Sabtu, 06 April 2019

NAMA ISTRI-ISTRI NABI MUHAMMAD SAW



Jangan mengaku umat Nabi Muhammad SAW, kalau anda tidak tahu dan tidak mengenal Ahlul bait/keluarga Nabi Muhammad SAW. Nama semua personil cherrybelle, Dmasiv, Ungu saja hafal, koq nama-nama keluarga Rasulullah SAW saja tidak hafal....?
Nah, kalau belum tahu atau sudah tahu tapi lupa tentang Biografinya istri-istri dan putra-puteri Nabi Muhammad SAW silahkan baca penjelasan saya berikut.
Salah satu aturan syariat yang hanya berlaku untuk Rasulullaah SAW, beliau di izinkan untuk menikahi lebih dari 4 wanita.
Setiap orang yang memahami sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW dengan benar, akan berkesimpulan, pernikahan yang beliau lakukan sangat sarat dengan tujuan yang mendukung dakwah.
Beliau pernah melangsungkan akad nikah dengan 13 wanita. Dua diantaranya meninggal sebelum beliau: Khadijah dan Zainab bintu Khuzaimah, yang bergelar Ummul Masakin (ibunda orang miskin). Dua istri beliau lainnya belum dikumpuli, dan sembilan istri beliau lainnya yang bertahan hingga beliau wafat.

Berikut Biografi singkat para ummahatul mukminin, para istri Nabi Muhammad SAW:
1. Khadijah binti Khuwailid Radhiyallaahu anha.
Ulama berbeda pendapat tentang usia khadijah ketika menikah dengan Rasulullah SAW. Keterangan yang sering kita dengar, beliau menikah dengan Nabi Muhammad SAW di usia 40 tahun. Berdasarkan riwayat yang disebutkan oleh Ibnu Sa’ad dalam At-Thabaqat Al-Kubro, dari Al-Waqidi. Dalam riwayat itu dinyatakan:
وتزوجها رسول الله صلى الله عليه و سلم وهو بن خمس وعشرين سنة وخديجة يومئذ بنت أربعين سنة ولدت قبل الفيل بخمس عشرة سنة
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menikahinya (Khadijah) ketika beliau berusia 25 tahun, sementara Khadijah berusia 40 tahun.” (Thabaqat Ibn Sa’ad, 1/132).
Akan tetapi dalam riwayat Al-Hakim dengan sanadnya, dari Muhammad Ibnu Ishaq, beliau menyatakan:
وكان لها يوم تزوجها ثمان وعشرون سنة
“Pada hari pernikahannya (Khadijah), beliau berusia 28 tahun.” (Al-Mustadrak Al-Hakim, 11/157).

Kemudian dalam Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir mengatakan:
نقل البيهقي عن الحاكم أنه كان عمر رسول الله صلى الله عليه و سلم حين تزوج خديجة خمسا وعشرين سنة وكان عمرها إذ ذاك خمسا وثلاثين وقيل خمسا وعشرين سنة
“Dinukil oleh Al-Baihaqi dari Al-Hakim bahwa usia Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika menikah dengan Khadijah adalah 25 tahun, sedangkan usia Khadijah ketika itu adalah 35 tahun, ada juga yang mengatakan, 25 tahun…” (Al-Bidayah wa An-Nihayah, 2/295).

Allahu a’lam, tidak ada acuan yang cukup menenangkan dan meyakinkan dalam hal ini, karena itu kita tidak perlu terlalu mendalami. Lebih dari itu, orang tidak jadi sesat gara-gara salah dalam menentukan tahun pernikahan Khadijah.
Khadijah merupakan istri pertama Rasulullah SAW. dan selama beliau bersama Khadijah, Rasulullaah SAW tidak berpoligami sampai Khadijah meninggal. Dan semua putra Rasulullaah SAW berasal dari pernikahannya dengan Khadijah, termasuk diantaranya Fatimah Az-zahra istri Ali bin Abi Thalib, putri bungsu dari Khadijah. Kecuali satu, Ibrahim. Ibrahim berasal dari ibu Maria Al-Qibthiyah.

