Jumat, 06 Januari 2017

MOTIVASI DARI KISAH BURUNG BUGHATS


اللهم صل على محمد وال محمد

BUGHATS
Seorang ulama dari Suriah bercerita tentang doa yang selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan doa seperti berikut ini.

*ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺭﺯُﻗﻨَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺮﺯُﻕُ ﺍﻟﺒُﻐَﺎﺙََ*
ALLOHUMMAR ZUQNAA KAMAA TARZUQUL BUGHOOTS
"Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kepada bughats"

Apakah "bughats" itu...?
Dan bagaimana kisahnya...?


"Bughats" anak burung gagak yg baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yg disebut "bughats". Ketika sudah besar dia menjadi gagak (ghurab).

Apa perbedaan antara bughats dan ghurab...?
Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih.

Di saat induknya menyaksikanya,  ia tidak terima itu anaknya, hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu hanya mengintainya dari kejauhan saja.

Anak burung kecil malang yang baru menetas dari telur itu tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang.

Lalu bagaimana ia makan dan minum...?
Allah Yang Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya.

Allah menciptakan AROMA tertentu yang keluar dari tubuh anak gagak yang dapat mengundang datangnya serangga ke sarangnya. Lalu berbagai macam ulat dan serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak, lalu ia pun memakannya, Masya Allah.

Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sdh tumbuh. Ketika itu barulah gagak mengetahui itu anaknya dan ia pun mau memberi makannya hingga tumbuh dewasa dan bisa terbang mencari makan sendiri. Secara otomatis aroma yang keluar dari tubuhnya pun hilang dan serangga-serangga tidak berdatangan lagi ke sarangnya. Dialah Allah, Ar Razzaq, Yang Maha Penjamin Rezeki.


*... نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ...*
"Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia" (QS. Az-Zukhruf: Ayat 32)

Rezekimu akan mendatangimu dimana pun engkau berada, selama engkau menjaga bisa ketakwaanmu kepada Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa alihi wasallam :
"Sesungguhnya Malaikat Jibril membisikkan di dalam qolbuku bahwa seseorag tidak akan meninggal sampai sempurna seluruh rezekinya. Ketahuilah, bertaqwalah kepada Allah, dan perindahlah caramu meminta kpd Allah. Jgn sampai keterlambatan datangnya rezeki membuatmu mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya tidak akan didapatkan sesuatu yang ada di sisi Allah kecuali dengan mentaatinya."

Jadi, Tidaklah pantas bagi orang-orang yang beriman berebut rezeki dan seringkali tidak mengindahkan halal haramnya rezeki itu dan cara memperolehnya.

Yuk introspeksi diri, apakah muamalah dan pekerjaan yg kita lakukan ini sudah sesuai hukum الله atau belum.  Mengetahui status hukum perbuatan dulu baru berbuat itulah sikap selayaknya seorang muslim.

*اَللّٰهُمَّ اَكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ*
ALLOHUMAKFINII BI HALAALIKA AN-HAROOMIK, WA AGHNINII BIFADHLIKA AMMAN SIWAAK.
“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal,  sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.” (HR. Ahmad).



Semoga Bermanfaat
Subscribe
 

0 komentar:

Posting Komentar