Jangan mengaku umat Nabi Muhammad SAW, kalau anda
tidak tahu dan tidak mengenal Ahlul bait/keluarga Nabi Muhammad SAW. Nama semua
personil cherrybelle, Dmasiv, Ungu saja hafal, koq nama-nama keluarga
Rasulullah SAW saja tidak hafal....?
Nah, kalau belum tahu atau sudah tahu tapi lupa tentang
Biografinya istri-istri dan putra-puteri Nabi Muhammad SAW silahkan baca
penjelasan saya berikut.
Salah satu aturan syariat yang hanya berlaku
untuk Rasulullaah SAW, beliau di izinkan untuk menikahi lebih dari 4 wanita.
Setiap orang yang memahami sejarah dakwah Nabi
Muhammad SAW dengan benar, akan berkesimpulan, pernikahan yang beliau lakukan
sangat sarat dengan tujuan yang mendukung dakwah.
Beliau pernah melangsungkan akad nikah dengan 13
wanita. Dua diantaranya meninggal sebelum beliau: Khadijah dan Zainab bintu
Khuzaimah, yang bergelar Ummul Masakin (ibunda orang miskin). Dua istri beliau
lainnya belum dikumpuli, dan sembilan istri beliau lainnya yang bertahan hingga
beliau wafat.
Berikut
Biografi singkat para ummahatul mukminin, para istri Nabi Muhammad SAW:
1. Khadijah
binti Khuwailid Radhiyallaahu
anha.
Ulama berbeda pendapat tentang usia khadijah
ketika menikah dengan Rasulullah SAW. Keterangan yang sering kita dengar,
beliau menikah dengan Nabi Muhammad SAW di usia 40 tahun. Berdasarkan riwayat
yang disebutkan oleh Ibnu Sa’ad dalam At-Thabaqat Al-Kubro, dari Al-Waqidi.
Dalam riwayat itu dinyatakan:
وتزوجها رسول الله صلى الله
عليه و سلم وهو بن خمس وعشرين سنة وخديجة يومئذ بنت أربعين سنة ولدت قبل الفيل
بخمس عشرة سنة
“Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam menikahinya (Khadijah) ketika beliau berusia 25
tahun, sementara Khadijah berusia 40 tahun.” (Thabaqat Ibn Sa’ad, 1/132).
Akan tetapi dalam riwayat Al-Hakim dengan
sanadnya, dari Muhammad Ibnu Ishaq, beliau menyatakan:
وكان لها يوم
تزوجها ثمان وعشرون سنة
“Pada hari pernikahannya (Khadijah), beliau
berusia 28 tahun.”
(Al-Mustadrak Al-Hakim, 11/157).
Kemudian dalam Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir mengatakan:
نقل البيهقي عن الحاكم أنه كان
عمر رسول الله صلى الله عليه و سلم حين تزوج خديجة خمسا وعشرين سنة وكان عمرها إذ
ذاك خمسا وثلاثين وقيل خمسا وعشرين سنة
“Dinukil oleh Al-Baihaqi dari Al-Hakim bahwa
usia Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika menikah dengan Khadijah
adalah 25 tahun, sedangkan usia Khadijah ketika itu adalah 35 tahun, ada juga
yang mengatakan, 25 tahun…” (Al-Bidayah wa An-Nihayah, 2/295).
Allahu a’lam, tidak ada acuan yang cukup menenangkan
dan meyakinkan dalam hal ini, karena itu kita tidak perlu terlalu mendalami.
Lebih dari itu, orang tidak jadi sesat gara-gara salah dalam menentukan tahun
pernikahan Khadijah.
Khadijah merupakan istri pertama Rasulullah SAW.
dan selama beliau bersama Khadijah, Rasulullaah SAW tidak berpoligami sampai
Khadijah meninggal. Dan semua putra Rasulullaah SAW berasal dari pernikahannya
dengan Khadijah, termasuk diantaranya Fatimah Az-zahra istri Ali bin Abi
Thalib, putri bungsu dari Khadijah. Kecuali satu, Ibrahim. Ibrahim berasal dari
ibu Maria Al-Qibthiyah.