Aisyah radhiyallahu anha mengatakan tentang Khadijah.
مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ ، هَلَكَتْ ( أي : ماتت ) قَبْلَ أَنْ يَتَزَوَّجَنِي لِمَا كُنْتُ أَسْمَعُهُ يَذْكُرُهَا
“Aku tidak pernah cemburu terhadap semua istri Nabi shallallahu alaihi wasallam sebagaimana aku cemburu kepada Khadijah. Beliau meninggal sebelum Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menikahiku, namun aku sering mendengar beliau menyebut-nyebut Khadijah.” (Khadijah 3815).

·  Khadijah binti khuwalid adalah sebaik-baik wanita penghuni syurga. 
·  Khadijah adalah Wanita pertama yang hatinya tersirami keimanan dan di khususkan Allah untuk memberikan keturunan Rasulullah SAW, menjadi Ummahatul mukminin. 
·  Dikenal dengan wanita suci karena sifat dan akhlaknya yang terpuji.  
·  Khadijah adalah istri Nabi yang pertama dan menjadi istri satu-satunya sebelum ia meninggal.

2. Saudah binti Zum’ah Radhiyallaahu anha.
Rasulullaah SAW menikahinya di bulan Syawal tahun 10 kenabian (sekitar 3 tahun sebelum hijrah), sebulan sepeninggal Khadijah radhiyallahu anhuma. (Al-Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir, 3/149).
Sebelum menikah, Saudah tidak memiliki keluarga yang menanggung kebutuhannya selain sepupunya, Sakran bin Amr. Sepeninggal Sakran, Saudah menjadi janda tanpa keluarga yang melindunginya. Sampai akhirnya dinikahi Rasulullah SAW. Beliau meninggal di Madinah tahun 54 H. (Ar-Rahiq Al-Makhtum, hlm. 471).
·  Dikenal sebagai wanita yang memiliki otak cemerlang dan berpandang luas. 
·  Suami pertamanya adalah Al-Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.
3. Aisyah binti Abu Bakar As-shiddiq Radhiyallaahu anha.
Rasulullaah SAW menikahi Aisyah di bulan syawal tahun 11 setelah kenabian. Dua tahun 5 bulan sebelum hijrah dan setahun setelah beliau menikahi Saudah. (Ar-Rahiq Al-Makhtum, hlm. 471).

Aisyah mengatakan tentang dirinya,
تَزَوَّجَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا بِنْتُ سِتِّ سِنِينَ ، وبنى بي وأنا بنت تسع سنين
Nabi shallallahu alaihi wasallam menikahiku ketika aku berusia 6 tahun. Dan beliau kumpul bersamaku ketika aku berusia 9 tahun. (HR. Bukhari 3894 & Muslim 1422).
Beliaulah satu-satunya istri Rasulullah SAW yang dinikahi dalam kondisi masih gadis. (HR. Bukhari 5077). Rasulullah SAW menikahi Aisyah di usia muda, atas perintah Allah melalui mimpi beliau. Dan mimpi nabi adalah wahyu.
Aisyah, wanita yang berakhlak mulia dan sangat cerdas. Sebagian ulama mengatakan, Aisyah adalah wanita yang paling paham tentang ajaran Nabi Muhammad SAW di seluruh dunia. Karena jasa besar Aisyah, kita bisa mengetahui banyak sunah di rumah tangga Rasulullah SAW.
Beliau meninggal pada tanggal 17 ramadhan, tahun 57 H. ada yang mengatakan, tahun 58 H. dan jenazah beliau dimakamkan di Baqi, yang sampai saat ini menjadi incaran orang syiah. Mereka menggali kuburan Aisyah dan ingin mereka rusak. Semoga Allah meridhai Aisyah dan menghancurkan makar syiah.
·  Merupakan istri kecintaan Rasulullah 
·  Merupakan satu-satunya istri Nabi yang masih gadis.  
·  Aisyah merupakan anak sahabat nabi yang paling beliau cintai karna jasa-jasanya dalam menyiarkan dan memperjuangkan islam.  
·  Aisyah banyak meriwayatkan Hadist.  
·  Telah dijanjikan pengampunan dan rezeki yang mulia.

