Sabtu, 06 April 2019

Kemuliaan bershalawat atas Nabi Muhammad saw

Kemuliaan bershalawat atas Nabi Muhammad saw
Shalawat merupakan Jamak dari kata shalat, dengan arti doa, rahmat dari tuhan, memberi berkah, dan juga merupakan ibadah.  Bershalawat mempunyai pengertian: Apabila dari Allah berarti memberi rahmat, dari malaikat berarti memohonkan ampunan dan kalau dari kita (orang mukmin) berarti doa supaya diberi rahmat. Shalawat memegang kunci, sebab merupakan realisasi dari kecintaan umat kepada Sang Pembawa Penerang (Nabi Muhammad SAW) dengan shalawat kita bisa mendapatkan segala karuniaNya. Mengenai shalawat jelas-jelas Allah memerintahkannya, hal ini Allah SWT kemukakan dalam firmannya:

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (Q.S. Al-Ahzab : 56).

Para ahli tafsir mengatakan pada kata Nabi disini adalah Nabi Muhammad SAW. karena beliau selalu dipanggil bukan dengan namanya tetapi dengan julukan panggilan kemuliaan seperti Rasul atau Nabi tidak seperti Nabi-nabi yang lain, di ayat ini ulama mengatakan bahwa pada ayat tersebut Allah dan para Malaikatnya selalu bershalawat kepada Rasulullah sampai saat ini dan terus sedang dikerjakan, karena di ayat tersebut (yusholuuna) menggunakan kata kerja fi’il mudhori yaitu kalimat kata kerja yang sedang dilakukan dan terus menerus.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدٍ ابْنُ عَثْمَةَ حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ يَعْقُوبَ الزَّمْعِيُّ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ كَيْسَانَ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ شَدَّادٍ أَخْبَرَهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَرُوِي عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا وَكَتَبَ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar yaitu Bundar telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khalid Ibnu Atsmah telah menceritakan kepadaku Musa bin Ya’qub Az Zam’i telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Kaisan bahwa Abdullah bin Syaddad telah mengabarkan kepadanya dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullaah Shallaahu alaihi wasallam bersabda: “Orang yang paling dekat denganku pada hari Qiyamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” Abu Isa berkata, ini adalah hadits hasan gharib, telah diriwayatkan dari Nabi Shallaahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa yang bershalawat satu kali kepadaku, maka Allah akan memberikan shalawat sepuluh kali kepadanya dan dicatat baginya sepuluh kebaikan.” (HR. At Tirmidzi No.446, 447, An Nasa’i dan Ibnu Hibban).

Mengenai banyaknya shalawat Rasulullah SAW. bersabda:
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ عَنْ الطُّفَيْلِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَهَبَ ثُلُثَا اللَّيْلِ قَامَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا اللَّهَ اذْكُرُوا اللَّهَ جَاءَتْ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ قَالَ أُبَيٌّ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي فَقَالَ مَا شِئْتَ قَالَ قُلْتُ الرُّبُعَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ النِّصْفَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ قُلْتُ فَالثُّلُثَيْنِ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا قَالَ إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Qabishah dari Sufyan dari Abdullah bin Muhammad bin Uqail dari Ath Thufail bin Ubai bin Ka’ab dari ayahnya berkata: Bila dua pertiga malam berlalu, Rasulullah Shallallaahu alahi wasalam bangun lalu bersabda: “Wahai sekalian manusia, ingatlah Allah, ingatlah Allah, tiupan pertama datang dan diiringi oleh tiupan kedua, kematian datang dengan yang ada padanya, kematian datang dengan membawa segala kelanjutannya, kematian datang dengan membawa segala kelanjutannya.” Berkata Ubai: “Wahai Rasulullah, aku sering membaca shalawat untuk baginda, lalu seberapa banyak aku bershalawat untuk baginda..?” Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam menjawab: “Terserah.” Aku bertanya: Seperempat..? Rasulullah Shallallahu alahi wasalam menjawab: “Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.” Aku bertanya: Setengah..? Beliau menjawab: “Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.” Aku bertanya: Dua pertiga..? ”Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.” Aku berkata: “Aku akan menjadikan seluruh doaku untuk baginda”. Beliau bersabda: “Kalau begitu, kau dicukupkan dari dukamu dan dosamu diampuni.” Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih. (HR. At Tirmidzi No.2381, Ahmad dan Al Hakim).

