KISAH SAHABAT NABI ABDULLAH BIN
ABBAS, SAHABAT RASULULLAH SAW YANG PANDAI SEJAK MUDA DALAM MENUNTUT ILMU, INSPIRASI
UNTUK GENERASI MASA KINI
Rasulullah SAW memiliki banyak
sahabat setia, salah satunya Abdullah bin Abbas yang juga masih ada ikatan
keluarga sebagai saudara sepupu. Abdullah bin Abbas dikenal sebagai sosok yang
pandai. Ia pun banyak meriwayatkan hadits. Abdullah bin Abbas juga sering
disebut Ibnu Abbas. Nama ini digunakan untuk membedakannya dari para sahabat
lain yang bernama Abdullah juga. Abdullah bin Abbas lahir di Makkah pada tahun
619 M.
Ketika Rasulullah SAW wafat, ilmu keislamannya
sudah tinggi meski usianya saat itu baru 13 tahun. Suatu hari, Abdullah bin
Abbas ingin melihat bagaimana Rasulullah SAW melaksanakan sholat malam. Dia pun menginap di rumah Rasulullah SAW.
Sepanjang malam dia terjaga agar tidak terlewati ketika Rasulullah SAW hendak
melaksanakan sholat malam. Ketika Rasulullah SAW terbangun, disiapkannya air
untuk Rasulullah SAW berwudhu.
Melihat pemuda kecil ini sangat sigap, Rasulullah
SAW terharu dan bangga. Rasulullah SAW mengusap rambut Abdullah bin Abbas
sambil berdoa, "Ya Allah, berikan dia keahlian dalam agama-Mu, dan ajarilah
dia tafsir kitab-Mu."
Kemudian, sholatlah Abdullah bin Abbas bersama
manusia paling mulia, yang merupakan suatu kenikmatan yang tidak ada
bandingannya. Awalnya, Abdullah berdiri sejajar dengan Rasulullah SAW. Hatinya berkata, tidaklah pantas untukku sejajar
dengan seorang rasul Allah. la pun mundur sedikit tetapi Rasulullah menariknya.
la kembali mundur. Selesai sholat, Rasulullah SAW menanyakan mengapa
ia berbuat demikian.
"Wahai kekasih Allah dan manusia, tidak
pantas kiranya aku berdiri sejajar dengan utusan Allah," jawab Abdullah
bin Abbas.
Rasulullah SAW tersenyum, dengan senyuman yang
menenangkan setiap jiwa, dan kembali mendoakan Abdullah bin Abbas dengan doa
yang sama.
Setelah Rasulullah SAW wafat, Abdullah bin Abbas
berkeliling menemui para sahabat. la bertanya dan belajar banyak hal kepada
para sahabat. lbnu Abbas rela berjalan kaki menempuh perjalanan jauh, bersusah
payah mencari ilmu.
Kisah sahabat Nabi menuntut ilmu
adalah kisah yang penuh inspirasi, menggambarkan tekad mereka yang tinggi dalam
mengejar pengetahuan. Salah satu contoh terbaik adalah Abdullah bin Abbas,
seorang sahabat Nabi yang dikenal karena kecerdasannya dan keinginannya yang
kuat untuk belajar. Abdullah bin Abbas, yang juga dikenal sebagai Ibnu Abbas, tidak
hanya seorang pejuang, tetapi juga seseorang yang sangat bergairah dalam
memperoleh ilmu. Kisahnya menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah hal yang
sangat penting dan harus menjadi teladan bagi generasi masa kini.
Perjalanan Abdullah bin Abbas
dalam Menuntut Ilmu
Abdullah bin Abbas, yang lahir di
Makkah pada tahun 619 M, mulai menuntut ilmu sejak usia sangat muda. Bahkan
ketika Nabi Muhammad SAW wafat, Abdullah bin Abbas yang baru berusia 13 tahun
sudah memiliki pemahaman yang dalam tentang Islam. Salah satu kisah yang paling
menginspirasi adalah ketika Abdullah ingin menyaksikan bagaimana Nabi Muhammad
SAW melaksanakan shalat malam. Ia menginap di rumah Nabi, terjaga sepanjang
malam agar tidak terlewatkan saat Nabi bangun untuk shalat. Ketika Nabi bangun,
Abdullah dengan cepat menyiapkan air untuk wudhu (ablusi). Melihat perhatian
dan kesigapan pemuda ini, Nabi Muhammad SAW terharu dan mendoakan agar Abdullah
diberi ilmu yang mendalam tentang agama dan tafsir Al-Qur’an.