4. Hafshah binti Umar bin Khaththab Radhiyallaahu anha.
Beliau menjanda sepeninggal suaminya Khunais bin Khudzafah As-Sahmi antara tahun 23 hijriyah. Setelah selesai masa iddah, Umar sang ayah yang bertanggung jawab, segera mencarikan suami penggantinya. Beliau menawarkan ke Utsman, namun Utsman belum berkeinginan menikah karena baru ditinggal mati istrinya. Umarpun menawarkan ke Abu Bakar, namun beliau tidak menggapinya, hingga Umar pun marah kepada Abu Bakar. Sampai akhirnya Rasulullaah SAW meminangnya.
Setelah Hafshah dinikahi Rasulullah SAW, Abu Bakar menemui Umar dan bertanya, “Apakah kamu marah dengan sikapku kemarin..?” “Ya.” Jawab Umar. Kemudian Abu Bakar menjelaskan alasannya,
فَإِنَّهُ لَمْ يَمْنَعْنِي أَنْ أَرْجِعَ إِلَيْكَ فِيمَا عَرَضْتَ إِلا أَنِّي قَدْ عَلِمْتُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ ذَكَرَهَا ، فَلَمْ أَكُنْ لأُفْشِيَ سِرَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَلَوْ تَرَكَهَا لَقَبِلْتُهَا
“Tidak ada sebab yang membuatku tidak merespon tawaranmu, selain karena aku telah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebut-nyebut Hafshah. Dan Aku tidak layak membuka rahasia Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Jika beliau tidak berkeinginan menikahi Hafshah, niscaya akan aku terima.” (HR. Bukhari 4005).

Hafshah dikenal sebagai wanita yang ahli ibadah. Sehingga beliau disebut Shawwamah (wanita rajin puasa) dan qawwamah (wanita rajin shalat malam). Istri Rasulullah SAAW di surga. (HR. Al-Hakim 6753, beliau shahihkan dan didiamkan oleh Adz-Dzahabi). Hafshah wafat di bulan Sya’ban tahun 45 H di Madinah, di usia 60 tahun dan jenazahnya dimakamkan di Baqi. Hafshah merupakan salah satu istri Rasulullah SAW yang paling banyak dicela orang syiah. Semoga Allah meridhai Hafshah dan membinasakan makar syiah.
·  Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah kedua.

5. Zainab binti Khuzaimah Radhiyallaahu anha.
Beliau bergelar Ummul Masakin, karena sangat belas kasih dengan orang miskin dan banyak bergaul dengan mereka. Sebelumnya, beliau bersuami Abdullah bin Jahsy radhiyallahu anhu. Kemudian Abdullah meninggal di perang Uhud. Di tahun 4 H, Rasulullah SAW menikahinya. Namun usia pernikahan beliau tidak lama. Setelah tiga bulan berlangsung, Zainab menuju rahmat Allah, di bulan rabiyul akhir, tahun 4 H. Rasulullah SAW menshalati jenazahnya dan beliau dimakamkan di Baqi.
·  Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 M.

