PERISAI MUKMIN CHANNEL YOUTUBE

Channel youtube berbagi kumpulan shalawat nabi dan dzikir serta kisah islami

SHALAWAT NAJIYATUL QUBUR

Sholawat penyelamat dari siksa kubur ijazah Al-Habib Muhammad bin Ali Al-Habsyi Shohibul Maulid Simtudduror, diamalkan dibaca satu kali ketika ziarah kubur dan buat yang masih hidup bisa dibaca satu kali setiap hari.

SHALAWAT DARI AL-ARIF BILLAH KH. IMAM KHOLIL BIN SYEKH SYU'AIB BIN ABDUL ROZAQ SARANG REMBANG

Keutamaannya jika dibaca satu kali sebanding dengan membaca kitab Sholawat Dalail Al-Khoirot seratus ribu kali dan membebaskan dari sentuhan api neraka.

FILM-FILM LAWAS INDONESIA

Koleksi berbagai film lawas indonesia era 70 hingga 90an, baik film laga dan komedi

Ijazah Membuka Sesuatu yang tertutup

Ijazah amalan dari Habib Syech untuk membuka sesuatu yang tertutup

KEUTAMAAN DAN BERKAH MANDI DI WAKTU FAJAR

keistimewaan mandi fajar yaitu mandi pada pagi hari sebelum adzan subuh yang sebagian orang tidak mengetahuinya.

HAJAT TERKABUL DENGAN ISTIQOMAH SHALAT TASBIH

Memohon hajat yang sulit agar terkabul dengan barokah melaksanakan shalat tasbih

Tampilkan postingan dengan label yogyakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label yogyakarta. Tampilkan semua postingan

Jumat, 11 Oktober 2024

Sri Sultan Hamengku Buwono 1

 SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO KE-I 


Dikenal dengan nama Pangeran Mangkubumi, pendiri dan pembangun Keraton Yogyakarta ini lahir pada tanggal 5 Agustus 1717 dengan nama Bendara Raden Mas (BRM) Sujono. Pangeran Mangkubumi merupakan putra Sunan Amangkurat IV melalui garwa selir yang bernama Mas Ayu Tejawati. Kelak, sebagai peletak dasar budaya Mataram, beliau akan memberi warna dan ruh tidak hanya bagi lingkungan keraton tetapi seluruh masyarakat Yogyakarta.

Sedari kecil, BRM Sujono dikenal sangat cakap dalam olah keprajuritan. Beliau mahir berkuda dan bermain senjata. Selain itu, beliau juga dikenal sangat taat beribadah sembari tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Budaya Jawa.

Berkat kecakapan itulah, ketika paman beliau yang bernama Mangkubumi meninggal pada tanggal 27 November 1730, beliau lalu diangkat menjadi Pangeran Lurah. Yaitu pangeran yang dituakan di antara para putera raja. Kelak, ketika sudah dewasa, beliau juga menyandang nama yang sama dengan pamannya. BRM Sujono kemudian lebih dikenal sebagai Pangeran Mangkubumi.

Mengenai ketaatan beribadah Pangeran Mangkubumi secara rinci dikisahkan dalam Serat Cebolek. Disitu digambarkan mengenai kebiasaan beliau puasa Senin-Kamis, sholat lima waktu dan juga mengaji Al Quran. Dalam serat ini pula dikisahkan bahwa beliau gemar mengembara dan mengadakan pendekatan dengan masyarakat, serta memberikan pertolongan kepada yang lemah.

Sifat beliau ini menghasilkan kesetiaan yang mendalam di antara para pengikutnya. Pada tahun 1746, ketika mengangkat senjata melawan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), Pangeran Mangkubumi memiliki pengikut sebanyak 3000 prajurit. Pada tahun 1747 jumlahnya meningkat pesat menjadi 13000 prajurit, dimana diantaranya terdapat 2500 prajurit berkuda. Kesetiaan dan kesediaan mengikuti beliau ini kemudian meluas hingga ke masyarakat umum pada tahun 1750.

“PERJUANGAN ATAS BUMI MATARAM”

Era tahun 1740 adalah masa-masa berat bagi bumi Mataram. Pemberontakan merajalela, dimulai dengan Geger Pacina yang dipimpin oleh Sunan Kuning dibantu Pangeran Sambernyawa, hingga gerakan-gerakan sporadis yang dipimpin oleh Pangeran Sambernyawa sendiri pada hari-hari selanjutnya. Akibatnya keraton harus berpindah dari Kartasura ke Surakarta pada tanggal 17 Februari 1745.