Aisyah radhiyallahu anha mengatakan tentang Khadijah.
مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ ،
هَلَكَتْ ( أي : ماتت ) قَبْلَ أَنْ يَتَزَوَّجَنِي لِمَا كُنْتُ أَسْمَعُهُ
يَذْكُرُهَا
“Aku
tidak pernah cemburu terhadap semua istri Nabi shallallahu alaihi wasallam
sebagaimana aku cemburu kepada Khadijah. Beliau meninggal sebelum Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam menikahiku, namun aku sering mendengar beliau menyebut-nyebut
Khadijah.” (Khadijah
3815).
· Khadijah
binti khuwalid adalah sebaik-baik wanita penghuni syurga.
· Khadijah
adalah Wanita pertama yang hatinya tersirami keimanan dan di khususkan Allah
untuk memberikan keturunan Rasulullah SAW, menjadi Ummahatul mukminin.
· Dikenal
dengan wanita suci karena sifat dan akhlaknya yang terpuji.
· Khadijah adalah
istri Nabi yang pertama dan menjadi istri satu-satunya sebelum ia meninggal.
2. Saudah
binti Zum’ah Radhiyallaahu
anha.
Rasulullaah SAW menikahinya di bulan Syawal
tahun 10 kenabian (sekitar 3 tahun sebelum hijrah), sebulan sepeninggal
Khadijah radhiyallahu anhuma. (Al-Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir, 3/149).
Sebelum menikah, Saudah tidak memiliki keluarga
yang menanggung kebutuhannya selain sepupunya, Sakran bin Amr. Sepeninggal
Sakran, Saudah menjadi janda tanpa keluarga yang melindunginya. Sampai akhirnya
dinikahi Rasulullah SAW. Beliau meninggal di Madinah tahun 54 H. (Ar-Rahiq
Al-Makhtum, hlm. 471).
· Dikenal
sebagai wanita yang memiliki otak cemerlang dan berpandang luas.
· Suami
pertamanya adalah Al-Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa
hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua,
miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW
menikahinya.
3. Aisyah
binti Abu Bakar As-shiddiq Radhiyallaahu anha.
Rasulullaah SAW menikahi Aisyah di bulan syawal
tahun 11 setelah kenabian. Dua tahun 5 bulan sebelum hijrah dan setahun setelah
beliau menikahi Saudah. (Ar-Rahiq Al-Makhtum, hlm. 471).
Aisyah mengatakan tentang dirinya,
تَزَوَّجَنِي
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا بِنْتُ سِتِّ سِنِينَ ،
وبنى بي وأنا بنت تسع سنين
Nabi
shallallahu alaihi wasallam menikahiku ketika aku berusia 6 tahun. Dan beliau
kumpul bersamaku ketika aku berusia 9 tahun. (HR. Bukhari 3894 & Muslim 1422).
Beliaulah satu-satunya istri Rasulullah SAW yang
dinikahi dalam kondisi masih gadis. (HR. Bukhari 5077). Rasulullah SAW
menikahi Aisyah di usia muda, atas perintah Allah melalui mimpi beliau. Dan
mimpi nabi adalah wahyu.
Aisyah, wanita yang berakhlak mulia dan sangat
cerdas. Sebagian ulama mengatakan, Aisyah adalah wanita yang paling paham
tentang ajaran Nabi Muhammad SAW di seluruh dunia. Karena jasa besar Aisyah,
kita bisa mengetahui banyak sunah di rumah tangga Rasulullah SAW.
Beliau meninggal pada tanggal 17 ramadhan, tahun
57 H. ada yang mengatakan, tahun 58 H. dan jenazah beliau dimakamkan di Baqi,
yang sampai saat ini menjadi incaran orang syiah. Mereka menggali kuburan
Aisyah dan ingin mereka rusak. Semoga Allah meridhai Aisyah dan menghancurkan
makar syiah.
· Merupakan
istri kecintaan Rasulullah
· Merupakan
satu-satunya istri Nabi yang masih gadis.
· Aisyah
merupakan anak sahabat nabi yang paling beliau cintai karna jasa-jasanya dalam
menyiarkan dan memperjuangkan islam.
· Aisyah
banyak meriwayatkan Hadist.