6. Ummu Salamah Radhiyallaahu anha.
Ummu Salamah, sebelumnya menjadi istri Abu Salamah radhiyallahu anhuma. Bersama Abu Salamah beliau memiliki beberapa anak. Pada tahun 4 H, kesedihan melanda keluarganya. Abu Salamah, sang suami tercinta meninggal dunia. Namun dia tidak hanyut dalam kesedihannya. Dia teringata pesan Nabi SAW agar membaca satu doa ketika tertimpa musibah,
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي ، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, Ya Allah, berikanlah pahala atas musibah yang menimpaku dan gantikanlah aku dengan yang lebih baik.
Karena siapa yang membaca doa ini akan Allah gantikan yang lebih baik. Ketika hendak berdoa, wanita sholihah ini bergumam,
أُعَاضُ خَيْرًا مِنْ أَبِي سَلَمَةَ؟ ثُمَّ قُلْتُهَا، فَعَاضَنِي اللَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَآجَرَنِي فِي مُصِيبَتِي
“Saya diberi ganti yang lebih baik dari pada Abu Salamah..? Akupun tetap membacanya. kemudian Allah gantikan suami untukku Muhammad shallallahu alaihi wasallam, dan Allah berikan padahal untuk musibahku.”

Kemudian Rasulullah SAW menjadi pengganti Abu Salamah untuknya. (HR. Muslim 918).
Terkenal dengan wanita cerdas, memberi saran suaminya dan mendukung dakwah suaminya. Lebih dari itu, beliau dikenal wanita yang menawan.

Aisyah mengungkapkan isi hatinya terkait Ummu Salamah,
لَمَّا تَزَوَّجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمَّ سَلَمَةَ حَزِنْتُ حُزْنًا شَدِيدًا لِمَا ذَكَرُوا لَنَا مِنْ جَمَالِهَا ، قَالَتْ : فَتَلَطَّفْتُ لَهَا حَتَّى رَأَيْتُهَا ، فَرَأَيْتُهَا وَاللَّهِ أَضْعَافَ مَا وُصِفَتْ لِي فِي الْحُسْنِ وَالْجَمَالِ ، قَالَتْ : فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِحَفْصَةَ ، وَكَانَتَا يَدًا وَاحِدَةً ، فَقَالَتْ : لا وَاللَّهِ إِنْ هَذِهِ إِلا الْغَيْرَةُ
“Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menikahi Ummu Salamah, aku sangat sedih sekali. Karena banyak orang menyebut kecantikan Ummu Salamah. Akupun mendekatinya untuk bisa melihatnya. Setelah aku melihatnya, demi Allah, dia jauh-jauh lebih cantik dan lebih indah dari apa yang aku bayangkan. Akupun menceritakannya kepada Hafshah – mereka satu kubu – kata Hafshah, “Tidak perlu cemas, demi Allah, itu hanya karena bawaan cemburu.” (Thabaqat Al-Kubro Ibn Sa’d, no. 9895).

Beliau wafat tahun 59 H, ada yang mengatakan, 62 H, di usia 84 tahun dan dimakamkan di Baqi.
·  Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.

7. Zainab binti Jahsy Radhiyallaahu anha.
Beliau masih kerabat dekat dengan Rasulullah SAW. Ibu beliau, Umaimah binti Abdul Muthalib adalah saudari ayah Nabi Muhammad SAW, Abdullah. Sehingga zainab adalah sepupu Rasulullah SAW.