Pentingnya bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. terdapat dalam hadis Rasulullaah dan kisah para ulama zuhud di antaranya:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ غَزِيَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Musa serta Ziyad bin Ayyub mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Amir Al-Aqadi dari Sulaiman bin Bilal dari Umarah bin Ghaziyyah dari Abdullah bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib dari ayahnya dari Husain bin Ali bin Abu Thalib dari Ali bin Abu Thalib ia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Orang yang bakhil adalah orang yang apabila aku disebutkan di hadapannya maka ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib. (HR. At Tirmidzi No.3469, 3498 dan Ahmad No.7139).

أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ قَالَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Manshur dia berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf dia berkata; telah menceritakan kepada kami Yunus bin Abu Ishaq dari Buraid bin Abu Maryam dia berkata; telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah Shalallaah alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan mengucapkan shalawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan darinya sepuluh kesalahan, dan ia diangkat sepuluh derajat untuknya.” (HR. An Nasa’i No.1280, Ahmad No.13257 dan Al Hakim).

Dari Anas ra. ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda: “Barangsiapa disebutkan namaku disisinya, maka hendaklah ia mengucapkan shalawat kepadaku, karena barang siapa bershalawat kepadaku sekali, Allah Azza wa Jalla bershalawat (memberi rahmat) kepadanya sepuluh kali”. (HR. Ibnu Sunni dengan isnad jayyid).

Telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Syarik dari Laits dari Ka’ab dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: “Bershalawatlah untukku, karena itu adalah zakat bagi kalian, dan mintalah kepada Allah wasilah untukku, karena itu adalah derajat di surga yang paling tinggi yang tidak akan bisa didapat kecuali oleh satu orang saja, dan aku berharap bahwa orang itu adalah aku.” (HR. Ahmad No.8415).

Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Manshur Al Kausaj dia berkata; telah memberitakan kepada kami Affan dia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad dia berkata; telah menceritakan kepada kami Tsabit dia berkata; datang kepada kami Sulaiman mantan budak Al Hasan bin ‘Ali pada masa Al Hajjaj, maka dia menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Abu Thalhah dari Bapaknya bahwa pada suatu hari Rasulullah Shalallaah alaihi wasallam datang dengan wajah yang berseri-seri, maka kami berkata kepadanya, “Kami melihat wajahmu berseri-seri”. Kemudian beliau bersabda: “Malaikat datang kepadaku, ia berkata kepadaku; ‘Wahai Muhammad, Rabbmu berfirman, “Tidaklah Allah menjadikanmu ridha kalau ada seseorang yang bershalawat kepadamu kecuali Aku juga bershalawat kepadanya sepuluh kali”. Tidak ada seorangpun yang menyampaikan salam kepadamu kecuali Aku juga menyampaikan salam kepadanya sepuluh kali.” (HR. An Nasa’i No.1266 dan Ibnu Hibba, dengan sanad yang baik).
            Telah menceritakan kepada kami Jubarah bin Al Mughallas berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Amru bin Dinar dari Jabir bin Zaid dari Ibnu Abbas ia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa lupa bershalawat kepadaku, maka ia akan keliru menempuh jalan ke surga. ” (HR. Ibnumajah No.898).
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yazid, dia berkata; telah menceritakan kepada kami Haiwah, dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Shakhr bahwa Yazid bin Abdullah bin Qusaid menceritakan kepadanya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallaahu alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidaklah seseorang memberi salam kepadaku melainkan Allah azza wajalla akan mengembalikan ruhku hingga aku menjawab salamnya.” (HR. Ahmad No.10935, Abudaud).
At-Taimi meriwayatkan, bahwa Nabi saww. bersabda : “Bacalah shalawat untukku, maka bacaan shalawatmu untukku itu menjadi penebus dosamu, dan kesucian untuk dirimu, maka barangsiapa membaca shalawat untukku satu kali, maka Allah bershalawat padanya sepuluh kali (yakni rahmat Allah akan turun padanya sepuluh kali lipat). (di dalam Kitab Irsyadul Ibad Ilasabilirrosyad).

Nabi Muhammad Saw. bersabda : “Barangsiapa yang membaca shalawat untukku satu kali, maka Allah bershalawat untuknya sepuluh kali, dan barangsiapa bershalawat untukku sepuluh kali, maka Allah bershalawat untuknya seratus kali, dan barangsiapa bershalawat untukku seratus kali, maka Allah menulis diantara kedua matanya kebebasan dari nifak, dan kebebasan dari neraka dan ditempatkan pada hari kiamat bersama orang-orang yang mati syahid.” (HR. At Thabarani, di dalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrosyad).