Untuk memadamkan pemberontakan Sambernyawa, Raja Mataram saat itu -Susuhunan Paku Buwono II mengadakan sayembara yang disambut dan dimenangkan oleh Pangeran Mangkubumi. Pangeran Mangkubumi kemudian bermaksud untuk mengendalikan pesisir utara Jawa sebagai langkah strategis mengurangi pengaruh VOC di bumi Mataram. Akan tetapi, akibat penghianatan dan kecurangan yang dilakukan oleh Patih Pringgoloyo yang didukung VOC, langkah Pangeran Mangkubumi menemui jalan buntu.

Atas dasar peristiwa tersebut, Pangeran Mangkubumi kemudian memutuskan untuk keluar dari lingkup istana dan memulai serangan terbuka terhadap VOC. Keputusan tersebut menuai dukungan dari Pangeran Sambernyawa. Bersama Sambernyawa, Pangeran Mangkubumi berhasil membebaskan beberapa daerah dari cengkeraman VOC.

===========

Di sisi lain, pada akhir tahun 1749, kondisi kesehatan Paku Buwono II semakin menurun. Belanda memanfaatkan kondisi ini sehingga muncul traktat yang berisi penyerahan Kerajaan Mataram seluruhnya kepada VOC pada tanggal 16 Desember 1749. Hanya berselang hari, Paku Buwono II wafat dan kemudian digantikan oleh puteranya Paku Buwono III. Mengetahui adanya kesepakatan tersebut, maka Pangeran Mangkubumi dan Sambernyawa semakin sengit bertempur. Akibatnya, garis depan VOC terdesak dan pasukannya banyak yang tewas. Hanya dalam hitungan bulan, hampir seluruh wilayah Kerajaan Mataram sudah berada di bawah kekuasaan Pangeran Mangkubumi.

Kegagalan menghadapi perjuangan Pangeran Mangkubumi ini mengakibatkan Gubernur Jawa Utara, Baron van Hohendroff, mengundurkan diri. Selain itu, Gubernur Jenderal Baron van Imhoff yang berkedudukan di Batavia juga turut merasakan tekanan atas kekalahan tersebut. Baron van Imhoff kemudian jatuh sakit hingga akhirnya meninggal dunia. Berikutnya, tampuk kepimpinan Gubernur Jawa Utara yang berkedudukan di Semarang diserahkan kepada Nicholas Hartingh.

Perubahan kepemimpinan VOC ini membawa perubahan dalam corak penyelesaian masalahnya. Hartingh yang dikenal supel dan lancar berbahasa Jawa, mendapatkan ide bahwa untuk menyelesaikan masalah ini hanya bisa didapat dengan cara mendekati Pangeran Mangkubumi dan menawarkan jalan perdamaian. Sadar bahwa dia tidak bisa melakukannya sendiri maka Hartingh mengutus seorang keturunan Arab, Syekh Ibrahim atau lebih dikenal dengan Tuan Sarip Besar, untuk menawarkan jalan perundingan kepada Pangeran Mangkubumi.

============

Pada tanggal 23 September 1754, pertemuan antara Hartingh dengan Pangeran Mangkubumi membuahkan hasil. Kesepakatan yang diperoleh merupakan rancangan awal perjanjian yang kemudian dikenal sebagai Palihan Nagari. Hasil kesepakatan ini disampaikan kepada Gubernur Jenderal dan Paku Buwono III. Kata sepakat dari Paku Buwono III diperoleh pada tanggal 4 November 1754. Kemudian butir-butir kesepakatan tersebut dituangkan dalam naskah Perjanjian Giyanti. Puncaknya pada tanggal 13 Februari 1755, Perjanjian Giyanti ditandatangani oleh pihak-pihak terkait.

Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, babak awal Kasultanan Yogyakarta dimulai. Pada Kemis Pon, 13 Maret 1755 (29 Jumadilawal 1680 TJ) Pangeran Mangkubumi dinobatkan sebagai raja pertama Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.

“KASULTANAN NGAYOGYOKARTO HADININGRAT ”

Dalam Babad Nitik Ngayogya, digambarkan mengenai kebijaksanaan dan kearifan Sultan Hamengku Buwono I. Juga disebutkan mengenai kecerdasan beliau terkait ilmu tata kota dan arsitektur. Dalam menentukan posisi Keraton Yogyakarta, menurut catatan itu, beliau mempertimbangkan letak dan keadaan lahan agar berpotensi menyejahterakan dan memberi keamanan untuk penduduk Yogyakarta.