· Telah
dijanjikan pengampunan dan rezeki yang mulia.
4. Hafshah
binti Umar bin Khaththab Radhiyallaahu anha.
Beliau menjanda sepeninggal suaminya Khunais bin
Khudzafah As-Sahmi antara tahun 23 hijriyah. Setelah selesai masa iddah, Umar
sang ayah yang bertanggung jawab, segera mencarikan suami penggantinya. Beliau
menawarkan ke Utsman, namun Utsman belum berkeinginan menikah karena baru
ditinggal mati istrinya. Umarpun menawarkan ke Abu Bakar, namun beliau tidak
menggapinya, hingga Umar pun marah kepada Abu Bakar. Sampai akhirnya
Rasulullaah SAW meminangnya.
Setelah Hafshah dinikahi Rasulullah SAW, Abu
Bakar menemui Umar dan bertanya, “Apakah kamu marah dengan sikapku kemarin..?”
“Ya.” Jawab Umar. Kemudian Abu Bakar menjelaskan alasannya,
فَإِنَّهُ لَمْ يَمْنَعْنِي
أَنْ أَرْجِعَ إِلَيْكَ فِيمَا عَرَضْتَ إِلا أَنِّي قَدْ عَلِمْتُ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ ذَكَرَهَا ، فَلَمْ أَكُنْ
لأُفْشِيَ سِرَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَلَوْ
تَرَكَهَا لَقَبِلْتُهَا
“Tidak
ada sebab yang membuatku tidak merespon tawaranmu, selain karena aku telah
mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebut-nyebut Hafshah. Dan
Aku tidak layak membuka rahasia Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Jika
beliau tidak berkeinginan menikahi Hafshah, niscaya akan aku terima.” (HR. Bukhari 4005).
Hafshah dikenal sebagai wanita yang ahli ibadah.
Sehingga beliau disebut Shawwamah (wanita rajin puasa) dan qawwamah (wanita
rajin shalat malam). Istri Rasulullah SAAW di surga. (HR. Al-Hakim 6753,
beliau shahihkan dan didiamkan oleh Adz-Dzahabi). Hafshah wafat di bulan
Sya’ban tahun 45 H di Madinah, di usia 60 tahun dan jenazahnya dimakamkan di
Baqi. Hafshah merupakan salah satu istri Rasulullah SAW yang paling banyak
dicela orang syiah. Semoga Allah meridhai Hafshah dan membinasakan makar syiah.
· Hafsah adalah
putri dari Umar, khalifah kedua.
5. Zainab
binti Khuzaimah Radhiyallaahu
anha.
Beliau bergelar Ummul Masakin, karena sangat
belas kasih dengan orang miskin dan banyak bergaul dengan mereka. Sebelumnya,
beliau bersuami Abdullah bin Jahsy radhiyallahu anhu. Kemudian Abdullah
meninggal di perang Uhud. Di tahun 4 H, Rasulullah SAW menikahinya. Namun usia
pernikahan beliau tidak lama. Setelah tiga bulan berlangsung, Zainab menuju
rahmat Allah, di bulan rabiyul akhir, tahun 4 H. Rasulullah SAW menshalati
jenazahnya dan beliau dimakamkan di Baqi.
· Suaminya
meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang
anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah
perkawinan yaitu pada tahun 625 M.
6. Ummu
Salamah Radhiyallaahu
anha.
Ummu Salamah, sebelumnya menjadi istri Abu
Salamah radhiyallahu anhuma. Bersama Abu Salamah beliau memiliki
beberapa anak. Pada tahun 4 H, kesedihan melanda keluarganya. Abu Salamah, sang
suami tercinta meninggal dunia. Namun dia tidak hanyut dalam kesedihannya. Dia
teringata pesan Nabi SAW agar membaca satu doa ketika tertimpa musibah,
إِنَّا
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي ،
وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
Inna
lillahi wa inna ilaihi rajiun, Ya Allah, berikanlah pahala atas musibah yang
menimpaku dan gantikanlah aku dengan yang lebih baik.
