Sabtu, 06 April 2019

Rukun islam dan rukun iman

Rukun islam dan rukun iman
Saudaraku pada kali ini saya akan membahas tentang rukun islam dan rukun iman yang wajib kalian ketahui dan patuhi, mungkin sebagian sahabat ada yang belum tahu berapa Rukun Islam dan Rukun Iman itu, Baiklah untuk itu saya akan coba bahas, dengan mengucap Bismillaahirrohmaanirrohiim, Semoga bisa menambah wawasan ilmu bagi kita semua. Yuk, mari kita bahas satu persatu agar lebih mengerti dalam menambah wawasan kita didalam memahami tentang Rukun Islam dan Iman itu seperti apa.

 

RUKUN ISLAM


Rukun Islam ada  5 perkara yaitu:

1. Mengucapkan dua kalimat syahadat.
2. Menunaikan sholat lima waktu dalam sehari semalam.
3. Mengeluarkan Zakat.
4. Berpuasa pada bulan Ramadhan.
5. Melaksanakan Haji bagi mereka yang mampu.

1. Mengucapkan Dua Kalimat Shahadat.
Syahadat (Bahasa Arab: الشهادة asy-syahadah ) merupakan asas dan dasar dari lima rukun Islam dan merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam.
Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida (شهد), yang artinya ia telah menyaksikan. Kalimat itu dalam syariat Islam adalah sebuah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Tuhan (Allah) dan Nabi Muhammad sebagai RasulNya. Kalimat inilah yang harus di ikrarkan pertama kali ketika seseorang memeluk agama Islam.

2. Mengerjakan Sholat Wajib Lima waktu sehari semalam.
Selain sebagai sarana penjaga hubungan spiritual dengan Allah SWT, Sholat juga dapat mencegah seorang muslim dari perbuatan yang dilarang agama. Tidaklah heran jika Sholat disebut sebagai Tiang Agama dalam Islam.
Rasulullah bersabda :"Barang siapa menjaga sholat, niscaya dimuliakan oleh Allah dengan 5 kemuliaan:
·  Allah menghilangkan kesempitan hidupnya
·  Allah hilangkan siksa kubur darinya
·  Allah akan memberikan buku catatan amalnya dengan tangan kanannya
·  Dia akan melewati jembatan bagaikan kilat
·  Akan masuk surga tanpa hisab
Dan barangsiapa yang menyepelekan sholat. niscaya Allah akan mengazabnya dengan lima belas siksaan:
·  Enam siksa didunia
·  Tiga siksaan ketika mati
·  Tiga siksaan di liang kubur
·  Tiga siksaan di akhirat

3. Membayar Zakat.
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang ketiga dan salah satu kewajibannya, selain itu zakat merupakan salah satu sendi pokok ajaran agama islam, Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ, شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ, وَإِقَامِ الصَّلاَةِ, وَإيِتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصِيَامِ رَمَضَانَ.
“Islam didirikan di atas lima dasar, yaitu bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak di sembah selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berhaji ke Baitullah, dan puasa pada bulan Ramadhan.” (HR. Imam Bukhori dan Muslim).

Dari penjelasan lainnya, didalam Al-Qur’an Alloh SWT menjelaskan bahwa Zakat dan Sholat sebagai lambang dari keseluruhan ajaran islam.
“Dan laksanakalah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqaarah: 43).
“Dan jika mereka bertobat, melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, maka (berarti mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. At-Taubah: 11).
            Untuk itu sempurnakanlah Rukun Islam kita dengan selalu membayar zakat, karena zakat termasuk permbersih dari harta kita.

4. Berpuasa pada bulan Ramadhan.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun islam yang keempat, karena puasa ramadhan adalah ibadah wajib yang Alloh perintahkan untuk dilaksanakan setiap tahunnya oleh seluruh umat islam, sehingga didalam Al-Qur’an Alloh SWT memanggil hamba-hambanya untuk berpuasa.
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana di wajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqaarah: 183).

5. Menunaikan Haji bagi yang mampu.
Haji (Bahasa Arab: حج; Hajj) adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, sholat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan dzulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 dzulhijah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 dzulhijah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 dzulhijah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.
“Dan serulah manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya mereka akan datang kepadaMu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 27).
“Disana terdapat tanda-tanda yang jelas, (diantaranya) maqom ibrohim, barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Alloh adalah melaksanakan ibadah Haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanannya kesana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Alloh Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (QS, Ali Imran: 97).

 RUKUN IMAN
Rukun Iman ada 6 perkara yaitu:
1. Iman kepada Alloh SWT.
2. Iman kepada Malaikat-malaikat Alloh.
3. Iman kepada kitab-kitab Alloh.
4. Iman kepada Rasul-rasul Alloh.
5. Iman kepada hari akhir.
6.Iman kepada Qodho dan Qodar.

Rukun Iman (bahasa Arab: أركان الإيمان) yaitu pilar keimanan dalam Islam yang harus di miliki oleh seorang muslim. Jumlahnya ada enam. Enam rukun iman ini didasarkan dari ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits Jibril yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab.

 Pengertian istilah Iman

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah “Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat”. Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang. Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.
Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.
“Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.” (QS. Al Fath: 4).

Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.”
Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.”
Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.”

·  Iman kepada Allah
Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (Asmaul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diriNya dan yang nabiNya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
·  Iman kepada para malaikat Allah
Mengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka.
·  Iman kepada kitab-kitab Allah
Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapanNya dan bukanlah ciptaanNya. karena kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur’an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya.
·  Iman kepada para rasul Allah
Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diriNya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.
·  Iman kepada hari akhir
Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.
·  Iman kepada qadho dan qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk
Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah.

Dasar hukum

Diantara dasar hukum yang disebut di dalam Al-Qur’an,
“Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman): “Kami beriman kepada Allah dan kitab yang diturunkan kepada kami, dan kitab yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan kitab yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kitab yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 136).

“...dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya.” (QS. Al-Anbiya`: 19-20).

Hadits Jibril, tentang seseorang yang bertanya kepada nabi.
“Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Nabi menjawab, ”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.” ...Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga nabi bertanya kepadaku: “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi,,?” Aku menjawab, ”Allah dan rasulNya lebih mengetahui,” Dia bersabda, ”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” (HR. Muslim, no. 8).

 

Cabang-cabang keimanan

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah,
“Iman itu ada 70 atau 60an cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan “La ilaha illallah”, yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu (juga) merupakan bagian dari iman.” (HR. Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35).
Perkataan “Syahadat” menunjukkan bahwa iman harus dengan ucapan di lisan. Menyingkirkan duri dari jalan menunjukkan bahwa iman harus dengan amalan anggota badan. Sedangkan sifat malu menunjukkan bahwa iman harus dengan keyakinan dalam hati, karena sifat malu itu di hati. Inilah dalil yang menunjukkan bahwa iman yang benar hanyalah jika terdapat tiga komponen di dalamnya yaitu:
(1) keyakinan dalam hati,
(2) ucapan di lisan, dan
(3) amalan dengan anggota badan. Maka tanpa adanya amalan, meskipun ada keyakinan dan ucapan, tidaklah disebut beriman.
            Nah semoga penjelasan yang saya utarakan bisa anda pahami dan hayati dalam kehidupan anda, dengan melaksanakan rukun islam dan iman dengan benar, semoga pembaca buku ini termasuk golongan hamba Alloh yang sholeh, Amin yaa robbal aalamin.
                                                              

Semoga Bermanfaat

0 komentar:

Posting Komentar