Keraton Yogyakarta yang berdiri kokoh hingga saat ini menempati posisi yang sangat strategis. Terdapat batas-batas alam berupa Kali Code di sebelah timur dan Kali Winongo di sebelah barat. Di sebelah utara dibatasi oleh Gunung Merapi, sementara di selatan berbatasan dengan pantai Laut Selatan. Arsitektural Keraton Yogyakarta sendiri sepenuhnya dirancang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I yang juga merupakan arsitek Keraton Surakarta. Tidak hanya tata ruang dan bangunannya, semua hiasan bahkan tumbuh-tumbuhan yang ditanam di kompleks keraton dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki nilai filosofis, dan spiritual yang tinggi. Selain kompleks keraton, Sri Sultan Hamengku Buwono juga membangun kompleks istana air Taman Sari. Atas hasil karya serta karakter kuat Sri Sultan Hamengku Buwono I, sejarawan menjuluki beliau sebagai “a great builder”, sejajar dengan Sultan Agung.

Peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono I bagi Yogyakarta begitu besar. Beliau mencetuskan konsep Watak Satriya seperti: Nyawiji(konsentrasi total), greget (semangat jiwa), sengguh (percaya diri) dan ora mingguh (penuh tanggung jawab). Konsep-konsep luhur ini menjadi credo atau prinsip bagi Prajurit Keraton, Abdi Dalem, dan juga gerak tari yang disebut Joged Mataram. Sri Sultan Hamengku Buwono I juga mengajarkan falsafah golong gilig manunggaling kawula Gusti (hubungan yang erat antara rakyat dengan raja dan antara umat dengan Tuhan) serta Hamemayu Hayuning Bawono (menjaga kelestarian alam). Semuanya menjadi nilai-nilai utama yang menjadi pedoman karakter tidak hanya bagi keraton tetapi juga masyarakat Yogyakarta.

Dalam bidang seni, peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono I diantaranya adalah: Beksan Lawung, Tarian Wayang Wong Lakon Gondowerdaya, Tarian Eteng, dan seni Wayang Purwo. Gendhing kehormatan raja “Raja Manggala” dan “Tedhak Saking” juga diciptakan pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Sri Sultan Hamengku Buwono I wafat pada tanggal 24 Maret 1792 (1 Ruwah 1718 TJ), dimakamkan di Astana Kasuwargan, Pajimatan Imogiri. Kelak, pada tanggal 3 November 2006, sebuah negara non kerajaan yang proses kelahirannya sangat lekat dengan keturunan beliau akan menganugerahi Sri Sultan Hamengku Buwono I sebagai Pahlawan Nasional atas jasa-jasa dalam memperjuangkan jati diri bangsa.

Rabu, 03 Agustus 2016

Pantai Sepanjang Gunung Kidul, Pantai Kuta-nya Yogyakarta

Obyek Wisata Pantai Sepanjang Gunungkidul - Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta memang terkenal dengan wisata pantainya yang eksotis dan masih alami, salah satunya adalah Pantai Sepanjang yang berada di Desa Kemadang, Kecamatan  Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Wisata pantai yang masih tergolong baru ini memiliki garis pantai yang panjang diantara pantai-pantai yang ada di wilayah kabupaten Gunungkidul dengan menawawarkan keindahan alam dengan hamparan pasir putih yang bersih disepanjang pantai, banyak orang menyebutnya Pantai Kutanya Yogyakarta.

Wisata pantai Sepanjang tidak menawarkan hal-hal yang modern seperti adanya café-café ataupun cottage mewah, tetapi di pantai ini menawarkan kedekatan terhadap alam, hal ini terlihat tidak adanya bangunan permanen yang berdiri di pinggir pantai, yang terlihat hanyalah beberapa gubuk yang ditinggali oleh masyarakat sekitar. Di Obyek Wisata Pantai Sepanjang anda juga masih bisa menemui berbagai jenis binatang laut dan kerang-kerangan, tetapi anda harus berhati-hati karena masih banyaknya landak laut dengan durinya yang tajam.
Pantai yang segaris dengan Sundak, Kukup dan Baron ini memiliki ombak yang lumayan cukup besar sehingga tidak ada penduduk sekitar pantai yang melaut, kebanyakan dari penduduk sekitar memanfaatkan ladang di sekitar pantai untuk menanam kedelai atau tanaman lainnya. Sementara itu, jika kita melihat kebelakang nampak 2 buah bukit yang bagian lerengnya digunakan penduduk sekitar untuk menanam jagung sebagai sumber makanan pokok. Hal ini membuat keasrian alam Pantai Sepanjang masih begitu terjaga dan terlihat masih bersih dengan alam sekitar pantai yang masih terjaga.
 
