninggal dunia sesungguhnya bisa sampai dan memberi manfaat bagi ahli kubur. Hal ini dibahas dalam kitab I'anatut Thalibin jilid 2 halaman 143. 
 
Syaikh Bakri Syata Ad-Dimyati, sang penulis kitab tersebut mengutip hadits Rasulullah dan pendapat para ulama dalam membahas pentingnya ziarah dan mengirim doa untuk orang meninggal dunia sebagaimana kisah inspiratif ini. Dukung dan Suscribe Channel Youtube Perisai Mukmin


Profil KH Raden As’ad Syamsul Arifin

Profil KHR As’ad Syamsul Arifin: Sang Wasilah Pendirian NU
KH Raden As’ad Syamsul Arifin
Salah satu riwayat awal pendirian Nahdlatul Ulama tidak terlepas dari peran KH Raden As’ad Syamsul Arifin. Ia menjadi wasilah (perantara) ketika Hadratus-Syekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari meminta restu kepada gurunya, KH Cholil Bangkalan untuk mendirikan jam’iyah Nahdlatul Ulama.

Santri As’ad kala itu menjadi penyampai pesan Kiai Cholil Bangkalan kepada Kiai Hasyim Asy’ari. As’ad yang saat itu menjadi santri Kiai Hasyim Asy’ari di Tebuireng diutus untuk menemui Kiai Cholil di Bangkalan, Madura. Sebelumnya, As’ad juga nyantri di Pesantren Kademangan asuhan KH Cholil Bangkalan.

As’ad mengungkapkan bahwa petunjuk hasil dari istikharah gurunya, KH Hasyim Asy’ari justru tidak jatuh di tangannya untuk mengambil keputusan, melainkan diterima oleh KH Cholil Bangkalan, yang juga guru KH Hasyim Asy’ari.
Ada dua petunjuk yang harus disampaikan oleh As’ad sebagai penghubung atau wasilah untuk menyampaikan amanah KH Cholil kepada KH Hasyim Asy’ari. Hal itu merupakan bentuk komitmen dan takzim santri kepada gurunya apalagi terkait persoalan-persoalan penting dan strategis. Ditambah tidak mudahnya bolak-balik dari Bangkalan ke Tebuireng di tengah situasi penjajahan saat itu.

Petunjuk pertama, pada akhir tahun 1924 santri As’ad diminta oleh KH Cholil Bangkalan untuk mengantarkan sebuah tongkat ke Tebuireng. Penyampaian tongkat tersebut disertai seperangkat ayat Al-Qur’an Surat Thaha ayat 17-23 yang menceritakan Mukjizat Nabi Musa as.

Petunjuk kedua, kali ini akhir tahun 1925 santri As’ad kembali diutus KH Cholil Bangkalan untuk mengantarkan seuntai tasbih lengkap dengan bacaan Asmaul Husna (Ya Jabbar, Ya Qahhar). Berarti menyebut nama Tuhan Yang Maha Perkasa) ke tempat yang sama dan ditujukan kepada orang sama yaitu KH Hasyim Asy’ari.

Setibanya di Tebuireng, santri As’ad menyampaikan tasbih yang dikalungkannya dan mempersilakan KH Hasyim Asy’ari untuk mengambilnya sendiri dari leher As’ad. Bukan bermaksud As’ad tidak ingin mengambilkannya untuk Kiai Hasyim Asy’ari, melainkan As’ad tidak ingin menyentuh tasbih sebagai amanah dari Kiai Cholil kepada Kiai Hasyim Asy’ari. Sebab itu, tasbih tidak tersentuh sedikit pun oleh tangan As’ad sepanjang perjalanan dari Bangkalan ke Tebuireng.

Setelah tasbih diambil, KH Hasyim Asy’ari bertanya kepada As’ad: “Apakah ada pesan lain lagi dari Bangkalan?” Kontan As’ad hanya menjawab: “Ya Jabbar, Ya Qahhar”, dua asmaul husna tarsebut diulang oleh As’ad hingga 3 kali sesuai pesan sang guru. KH Hasyim Asy’ari kemudian berkata, “Allah swt telah memperbolehkan kita untuk mendirikan jam’iyah”. (Choirul Anam, Pertumbuhan dan Perkembangan NU, 2010: 72) 

Dari perannya sebagai wasilah pendirian NU tersebut, Raden As’ad Syamsul Arifin bisa dikatakan sebagai ‘santri khos’ KH Cholil Bangkalan dan KH Hasyim Asy’ari. Dalam Ensiklopedia NU Jilid 1 (2014: 147) dijelaskan bahwa KH As’ad Syamsul Arifin lahir Sy’ib, Makkah pada tahun 1897 M/1315 H dari pasangan KH Syamsul Arifin dan Nyai Hj Siti Maimunah ketika mereka menunaikan ibadah haji.