Karena siapa yang membaca doa ini akan Allah
gantikan yang lebih baik. Ketika hendak berdoa, wanita sholihah ini bergumam,
أُعَاضُ خَيْرًا مِنْ أَبِي
سَلَمَةَ؟ ثُمَّ قُلْتُهَا، فَعَاضَنِي اللَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَآجَرَنِي فِي مُصِيبَتِي
“Saya
diberi ganti yang lebih baik dari pada Abu Salamah..? Akupun tetap membacanya.
kemudian Allah gantikan suami untukku Muhammad shallallahu alaihi wasallam, dan
Allah berikan padahal untuk musibahku.”
Kemudian Rasulullah SAW menjadi pengganti Abu Salamah untuknya. (HR. Muslim 918).
Terkenal dengan wanita cerdas, memberi saran
suaminya dan mendukung dakwah suaminya. Lebih dari itu, beliau dikenal wanita
yang menawan.
Aisyah mengungkapkan isi hatinya terkait Ummu Salamah,
لَمَّا تَزَوَّجَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمَّ سَلَمَةَ حَزِنْتُ حُزْنًا
شَدِيدًا لِمَا ذَكَرُوا لَنَا مِنْ جَمَالِهَا ، قَالَتْ : فَتَلَطَّفْتُ لَهَا
حَتَّى رَأَيْتُهَا ، فَرَأَيْتُهَا وَاللَّهِ أَضْعَافَ مَا وُصِفَتْ لِي فِي
الْحُسْنِ وَالْجَمَالِ ، قَالَتْ : فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِحَفْصَةَ ، وَكَانَتَا
يَدًا وَاحِدَةً ، فَقَالَتْ : لا وَاللَّهِ إِنْ هَذِهِ إِلا الْغَيْرَةُ
“Ketika
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menikahi Ummu Salamah, aku sangat sedih
sekali. Karena banyak orang menyebut kecantikan Ummu Salamah. Akupun
mendekatinya untuk bisa melihatnya. Setelah aku melihatnya, demi Allah, dia
jauh-jauh lebih cantik dan lebih indah dari apa yang aku bayangkan. Akupun
menceritakannya kepada Hafshah – mereka satu kubu – kata Hafshah, “Tidak perlu
cemas, demi Allah, itu hanya karena bawaan cemburu.” (Thabaqat Al-Kubro
Ibn Sa’d, no. 9895).
Beliau
wafat tahun 59 H, ada yang mengatakan, 62 H, di usia 84 tahun dan dimakamkan di
Baqi.
· Suaminya,
Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga
meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65
tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi
karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad
SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.
7. Zainab
binti Jahsy Radhiyallaahu
anha.
Beliau masih kerabat dekat dengan Rasulullah
SAW. Ibu beliau, Umaimah binti Abdul Muthalib adalah saudari ayah Nabi Muhammad
SAW, Abdullah. Sehingga zainab adalah sepupu Rasulullah SAW.
Zainab
dan Anak Angkat Rasulullah SAW
Sebelum diutus sebagai Nabi, Rasulullah memiliki
anak angkat bernama Zaid. Hingga orang menyebutnya, Zaid bin Muhammad, padahal
ayah aslinya adalah Haritsah. Keterangan selengkapnya bisa anda pelajari pada
artikel tentang wali nikah anak angkat. Aturan ketika itu, anak
angkat sama dengan anak nasab, sehingga tidak boleh menikahi mantan istri anak
angkat. Sampai akhirnya Allah perintahkan agar Zainab di nikahkan dengan Zaid
bin Haritsah.
Untuk sistematika pembahasan, mari kita
perhatikan firman Allah yang menceritakan kejadian tersebut,
وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي
أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ
وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ
Ingatlah,
ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya
dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: “Tahanlah terus isterimu dan
bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu Menyembunyikan di dalam hatimu apa yang
Allah akan menyatakannya…… (QS. Al-Ahzab: 37).
Pada ayat di atas, Allah menyebut sahabat Zaid
dengan: “orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya (dengan hidayah
islam) dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya.”
Maksudnya, Zaid mendapatkan nikmat dari Allah
berupa hidayah iman, dan mendapat nikmat dari Nabi Muhammad SAW karena dibebaskan dari status budak, kemudian
dididik dalam asuhannya.