Zainab dan Anak Angkat Rasulullah SAW
Sebelum diutus sebagai Nabi, Rasulullah memiliki anak angkat bernama Zaid. Hingga orang menyebutnya, Zaid bin Muhammad, padahal ayah aslinya adalah Haritsah. Keterangan selengkapnya bisa anda pelajari pada artikel tentang wali nikah anak angkat. Aturan ketika itu, anak angkat sama dengan anak nasab, sehingga tidak boleh menikahi mantan istri anak angkat. Sampai akhirnya Allah perintahkan agar Zainab di nikahkan dengan Zaid bin Haritsah.
Untuk sistematika pembahasan, mari kita perhatikan firman Allah yang menceritakan kejadian tersebut,
وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ
Ingatlah, ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu Menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya…… (QS. Al-Ahzab: 37).
Pada ayat di atas, Allah menyebut sahabat Zaid dengan: “orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya (dengan hidayah islam) dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya.”
Maksudnya, Zaid mendapatkan nikmat dari Allah berupa hidayah iman, dan mendapat nikmat dari Nabi Muhammad SAW  karena dibebaskan dari status budak, kemudian dididik dalam asuhannya.
Kita kembali fokus ke Zaid dan Zainab. Sejatinya, Rasulullah SAW berkeinginan untuk menikahi Zainab, dalam rangka menghapus anggapan jahiliyah bahwa ayah angkat tidak boleh menikahi istri dari mantan anak angkatnya. Namun Zainab masih menjadi istri Zaid, yang masyarakat menganggapnya anak angkat Nabi Muhammad SAW. Beliau berharap agar Zaid menceraikan Zainab, sehingga beliau bisa menikahi Zainab.
Terjadilah interaksi yang tidak harmonis antara Zaid dengan Zainab. Sampai akhirnya Zaid mengadu kepada Rasulullah SAW tentang istrinya. Rasulullah pun menasehatkan kepada Zaid seperti ayat di atas, “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah” artinya, jangan kau ceraikan istrimu Zainab dan bersabarlah, sekalipun banyak masalah keluarga. Padahal beliau menyimpan harapan agar Zaid menceraikan Zainab. Pada ayat di atas Allah menyatakan, “sedang kamu menyembunyikan didalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya”, yang disembunyikan Nabi Muhammad SAW dalam hatinya, harapan agar Zaid menceraikan Zainab, sehingga beliau bisa menikahi Zainab.
Hingga akhirnya, Zaid menceraikan Zainab karena masalah rumah tangganya tidak kunjung membaik. Kita simak lanjutan ayat,
فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي أَزْوَاجِ أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا
“Tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap Istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menceraikan isterinya.” (QS. Al-Ahzab: 37).
[simak Tafsir Ibnu Katsir 6/424 – 425] Ayat ini adalah ayat yang paling dibanggakan Zainab. Ketika beberapa istri Rasulullah SAW menonjolkan kelebihannya di hadapan istri yang lain, Zainab menampakkan dirinya dengan mengatakan,
زوجكن أهاليكن وزوجني الله من فوق سبع سموات
“Kalian dinikahkan oleh orang tua kalian, sementara aku dinikahkan oleh Allah dari atas langit yang tujuh.” (HR. Bukhari 7420)
Rasulullaah SAW menikahi Zainab pada bulan Dzulqa’dah tahun 5 H. Ada yang mengatakan, tahun 6 H. Beliau dikenal wanita ahli ibadah dan sangat gemar bersedekah. Beliau wafat di zaman Khalifah Umar pada tahun 20 H, di usia 53 tahun. Beliau adalah istri Rasulullah SAW yang meninggal pertama kali setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
·  Zainab binti jahsy adalah wanita Quraisy yang cantik dan berketurunan baik. 
·  Seorang istri yang sering berpuasa, mengerjakan shalat malam, zuhud dan beribadah.
·  Wanita yang mengerjakan sesuatu dengan tangannya (kreatif), dan menyedekahkan hasilnya untuk orang miskin.

8. Juwairiyah binti Al-Harits Radhiyallaahu anha.
Sebelum masuk islam, dia bernama Barrah. Kemudian atas perintah Rasulullah SAW diganti Juwairiyah. Beliau wanita istimewa dari kelompok Yahudi Bani Musthaliq. Putri pemimpin yahudi Bani Musthaliq, Harits bin Abi Dhirar. Di kampung bani Musthaliq, Juwairiyah menjadi Istri Musafi’ bin Shafwan.