Nabi Muhammad Saww. bersabda: “Perbanyaklah membaca shalawat untukku, karena shalawatmu padaku itu menyebabkan pengampunan dosa-dosamu, dan mintalah pada Allah untukku derajat wasilah, maka sesungguhnya wasilahku dihadapan Tuhan itu akan berupa syafa’at bagi kamu.” (HR. Ibnu As Sakir, di dalam Kitab Irsyadul Ibad Ilasabilirrosyad).

Abubakar ra. Berkata : “Membaca shalawat pada Rasulullah Saw. lebih kuat untuk menghapus dosa dari pada air terhadap api, dan mengucap salam kepada Rasulullah Saw. lebih afdhol dari memerdekakan budak, dan cinta kepada Rasulullah Saww. itu lebih afdhol daripada mengorbankan jiwa dan daripada memukul dengan pedang fisabilillah.” (HR. An Numairi dan Ibn Basykual, di dalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrosyad).

Nabi Muhammad Saw. bersabda : “Tiga macam orang yang akan mendapat naungan Allah Azza Wajalla, pada hari yang tiada naungan kecuali naungan Allah. Maka ditanya : siapakah mereka itu ya Rasulullah..? Jawab Nabi Muhammad Saw: Siapa yang meringankan kesukaran orang dari umatku, dan siapa yang menghidupkan sunnahku, dan siapa yang banyak membaca shalawat kepadaku (untukku).” (di dalam Kitab Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrosyad).
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih, aku membacakan kepada Abdullah bin Nafi’, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Abu Dzi`bin dari Sa’id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullaah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Bershalawatlah kepadaku, sesungguhnya shalawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian berada.” (HR. Abudaud No.1746, Ahmad No.8449).
Allah menurunkan wahyu kepada Musa as.: “Hai Musa, kalau engkau ingin Aku lebih dekat denganmu daripada pembicaraan dengan lidahmu, daripada bisikan hati dengan hatimu, daripada nyawa dengan badanmu, daripada sinar penglihatan dengan matamu dan daripada pendengaran dengan telingamu, perbanyaklah membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw”.

Sabda Rasulullah Saw.: “Sesungguhnya Allah SWT. telah menciptakan malaikat yang memiliki sebuah sayap di dunia timur dan sebuah sayap lagi di dunia barat, kepalanya di bawah arasy dan kedua kakinya dibawah bumi yang ketujuh, padanya ada bulu sebanyak bilangan makhluk Allah SWT, lalu apa bila ada seseorang laki-laki atau perempuan dari umatku membaca shalawat kepadaku, memerintahlah Allah SWT kepada malaikat itu untuk menyelam dalam laut dari cahaya di bawah Arasy. Malaikat itu menyelam di dalamnya kemudian keluar dan mengibaskan sayapnya. Meneteslah sebuah tetesan dari setiap bulu dan dan Allah SWT menjadikan dari setiap tetesan itu malaikat yang memintakan ampun padanya sampai hari kiamat”.
Datang seorang perempuan kepada Hasan Al-Bashri ra, berkatalah dia: “Sesungguhnnya anak perempuanku yang masih sangat muda telah mati dan aku ingin untuk melihatnya di dalam tidur. Maka aku dating kepadamu agar kau ajarkan kepadaku apa yang dapat aku buat perantara untuk melihatnya”. Diajarkannya oleh Hasan Al-Bashri perempuan itu, dan ia dapat bermimpi melihat anaknya yang pada anaknya itu ada pakaian dari aspal, pada lehernya terdapat rantai dan kakinya terikat. Diceritakanlah hal itu pada Hasan dan bersedihlah hatinya Hasan Al-Bashri. Berselang beberapa waktu Hasan bermimpi melihatnnya didalam surga dan pada kepalanya terdapat mahkota, lalu ia berkata : “Hai Hasan, tidakkah engkau mengenalku..? Aku adalah anak puteri dari perempuan yang datang padamu dahulu dan mengatakan begini kepadamu”. Berkatalah Hasan kepadanya: “Apa yang menjadikanmu dalam keadaan yang aku lihat ini..?” Dia menjawab: “Ada seorang laki-laki lewat pada kami, dia membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. sekali sedang dalam kuburan itu ada lima ratus lima puluh orang dalam siksa. Lalu dipanggillah: “Hilangkanlah siksa dari mereka berkat bacaan shalawat laki-laki ini”.
Disebutkan bahwa sesungguhnya seseorang laki-laki melihat perwujudan yang sangat buruk di hutan. Dia bertanya : “Siapakah engkau ini..?” Bentuk yang buruk itu menjawab: “Aku adalah amalmu yang jahat”. Bertanya lagi laki-laki itu : “Bagaimana bisa selamat darimu..?” Dia menjawab : “Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.” Sebagaimana Nabi Muhammad Saw. telah bersabda : “Membaca shalawat kepadaku dalam hari Jum’at delapan puluh kali, Allah akan mengampuni dosa selama delapan puluh tahun baginya”.
(Hikayah) Sesungguhnya seseorang laki-laki lupa dari membaca shalawat kepada tuan kita Nabi Muhammad Saw. Pada suatu malam dia mimpi melihat Nabi Muhammad Saw. tidak mau menoleh padanya, dia bertanya: “Ya Rasulallah, apakah engkau marah padaku..?” Beliau menjawab: “Tidak”. Dia bertanya lagi: “Lalu sebab apakah engkau tidak memandang kepadaku..?” Beliau menjawab: “Karena aku tidak mengenalmu”. Laki-laki itu bertanya: “Bagaimana engkau tidak mengenalku sedang aku adalah seorang dari umatmu. Para ulama meriwayatkan bahwa sesungguhnya engkau lebih mengenal umatmu dari pada seseorang ibu mengenali anaknnya”. Beliau bersabda: “Mereka benar tetapi engkau tidak pernah mengingat aku dengan bacaan shalawat. Padahal kenalku dengan umatku adalah menurut kadar bacaan shalawat mereka padaku”. Terbangunlah laki-laki itu dan mengharuskan dirinya untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. setiap hari seratus kali. Dia selalu melakukan itu, lalu dia melihat beliau dalam tidur dan beliau bersabda : “Aku mengenalmu sekarang dan akan memberi syafaat padamu”. Yakni karena dia telah menjadi orang yang cinta kepada Rasulullah Saw”.
           
