Raden Sake sudah tak asing lagi ditelinga masyarakat Citeureup, Kabupaten Bogor. Sosoknya dikenal tegas dalam menyebarkan Syiar Islam dan mengajak masyarakat untuk menentang penjajahan Belanda, di wilayah Citeureup kala itu.
Namun tahukah Anda jika asal mula nama Sake berawal dari kebiasaan beliau dalam membawa bekal minuman.
"Sebetulnya sake itu tempat minuman orang dahulu, beliau bawa itu kemana-mana yang bahannya dari kayu kayak rotan gitu. Itu ciri khasnya beliau sebenarnya, makanya istilah itu melekat sampai sekarang," ungkap M. Acun (65)
M. Acun yang sehari-harinya bertugas membersihkan makam Raden Sake mengaku sering mendengar cerita-cerita itu dari peziarah.
"Cerita dari orang kaum jadi dia tau sejarahnya, karena kan keturunan Raden Sake itu banyak ada yang di Banten juga," tuturnya.
Rupanya Raden Sake menyebarkan agama Islam dari Provinsi Banten hingga Citeureup. Ia merupakan keturunan dari Kerajaan Banten dan orang pertama yang membuka wilayah Citeureup.
Konon kawasan Citeureup yang dulunya adalah sebuah hutan dan hanya dihuni oleh beberapa orang saja kini sudah ramai ditinggali oleh para penduduk.
"Beliau memang asli Putra Banten, agama bagus keturunan orang kaya tapi Ia lebih memilih untuk melakukan syiar Islam daripada berdiam diri di Istana Banten," bebernya.
Dalam komplek makam Mbah Sake ada beberapa makam lain yang juga merupakan keluarga dan kerabat dari Eyang Sake.
Warga Citeurep sangat kagum dan menghargai jasa Raden Sake dalam menyebarkan Agama Islam di Citeureup. Maka dari itulah hingga saat ini makam beliau masih terjaga dengan baik dan banyak dikunjungi oleh peziarah. "Tiap hari ada aja yang ziarah kesini, kebanyakan dari wilayah Jabodetabek atau Jawa Barat," ucapnya.
Hingga kini makam Raden Sake terawat dengan baik di kampung Nangka RT. 02/01 Desa Karangasem Timur Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.
Makam Eyang Raden Sake, Citeurep Bogor |
0 komentar:
Posting Komentar