Ketika As’ad Syamsul Arifin menginjak usia enam tahun, ia dibawa pulang oleh orang tuanya ke Indonesia, sementara saudaranya bernama Abdurrahman dititipkan kepada saudara sepupunya yang tinggal di Makkah, Arab Saudi.

Pendidikan dan sanad keilmuan
Awalnya, As’ad dan keluarganya tinggal di pondok pesantren keluarganya di Kembang Kuning, Pamekasan, Madura. Setelah 4-5 tahun, mereka pindah ke Sukorejo, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur yang saat itu masih berupa hutan belantara.

Pengembaraan awalnya dalam menuntut ilmu, KH Syamsul Arifin mengirim As’ad ke Pondok Pesantren Banyuanyar yang didirikan KH Itsbat Hasan pada tahun 1785 M. Ketika As’ad masuk, Pesantren Banyuanyar diasuh oleh KH Abdul Majid dan KH Abdul Hamid. Di Pesantren Banyuanyar, As’ad nyantri selama tiga tahun (1910-1913).

Setelah dari tiga tahun nyantri di Pesantren Banyuanyar, As’ad kemudian dikirim ayahnya ke Madrasah Shaulatiyah. Perguruan yang cukup terkemuka di Makkah. Di Madrasah Shaulatiyah, As’ad bertemu dengan beberapa santri dari Indonesia seperti Zaini Mun’im, Ahmad Thoha, Muhammadun, dan Baidlowi Lasem.

Di Madrasah Shaulatiyah, As’ad berguru kepada Sayyid Abbas al-Maliki (ayah dari Sayyid Alwi al-Maliki), Syekh Hasan al-Yamani, Syekh Muhammad Amin al-Quthbi, Syekh Bakir, dan Syekh Syarif Syanqithi. Setelah beberapa tahun di Madrasah Shaulatiyah, As’ad kembali ke Indonesia dan berguru kepada KH Nawawi (Pesantren Sidogiri), KH Khazin (Pesantren Panji Siwalan), KH Cholil Bangkalan (Pesantren Kademangan), dan KH Hasyim Asy’ari (Pesantren Tebuireng).

Perjuangan dan kiprah
Pada tahun 1908, setelah pindah ke Situbondo, KHR As'ad Syamsul Arifin dan ayahnya beserta para santri yang ikut datang dari Madura "membabat alas" (menebang hutan) di Dusun Sukorejo untuk didirikan pesantren dan perkampungan. Pemilihan tempat tersebut atas saran dua ulama terkemuka asal Semarang, Habib Hasan Musawa dan Kiai Asadullah, dua tokoh yang juga guru Kiai As’ad Syamsul Arifin.

Usaha As'ad dan ayahnya tersebut akhirnya terwujud. Sebuah pesantren kecil yang hanya terdiri dari beberapa gubuk kecil, mushola, dan asrama santri yang saat itu masih dihuni beberapa orang saja. Sejak tahun 1914, pesantren tersebut berkembang bersamaan dengan datangnya para santri dari berbagai daerah sekitar. Pesantren tersebutlah yang akhirnya dikenal dengan nama Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah.

Sepeninggal sang ayah KH Syamsul Arifin pada tahun 1951, kepengasuhan pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah diberikan kepada Kiai As’ad. Di bawah asuhannya, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga pada tahun 1968 berdirilah sebuah Universitas Syafi’iyah dengan Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Dakwah (saat ini Universitas Ibrahimy) juga sejumlah layanan pendidikan formal di berbagai jenjang.

Estafet kepemimpinan pesantren diteruskan oleh putera-puteri KH As’ad Syamsul Arifin, yaitu Zainiyah, Nur Syarifah, Nafi’ah, Mukarromah, Makkiyah As'ad, Isyaiyah As'ad, Raden Fawaid As’ad, dan Raden Kholil As’ad. Saat ini, KH Achmad Azaim Ibrahimy (cucu KH As’ad Syamsul Arifin) menjadi pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah.

