Sejarah dan Asal-Usul Qurban Sejak Nabi Ibrahim AS: Jejak Pengorbanan Agung dalam Islam
Setiap datangnya bulan Dzulhijjah, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah qurban sebagai bentuk ketundukan kepada Allah SWT. Tapi tahukah Anda bahwa ibadah ini berakar dari sebuah kisah agung penuh pengorbanan antara seorang ayah dan anak yaitu Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS.Artikel ini akan mengupas secara lengkap sejarah dan asal-usul qurban, mulai dari wahyu pertama tentang perintah penyembelihan hingga bagaimana tradisi ini dilestarikan dalam syariat Islam hingga kini.
1. Perintah Qurban dalam Kisah Nabi Ibrahim AS
Ibadah qurban berakar dari kisah luar biasa Nabi Ibrahim AS. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menceritakan bahwa Ibrahim menerima perintah dalam mimpi untuk menyembelih anaknya yang sangat ia cintai, Ismail AS:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: 'Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'" (QS. As-Saffat: 102)Perintah ini adalah ujian dari Allah untuk menguji keikhlasan dan ketundukan dua hamba-Nya. Dan ketika Ibrahim hendak menyembelih Ismail, Allah menggantikannya dengan seekor hewan sembelihan:
وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ
"Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." (QS. As-Saffat: 107)
2. Nilai Spiritualitas di Balik Kisah Qurban
Kisah ini bukan semata sejarah, tapi sarat makna:
Tradisi qurban kemudian dilestarikan oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi syariat Islam. Dalam hadis disebutkan:
Kisah ini bukan semata sejarah, tapi sarat makna:
- Ketundukan total kepada kehendak Allah
- Cinta kepada Allah melebihi cinta kepada anak atau harta
- Kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi ujian terberat
- Ibadah qurban adalah simbol dari penyerahan diri yang utuh. Dalam Islam, setiap bentuk pengorbanan yang dilakukan karena Allah memiliki nilai besar di sisi-Nya.
Tradisi qurban kemudian dilestarikan oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi syariat Islam. Dalam hadis disebutkan:
"Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah dari Bani Adam pada hari Nahr (Idul Adha) selain menyembelih qurban." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Nabi sendiri selalu berqurban, bahkan saat sedang tidak memiliki banyak harta. Beliau mengajarkan agar umat Islam yang mampu menyembelih hewan qurban setiap Idul Adha.
4. Dari Kisah Menjadi Syariat: Hikmah yang Terus Hidup
Ibadah qurban bukan sekadar ritual tahunan, tetapi perwujudan:
- Syukur atas rezeki
- Empati kepada kaum miskin
- Pembersih jiwa dari cinta dunia berlebihan
- Melalui daging yang dibagikan, qurban juga menjadi sarana memperkuat ukhuwah (persaudaraan) dan keadilan sosial.
Kisah Nabi Ibrahim bukan hanya dongeng masa lalu, tetapi cermin bagaimana kita menghadapi ujian hidup hari ini. Apakah kita siap mengorbankan waktu, ego, atau harta demi Allah.
Setiap tetes darah hewan qurban adalah simbol dari ketundukan kita kepada Sang Pencipta, sebagaimana Ibrahim AS telah mencontohkannya dengan sempurna.
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ
"Sesungguhnya Allah tidak menerima darah dan daging dari qurban, tetapi Dia menerima ketakwaan dari kalian." (QS. Al-Hajj: 37)
0 comments:
Posting Komentar