Akses Menuju Pantai Sepanjang
Untuk menuju Wisata Pantai Sepanjang sebaiknya membawa kendaraan sendiri, Karena untuk menuju wisata ini belum terdapat transportasi umum. Sementara untuk menuju pantai ini, anda bias melewati jalur Pantai Baron, kalau dari terminal Wonosari selatan sampai ketemu pos retribusi pantai. Setelah itu ikuti jalan sampai ketemu papan nama Pantai Sepanjang. Semoga bermanfaat.

Minggu, 20 April 2014

Obyek Wisata Goa Selarong Bantul Yogyakarta

Bicara tentang  wisata di D.I Yogyakarta seperti tidak pernah ada habisnya, kota yang penuh sejarah ini menyimpan banyak sekali wisata-wisata alam yang mengandung nilai sejarah yang salah satunya adalah Obyek Wisata Alam Goa Selarong. Goa yang terletak diwilayah Kembang Putihan, Guwosari, Pajangan Bantul Yogyakarta ini berada di perbukitan kapur setinggi kurang lebih 35 meter dengan dipenuhi pepohonan yang lebat. Letak goa Selarong ini sangat curam dengan kemiringan sekitar 45 derajat, untuk mencapai lokasinya, anda harus meniti anak tangga sejauh kurang lebih 400 meter.

Sejarah Goa Selarong
Pada perang Jawa yang terjadi pada tahun 1825 sampai 1830 selalu identik dengan sosok pejuang berkuda dengan sorban putih dan senjata keris. Siapa yang tidak kenal dengan Pangeran Diponegoro? Sejarah perjuangan beliau tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan tempat keramat yang satu ini, yaitu Goa Selarong. Pada masa tersebut, Goa Selarong menjadi salah satu tempat penting bagi beliau, tempat ini tidak hanya digunakan sebagai persembunyian melainkan untuk mengatur strategi perang dengan pihak Kolonial.

Bentuk Goa Selarong seperti sebuah cekungan yang lebarnya hanya sekitar 3 m dengan tinggi sekitar 2 m, dalamnya sekitar 3 m. Goa Selarong memiliki dua Goa yang berdampingan, yaitu Goa Lanang (Goa yang digunakan P Diponegoro untuk menyusun strategi dan sembunyi Pangeran Diponegoro ) dan Goa Wadon (perempuan bekas tampat tinggal RA Ratnaningsih, istri Sang Pangeran). Kata Selarong berasal “ Selo” yang berarti batu dan “ rong” artinya lobang.

Fasilitas wisata lainnya di Selarong:
  • Air terjun dan sendang Manikmaya
  • Festival kesenian tradisional selarong
  • Parkir luas
  • Pendopo

Akses Menuju Wisata Goa Selarong
  • Dari Bandara Adisucipto: keluar melalui pintu bawah tanah lalu naik bus trans Jogja turun di terminal giwangan lalu naik bus jurusan Yogya – Bantul turun di Masjid Agung/Kantor Bpati Bantul lalu naik ojek

  • Dari Stasiun Tugu Menuju ke Goa Selarong: keluar melalui pintu depan lalu naik bus trans Jogja turun di terminal giwangan lalu naik bus jurusan Yogya – Bantul turun di Masjid Agung/Kantor Bpati Bantul lalu naik ojek

  • Dari Stasiun lempuyangan menuju Goa Selarong: naik bus trans Jogja turun di terminal giwangan lalu naik bus jurusan Yogya – Bantul turun di Masjid Agung/Kantor Bpati Bantul lalu naik ojek

  • Dari terminal Jombor Menuju ke Goa Selarong: naik bus jurusan Yogya-Tempel turun di ringroad perempatan Jalan Bantul lalu naik bus jurusan Yogya – Bantul turun di Masjid Agung/Kantor Bpati Bantul lalu naik ojek

  • Dari Terminal Giwangan Menuju ke Goa Selarong: naik bus jurusan Yogya – Bantul turun di Masjid Agung/Kantor Bpati Bantul lalu naik ojek.