Kita kembali fokus ke Zaid dan Zainab.
Sejatinya, Rasulullah SAW berkeinginan untuk menikahi Zainab, dalam rangka
menghapus anggapan jahiliyah bahwa ayah angkat tidak boleh menikahi istri dari
mantan anak angkatnya. Namun Zainab masih menjadi istri Zaid, yang masyarakat
menganggapnya anak angkat Nabi Muhammad SAW. Beliau berharap agar Zaid menceraikan
Zainab, sehingga beliau bisa menikahi Zainab.
Terjadilah interaksi yang tidak harmonis antara
Zaid dengan Zainab. Sampai akhirnya Zaid mengadu kepada Rasulullah SAW tentang
istrinya. Rasulullah pun menasehatkan kepada Zaid seperti ayat di atas, “Tahanlah
terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah” artinya, jangan kau
ceraikan istrimu Zainab dan bersabarlah, sekalipun banyak masalah keluarga.
Padahal beliau menyimpan harapan agar Zaid menceraikan Zainab. Pada ayat di
atas Allah menyatakan, “sedang kamu menyembunyikan didalam hatimu apa yang
Allah akan menyatakannya”, yang disembunyikan Nabi Muhammad SAW dalam
hatinya, harapan agar Zaid menceraikan Zainab, sehingga beliau bisa menikahi
Zainab.
Hingga akhirnya, Zaid menceraikan Zainab karena
masalah rumah tangganya tidak kunjung membaik. Kita simak lanjutan ayat,
فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا
وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي
أَزْوَاجِ أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا
“Tatkala
Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap Istrinya (menceraikannya), Kami
kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk
(mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu
telah menceraikan isterinya.” (QS. Al-Ahzab: 37).
[simak Tafsir Ibnu Katsir 6/424 – 425] Ayat ini
adalah ayat yang paling dibanggakan Zainab. Ketika beberapa istri Rasulullah
SAW menonjolkan kelebihannya di hadapan istri yang lain, Zainab menampakkan
dirinya dengan mengatakan,
زوجكن أهاليكن
وزوجني الله من فوق سبع سموات
“Kalian
dinikahkan oleh orang tua kalian, sementara aku dinikahkan oleh Allah dari atas
langit yang tujuh.”
(HR. Bukhari 7420)
Rasulullaah SAW menikahi Zainab pada bulan
Dzulqa’dah tahun 5 H. Ada yang mengatakan, tahun 6 H. Beliau dikenal wanita
ahli ibadah dan sangat gemar bersedekah. Beliau wafat di zaman Khalifah Umar
pada tahun 20 H, di usia 53 tahun. Beliau adalah istri Rasulullah SAW yang
meninggal pertama kali setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
· Zainab binti
jahsy adalah wanita Quraisy yang cantik dan berketurunan baik.
· Seorang
istri yang sering berpuasa, mengerjakan shalat malam, zuhud dan beribadah.
· Wanita yang
mengerjakan sesuatu dengan tangannya (kreatif), dan menyedekahkan hasilnya
untuk orang miskin.
8. Juwairiyah
binti Al-Harits Radhiyallaahu
anha.
Sebelum masuk islam, dia bernama Barrah.
Kemudian atas perintah Rasulullah SAW diganti Juwairiyah. Beliau wanita
istimewa dari kelompok Yahudi Bani Musthaliq. Putri pemimpin yahudi Bani
Musthaliq, Harits bin Abi Dhirar. Di kampung bani Musthaliq, Juwairiyah menjadi
Istri Musafi’ bin Shafwan.
Pernikahan
dengan Rasulullah SAW
Setelah
Rasulullah SAW menaklukkan yahudi Bani Quraidzah karena berkhianat ketika
perang Khandaq, terdengar kabar bahwa Harits bin Abi Nadhr bersama pasukannya
Bani Musthaliq dan beberapa sekutunya dari berbagai suku arab akan menyerang
Madinah.
Rasulullah SAW pun menugaskan Buraidah bin
Hashib untuk mencari tahu kebenaran berita ini. Sahabat pemberani ini
mendatangi mereka. Setelah Rasulullah SAW yakin akan kebenaran berita, beliau
memerintahkan para sahabat untuk bergegas menuju Bani Musthaliq.
