Sabtu, 06 April 2019

MAKAM KERAMAT JAYA RAGUNAN



Makam Keramat Jaya, Dikunjungi Berbagai Lapisan Masyarakat
Makam keramat ini tersembunyi di areal rekreasi Taman Marga Satwa Ragunan, Jakarta Selatan. Sehingga tidak mengherankan kalau banyak orang awam, dan bahkan warga sekitar Ragunan, yang tidak mengetahui secara persis keberadaannya. Namun meskipun letaknya tersembunyi, makam keramat yang direnovasi pada tanggal 22 Juli 2004 ini, sebenarnya kerap dikunjungi oleh sejumlah petinggi republik ini untuk minta berkah.
 
Makam Seno Wijaya Sakti



Areal MakamSeno Wijaya Sakti

Pintu Masuk Makam


Biasanya, pada malam Jumat para peziarah akan berdatangan dan memenuhi areal pemakaman hingga menjelang Subuh. Mereka berdoa, meminta barokah dan karomah, agar berbagai keinginannya dapat terkabul. Makam keramat yang banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah di Indonesia itu, adalah makam Seno Wijaya Sakti, waliyullah setingkat Pangeran Jayakarta. Namun makam kebanyakan orang mengenalnya sebagai Keramat Jaya, dan hal itu dipertegas dengan tulisan yang menempel di luar makam.
Ketika bertandang ke makam keramat ini, awal Mei 2013, pintu masuk ke areal pemakaman yang mirip rumah joglo itu, masih terkunci gembok. Makam Seno Wijaya Sakti terletak di dalam ruangan yang pintunya berkaca patri. Dari pintu itu, yang terlihat hanya pusara dilapisi kain merah. Di sekitar pusara ada rak yang berisi buku, dan juga air kemasan botol, serta gelas. Meski dari balik pagar, bisa mencium aroma wewangian yang menusuk hidung.

Menurut penjaga makam itu, Syaifuddin – 53 tahun, Seno Wijaya Sakti adalah keturunan raja Cirebon, Jawa Barat. Setelah berkeliling nusantara, Seno Wijaya Sakti beristirahat di daerah Kampung Kandang, Ragunan, Jakarta Selatan, hingga akhir hayatnya. Namun Syaifuddin tidak mengetahui persis kapan tepatnya Seno Wijaya Sakti meninggal dan dimakamkan di Kampung Kandang ini, yang kemudian dikeramatkan dan banyak dikunjungi oleh peziarah ini. 
“Istilahnya makam ini juga sebagai tempat istirahat Syekh Jaya,” kata Syaifudin.

Lelaki yang baru dua tahun menjaga Makam Keramat Jaya ini menyebut sebagai Syekh Jaya. Alasannya, Seno Wijaya Sakti adalah orang berilmu yang menjadi kekasih Tuhan. Sehingga segala barokah dan karomahnya bisa menyebar kepada peziarah yang mendatangi makamnya, yang memang datang agar mendapatkan barokah dan karomah dari para kekasih Tuhan itu. 
“Syekh Jaya itu gelar untuk mendapat kejayaan. Dengan barokah karomahnya maka kita semua ingin jaya,” jelasnya.
Menurut Syaifudin, kunjungan ke Makam Keramat Jaya kebanyakan dilakukan pada malam hari. Biasanya peziarah datang sejak lepas Maghrib hingga menjelang Subuh. Peziarah yang datang memiliki latar belakang profesi yang bermacam-macam, mulai dari pedagang, pengusaha, hingga pejabat. Mereka tak hanya berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, namun ada juga yang datang dari luar negeri seperti dari Hongkong.
“Kalau proses ziarah tergantung niatnya saja. Syaratnya terserah. Ada yang bawa air dan kembang,” paparnya.
Syaifudin menuturkan, berdasarkan pengamatannya, yang datang ke Makam Keramat Jaya banyak di antaranya yang telah berhasil. Seperti ada peziarah yang datang pertama kali tidak mempunyai kios untuk berdagang. Namun setelah berziarah beberapa kali, sekarang peziarah itu telah memiliki kios permanen dan dapat menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.  
“Jadi, datang kesini untuk bertawasul. Peziarah minta barokah dari waliyullah dengan diijabah maka bisa sukses,” ungkapnya.
Terkait siapa saja yang telah berziarah ke Makam Keramat Jaya, Syaifudin menuturkan, berbagai masyarakat dari lapisan bawah hingga atas telah datang. Bahkan pejabat dan mantan petinggi republik ini, ketika belum menjabat pasti datang untuk minta barokah dan karomah dari Makam Keramat Jaya.  Selain banyak dikunjungi pejabat, dan petinggi negara, ada juga di antaranya pejabat daerah yang datang.
“SBY atau Jokowi mungkin belum, tapi pendukungnya ke sini. Kalau zaman Bu Mega, kesini juga, sampai memberikan tanaman untuk areal makam,” paparnya.

Dalam kesempatan ini, Syaifudin menuturkan, ketika berziarah ke Makam Keramat Jaya tidak ada pantangan yang harus dilakukan peziarah. Asalkan ketika berziarah tidak melakukan hal-hal yang kurang etis, maka siapa pun bisa berziarah. “Yang penting jalannya lurus, dan niat tujuan yang baik, pasti tidak ada pantangan, kecuali ada minta yang lain seperti keinginan yang berlebihan,” jelasnya.  
Terkait letak makam yang tersembunyi, sehingga banyak orang yang tidak mengetahuinya secara persis, namun justru banyak peziarah dari berbagai daerah dan petinggi negara yang datang, Syaifudin menuturkan, Makam Keramat Jaya memang diibaratkan karomah yang tersembunyi di tempat yang terang. Artinya meskipun di tempat rekreasi namun tidak semua orang tahu.
“Orang yang dekat sekalipun tidak ada yang tahu. Tapi bagi yang jauh, meskpun dari Aceh, Padang, pasti tahu. Mereka tahu dari penyebaran mulut ke mulut,” ungkapnya.

Bagi yang ingin berziarah ke Makam Keramat Jaya, ada pintu khusus yang diberikan pengelola Taman Marga Satwa Ragunan. Pintu khusus tersebut adalah Pintu Barat, yang langsung bisa menuju ke lokasi makam. “Pintu Barat selalu terbuka, karena itu akses yang diberikan pengelola Ragunan,” pungkasnya.



Semoga Bermanfaat

Subscribe
 

0 komentar:

Posting Komentar