Pernikahan dengan Rasulullah SAW
Setelah Rasulullah SAW menaklukkan yahudi Bani Quraidzah karena berkhianat ketika perang Khandaq, terdengar kabar bahwa Harits bin Abi Nadhr bersama pasukannya Bani Musthaliq dan beberapa sekutunya dari berbagai suku arab akan menyerang Madinah.
Rasulullah SAW pun menugaskan Buraidah bin Hashib untuk mencari tahu kebenaran berita ini. Sahabat pemberani ini mendatangi mereka. Setelah Rasulullah SAW yakin akan kebenaran berita, beliau memerintahkan para sahabat untuk bergegas menuju Bani Musthaliq.
Ternyata, Harits telah mengirim mata-mata untuk mengintai pasukan kaum muslimin. Namun para sahabat berhasil menangkap mata-mata ini dan mereka membunuhnya.
Mendengar kedatangan pasukan Nabi Muhammad SAW dan terbunuhnya mata-matanya, Harits dan pasukannya sangat ketakutan. Hingga suku-suku arab yang ikut bersamanya membatalkan perjanjian dan pulang ke daerah masing-masing.
Sampailah pasukan Nabi Muhammad SAW di lembah Al-Muraisi. Salah satu daerah sumber air bagi bani Musthaliq. Di sinilah beliau menyiapkan barisan pasukan dan membagi tugas masing-masing. Hingga akhirnya, kaum muslimin berhasil mengalahkan bani yahudi. Di perang ini, terbunuhlah Musafi’ bin Shafwan, suami Juwairiyah. (Ar-Rahiq Al-Makhtum, hlm. 286).
Juwairiyah menjadi salah satu wanita tawanan ketika itu. Setelah pembagian, Juwairiyah jatuh pada kepemilikan Tsabit bin Qais. Namun Tsabit membebaskannya dengan syarat membayar uang tertentu. Hingga datanglah Juwairiyah menghadap Nabi Muhammad SAW dan memohon agar dibantu untuk melunasi biaya pembebasan dirinya. Beliau menerima permohonan ini dan beliau menikahinya dengan mahar pembebasan dirinya dari status budak.
Setelah mengetahui Rasulullah SAW menikahi Juwairiyah, banyak sahabat yang membebaskan tawanannya dari Bani Mustaliq, sebagai bentuk penghormatan untuk semua ipar Rasulullah SAW. Karena peristiwa ini, Juwairiyah dianggap wanita yang paling berkah bagi kaumnya. Beliau hidup hingga masa Khalifah Muawiyah. Meninggal di Madinah tahun 56 H.
·  Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juwairiyah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juwairiyah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq). Bapak Juwairiyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juwayriyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juwairiyah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juwairiyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.

9. Ummu Habibah Binti Abi Sufyan Radhiyallaahu anha.
Ulama berbeda pendapat tentang nama aslinya. Ada yang mengatakan nama aslinya Ramlah. Ada juga yang mengatakan, Hindun. Beliau sepupu Utsman bin Affan radhiyallahu anhu. Karena ibunya, Shafiyah bintu Abil Ash adalah saudara Affan, ayahnya Utsman.
Sebelumnya beliau menikah dengan Ubaidillah bin Jahsy. Bersama Ubaidillah, beliau dikaruniai seorang putri bernama Habibah. Bersama suami dan anaknya, Ummu Habibah hijrah ke negeri Habasyah untuk mendapatkan jaminan keamanan karena tekanan suku Quraisy.
Sesampainya di Habasyah, suaminya meninggal. Ada yang mengatakan, suaminya murtad dan memeluk Nasrani. Mendengar hal itu, Rasulullah SAW mengirim surat kepada raja Najasyi untuk menikahkan Ummu Habibah dengannya, dan beliau mengutus Khalid bin Said sebagai wakil beliau. Najasyi memberikan mahar untuknya sebesarr 400 dinar. Setelah beberapa tahun di Habasyah, raja soleh ini memulangkan Ummu Habibah ke Madinah ditemani Syurahbil bin Hasanah. (HR. Abu Daud 2107 dan dishahihkan Al-Albani).
Beliau tinggal bersama suaminya, Nabi Muhammad SAW di tahun 7 H, di usia 36 tahun. Ummu Habibah meninggal di Madinah tahun 44 H, di masa Khalifah Muawiyah, Radhiyallahu anhum ajma’in.
·  Ummu Habibah mempunyai watak tenang, lembut dan toleran. 
·  Selama hidup bersama Rasulullah, dia telah banyak menguasai, menghafal, dan meriwayatkan hadist.