Ternyata, Harits telah mengirim mata-mata untuk
mengintai pasukan kaum muslimin. Namun para sahabat berhasil menangkap
mata-mata ini dan mereka membunuhnya.
Mendengar kedatangan pasukan Nabi Muhammad SAW dan terbunuhnya mata-matanya, Harits dan pasukannya sangat ketakutan. Hingga suku-suku arab yang ikut bersamanya membatalkan perjanjian dan pulang ke daerah masing-masing.
Mendengar kedatangan pasukan Nabi Muhammad SAW dan terbunuhnya mata-matanya, Harits dan pasukannya sangat ketakutan. Hingga suku-suku arab yang ikut bersamanya membatalkan perjanjian dan pulang ke daerah masing-masing.
Sampailah pasukan Nabi Muhammad SAW di lembah Al-Muraisi.
Salah satu daerah sumber air bagi bani Musthaliq. Di sinilah beliau menyiapkan
barisan pasukan dan membagi tugas masing-masing. Hingga akhirnya, kaum muslimin
berhasil mengalahkan bani yahudi. Di perang ini, terbunuhlah Musafi’ bin
Shafwan, suami Juwairiyah. (Ar-Rahiq Al-Makhtum, hlm. 286).
Juwairiyah menjadi salah satu wanita tawanan
ketika itu. Setelah pembagian, Juwairiyah jatuh pada kepemilikan Tsabit bin
Qais. Namun Tsabit membebaskannya dengan syarat membayar uang tertentu. Hingga
datanglah Juwairiyah menghadap Nabi Muhammad SAW dan memohon agar dibantu untuk
melunasi biaya pembebasan dirinya. Beliau menerima permohonan ini dan beliau
menikahinya dengan mahar pembebasan dirinya dari status budak.
Setelah mengetahui Rasulullah SAW menikahi Juwairiyah,
banyak sahabat yang membebaskan tawanannya dari Bani Mustaliq, sebagai bentuk
penghormatan untuk semua ipar Rasulullah SAW. Karena peristiwa ini, Juwairiyah
dianggap wanita yang paling berkah bagi kaumnya. Beliau hidup hingga masa
Khalifah Muawiyah. Meninggal di Madinah tahun 56 H.
· Suami
pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar
kelompok dari Juwairiyah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juwairiyah menjadi
tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq).
Bapak Juwairiyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus
anaknya, Juwayriyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juwairiyah
untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juwairiyah menyatakan ingin
masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang
terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.
9. Ummu
Habibah Binti Abi Sufyan Radhiyallaahu anha.
Ulama berbeda pendapat tentang nama aslinya. Ada
yang mengatakan nama aslinya Ramlah. Ada juga yang mengatakan, Hindun. Beliau
sepupu Utsman bin Affan radhiyallahu anhu. Karena ibunya, Shafiyah bintu
Abil Ash adalah saudara Affan, ayahnya Utsman.
Sebelumnya beliau menikah dengan Ubaidillah bin
Jahsy. Bersama Ubaidillah, beliau dikaruniai seorang putri bernama Habibah.
Bersama suami dan anaknya, Ummu Habibah hijrah ke negeri Habasyah untuk
mendapatkan jaminan keamanan karena tekanan suku Quraisy.
Sesampainya di Habasyah, suaminya meninggal. Ada
yang mengatakan, suaminya murtad dan memeluk Nasrani. Mendengar hal itu,
Rasulullah SAW mengirim surat kepada raja Najasyi untuk menikahkan Ummu Habibah
dengannya, dan beliau mengutus Khalid bin Said sebagai wakil beliau. Najasyi
memberikan mahar untuknya sebesarr 400 dinar. Setelah beberapa tahun di
Habasyah, raja soleh ini memulangkan Ummu Habibah ke Madinah ditemani Syurahbil
bin Hasanah. (HR. Abu Daud 2107 dan dishahihkan Al-Albani).