            Dari Anas Bin Malik ra, dia berkata: “Bersabda Rasulullah Saw: “Barangsiapa yang membaca shalawat atas aku sekali, Allah akan menciptakan dari diri orang yang membaca shalawat itu sebuah awan putih. Kemudian Allah memerintahkan awan itu mengambil dari lautan rahmat. Dia mengambil dan Allah memerintahkannya menurunkan hujan. Ketika dia telah menurunkan hujan, maka setiap tetes yang manapun menetes di atas bumi Allah menciptakan emas darinya, dan setiap tetes yang menetes di atas gunung Allah menciptakan darinya perak, dan setiap tetes yang menetes pada orang kafir Allah menganugrahkan pada orang kafir itu keimanan”.
           
Diriwayatkan dari Muhammad Bin Munkadir, Sesungguhnya dia berkata: “Aku mendengar ayahku berkata: “Ketika Sufyan Ats-Tsauri sedang tawaf, tiba-tiba dia melihat seorang laki-laki yang tidak akan mengangkat telapak kaki dan tidak pula meletakkan telapak kaki itu, kecuali dia mesti membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.” berkata Ats-Tsauri: “Aku berkata kepadanya: “Hai orang ini, sesungguhnya engkau telah meninggalkan tasbih dan tahlil serta menghadapi shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Adakah di sampingmu sesuatu mengenai ini?” Dia berkata: “Siapa engkau..? Semoga Allah mengampunimu”. Aku menjawab: “Aku Sufyan Ats-Tsauri”. Dia berkata: “Seandainya engkau bukanlah orang yang zuhud ahli zamannya, tentu tidak akan aku ceritakan padamu dan tidak aku perlihatkan rahasiaku”. Kemudian dia berkata kepadaku: “Aku pernah keluar dengan ayahku beribadah haji ke Baitullah Al-Haram, sehingga pada sementara tempat ayahku jatuh sakit, Aku mengurus perkaranya sehingga pada akhirnya ia meninggal dan menjadi hitamlah wajahnya. Aku berkata : “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” dan aku menutup wajahnya. Tertidurlah aku karena sangat mengantuk dengan perasaan amat sedih. Aku bermimpi bertemu seorang laki-laki yang tidak pernah aku lihat lebih tampan dari dia, yang lebih bersih pakaiannya dan lebih harum darinya. Dia mengangkat kaki dan melakkan yang lain, sehingga dekatlah dengan ayahku. Kemudian dia membuka kain dari wajah ayahku itu dan mengusapkan tangannya pada wajah ayah, dan menjadi bersinarlah wajah itu. Laki-laki itu mengundurkan diri pulang dan aku berpegang pada pakainnya lalu bertanya: “Hai hamba Allah, siapakah engkau ini yang Allah telah memberi anugrah kepada ayahku sebab engkau di bumi asing ini?” Dia berkata : “Tidaklah engkau mengenalku..? Aku adalah Muhammad Bin Abdullah pemilik Al-Qur’an. Ingat, ayahmu adalah orang yang berlebihan pada dirinya tetapi dia memperbanyak shalawat atas aku. Ketika dia mengalami apa yang sedang dialaminya, dia minta pertolongan padaku sedang aku adalah orang yang banyak menolong kepada orang yang memperbanyak bacaan shalawat atasku”. Lalu terbangunlah aku dan tiba-tiba wajah ayahku benar telah menjadi terang”.
