Sabtu, 06 April 2019

MAKAM KERAMAT HABIB KUNCUNG KALIBATA

Wisata Ziarah Waliyullah di Jakarta tak lengkap apabila tidak mengunjungi makam wali Allah Habib Ahmad Bin Alwi Al-Haddad (HABIB KUNCUNG) yang terletak di jalan Rawajati Timur II No. 70 RT. 03 RW. 08 Kelurahan Rawajati Kecamatan Pancoran, Kalibata, Jakarta Selatan. 
Foto para wali di Makam Habib Kuncung

Foto Habib Kuncung
Wali Allah dengan segala karomah yang dimiliki selama beliau hidup hingga beliau berpulang ke rahmatullah. 85 Tahun sudah usia makam Habib Ahmad Bin Alwi Al-Haddad (HABIB KUNCUNG) dan tidak pernah sepi dikunjungi peziarah. Sejak beliau meninggal di tahun 1926 hingga sekarang tahun 2011 pesona dan rahmat Allah padanya tetap terpancar dan mengundang kedatangan peziarah untuk berziarah berkali - kali.

 Mengunjungi makam wali Allah Habib Ahmad Bin Alwi Al-Haddad (Habib Kuncung) kita akan disambut dengan sebuah mesjid agung yang memiliki pesona luar biasa yaitu Mesjid At Taubah (Masjid At Tawbah) Rawajati, Kalibata. Mesjid yang konon berdiri lebih tua daripada makam wali Allah Habib Ahmad Bin Alwi Al-Haddad (Habib Kuncung).

Ketika berkunjung ke makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung), saya dan suami menjumpai Bapak Hasan al Hadad cucu dari Habib Abdullah al Hadad. Bapak Hasan al Hadad adalah penjaga makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) dan makam keluarga Abdullah bin Jafar al Hadad. Letak makam Habib Abdullah al Hadad adalah di sebelah kiri makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung).

Wawancara dengan Bapak Hasan Al Hadad, penjaga makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)
Melalui Bapak Hasan al Hadad diketahui bahwa makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) ini ramai dikunjungi sejak beliau wafat. Tidak ada yang memungkiri kewalian dari Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) dan dari mulut ke mulut karamah dari Habib Kuncung ini tersebar. Peziarahpun datang dari berbagai daerah dan datang siang dan malam silih berganti. 

Salah satu cerita mengenai karamah dan kehebatan dari Bapak Hasan al Hadad yang diceritakan adalah ketika Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) hendak naik kereta tetapi oleh petugas kereta yang kala itu adalah orang Belanda, beliau dilarang naik. Alasannya adalah Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) tidak menggunakan pakaian yang bagus selayaknya orang yang yang naik kereta. 


Ketika hendak diberangkatkan mesin kereta tidak mau dihidupkan. Petugas keretapun mengetahui perihal kehebatan Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung), lalu tanpa melihat pakaian yang ia pakai, Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) dipersilahkan naik kereta dan mesin keretapun dapat dihidupkan.
Foto Para Wali Allah di Indonesia terpajang di makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)

Menurut Habib Hasan al Hadad Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) selalu hidup berpindah-pindah. Tak ada yang dapat memastikan Habib Kuncung menetap disatu tempat tertentu. Beliau hadir dan pergi sesukanya.  Habib Kuncung sering muncul di Majelis ulama kalangan Habaib di Jakarta yang dipusatkan di Kediaman Habib Ali Al-Habsyi Kwitang. 

Namun beliau dikenal masyarakat Bogor, karena banyak menghabiskan waktu disana di rumah gurunya yaitu Habib Abdullah bin Muhsin al Attas. Sebutan "kuncung" yang menjadi gelarnya juga berasal dari Bogor. Masyarakat disana menyebutnya seperti itu karena beliau selalu mengenakan topi kuncung.

Air Karomah di Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)
Gentong Air Keramat di Makam Habib Kuncung
Riwayat hidup Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) tidak banyak yang mengetahui karena hidupnya yang meggembara . Dahulunya Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) diketahui sebagai seorang pedagang kaya yang kemudian meninggalkan semua itu untuk mengenal Allah. Kepergian Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) sampai ke Indonesia, yaitu Makasar (Bugis) dan memperistri wanita disana. 

Tidak ada yang mengenal siapa istri Habib Kuncung itu. Dari perkawinan tersebut diketahui lahir seorang putra bernama Muhammad. Namun sayang Habib Muhammad kemudian meninggal dunia hingga terputuslah garis keturunan Habib Kuncung.

