Bercinta merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu oleh pasangan yang sudah menikah. Agar mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, pasangan suami istri disunahkan untuk membaca doa sebelum melakukan hubungan intim. Berikut ini doanya.
Membaca doa sebelum berhubungan suami-istri bertujuan meminta perlindungan Allah SWT agar terhindar dari gangguan setan dan mendapatkan keberkahan saat melakukannya.
Di samping itu, dalam doa tersebut juga termasuk harapan dikaruniai anak yang soleh jika Allah menakdirkannya dari hubungan tersebut. Doa berhubungan suami istri juga dibaca sebagai harapan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Hubungan intim yang dilakukan suami dan istri yang sudah sah dan halal merupakan ibadah yang bisa memperoleh rida dan pahala dari Allah Swt..
Pahala yang didapat bisa lebih sempurna jika mengamalkan ajaran-ajaran menurut tuntunan syariat islam. Hal ini tertuang dalam sabda Rasulullah SAW yang dikutip dari Abu Dzar Al-Ghifari dalam Muslim berikut:
وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِفِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ
Artinya: Hubungan badan antara kalian (dengan istri atau hamba sahaya kalian) adalah sedekah. Para sahabat lantas ada yang bertanya pada Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala?'
Beliau menjawab, 'Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa? Oleh karenanya jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala.'
Selain sholat sunah dan membaca doa, ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebelum berhubungan intim untuk menyempurnakan pahala, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Mandi. Rasulullah saw. mengajarkan untuk mandi sebelum berhubungan suami istri.
2. Berwudhu. Selain mandi, Rasulullah SAW juga mengajarkan umatnya untuk berwudhu sebelum berhubungan suami istri. Hal ini diungkap dalam hadis riwayat Muslim dan Abu Dawud yang artinya sebagai berikut:
"Apabila salah seorang diantara kamu menggauli istrinya, lalu ingin mengulangi lagi, hendaklah berwudhu diantara keduanya, karena wudhu itu dapat membangkitkan semangat baru". (HR. Muslim & Abu Dawud)
3. Menyesuaikan Waktu. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan hubungan suami istri pada malam Senin, malam Kamis, dan malam Jum'at. Lalu, Rasulullah saw. tidak menyarankan untuk melakukan hubungan intim di waktu makruh atau menjelang waktu sholat.
4. Menutup Tubuh. Hadis riwayat Ibnu Majah menjelaskan bahwa Rasulullah saw. mengajarkan untuk menutup tubuh saat sedang berhubungan intim agar tidak benar-benar terbuka atau telanjang.
"Apabila salah seorang diantara kamu mendatangi istrinya, hendaklah jangan langsung telanjang seperti telanjangnya dua ekor keledai," (HR. Ibnu Majah).
Selain keempat anjuran sunah tersebut, Rasulullah saw. juga mengajarkan beberapa larangan saat melakukan hubungan suami istri yang harus dihindari. Berikut di antaranya:
Hal ini disebutkan dalam QS. Al Baqarah ayat 222 yang berbunyi:
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ -٢٢٢
Artinya: "Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad)" tentang haid. Katakanlah, 'itu adalah sesuatu yang kotor'. Karena itu jauhilah istri pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri". (QS Al Baqarah ayat 222)
Hal ini disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Bukhari yang berbunyi:
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: هَلَكْتُ، وَقَعْتُ عَلَى أَهْلِي فِي رَمَضَانَ، قَالَ: أَعْتِقْ رَقَبَةً قَالَ: لَيْسَ لِي، قَالَ: فَصُمْ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ قَالَ: لاَ أَسْتَطِيعُ، قَالَ: فَأَطْعِمْ سِتِّينَ مِسْكِينًا
Artinya: "Abu Hurairah meriwayatkan, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. lantas berkata, 'celakalah aku! Aku mencampuri istriku di siang hari bulan Ramadan. Beliau bersabda, 'merdekakanlah seorang hamba sahaya perempuan'". Dijawab oleh laki-laki itu, 'Aku tidak mampu'. Beliau kembali bersabda, 'berpuasalah selama dua hari berturut-turut'. Kemudian laki-laki tersebut kembali menjawab, 'aku tidak mampu'. Beliau kembali bersabda, 'berikanlah makanan kepada enam puluh orang miskin'. (HR Bukhari)
Dubur atau anus merupakan tempat keluarnya kotoran sehingga melakukan penetrasi sangat dilarang oleh Allah Swt. dan merupakan dosa besar. Hal ini tertulis dalam hadis riwayat At-Tirmidzi berikut:
"Jangan menggauli wanita pada bokong (dubur)nya. Sesungguhnya Allah tidak malu pada kebenaran."(HR. at-Tarmidzi)
Lalu, secara medis melakukan penetrasi melalui dubur berbahaya bagi pria. Karena, penis yang posisinya menyimpang tidak dapat menarik semua sperma.
0 komentar:
Posting Komentar