            Datang dalam sebuah hadist, sesungguhnya Jibril as datang pada suatu hari kepada Nabi Muhammad Saw. dan berkata : “Ya Rasulallah, aku telah melihat seorang malaikat di langit berada diatas singgasana. Di sekitarnya terdapat tuju puluh ribu malaikat berbaris melayaninnya. Setiap nafas yang dihembuskan malaikat itu, Allah menciptakan darinnya seorang malaikat. Dan sekarang ini aku lihat malaikat itu ada diatas gunung Qaf dengan patah sayapnya, dan dia sedang menangis. Ketika dia melihat aku, dia berkata: “Adakah engkau mau menolong aku?” Aku berkata: “Apa salahmu..?” Dia berkata: “Ketika aku berada diatas singgasana pada malam mi’raj, lewatlah padaku Muhammad Saw. Lalu aku tidak berdiri menyambutnya dan Allah menghukumku dengan hukuman ini, serta menjadikan aku berada di tempat ini seperti apa yang kau lihat”. Jibril berkata: “Merendakan dirilah aku kepada Allah dan memberikan pertolongan padanya. Maka Allah berfirman : “Hai Jibril, katakanlah agar ia membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw”. Membaca shalawatlah malaikat itu pada engkau dan Allah mengampuninya serta menumbuhkan kedua sayapnya”.
Telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ulayyah dari Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas dari Nabi shallallahu alaihi wasallam Dan telah menceritakan pula kepada kami Adam berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Qotadah dari Anas berkata,  Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya”. (HR. Bukhori No.14, Muslim No.63, An Nasa’I No.4928, Ibnu Majah No.66 dan Ahmad No.12349).
Dari Abi Hurairah dan Amar bin Yasir Ra. Dari Nabi Saw, bahwa beliau bersabda: “Sungguh Allah ta’alaa telah menciptakan satu malaikat dan memberikan kepadanya pendengaran makhluk semuannya, dan dia berdiri di atas kuburku sampai qiyamat. Maka tidak seorangpun dari umatku yang membacakan shalawat untuk saya sekali, kecuali dia Malaikat menyebutkan namanya dan nama ayahnya serta berkata: ”Hai Muhammad Saw, sungguh fulan bin fulan telah bershalawat kepadamu. Mereka para sahabat berkata: ”Hai Rasulullah apakah engkau tidak tahu firman Allah: “Sungguh Allah dan para Malaikatnya bershalawat kepada Nabi”. Maka beliau Nabi Saw. bersabda: ”Ini adalah dari ilmu yang terjaga, dan kalau sekiranya kamu sekalian tidak bertanya, tentu tidak saya beritahu kepadamu. Sabda Nabi Saw.: ”Sungguh Allah Swt. telah mewakilkan/menyerahkan dua malaikat untuk saya, maka tidaklah aku disebutkan dihadapan seseorang muslim kemudian membaca shalawat untuk saya, kecuali dua Malaikat itu berkata: ”Mudah-mudahan Allah Swt. mengampuni engkau”, dan para Malaikat pun berkata sebagai jawaban kepada keduanya: ”Aamiin” (”Semoga Allah mengabulkan”). Dan tidaklah aku disebutkan dihadapan seorang muslim, kemudian dia tidak membaca shalawat untuk saya kecuali dua Malaikat itu berkata: ”Semoga Allah tidak mengampuni engkau”, dan para Malaikat berkata sebagai jawaban kepada keduanya: ”Aamiin” (”Semoga Allah mengabulkan”). (Abus Su’ud Ra).