Beliau tinggal bersama suaminya, Nabi Muhammad
SAW di tahun 7 H, di usia 36 tahun. Ummu Habibah meninggal di Madinah tahun 44
H, di masa Khalifah Muawiyah, Radhiyallahu anhum ajma’in.
· Ummu Habibah
mempunyai watak tenang, lembut dan toleran.
· Selama hidup
bersama Rasulullah, dia telah banyak menguasai, menghafal, dan meriwayatkan
hadist.
10. Shafiyyah binti Huyai Al-Hilaliyah
bin Akhtab Radhiyallaahu
anha.
Berasal dari masyarakat yahudi Bani Nadzir.
Ayahnya, Huyai bin Akhtab adalah kepala suku bani Nadzir. Satu suku yahudi,
keturunan Nabi Harun alaihis salam. Ibunya bernama Barrah bin Samuel. Saudara
dari sahabat, Rifaah bin Samuel. Sebelum masuk islam, Shafiyah menikah dengan
Salam bin Masykam, seorang ahli berkuda dan pandai bersyair. Setelah berpisah
dengan Salam, Shafiyah menikah dengan Kinanah bin Abil Haqiq.
Bani Nadzir tinggal di daerah Khaibar. Kala itu,
Khaibar terkenal sebagai kota besar, memiliki banyak benteng dan kebun kurma
yang sangat luas. Letaknya sekitar 120 km ke utara kota Madinah. Ketika perang
Khandaq, penduduk khaibar termasuk salah satu suku yang membantu pasukan
bersama kaum musyrikin untuk menyerang Madinah. Mereka juga yang memanas-manasi
bani Quraidzah untuk berkhianat kepada kaum muslimin. Masyarakat Khaibar juga
sering membantu orang manafik Madinah untuk melancarkan makarnya.
Dengan adanya perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah
SAW mendapatkan titik aman untuk semakin meluaskan islam. Salah satu sasaran
beliau adalah Khaibar. Satu daerah sangat strategis yang bisa menguatkan islam,
sekaligus mengancam entitas Madinah. Rasulullah SAW sangat berharap,
agar Khaibar bisa masuk kawasan islam. Tentang Khaibar, sejatinya telah Allah
sebutkan dalam Al-Quran,
وَعَدَكُمُ
اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هَذِهِ
“Allah menjanjikan kepada
kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, Maka disegerakan-Nya
harta rampasan ini untukmu..” (QS. Al-Fath: 20).
Mujahid
menjelaskan, harta rampasan yang banyak, yang Allah janjikan adalah Khaibar.
(Tafsir Ibn Katsir, 7/341).
Singkat
cerita, kaum muslimin berhasil menaklukkan bani Nadzir, dan pada peristiwa itu
Kinanah, suami Shafiyah terbunuh karena melanggar kesepakatan. Kaum muslimin
pulang dengan membawa banyak rampasan perang dan tawanan, termasuk Shafiyah.
Setelah semua tawanan dikumpulkan, datanglah Dihyah Al-Kalbi, “Ya
Rasulullah, berikan aku seorang budak.” “Silahkan pilih budak.”
Jawab Nabi SAW. Ketika itu, Dihyah mengambil Shafiyah untuk menjadi budaknya.
Tiba-tiba
datang seorang sahabat melapor, “Ya Rasulullah, anda memberi Dihyah seorang
budak, Shafiyah binti Huyai, wanita mulia dari Quraidzah dan bani Nadhir,
wanita yang hanya layak menjadi milik anda.” “Bawa dia kemari!”
pinta Rasulullah SAW. Setelah melihatnya, Rasulullah SAW meminta Dihyah untuk
mengambil budak lainnya.
Rasulullah
SAW menawarkan antara memilih islam ataukah tetap beragama Yahudi. Shafiyahpun
memilih islam dan menjadi istri Rasulullah SAW setelah Khaibar ditaklukkan pada
tahun 7 H. Yang istimewa, walimah pernikahan Rasulullah SAW dengan
Shafiyah dilaksanakan di perjalanan pulang 12 mil dari Khaibar menuju Madinah.
Rasulullah
SAW menyebutnya sebagai wanita Shadiqah, wanita yang jujur imannya. (Al-Ishabah
Ibn Hajar, 7/741). Beliau meninggal tahun 50 H dan dimakamkan di Baqi.