10. Shafiyyah binti Huyai Al-Hilaliyah bin Akhtab Radhiyallaahu anha.
Berasal dari masyarakat yahudi Bani Nadzir. Ayahnya, Huyai bin Akhtab adalah kepala suku bani Nadzir. Satu suku yahudi, keturunan Nabi Harun alaihis salam. Ibunya bernama Barrah bin Samuel. Saudara dari sahabat, Rifaah bin Samuel. Sebelum masuk islam, Shafiyah menikah dengan Salam bin Masykam, seorang ahli berkuda dan pandai bersyair. Setelah berpisah dengan Salam, Shafiyah menikah dengan Kinanah bin Abil Haqiq.
Bani Nadzir tinggal di daerah Khaibar. Kala itu, Khaibar terkenal sebagai kota besar, memiliki banyak benteng dan kebun kurma yang sangat luas. Letaknya sekitar 120 km ke utara kota Madinah. Ketika perang Khandaq, penduduk khaibar termasuk salah satu suku yang membantu pasukan bersama kaum musyrikin untuk menyerang Madinah. Mereka juga yang memanas-manasi bani Quraidzah untuk berkhianat kepada kaum muslimin. Masyarakat Khaibar juga sering membantu orang manafik Madinah untuk melancarkan makarnya.
Dengan adanya perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah SAW mendapatkan titik aman untuk semakin meluaskan islam. Salah satu sasaran beliau adalah Khaibar. Satu daerah sangat strategis yang bisa menguatkan islam, sekaligus mengancam entitas Madinah. Rasulullah SAW sangat berharap, agar Khaibar bisa masuk kawasan islam. Tentang Khaibar, sejatinya telah Allah sebutkan dalam Al-Quran,
وَعَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هَذِهِ
“Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, Maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu..” (QS. Al-Fath: 20).
            Mujahid menjelaskan, harta rampasan yang banyak, yang Allah janjikan adalah Khaibar. (Tafsir Ibn Katsir, 7/341).
            Singkat cerita, kaum muslimin berhasil menaklukkan bani Nadzir, dan pada peristiwa itu Kinanah, suami Shafiyah terbunuh karena melanggar kesepakatan. Kaum muslimin pulang dengan membawa banyak rampasan perang dan tawanan, termasuk Shafiyah. Setelah semua tawanan dikumpulkan, datanglah Dihyah Al-Kalbi, “Ya Rasulullah, berikan aku seorang budak.” “Silahkan pilih budak.” Jawab Nabi SAW. Ketika itu, Dihyah mengambil Shafiyah untuk menjadi budaknya.
            Tiba-tiba datang seorang sahabat melapor, “Ya Rasulullah, anda memberi Dihyah seorang budak, Shafiyah binti Huyai, wanita mulia dari Quraidzah dan bani Nadhir, wanita yang hanya layak menjadi milik anda.” Bawa dia kemari!” pinta Rasulullah SAW. Setelah melihatnya, Rasulullah SAW meminta Dihyah untuk mengambil budak lainnya.
            Rasulullah SAW menawarkan antara memilih islam ataukah tetap beragama Yahudi. Shafiyahpun memilih islam dan menjadi istri Rasulullah SAW setelah Khaibar ditaklukkan pada tahun 7 H. Yang istimewa, walimah pernikahan Rasulullah SAW dengan Shafiyah dilaksanakan di perjalanan pulang 12 mil dari Khaibar menuju Madinah.
            Rasulullah SAW menyebutnya sebagai wanita Shadiqah, wanita yang jujur imannya. (Al-Ishabah Ibn Hajar, 7/741). Beliau meninggal tahun 50 H dan dimakamkan di Baqi.
Seseorang yang pintar, jujur.
·  Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi Muhammad SAW.