Dari Anas bin Malik Ra. dari Nabi Saw.:  “Tidak satu doa pun kecuali antara doa itu dan langit terdapat suatu hijab/aling-aling, sehingga dibacakan shalawat kepada Nabi Saw. Kalau dibacakan shalawat kepada Nabi Saw. maka terkoyaklah hijab itu dan masuklah doa itu. Dan bila tidak dibacakan shalawat, maka kembalilah doanya”.

            Diceritakan bahwa ada seseorang laki-laki yang shalih telah duduk bertasyahud dan dia terlupa membaca shalawat untuk Nabi Saw. Maka dia bermimpi melihat Rasulullah Saw. dan berkata kepadanya: ”Mengapa engkau lupa membaca shalawat untuk saya”. Kata orang laki-laki itu: ”Wahai Rasulullah Saw, karena saya disibukkan dengan menyanjung kepada Allah serta ibadah kepadanya, maka saya lupa”. Maka Nabi Saw bersabda: ”Apakah engkau tidak mendengar sabdaku: ”Semua amal itu terhenti dan semua do’a itu tertahan, sehingga dibacakan shalawat untuk saya”. Selanjutnya beliau bersabda: ”Kalau sekiranya pada hari qiyamat ada seorang hamba datang dengan membawa kebagusan seluruh penghuni dunia dan tidak terdapat shalawat untuk saya, niscaya kebagusan itu ditolak dan tidak diterima”. (Zubdatul Waa’izdiina).

Dari Abdurrahman bin Aufin Dari Nabi Saw.: “Telah datang kepada saya Malaikat Jibrail dan berkata: ”Hai Muhammad Saw, tidak seorangpun membaca shalawat untukmu kecuali dibacakan shalawat oleh tujuh puluh ribu Malaikat, dan barangsiapa dibacakan shalawat oleh para Malaikat, maka dia tergolong keluarga surga”.

Diriwayatkan oleh Hasan Al-Bashari Ra. bahwa dia berkata: ”Saya melihat Abu Ishmah dalam mimpi, maka saya berkata kepadanya: ”Hai Abu Ishmah, apakah yang dilakukan oleh Allah Swt. Kepadamu..?” Dia menjawab: ”Dia Allah Swt. telah mengampuni saya”. Kata saya: ”Dengan sebab apa..?” Kata dia: ”Saya tidak menuturkan sebuah hadits kecuali saya membaca shalawat untuk Nabi Saw.”. (Zubdatul Waa’Izdiina).

Dari Nabi Saw., bahwa beliau bersabda: “Telah datang kepada saya Malaikat Jibrail, Mikail, Israfil dan Izrail As. Berkata Jibrail As. : “Hai Rasulullah Saw, barang siapa membaca shalawat untukmu pada tiap-tiap hari sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan saya lewatkan dia diatas jembatan seperti halilintar yang menyambar”. Berkata Mikail As.: ”Saya akan memberi minum kepadanya dari telagamu”. Berkata Israfil As.: ”Saya akan sujud kepada Allah Swt. serta tidak saya angkat kepala saya sehingga Allah Swt. Mengampuninya”. Berkata Izrail As: ”Saya akan mencabut ruhnya sebagaimana saya mencabut ruh para Nabi As.
Diriwayatkan dari Abdullah bahwa dia berkata: ”Kami mempunyai seorang pembantu yang melayani Sultan/raja, sedang dia bersifat fasiq. Maka pada suatu malam dia saya jumpai sedang tangannya pada/memegang tangan Nabi Saww. (bergandengan). Maka kata saya kepadanya (Nabi Saw): ”Hai Nabi Saw. Allah, orang ini adalah termasuk hamba yang fasiq, maka bagaimana dia boleh meletakkan tangannya diatas tangan engkau..?  Sabda Nabi Saw.: ”Sungguh dia telah diampuni, dan saya telah memberikan syafaat kepadanya dari Allah Swt.”.
Berkata saya: ”Wahai Nabi Saw. Allah, dengan sebab apa dia memperoleh kedudukan itu..? Berkata Nabi Saw: ”Dengan sebab banyaknya membaca shalawat untuk saya. Sungguh dia pada tiap-tiap malam akan tidur diranjangnya, dia membaca shalawat untuk saya seribu kali”. (Tuhfatul Muluuki).