Saat shalat, Abdullah bin Abbas
berdiri berdampingan dengan Nabi, namun kemudian merasa tidak pantas berdiri
sejajar. Ia mundur sedikit, tetapi Nabi menariknya kembali untuk berdiri di
sampingnya. Setelah shalat, Nabi Muhammad SAW bertanya mengapa ia mundur.
Abdullah menjawab, "Wahai kekasih Allah dan manusia, tidak pantas bagi
saya berdiri sejajar dengan utusan Allah. Nabi tersenyum, menenangkan hati
Abdullah, dan kembali mendoakannya dengan doa yang sama.
Setelah wafatnya Nabi, Abdullah
bin Abbas terus menuntut ilmu dengan mengunjungi dan belajar dari para sahabat
lainnya. Ia rela berjalan jauh, bertekad untuk memperoleh ilmu dimanapun ia
bisa. Dedikasi dan komitmennya dalam memahami ajaran Islam membuatnya dikenal
sebagai seorang ulama besar yang dihormati karena kebijaksanaannya.
Kebijaksanaan dan Kecerdasan
Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Abbas dikenal
sebagai sosok yang memiliki pemikiran tajam dan berpikir kritis. Pada masa
kekhalifahan Umar bin Khattab, Abdullah bin Abbas diundang untuk menghadiri
majelisnya dan sering memberikan nasihat dalam perkara penting. Pandangannya
sering dijadikan acuan, menunjukkan kedalaman pemahamannya.
Suatu ketika, seseorang bertanya
kepada Abdullah bin Abbas bagaimana ia memperoleh ilmu. Ia menjawab, “Dengan
lidah yang gemar bertanya dan akal yang suka berpikir.” Ini menegaskan bahwa
ilmu diperoleh melalui rasa ingin tahu dan pemikiran mendalam. Pelajaran ini
penting bagi generasi masa kini karena mengajarkan kita bahwa ilmu tidak datang
dengan sendirinya, tetapi membutuhkan usaha, pembelajaran terus-menerus, dan
berpikir kritis.
Kisah Sahabat Nabi untuk Generasi
Masa Kini
Kisah sahabat Nabi dalam menuntut
ilmu, khususnya kisah Abdullah bin Abbas, memberikan pelajaran berharga bagi
generasi masa kini:
1. Ilmu adalah Kunci Kemajuan
Seperti yang ditunjukkan oleh
para sahabat, ilmu harus menjadi prioritas utama dalam hidup. Ilmu bukan hanya
sarana untuk meraih kesuksesan dunia, tetapi juga memandu kita menuju kehidupan
yang lebih baik dan bermakna. Generasi masa kini harus menyadari bahwa ilmu sangat
penting tidak hanya untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi untuk membawa perubahan
positif dalam masyarakat.
2. Tekad dan Ketekunan dalam
Menuntut Ilmu
Abdullah bin Abbas adalah contoh
sempurna dari ketekunan dalam menuntut ilmu. Ia menunjukkan bahwa belajar tidak
mengenal batas, bahkan untuk seseorang yang masih muda atau belum
berpengalaman. Pemuda masa kini harus mengembangkan semangat yang tak kenal lelah
untuk belajar, meskipun dihadapkan dengan tantangan.
3. Ilmu adalah Harta yang Tak
Ternilai
Sepanjang hidupnya, Abdullah bin
Abbas menganggap ilmu sebagai harta yang jauh lebih berharga daripada apapun.
Ini mengingatkan kita untuk selalu menghargai ilmu yang kita peroleh, karena
ilmu adalah aset yang tak terbatas dan terus memberikan manfaat sepanjang
hidup.