Seseorang yang pintar, jujur.
Seseorang yang pintar, jujur.
· Dia adalah
dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan
kemudian menikahi Nabi Muhammad SAW.
11. Maimunah binti Harits Al-Hilaliyah
Radhiyallaahu
anha.
Wanita
terakhir yang dinikahi Rasulullah SAW. Beliau adalah saudara Ummu Fadhl
(Lubabah bintul Harits). Dan Ummu Fadhl adalah ibunda Ibnu Abbas radhiyallahu
anhum.
Sehingga Maimunah adalah bibi Ibnu Abbas dari
jalur ibunya. Beliau juga saudara Lubabah As-Shugra, ibunya Khalid bin Walid.
Ibunya Maimunah bernama Hindun bintu Auf.
Sehingga Maimunah adalah saudara seibu dengan Zainab bintu Khuzaimah, Ummul
Masakin, istri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang telah wafat.
Rasulullah SAW menikahinya pada bulan Dzulqo’dah
tahun 7 H, seusai umrah qadha. Maimunah mulai tinggal bersama Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam setelah perjalanan pulang dari Mekah 9 mil menuju Madinah.
Beliau meninggal ketika perjalanan pulang dari Haji tahun 61 H di daerah Saraf
dan dimakamkan di Saraf.
Aisyah mengatakan tentang Maimunah,
ذهبت والله
ميمونة.. أما إنها كانت من أتقانا لله وأوصلنا للرحم
“Maimunah telah wafat,
demi Allah… dia adalah wanita yang paling bertaqwa kepada Allah diantara dan
paling menyambung silaturahim.” (HR. Hakim 6799 dan dinilai Adz-Dzahabi:
Sesuai syarat Muslim).
· Dialah
satu-satunya wanita yang dengan ikhlas menyerahkan dirinya kepada Rasulullah
ketika keluarganya hidup dalam kebinasaan jahiliah.
· Dia masih
berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun.
Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibni Abed Alzey. Ketika Nabi Muhammad SAW
membuka Mekkah di tahun 630 H, dia datang menemui Nabi Muhammad SAW, masuk
Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang
Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.
Demikianlah
11 wanita istimewa yang mendampingi Rasulullah SAW dan menjadi keluarga beliau
tanpa ada perselisihan di kalangan ulama. Sementara ada dua wanita yang
melakukan akad dengan Nabi Muhammad SAW, namun tidak dikumpuli Rasulullah SAW.
Mereka dari Bani Kilab dan Bani Kindah. Tentang siapa nama dua wanita ini,
diperselisihkan para ulama.
Disamping
itu, Rasulullah SAW juga memiliki budak wanita. Dua wanita yang terkenal
sebagai budak Rasulullah SAW,
a. Mariyah
Al-Qibtiyah Radhiyallaahu
anha.
Beliau adalah hadiah dari raja Muqauqis sebagai
jawaban atas surat Rasulullah SAW yang mengajaknya untuk masuk islam. Dari
Mariyah, Rasulullah SAW mendapatkan seorang anak yang membuat beliau
sangat gembira, bernama Ibrahim. Namun putra beliau ini meninggal sebelum genap
usia 2 tahun. Beliau meninggal di masa Umar, dan jenazahnya dishalati Umar bin
Khatab dan dimakamkan bersama istri Rasulullah SAW lainnya.
· Dia adalah
istri Rasulullah satu-satunya yang melahirkan seorang putra, Ibrahim setelah
Khadijah.
· Merupakan
wanita Mesir yang berparas cantik.
b. Raihanah bintu Zaid Al-Quradziyah
Beliau tawanan bani Quraidzah,
kemudian dijadikan budak Rasulullah SAW ada juga yang mengatakan, beliau
dibebaskan oleh Rasulullah SAW dan dijadikan istrinya.
Terimakasih akang admin atas artikelnya. Kebetulan sedang mencari informasi terkait istri Rasul. mohon info sumber atau literatur kang admin jika berkenenan.
BalasHapusSama-sama, semoga bermanfaat untuk kita semua
BalasHapus