Melawan penjajah Belanda dan Jepang
Di era pergerakan nasional melawan penjajah Belanda dan Jepang, KH As’ad Syamsul Arifin aktif memberikan perlawanan. Ia ikut dalam perang gerilya pada masa revolusi fisik tahun 1945-1949. Dalam perang gerilya tersebut, ia bersama barisan pelopornya berhasil merampas senjata-senjata milik pasukan Belanda di daerah Gudang Mesiu Dabasah Bondowoso (sekitar akhir Juli 1947).

Adapun pada 10 November 1945, Kiai As’ad Syamsul Arifin membantu pertempuran di Surabaya dengan mengirim anggota pelopor dan pasukan Sabilillah Situbondo dan Bondowoso ke daerah Tanjung Perak. Pasukan yang dikirimnya terlibat pertempuran hebat di Jembatan Merah Surabaya.

Kemudian pada September dan awal Oktober 1945, Kiai As’ad memimpin pelucutan senjata para serdadu Jepang di Garahan, Jember, Jawa Timur. Tindakan tersebut dilakukan setelah pasukan Jepang tidak mau menyerahkan senjatanya kepada pasukan yang dipimpin oleh Kiai As’ad Syamsul Arifin.

Mengomando santri hingga preman
“Perang itu harus niat menegakkan agama dan ‘arebbuk negere’ (merebut negara), jangan hanya ‘arebbuk negere! Kalau hanya ‘arebbuk negere’, hanya mengejar dunia, akhiratnya hilang! Niatlah menegakkan agama dan membela negara sehingga kalau kalian mati, akan mati syahid dan masuk surga!” 

Pernyataan tersebut merupakan petuah dan motivasi perjuangan dari KH Raden As’ad Syamsul Arifin (1897-1990) kepada pasukan santri (Hizbullah dan Sabilillah) dan pasukan pemuda yang awalnya menjadi preman, brandal, bajingan, dan jawara (Pelopor) untuk melawan penjajah Belanda.

Pernyataan yang dikutip Munawir Aziz dalam bukunya Pahlawan Santri: Tulang Punggung Pergerakan Nasional (2016) tersebut tidak hanya menggelorakan semangat juang para pemuda di wilayah Tapal Kuda, tetapi juga menyadarkan bahwa membela tanah air seiring dengan kewajiban membela agama. Sosok Kiai As’ad Syamsul Arifin menjadi inspirasi karena memiliki keilmuan, kemampuan, dan visi perjuangan yang lengkap.
 
Kiai As’ad memiliki kedalaman ilmu agama yang mumpuni, mempunyai ilmu kanuragan dan bela diri, serta cukup menguasai ilmu militer. Selain menggerakkan para santri, Kiai As’ad juga cerdik dalam mengomando para bandit agar membantu perjuangan para santri mengawal kemerdekaan Indonesia.

Kemampuan Kiai As’ad dalam mengorganisasi para brandal dan jawara dari wilayah Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, Jember, Lumajang, dan Pasuruan dicatat oleh Syamsul A. Hasan (2003) yang dikutip Munawir Aziz. Kiai As’ad Syamsul Arifin mengumpulkan para bandit dan jawara tersebut dalam laskar bernama Pelopor, seperti dijelaskan di atas.

Barisan Pelopor sering berpakaian serba hitam. Mulai dari baju, celana hingga tutup kepala. Senjata yang digunakan oleh barisan Pelopor ialah senjata-senjata khas daerah yakni celurit, keris, dan rotan. Yang unik menurut catatan tersebut, para bandit dan jawara yang berada di barisan Pelopor ini sendiko dawuh dan setia pada komando Kiai As’ad Syamsul Arifin.

Kala itu, Kiai As’ad memerintahkan para pejuang Pelopor bagian logistik untuk mengirim pejuang yang berada di hutan. Baik pasukan Pelopor maupun laskar santri yang tergabung dalam barisan Hizbullah dan Sabilillah berjuang dengan strategi gerilya. Mereka masuk gunung dan keluar gunung untuk menyerang pasukan Belanda lalu mengamankan diri.

