Minggu, 14 Januari 2024

Menabung untuk bangun rumah di surga

Menabung untuk bangun rumah di surga
Assalamu'alaikum Wr, Wb.

Sahabat, semua orang pastilah ingin memiliki rumah di dunia ini. Baik ukuran kecil maupun besar, sempit maupun luas. Ketika telah memiliki rumah, rasanya seperti telah memiliki tempat berlindung, tempat berkumpul dengan keluarga, tempat untuk kembali pulang.

Rumah adalah tempat berteduh dari teriknya panas dan hujan, tempat beraktifitas, tempat bercengkrama dengan istri dan anak. Semua orang berusaha untuk membangunnya dengan banting tulang dan memeras keringat, bahkan walau dengan modal nekat hutang sana sini, demi impian memiliki sebuah rumah. Tapi banyak orang lupa bahwa semegah dan semewah apapun Rumah kita di dunia, yakinlah bahwa itu hanyalah Rumah sementara. Suatu saat bila wafat kita akan meninggalkannya.

Oleh karenanya, marilah berjuang untuk menabung dan mencicil pembangunan Rumah kita yang kekal dan abadi yaitu di surga nanti. Sehingga Rasulullaah SAW memberikan referensi kepada umatnya bagaimana mencari pembiayaan untuk membangun rumah yang megah di surga nanti.

Demikian juga, tentu saja setiap muslim berharap memiliki rumah di akhirat kelak. Tahukah bahwa untuk membangun rumah di surga ada banyak cara yang dijanjikan Allah dan RasulNya..? Beberapa amalan berikut ini telah Allah janjikan akan mendapat rumah di surga kelak. 

Berikut ini beberapa amalan untuk mencicil bangun Rumah di surga:
1. Melaksanakan shalat sunnah sebanyak 12 rakaat dalam sehari dan semalam.
Ada banyak shalat sunah Rawatib yang mengiringi shalat 5 waktu yang wajib, jika ada seseorang yang dengan rutin mengerjakan shalat sunah rawatib tersebut dengan ikhlas, maka Allah membangunkan sebuah rumah di surga untuknya.

 Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda:
مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari semalam sebanyak 12 raka’at, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim, no. 728).

Bersemangatlah wahai saudaraku untuk mengamalkan amal ibadah Sunnah, baik shalat dhuha dan tahajjud setelah melakukan ibadah yang wajib tentunya.

2. Membangun Masjid/Mushollah.
Masjid dan mushollah adalah Rumah Allah, tempat untuk bermunajat kepadaNya dengan sholat, dzikir, ilmu dan sebagainya. Maka siapapun yang memiliki rezeki lebih dan punya andil membangunnya, Allah akan membalasnya dengan membangunkan Rumah di surga untuknya. Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda:
«مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ، أَوْ أَصْغَرَ، بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ»
"Barang siapa yang membangunkan sebuah masjid karena Allah, walaupun sekecil tempat bertelurnya burung Dara pasir, atau yang lebih kecil, niscaya Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga". (HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Albani, Shahih Jami' no: 6128).

Tentu saja tidak setiap kita memiliki harta berlimpah, atau tanah yang luas untuk diwakafkan agar dibangun masjid. Tetapi tak perlu khawatir karena sekalipun kita hanya ‘menyumbang‘ sebesar sarang burung untuk pembangunan masjid, Allah tetap akan mengganjarnya dengan pembangunan rumah di surga.

Imam Al-Bushairi dalam Misbaahuzzujaj (I/94) berkata: “Sanad hadits ini shahih”. Syaikh Al Albani juga menshahihkan hadits ini dalam shahiiihul jaami’ (6128)

3. Membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 10 kali.
Surat ini mungkin sangat pendek tapi makna yang terkandung di dalamnya tentang masalah tauhid yang begitu agung. Tak diragukan bahwa Nabi shallallahu alahi wa sallam mengatakan bahwa surat Al-Ikhlas setara dengan 1/3 Al- Quran.

Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda:
«مَنْ قَرَأَ { قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ } عَشَرَ مَرَّاتٍ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِيْ الجَنَّةِ» .
"Barang siapa yg membaca surat (Qul Quwallahu Ahad) sebanyak sepuluh kali, niscaya Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga". (HR Ahmad, dishahikan Albani, Sohihil Jami' no: 6472).

4. Meninggalkan debat, meninggalkan kebohongan sekalipun bercanda, akhlak yang baik
Bukanlah hal yang mudah menahan diri dari perdebatan, apalagi jika kita memiliki alasan kuat dan berbagai argumen untuk memenangkan panggung debat tersebut. Demikian juga menahan diri dari berbohong sekalipun sedang bercanda dan senantiasa menjaga akhlak yang luhur, insya Allah kesemua amalan ini telah dijamin Allah mendapat rumah di surga.

Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya.” (HR. Abu Daud, no. 4800, dihasankan Albani, Shohihul Jami' no: 1463).

Oleh karena itu mari kita tinggalkan perdebatan yang tidak ada manfaatnya seperti yang banyak terjadi di media sosial atau provokasi-provokasi yang tidak perlu ditanggapi. Orang Jawa bilang: seng waras ngalah wae.

5. Rajin Shalat Dhuha
Siapa sangka shalat Dhuha rutin setiap paginya bisa ‘mencicil’ rumah di surga kelak..?
“Siapa yang shalat Dhuha empat raka’at dan shalat sebelum Zhuhur empat raka’at, maka dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Awsath. Dalam Ash-Shahihah no. 2349 disebutkan oleh Syaikh Al-Albani bahwa hadits ini hasan)

6. Menutupi celah dalam shaf shalat
Jangan sepelekan amalan yang tampak remeh, yakni menutup celah dalam shaf shalat. Karena sesungguhnya Allah membangunkan rumah di surga untuk orang-orang yang tidak mengabaikan amalan tersebut.

“Barang siapa yang menutupi suatu celah (dalam shaf), niscaya Allah akan mengangkat derajatnya karena hal tersebut dan akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga.” (HR. Al-Muhamili dalam Al-Amali, 2: 36. Disebutkan dalam Ash-Shahihah, no. 1892)

7. Sabar dan memuji Allah ketika musibah wafatnya anak.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا مَاتَ وَلَدُ الْعَبْدِ قَالَ اللَّهُ لِمَلاَئِكَتِهِ قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِى. فَيَقُولُونَ نَعَمْ. فَيَقُولُ قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ. فَيَقُولُونَ نَعَمْ. فَيَقُولُ مَاذَا قَالَ عَبْدِى فَيَقُولُونَ حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ. فَيَقُولُ اللَّهُ ابْنُوا لِعَبْدِى بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بَيْتَ الْحَمْدِ
“Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, Allah berfirman kepada malaikatNya, “Kalian telah mencabut nyawa anak hambaKu..?” Mereka berkata, “Benar.” Allah berfirman, “Kalian telah mencabut nyawa buah hatinya..?” Mereka menjawab, “Benar.” Allah berfirman, “Apa yang diucapkan oleh hambaKu saat itu..?” Mereka berkata, “Ia memujimu dan mengucapkan istirja (innaa lilaahi wa innaa ilaihi raaji’uun).” Allah berfirman, “Bangunkan untuk hambaKu di surga, dan namai ia dengan nama baitul hamdi (rumah pujian).” (HR. Tirmidzi, no. 1021; Ahmad, 4: 415. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Hidup ini tak selalu sesuai keinginan kita. Maka marilah kita cerdas menghadapinya dengan rasa syukur dan sabar sebagai senjata utama dalam menjalani kehidupan, niscaya kita akan bahagia.

Semoga Bermanfaat

0 komentar:

Posting Komentar