Gentong air yang berisi air karomah Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)

Minum Air Keramat di Makam Habib Kuncung
Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) dikenal dengan sikap "aneh" menurut manusia awam. Tetapi menurut bahasa kewalian sikap tersebut adalah sikap "mujadab" dimana bertindak sesuai dengan adanya. Oleh sebab itu, masyarakat Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) sebagai pribadi terhormat yang saleh. 

Hal-hal yang dilakukannya merupakan satu bentuk ketawadukan atau sikap rendah hati.  Beliau tak pernah mau menerima hadiah, baik uang maupun pakaian. Beliau hanya ingin dapat tampil seperti biasa, apa adanya. Sekalipun begitu tak ada orang yang meragukan kapasitas Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) sebagai Wali Allah.
Salah satu ritual yang dilakukan peziarah di makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) adalah meminum air karamah yang disediakan di gentong di depan makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung). Ketika saya meminum air tersebut, rasa airnya adalah tawar seperti air mineral pada umumnya. 

Yang menyebabkan air tersebut sangat spesial adalah gentong tempat penyimpanan air keramat tersebut. Karena gentong tersebut telah ada sejak areal makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) didirikan. Umur gentong tersebut lebih dari 85 tahun dan terus menerus diisi doa oleh peziarah yang mendatangi areal makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung).  

Berita mengenai Habib Ahmad Bin Alwi Al-Haddad atau Habib Kuncung saya dengar dari teman bahwa beliau adalah murid dari Habib Abdullah bin Muksin Al Athas, Empang, Bogor. Kecintaan Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad (habib Kuncung) bagai ayah dan anaknya sehingga dimanapun ada Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas pasti di situ ada habib Kuncung. 

Dikisahkan ketika Habib Kuncung datang ke Empang, Bogor bertemu guru beliau, Habib Abdullah bin Mukhsin Al Attas, waktu itu Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas sedang sarapan pagi tiba-tiba Habib yang berkharismatik tinggi yang bermaqam mulia ini tersenyum, lalu ditanya oleh murid beliau, Habib Alwi Al Haddad, "Ada apa dikau tersenyum wahai guruku yang mulia?" "Lihatlah ya Alwi, itu Ahmad sedang menari-nari," seru beliau. 


Habib Alwi pun melihatnya seraya beliaupun tersenyum, "Apakah kau lihat ya Alwi?" seru Habib Keramat Empang , "Apa wahai guruku?" tanya habib Alwi, beliau menjawab, "Ya Alwi, itu habib Ahmad menari-nari dengan bidadari."
Mengenai riwayat Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad adalah seorang wali Allah yang memiliki khoriqul a’dah yaitu diluar kebiasaan manusia umumnya. Menurut  bahasa kewalian disebut "Majdub"atau disebut dengan ahli Darkah maksudnya disaat orang dalam kesulitan dan sangat memerlukan bantuan maka beliau muncul dengan tiba-tiba. 
Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad atau Habib Kuncung lahir di Gurfha, Hadramaut, Tarim pada tanggal 26 syaban 1254 H dan beliau belajar kepada ayahanda beliau sendiri Al habib Alwi Al Haddad dan belajar pula kepada Al habib Ali Bin Husein Al Hadad, Hadramaut. 
Di Indonesia beliau belajar pada Habib Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi (ayah Habib Ali Kwitang yang makamnya memancarkan air ketika hendak di gusur, Cikini) dan kepada Habib Abdullah bin Muksin Al Athas, Empang, Bogor. 
Nama panggilan yang terkenal bagi Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad adalah Habib Kuncung karena kebiasaan beliau mengenakan kopiah yang menjulang ke atas (muncung) dan perilaku beliau yang terlihat aneh dari kebiasaan orang pada umumnya terutama dalam hal berpakaian. Hal itu bisa dilihat di foto beliau yang dipajang di pintu masuk. Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad atau Habib Kuncung tutup usia pada tahun 1345 H tanggal 29 Syaban sekitar tahun 1926 M pada usia 93 tahun.  

Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad, kembali ke rahmatullah dan di makamkan  di pemakaman keluarga Al Haddad Kalibata, Jakarta Selatan. Setiap hari banyak peziarah dari berbagai daerah di Nusantara terutama pada perayaan Maulid yang diadakan setiap minggu pertama Bulan Robiul awal ba’da ashar.



Semoga Bermanfaat

Subscribe
 

0 komentar:

Posting Komentar