Tokoh Khittah NU 1926
KH As’ad Syamsul Arifin bersama tokoh-tokoh lain di antaranya KH Achmad Siddiq, KH Abdurrahman Wahid serta lainnya turut berjuang dalam mewujudkan NU kembali Khittah 1926. Naskah Khittah NU tersebut dibahas dan dimatangkan dalam Munas NU tahun 1983 di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo selain memutuskan perumusan naskah hubungan Pancasila dan Islam serta menerima Pancasila sebagai asas tunggal organisasi. Sehingga pada tahun 1983, NU resmi Kembali ke Khittah NU.

Choirul Anam dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdlatul Ulama (2010) menjelaskan bahwa kegelisahan Kiai As’ad Syamsul Arifin untuk mengembalikan NU rel pendirian awal (Kembali ke Khittah 1926) juga disebabkan karena NU selama dipimpin KH Idham Chalid terlalu tenggelam dalam aktivitas politik. Paham keulamaan yang terwujud dalam representasi syuriyah juga mengalami pergeseran nilai.

Sehingga Munas NU tahun 1983 yang tidak dihadiri oleh KH Idham Chalid berupaya mengembalikan kewibawaan ulama, mengembalikan peran dan fungsi serta otoritas ulama. Dengan kata lain, Kembali ke Khittah 1926 berarti menjaga dan melestarikan paham keulamaan sebagai salah satu sistem nilai yang selama ini berlaku di NU. Paham keulamaan sebagai ruh di NU juga sebagai konsekuensi dari perwujudan akidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

Karya-karya KH As’ad Syamsul Arifin
Selain kesaktian dan karomah-karomah yang dimilikinya, KH As’ad Syamsul Arifin juga menulis sejumlah kitab dan buku di bidang akidah, tauhid, fikih, muamalah, sejarah, sastra, dan amaliah sehari-hari. Berikut buku dan kitab karya KH As’ad Syamsul Arifin:

1.Tsalats Risail, kitab setebal 21 halaman ini ditulis dengan huruf arab dan berbahasa Indonesia. Materi kitab ini berasal dari kitab Mafahim Yajib an Tushahhah karangan Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki dan beberapa kitab dan ulama yang lain.

Tiga bahasan dalam Tsalats Risail, pertama masalah hakikat Asyariyah (paham pemikiran Imam al-Asyari dan pengikutnya). Kedua, tentang Qodaniyah atau Ahmadiyah. Ketiga, membahas sekelumit akidah, syariat, dan akhlak Ahlussunnah wal Jamaah.

2. Risalah Shalat Jumat, kitab setebal 19 halaman ini ditulis dalam bahasa Arab. Pada permulaan, kitab yang membahas sholat Jumat ini berisi kutipan-kutipan ulama dari sebelas kitab, di antaranya al-Umm, Fiqh al-Madzahib al-Arba’ah, dan Nihayah al-Muhtaj) tanpa di terjemahkan. Kiai As’ad kemudian memaparkan (dengan bahasa Madura) sejarah sholat Jumat di satu masjid.

Kemudian karena beberapa alasan (Kiai As’ad menyebut enam sebab), maka di sebuah daerah yang luas dan padat penduduknya diperbolehkan sholat Jumat di beberapa tempat. Kitab ini berakhir pada halaman 13. Sedangkan halaman 14-19 berisi tentang masalah ziaroh kubur dan istighosah.

3. At-Tajlib al-Barokah fi Fadli as-Sa’yi wa al-Harokah, kitab setebal 31 halaman ini membahas tentang muamalah dalam Islam. KH As’ad Syamsul Arifin menulis kitab ini pada momen malam pemilihan umum pertama dalam sejarah Indonesia yaitu pada 15 Desember 1955.

Kitab ini berisi beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad tentang asal-usul kehidupan, bercocok tanam, mencari rezeki, dan muamalah lainnya. Dalam kitab ini Kiai As’ad Syamsul Arifin lebih memposisikan diri sebagai penyeru moral, tidak sampai pada tataran konsep dan strategi bermuamalah dalam hal-hal tersebut.

4. Risalah at-Tauhid, kitab setebal 42 halaman ini ditulis dengan huruf Arab tapi berbahasa Madura. Kitab ini membahas tentang ilmu tauhid namun lebih banyak mengupas masalah tasawuf. Misalnya, membahas tingkatan iman, macam-macam fana fillah, tujuan masuk tarekat, guru tarekat, dan waliyullah.