4. Ilmu adalah Kunci Kemajuan
Umat
Para sahabat tidak menuntut ilmu
hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi demi kemajuan umat Islam secara keseluruhan.
Abdullah bin Abbas menjadi rujukan bagi banyak orang yang ingin memahami agama
dengan lebih dalam. Ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu juga merupakan tanggung
jawab untuk berbagi dan membangun komunitas.
Kisah para sahabat Nabi dalam
menuntut ilmu, terutama kisah Abdullah bin Abbas adalah contoh yang sangat
relevan dan kuat untuk generasi masa kini. Mereka mengajarkan kita bahwa ilmu
adalah kunci untuk mengubah kehidupan, memajukan komunitas, dan mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Sebagai generasi masa kini, kita harus mengikuti jejak
mereka dengan terus menuntut ilmu tanpa henti, bekerja keras, dan meyakini
bahwa setiap ilmu yang kita peroleh adalah bentuk ibadah yang mendekatkan kita
pada kebaikan di dunia dan akhirat.
H. Abu Achmadi dalam bukunya yang berjudul Sejarah
Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X, menuliskan bahwa Abdullah bin Abbas
dikenal sebagai orang yang berpengetahuan luas, teliti, cermat, serta berpikiran
cerdas.
Hal ini tidak terlepas dari ketekunannya dalam
mempelajari ilmu sejak masa kecilnya. Sekalipun usianya masih sangat muda,
Abdullah bin Abbas tidak sungkan bergaul dengan para sahabat yang telah tua dan
berpengalaman. Semua demi mendapatkan ilmu dan pelajaran berharga.
Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Abdullah
bin Abbas selalu diundang ke dalam majelisnya. Umar bin Khattab menjadikan
Abdullah bin Abbas sebagai teman bermusyawarah. Pendapat dari Abdullah bin
Abbas sering kali digunakan sebagai acuan dalam perkara-perkara yang penting.
Karena pemikirannya yang bijaksana dan cerdas,
Umar bin Khattab memberi Abdullah bin Abbas gelar Pemuda Tua.
Pada suatu ketika, seseorang menanyakan kepada
Abdullah bin Abbas tentang cara ia mendapatkan ilmu. Abdullah menjawab,
"Dengan lidah yang gemar bertanya dan akal yang suka berpikir."
Tidaklah mengherankan jika para sahabat memandang
Abdullah bin Abbas sebagai orang yang tajam dalam berpikir, cepat memahami, dan
banyak menyerap ilmu. la menjadi tempat bertanya bagi orang-orang di
sekitarnya. Namun, ilmunya tidak menjadikan dirinya besar kepala atau lebih
dari yang lain. la menganggap ilmu, diskusi, dan musyawarah merupakan jalan
mengungkap kebenaran.
Begitulah kehidupan Abdullah bin Abbas, di isi dengan
menuntut ilmu, beribadah dengan ilmunya, memberikan kesegaran kepada jiwa
manusia, dan memberikan cahaya bagi gelapnya hati dan setetes air embun bagi
gersangnya kalbu.
Abdullah bin Abbas, yang kemudian lebih dikenal
dengan lbnu Abbas, tampil menjadi ulama besar Islam. Sampai akhir hayatnya, di
usia 71 tahun, ia tetap haus akan ilmu.
Abu Hurairah menggambarkan kehilangan ini dengan
ucapan, "Hari ini telah wafat ulama umat. Semoga Allah memberikan
penggantinya."
Bagikan Artikel ini
Related Posts:
Kisah Sahabat Nabi Menuntut IlmuKISAH SAHABAT NABI ABDULLAH BIN
ABBAS, SAHABAT RASULULLAH SAW YANG PANDAI SEJAK MUDA DALAM MENUNTUT ILMU, INSPIRASI
UNTUK GENERASI MASA KINI
Rasulullah SAW memiliki banyak
sahabat setia, salah satunya Abdullah bin Abbas yang…Read More
0 comments:
Posting Komentar