            Dari Ka’ab Ra. bahwa dia berkata: ”Bila telah datang hari qiyamat, maka Nabi Adam As. melihat salah seorang dari umat Muhammad Saw. yang digiring/di halau ke neraka; dan dia Nabi Adam As. memanggil: ”Hai Muhammad”. Jawab Nabi Muhammad Saw. : ”Yaa, hai Abul basyar/ayah para manusia”. Berkata Adam: ”Sungguh ada seorang dari umatmu yang dihalau keneraka”. Berkata Nabi Saw. meloncat dibelakangnya sehingga mendapatkan orang itu dan berkata: ”Hai para Malaikat Tuhanku, berhentilah dahulu!”. Mereka para Malaikat Berkata: ”Hai Muhammad tidakkah engkau baca firman Allah Swt: “Laa ya’shuuna maa amarahum wa yaf’aluuna maa yu-maruun” Mereka itu tidak mendurhakai kepada Allah terhadap apa-apa yang diperintahkan dan mereka mengerjakan apa-apa yang mereka diperintah”. Maka mereka mendengar seruanNya (Allah) : “Hai para Malaikat; taatlah kamu sekalian kepada Muhammad Saw.”. Kata Nabi Saw.: ”Kembalikan dia ketempat timbangan!”. Maka amalnya pun di timbang dan menjadi lebih beratlah kejahatannya daripada kebaikannya. Lalu Nabi Saw. mengeluarkan kertas/catatan dari sakunya yang didalam catatan itu terdapat tulisan shalawat yang dibacakan sewaktu didunia, kemudian diletakkan sebagai tambahan kebaikan sehingga menjadi lebih berat. Orang laki-laki itupun gembira dan berkata: ”Demi ayahku dan ibuku, siapakah engkau ini..? Rasulullaah Saw. Bersabda: ”Saya adalah Muhammad”. Kemudian laki-laki itu mencium kaki Nabi Saw. seraya berkata: ”Wahai Rasulullah, Apakah kertas/catatan itu..?” Kata Nabi Saw.:”Dia adalah shalawat yang engkau baca untuk saya sewaktu didunia saya simpan untuk kamu”. Kata seorang hamba: ”Duh menyesal sekali aku terhadap apa-apa yang telah aku lengahkan (tidak bershalawat) disisi Allah Swt.”. (Kanzul Akhbaari).

Diriwayatkan dari Nabi Saw. bahwa beliau bersabda: ”Sesungguhnya Allah ta’aala telah menciptakan para Malaikat yang di tangannya terdapat beberapa pena dari emas dan beberapa kertas dari perak, yang mereka itu tidak mencatat sesuatupun melainkan shalawat untuk saya dan keluarga rumah saya.”
Telah diceritakan bahwa ada seorang Yahudi yang menuduh orang muslim mencuri untanya. Maka ia datangkan empat orang saksi palsu dari golongan manafiq. Nabi Saw. memutuskan hukum unta itu milik orang Yahudi dan memotong tangan orang muslim, sehingga orang muslim itu kebingungan. Maka dia mengangkat kepalanya menengadah ke langit seraya berkata: “Tuhanku, dan Baginda Tuanku, Engkau Maha Mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak mencuri unta ini”. Kemudian dia berkata pula: ”Wahai Rasulullah, sungguh keputusan hukum engkau itu betul, akan tetapi mintalah keterangan kepada unta ini”. Berkata Nabi Saw.: ”Hai unta milik siapakah engkau..?” Unta itu menjawab dengan kata-kata yang fasih terang : “Wahai Rasulullah, saya adalah milik orang muslim ini dan sesungguhnya mereka para saksi itu semua dusta”. Berkata Nabi Saw. : “Hai muslim, beritahukan kepadaku, apakah yang engkau perbuat, sehingga Allah Swt. menjadikan unta ini bisa mengatakan milikmu..? Wahai Rasulullah, saya tidak tidur diwaktu malam sehingga lebih dulu membaca shalawat untuk engkau 10 kali”. Berkata Nabi Saw.: ”Engkau telah selamat dari hukum dipotong tanganmu di dunia ini, dan selamat juga dari siksa di akhirat nantinya dengan sebab berkahnya engkau membaca shalawat untuk saya”. (Durratul Waa’izdiina).
Dari Abi Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda : “Bershalawatlah atas para Nabi Allah dan utusan-Nya sebagaimana kamu semua bershalawat kepadaku, sebab mereka itu sama diutus sebagaimana aku di utus”. (HR. Ahmad dan Al-Khathib).
Nabi Muhammad Saw. bersabda : “Perbanyaklah membaca shalawat untukku pada hari Jum’at dan malam Jum’at, maka barangsiapa yang berbuat itu, maka aku akan menjadi saksi dan member syafa’at padanya dihari kiamat.” (HR. Al Baihaqi, di dalam Kitab Irsyadul Ibad Ilasabilirrosyad).
Rasulullah Saw. Bersabda : “Siapa bershalawat kepadaku dihari Jum’at seratus kali maka ia datang dihari kiamat dengan cahaya, andaikata dibagi antara makhluk semuanya maka cahaya itu akan memenuhinya”. (HR. Abu Nu’aim, di dalam Kitab Irsyadul Ibad Ilasabilirrosyad dan didalam Al-Hilyah).
Nabi Muhammad Saw. bersabda : “Sesungguhnya hari-hari yang utama bagi kamu yaitu hari Jum’at maka perbanyaklah membaca shalawat kepadaku, karena bacaan shalawatmu itu langsung disampaikan kepadaku (yaitu pada hari Jum’at itu).” (HR. Abudaud dan An Nasa’i, di dalam Kitab Irsyadul Ibad Ilasabilirrosyad).
Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah Saw, Bersabda : “Siapa bershalawat kepadaku disisi kuburku maka saya mendengarnya, siapa bershalawat kepadaku dari jauh maka shalawat itu diserahkan oleh seorang malaikat yang menyampaikan kepadaku, dan ia dicukupi urusan keduniaan dan keakhiratannya, dan aku sebagai saksi dan pembela baginya”. (HR. Al-Baihaqy dan Al-Khatib).