Dalam kitab ini Kiai As'ad Syamsul juga mengingatkan agar kita tidak usah meminta menjadi orang yang keramat dan terkenal. Tapi kita berdoa agar menjadi orang yang cinta dan ridho kepada Allah. Menurut Kiai As'ad kalau ada seorang yang mengaku wali sesungguhnya orang tersebut bukan wali.

5. Tarikh Perjuangan Islam Indonesia, buku setebal 43 halaman ini ditulis menggunakan huruf Arab berbahasa Indonesia. Buku membahas tentang sejarah Wali Songo dan tokoh-tokoh penyebar Islam di Pulau Jawa dan Madura. Dalam buku ini menurut Kiai As’ad Syamsul Arifin setelah Nabi Muhammad wafat, para sahabat mengadakan musyawarah untuk menyebarkan Islam ke berbagai negara.

Dalam buku ini, Kiai As’ad juga membahas tentang kunci sukses dakwah Wali Songo yang mengunnakan pendekatan langsung kepada masyarakat dengan penuh ikhtiar dan tawakal yang disertai sabar, qonaah, wara’, zuhud, dan lain-lain.

6. Isra’ Mi’raj, buku setebal 21 halaman ini ditulis dengan huruf Arab berbahasa Madura. Buku yang ditulis pada 27 Syawal 1391 H atau 17 Desember 1971 ini membahas tentang perjalanan isra’ mi’raj Nabi Muhammad saw. 

7. Syair Madura, syair ini ditulis sebanyak 232 baris oleh KH As’ad Syamsul Arifin dengan huruf Arab dan berbahasa Madura. Syair ini ditulis pada bulan Ramadhan, tahunnya tidak ditemukan. Buku ini memberikan informasi bahwa Kiai As’ad Syamsul Arifin juga seorang penyair dan memiliki cita rasa seni.

Hal itu mengingatkan kepada sosok KH Hasyim Asy’ari, guru Kiai As’ad. KH Hasyim Asy’ari yang selama ini dikenal kepakarannya di bidang hadits ternyata juga seorang sastrawan. Hal itu diungkapkan oleh Muhammad Asad Syihab dalam bukunya Hadlratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’arie: Perintis Kemerdekaan Indonesia, terj. KH A Mustofa Bisri (1994).

Asad Syihab (1994: 30) menjelaskan bahwa Kiai Hasyim Asy’ari merupakan seorang pembicara yang fasih dan termasuk sastrawan yang menonjol. Beliau dalam berbagai kesempatan sering membacakan syair dan beliau mempunyai kumpulan puisi-puisi panjang yang beliau baca sendiri dalam berbagai forum. KH Hasyim Asy’ari juga memiliki banyak karangan dalam bidang sastra budaya.

KHR As’ad Syamsul Arifin wafat pada 4 Agustus 1990 di Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur pada usia 93 tahun. Beliau dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah.

Atas jasa serta perjuangan Kiai As’ad, Pemerintah RI menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional pada 9 November 2016. Gelar tersebut diberikan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 90/TK/Tahun 2016.

𝐈𝐉𝐀𝐙𝐀𝐇 𝐌𝐔𝐓𝐋𝐀𝐊 𝐃𝐀𝐑𝐈 𝐆𝐔𝐑𝐔 𝐊𝐈𝐓𝐀 𝐊𝐇.𝐑. 𝐀𝐒'𝐀𝐃 𝐒𝐘𝐀𝐌𝐒𝐔𝐋 𝐀𝐑𝐈𝐅𝐈𝐍
Membaca Ayat Kursi Sebanyak 17 Kali Ketika Terbenam Matahari, Kemudian diakhiri dengan Doa Tersebut. (Ijazah Mutlak Tahun 1959)
𝐈𝐉𝐀𝐙𝐀𝐇 AYAT KURSI 𝐃𝐀𝐑𝐈 𝐆𝐔𝐑𝐔 𝐊𝐈𝐓𝐀 𝐊𝐇.𝐑. 𝐀𝐒'𝐀𝐃 𝐒𝐘𝐀𝐌𝐒𝐔𝐋 𝐀𝐑𝐈𝐅𝐈𝐍

“SILAHKAN DI BAGIKAN/SHARE, SEMOGA BERMANFAAT.”