11. Maimunah binti Harits Al-Hilaliyah Radhiyallaahu anha.
Wanita terakhir yang dinikahi Rasulullah SAW. Beliau adalah saudara Ummu Fadhl (Lubabah bintul Harits). Dan Ummu Fadhl adalah ibunda Ibnu Abbas radhiyallahu anhum.
Sehingga Maimunah adalah bibi Ibnu Abbas dari jalur ibunya. Beliau juga saudara Lubabah As-Shugra, ibunya Khalid bin Walid.
Ibunya Maimunah bernama Hindun bintu Auf. Sehingga Maimunah adalah saudara seibu dengan Zainab bintu Khuzaimah, Ummul Masakin, istri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang telah wafat.
Rasulullah SAW menikahinya pada bulan Dzulqo’dah tahun 7 H, seusai umrah qadha. Maimunah mulai tinggal bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah perjalanan pulang dari Mekah 9 mil menuju Madinah. Beliau meninggal ketika perjalanan pulang dari Haji tahun 61 H di daerah Saraf dan dimakamkan di Saraf.

Aisyah mengatakan tentang Maimunah,
ذهبت والله ميمونة.. أما إنها كانت من أتقانا لله وأوصلنا للرحم
“Maimunah telah wafat, demi Allah… dia adalah wanita yang paling bertaqwa kepada Allah diantara dan paling menyambung silaturahim.” (HR. Hakim 6799 dan dinilai Adz-Dzahabi: Sesuai syarat Muslim).

·  Dialah satu-satunya wanita yang dengan ikhlas menyerahkan dirinya kepada Rasulullah ketika keluarganya hidup dalam kebinasaan jahiliah. 
·  Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibni Abed Alzey. Ketika Nabi Muhammad SAW membuka Mekkah di tahun 630 H, dia datang menemui Nabi Muhammad SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.
            Demikianlah 11 wanita istimewa yang mendampingi Rasulullah SAW dan menjadi keluarga beliau tanpa ada perselisihan di kalangan ulama. Sementara ada dua wanita yang melakukan akad dengan Nabi Muhammad SAW, namun tidak dikumpuli Rasulullah SAW. Mereka dari Bani Kilab dan Bani Kindah. Tentang siapa nama dua wanita ini, diperselisihkan para ulama.
            Disamping itu, Rasulullah SAW juga memiliki budak wanita. Dua wanita yang terkenal sebagai budak Rasulullah SAW,
a. Mariyah Al-Qibtiyah Radhiyallaahu anha.
Beliau adalah hadiah dari raja Muqauqis sebagai jawaban atas surat Rasulullah SAW yang mengajaknya untuk masuk islam. Dari Mariyah, Rasulullah SAW mendapatkan seorang anak yang membuat beliau sangat gembira, bernama Ibrahim. Namun putra beliau ini meninggal sebelum genap usia 2 tahun. Beliau meninggal di masa Umar, dan jenazahnya dishalati Umar bin Khatab dan dimakamkan bersama istri Rasulullah SAW lainnya.
·  Dia adalah istri Rasulullah satu-satunya yang melahirkan seorang putra, Ibrahim setelah Khadijah. 
·  Merupakan wanita Mesir yang berparas cantik.

b. Raihanah bintu Zaid Al-Quradziyah
Beliau tawanan bani Quraidzah, kemudian dijadikan budak Rasulullah SAW ada juga yang mengatakan, beliau dibebaskan oleh Rasulullah SAW dan dijadikan istrinya.
Abu Ubaidah menambahkan, ada 2 lagi budak wanita Rasulullah SAW. yang satu hadiah dari Zainab dan satunya tawanan untuk penaklukan yang lain. dan semuanya dimerdekakan sebelum beliau wafat. (Ar-Rahiq Al-Makhtum, 472). Allahu a’lam. 

Semoga Bermanfaat

Subscribe
 

2 komentar:

  1. Terimakasih akang admin atas artikelnya. Kebetulan sedang mencari informasi terkait istri Rasul. mohon info sumber atau literatur kang admin jika berkenenan.

    BalasHapus
  2. Sama-sama, semoga bermanfaat untuk kita semua

    BalasHapus