وَقاَلَ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَمْ إنَ فِي الأَرْضِ مَلَائِكَةِ سياحين يبلغوني عَنِ أُمَتِي السَلَامَ
Nabi Muhammad Saw. bersabda : “Sesungguhnya diatas bumi ini ada malaikat yang berkelana dan menyampaikan salam dari umatku kepadaku”. (Di dalam kitab Ihya Ulumiddin).

Kata Syaikh Al-Muzdhir: ”Sungguh kebiasaan para raja dan para orang-orang yang terhormat itu memuliakan kepada orang-orang yang mau menghormati para kekasihnya dan mau memuliakan para sahabat karibnya. Maka sesungguhnya Allah Swt. itu raja dari sekalian raja dan Dzat yang paling mulia, sehingga Dia Allah Swt. lebih berhak terhadap kebiasaan yang mulia itu. Sungguh orang yang memuliakan kekasihNya serta NabiNya Saw. dengan membaca shalawat untuk beliau, maka akan dia dapatkan rahmat dari Allah Swt, terhapus semua dosanya dan ditinggikan derajatnya”.
Kata Ibnu Syaikh Rahimahullaah ta’aalaa : “Yaitu Wajib membaca shalawat setiap disebutkan asma Nabi Saw, dan meskipun dalam satu majlis disebutkan seribu kali”. (Durratun Nasihin).
وروى التيمي عن زين العابدين أنه قال: علامة أهل السنة كثرة الصلاة على رسول الله
At-Taimi meriwayatkan dari Zainal Abidin berkata : “Tanda bahwa orang itu termasuk ahlussunnah, bila ia banyak membaca shalawat terhadap Rasulullaah Saw.” (di dalam kitab irsyadul Ibad Ilasabilir-rosyad).
مَنْ قَالَ جَزَى الله عَنّا مُحَمَّداً بِمَا هُوَ أَهْلُهُ أَتْعَبَ سَبْعِينَ مَلَكاً ألْفَ صَبَاحٍ: والطبراني
At-Thabarani berkata: “Barangsiapa yang membaca Jazallaahu annaa Muhammadan bimaa huwa ahluhu, maka akan melelahkan (mencatat pahalanya) tujuh puluh Malaikat seribu hari.” (di dalam kitab irsyadul ibad ilasabilir-rosyad). Wallaahu a’lam bishawab.

Jadi banyak-banyaklah kita bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw, terutama pada malam Jum’at dan hari Jum’at dan mengikuti Sunahnya Rasulullaah Saw, agar kita di ridhai oleh Allah Swt. dan mendapat syafaat dari Rasulullaah Saw, serta tidak menjadi orang yang merugi diakhirat nanti karena mengetahui ganjaran dari shalawat kepada Nabi Saw. karena “siapa yang cinta pada sesuatu hal maka ia akan sering menyebut-nyebutnya”.

Semoga Bermanfaat

0 komentar:

Posting Komentar